Anda di halaman 1dari 43

PENGELOLAAN

SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK
Peningkatan Kapasitas TFL
TPS 3R
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

Sampah Sisa Makanan


(Dapur)

Jenis Sampah
Organik

Sampah Dedaunan (Taman)


PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

Jenis Pengolahan Sampah Organik


JENIS METODE PRODUK

WINDROW
DRUM KOMPOSTER
HUMUS (KOMPOS)
PROSES AEROB
KERANJANG SUSUN

BATA BERONGGA

SAMPAH ORGANIK PROSES ANAEROB ANAEROBIC DIGESTER BIOGAS

BUDIDAYA CACING
BUDIDAYA UNTUK PAKAN TERNAK
PAKAN TERNAK
BUDIDAYA BELATUNG

Teknologi pengolahan sampah organik di TPS 3R secara umum dapat dikategorikan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Proses Aerob (Membutuhkan Oksigen)
2. Proses Anaerob (Minim Oksigen)
3. Pakan Ternak
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

Dasar Pertimbangan Memilih Teknologi Pengolahan


Organik Input Pemanfaat
Sampah Produk Kerumitan Produk Lahan

Sampah Kompos + + +
Makanan
& Taman

Sampah Kompos + + +
Makanan
& Taman

Sampah Kompos + + +
Makanan
& Taman

Sampah Kompos + + +
Makanan
& Taman

Sampah Biogas ++ + +++


Makanan Sludge
Limbah/
Pupuk Cair

Sampah Biomasa ++ ++ ++
Makanan Cacing
Kompos

Sampah Biomassa ++ ++ ++
Makanan Belatung
*Referensi: Paparan Teknologi Pengomposan Sri Wahyono (BPPT)
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

METODE PENGOMPOSAN (AEROBIK)

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK


PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

METODE PENGOMPOSAN (AEROB)

WINDROW DRUM KOMPOSTER KERANJANG SUSUN BATA BERONGGA


PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI KOMPOS

KOMPOS adalah Bentuk akhir dari bahan-bahan


sampah organik domestik setelah mengalami
dekomposisi (penguraian/pelapukan)
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI KOMPOS

Standar Mutu Kompos sesuai Hasil Uji Laboratorium


Standar Nasional Indonesia Kompos
(SNI)
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI KOMPOS

• Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman


• Meningkatkan asam amino yang sekaligus
protein pada tanah
Fungsi • Meningkatkan produksi dedaunan sehingga
cocok untuk tanaman sayur mayur
Nitrogen • Meningkatka aktifitas organisme dalam
tanah penyebab kesuburan
(N) Pada • Membantu proses sintesa

Tanaman : • Memberikan warna pada tanaman


• Memberikan umur panjang pada tanaman
• Dapat meningkatkan PH Tanah
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI KOMPOS

Fungsi • Pembentukan bunga dan buah


Fosfor (P) • Bahan pembentuk inti sel dan dinding sel
• Mendorong pertumbuhan akar muda
Pada pemasakan biji pembentukan klorofil
&

Tanaman :
• Meningkatkan proses fotosintesis
Fungsi • Mengefisiensikan penggunaan air
• Membentuk batang yang lebih kuat
Kalium (K) • Sebagai aktivator berbagai sistim enzim
Pada • Memperkuat akar sehingga tanaman lebih
tahan rebah
Tanaman : • Meningkatkan ketahan terhadap penyakit
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI KOMPOS


Kalsifikasi Jenis Bahan sampah organik yang mengandung Nirogen, Posfor
dan Kalium (NPK)

• Dedaunan/sayuran yang berwarna hijau


Nitrogen (N) • Azolla, Jerami, kacang kacangan dll

• Labu, kacang kacangan


Fosfor (P) • Ampas tebu, Batang pisang
& Kalium • Sabut kelapa

(K)
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PRINSIP METODE PENGOMPOSAN AEROB


Prinsip yang harus diperhatikan: 1) Kelembaban (Kadar Air)
1. Kelembapan (Kadar Air) (Optimum pada
Kadar air
55%) timbunan Proses Pengomposan Pembalikan
2. Kandungan Oksigen (mengandung 50% sampah (%)
oksigen)
< 20 Pengomposan tidak Perlu ditambahkan air
3. Suhu/Temperatur (Temperatur terbaik 50 – berjalan
700C)
4. Rasio C/N (Karbon/Nitrogen) (Optimal 30) 20 – 40 Pengomposan Perlu ditambahkan air
5. pH (Keasaman) = 6 - 8 berjalan lambat
6. Ketersediaan Mikroba (Mikroba eksisting 40 – 60 Pengomposan Pembalikan interval 3
dinilai cukup, tidak perlu penambahan berjalan baik hari
starter)
60 – 70 Pengomposan Pembalikan interval 2
7. Ukuran Bahan Baku -> 2 – 5 cm menurun hari
8. Ukuran Tumpukan -> lebar 2,5 – 3,5 m,
tinggi 1,25 – 2 m, Panjang > 3 m > 70 Pengomposan tidak Tambahkan material
berjalan organik kering,
Pembalikan Tiap hari
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PRINSIP METODE PENGOMPOSAN AEROB


2) Kelembaban (Kadar Air)
Ketinggian tumpukan berkisar antara 1,25 – 2 m
Pembalikan tumpukan rutin dilakukan sekitar 3 – 5 hari sekali
3) Suhu
Fase Termofilik -> Dalam 2 minggu awal suhu akan mencapai 70oC, 2 minggu kemudian suhu akan
menurun hingga 45oC.
Fase Pematangan -> 2 minggu kemudian suhu akan turun, tumbuh jamur (fungi) pada awal fase,
kompos siap diayak dan dimanfaatkan
4) Rasio C/N
- C = Sumber Energi (karbohidrat (Nasi));
- N = Pertumbuhan Sel (protein (Lauk-Pauk));
- Rasio C/N pengomposan ideal = 20 – 40, jika lebih atau kurang proses pengomposan lambat;
- Rasio C/N sampah makanan = 35, sampah buah = 15;
- Rasio C/N kotoran hewan =18;
- Rasio C/N potongan rumput = 20, daun baru jatuh = 40;
- Kesimpulan Komposisi Campuran
- Sampah Makanan : Dedaunan = 1 : 1
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PRINSIP METODE (Proses Aerob)


WINDROW 1). Sampah organik sisa makanan & potongan rumput/daun jatuh dicampurkan dengan
komposisi 1 : 1

2). Sampah ditumpuk membentuk gundukan.


Misal 1 gundukan didesain untuk menerima sampah organik selama 2 hari
(contoh desain ukuran: panjang x lebar x tinggi = 3 x 3 x 1,5 m untuk sampah organik 6 m 3/hari )

3). Setelah gundukan penuh, sampah didiamkan dengan mengukur suhu harian dan memeriksa
Windrow di UPS Depok kelembapan. SUHU AKAN NAIK HINGGA 50 – 60 o C DALAM 5 HARI PERTAMA. Pastikan
(DLH Depok) kelembapan 50% perumpamaan seperti busa cuci piring yang diperas.

4). Lakukan pembalikan setelah 1 gundukan penuh berumur 3 hari agar terjadi proses oksidasi
sehingga kerja bakteri dapat lebih optimal. Lakukan juga penyiraman setelah pembalikan
berlangsung

Windrow Caspary BPPT 5). Lakukan proses diatas berulang hingga total umur gundukan 30 hari. Setelah itu gundukan
(Sri Wahyono) dibongkar dan kompos disaring. Kemudian hasil saringan ditumpuk di area pematangan dan
didiamkan selama 10 hari. Kemudian dimasukkan kedalam karung untuk siap dimanfaatkan

Dari riset lapangan BPPT, dengan dimensi ukuran tumpukan


sampah yang biasa diterapkan, aerasi alamiah masih dapat
berlangsung baik tanpa terowongan bambu.
Kesimpulan: Terowongan Bambu Tidak Diperlukan
Windrow dengan Bambu
(TPS 3R)
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PRINSIP METODE (Proses Aerob)


DRUM KOMPOSTER Pada prinsipnya metode drum komposter, keranjang susun, dan bata berongga juga sama dengan
prinsip pengomposan dengan metode windrow. Yang membedakan adalah dari sisi penggunaan
peralatan/bahan untuk membentuk tumpukan kompos sehingga terlihat lebih rapi. Kelebihan metode
ini adalah pembalikan/pengadukan hanya dilakukan pada media drum/keranjang/bata berongga,
tidak dipindah seperti pembalikan gundukan pada windrow.

Untuk Keranjang Susun, dapat ditumpuk hingga 3 – 4 tingkat untuk mengefektifkan pemakaian
ruangan. Tumpukan paling atas dapat ditutup dengan media seperti keset berbahan ijuk
KERANJANG SUSUN
1). Sampah organik sisa makanan & potongan rumput/daun jatuh dicampurkan dengan komposisi 1
:1

2). Sampah ditumpuk dalam media drum/keranjang/bata berongga


Misal 1 tumpukan dalam 1 unit media didesain untuk menerima sampah organik selama 2 hari

BATA BERONGGA 3). Setelah media penuh, sampah didiamkan dengan mengukur suhu harian dan memeriksa
kelembapan. SUHU AKAN NAIK HINGGA 50 – 60 o C DALAM 5 HARI PERTAMA. Pastikan
kelembapan 50% perumpamaan seperti busa cuci piring yang diperas.

4). Lakukan pengadukan menggunakan cangkul/sekop setelah 1 media penuh berumur 3 hari agar
terjadi proses oksidasi sehingga kerja bakteri dapat lebih optimal. Lakukan juga penyiraman setelah
pengadukan berlangsung

5). Lakukan proses diatas berulang hingga total umur 30 hari. Setelah itu kompos diambil dan
disaring. Kemudian hasil saringan ditumpuk di area pematangan dan didiamkan selama 10 hari.
Kemudian dimasukkan kedalam karung untuk siap dimanfaatkan
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

KELEBIHAN & KEKURANGAN

WINDROW DRUM KOMPOSTER KERANJANG SUSUN BATA BERONGGA

Kriteria Windrow Drum Komposter Keranjang Susun Bata Berongga


Biaya Pembuatan + +++ +++ +++
Biaya Operasional + + + +
Kerumitan + + ++ ++
operasional
Pemakaian Lahan + +++ + +++
Resiko ++ + + +
Ketidaknyamanan
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI KOMPOS


Gambaran umum tahapan pengolahan

Penyiapan Alat Kesehatan Penyiapan mesin dan Penyiapan Media Bakteri


dan keselamatan Kerja (K3) alat bantu kelengkapan pengurai (EM4/MOL)
(sekop, cangkul,
pengaruk, zak/karung)
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI KOMPOS


Gambaran umum tahapan pengolahan

Pemilihan sampah
Penimbangan Pencacahan
organik
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI KOMPOS


Gambaran umum tahapan pengolahan

Penempatan Hasil Kontrol Kompos (Suhu,


Pemberian Bakteri
Cacahan Pada Alat Kelembaban, Kadar Air,
Pengurai (EM4/MOL)
Kompos (Aerator Bambu Pembalikan, Dll)
Kompos Bin, RBR, Box
Bata Berongga, Dll)
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI KOMPOS


Gambaran umum tahapan pengolahan

Penempatan hasil Kontrol kompos (suhu,


Pemberian bakteri
cacahan pada alat kelembaban, kadar air,
pengurai (EM4/MOL)
kompos (aerator bambu pembalikan, dll)
kompos bin, RBR, box
bata berongga, dll)
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI KOMPOS


Gambaran umum tahapan pengolahan

Kompos yang sudah Masa panen &


Masa pematangan matang diayak (dapat pengemasan
dicacah lebih dulu untuk
memudahkan
pengayakan)
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK


Anaerobik digester (Anaerob)
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

METODE PENGOLAHAN ANAEROB


1. Membuat campuran sampah organik dan air dengan perbandingan 1:1 atau 1:2
ANAEROBIC DIGESTER sebagai bahan baku.

2. Memasukkan bahan baku ke dalam digester melalui lubang pengisian (inlet)


hingga bahan yang dimasukkan ke digester ada sedikit yang keluar melalui
lubang pengerluaran (outlet), selanjutnya akan berlangsung proses produksi
biogas di dalam digester.

4. Biogas yang terjadi akan terkumpul di kubah yang terbuat dari pasangan beton
hingga menjadi jenuh.

5. Proses terjadinya biogas akan terus berlangsung hingga hari ke 50 dengan


puncaknya pada hari ke 35. Akibatnya biogas akan menekan slurry (lumpur)
yang akan keluar menuju Outlet. Selanjutnya slurry telah menjadi Bio-slurry dan
siap digunakan sebagai pupuk organik. Bio-slurry sudah tidak berbau dan
aman digunakan sebagai pupuk.

6. Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge (lumpur) secara otomatis akan
keluar dari lubang pengeluaran (outlet) setiap kali dilakukan pengisian bahan
biogas.

Referensi: Jurnal STT PLN, 2017


PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH
ORGANIK
Pakan Ternak
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI PAKAN


Gambaran umum tahapan pengolahan

Penyiapan Alat Kesehatan Penyiapan Pemilihan bahan dari


dan keselamatan Kerja (K3) bahan&peralatan sampah organik (buah,
(sampah organik, Sayur, dll)
bakatul, garam, minyak,
kompor, panci, wadah,
dll)
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI PAKAN


Gambaran umum tahapan pengolahan

Bahan hasil pilahan Lakukan perebusan Lakukan perebusan


dibersihkan dan dicacah bahan organik kemudian bakatul dengan
halus ditiriskan menambahkan pelet dan
garam diaduk rata
sampai berubah warna
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

METODE PENGOLAHAN DENGAN BUDIDAYA PAKAN


TERNAK (VERMIKOMPOS)
Vermikompos
Vermikompos 1. Kumpulkan sampah-sampah organik, misalnya rumput-rumputan, jerami, sampah
daun, sisa sayuran, atau sisa makanan (sampah rumah tangga). Sampah jenis ini
umumnya mengandung unsur C. Di daerah pedesaan yang umumnya
membudidayakan hewan ternak, kotoran ternaknya dapat pula dipakai. Kotoran ini
digunakan sebagai sumber N. Jika tidak ada kotoran ternak, bisa menggunakan
tanaman jenis polong-polongan.

2. Cacah (potong-potong menjadi bagian yang lebih kecil) rumput-rumputan, jerami,


sampah daun, atau sisa sayuran, kemudian campurkan. Pencacahan dan
pencampuran ini bertujuan agar bahan menjadi lebih homogen dan pengomposan
akan relatif lebih cepat.

3. Susun/tumpuk secara bergantian antara sampah dedaunan dan kotoran ternak.


Volume (p x l x t) tumpukan ini kira-kira 1m x 1m x 1m.

4. Tutup dengan terpal/karung beras/trash bag/bahan yang mampu menahan air.

5. Aduk 3 hari sekali hingga 2 minggu.

6. Kompos dasar telah jadi setelah kira-kira 2 minggu dan siap digunakan sebagai
media cacing.

7. Kompos yang sudah jadi dimasukkan ke dalam ember/wadah yang memadai.

8. Masukkan cacing ke dalam wadah tersebut. Pastikan kondisi area tertutup/ gelap

Referensi: Biologi Terapan Salman ITB, Himaproter IPB, TL


ITAITS, Waste4Change
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

METODE PENGOLAHAN DENGAN BUDIDAYA PAKAN


TERNAK (VERMIKOMPOS)
Vermikompos
Vermikompos 9. Biarkan selama kira-kira 2 minggu. Pisahkan cacing dengan kompos dengan
menuangkan dibawah sinar matahari. Cacing akan bergerak sembunyi ke bagian
bawah. Ambil Media Kompos nya (Vermi kompos) untuk dimanfaatkan. (Kalau bisa
perhatikan dan pisahkan telur cacing yang ada di media)

10. Cacing yang masih umur produktif (lihat dari ukuran kecil-sedang) masih bisa
digunakan lagi, cacing yang sudah tua (ukuran besar) dapat dimanfaatkan untuk
pakan ternak.

11. Untuk tanaman dalam pot, 1 kg vermikompos dicampur dengan 3 kg tanah.

12. 6-10 kg vermikompos untuk setiap 10 m 2 luas lahan atau 6-10 ton/Ha lahan
sawah.

Referensi: Biologi Terapan Salman ITB, Himaproter IPB, TL


ITAITS, Waste4Change
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

METODE PENGOLAHAN DENGAN BUDIDAYA PAKAN


TERNAK (Maggot)
Maggot
Black Soldier Flies (BSF) 1. Siklus hidup BSF rata-rata 40 hari, terbagi menjadi 2 fase; nursery
(pembibitan) dan waste treatment (mengolah sampah). Seluruh proses
dilakukan di area gelap (tertutup sinar matahari langsung.
A. Fase nursery-1 dimulai dari:
1. lalat jantan dan betina kawin di dalam kandang kawin (bisa bentuknya
permanen atau temporer). proses kawin ideal di jam 8-10 pagi karena
membutuhkan cahaya matahari yg ga terlalu panas.
2. Betina akan menaruh telurnya di dalam eggies (tumpukan kayu utk tempat
telur) ideal di jam 14.
3. Hatchery -> kegiatan penetasan telur yg terkumpul dr eggies,
membutuhkan waktu 5 hari
4. Hasilnya adalah Mini larva/bayi larva/5 DOL (5 day old larva)\
B. Fase Waste Treatment:
1. DOL siap untuk mengurai sampah organik, khususnya yang sisa makanan
dan sampah dapur
2. Sampah organik dimasukkan kedalam wadah ember dan DOL dimasukkan
kedalam wadah ember untuk memakan sampah organik
3. Proses penguraian membutuhkan 12 hari -> 17 DOL/Maggot
C. Fase Nursery-2:
Maggot berubah menjadi prepupa, menyukai tempat yg kering.
Kemudian berubah menjadi pupae, idealnya dipindah tempat ke media yang
lembab (tanah/kompos+air) utk mempercepat berubah menjadi lalat
Terakhir berubah menjadi lalat tidak makan (mengandalkan simpanan
makanan dari fase sebelumnya), tapi tetap butuh air utk minum. Kemudian
Referensi: Waste4Change, EAWAG, Perternakankita.com Kembali ke Fase Nursery-1
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

Nursery: Kandang kawin dan Bayi larva yang berumur 5 hari, Larva akan memakan sampah
penetasan telur Magot (5 hari). dipisahkan dan dipindah ke sisa makanan selama 12 hari
Lalat tidak makan dan hanya wadah ember yang berisi
minum sampah sisa makanan

Pupa dipisahkan ke Nursery Larva yang sudah memasuk Larva akan bertambah
dan ditempatkan pada media fase pupa (kemompong) ukurannya selama memakan
lembab (tanah/kompos+air) cenderung tidak aktif makan sampah organik
dan akan memisahkan diri
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK


PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGERTIAN SAMPAH ANORGANIK


Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari
bahan-bahan non-hayati baik berupa sintetik maupun
hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang atau
sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam.

JENIS SAMPAH ANORGANIK

Sampah
Anorganik
Daur Ulang

Sampah
Anorganik

Sampah
Anorganik
Residu
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK
JENIS SAMPAH ANORGANIK
Plastik
PET HDPE PVC

LDPE PP PS

JENIS LAINNYA
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK
JENIS SAMPAH ANORGANIK
Kertas
Kardus Koran

Duplex

Jenis kertas lainnya HVS


PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK
JENIS SAMPAH ANORGANIK
Logam

Besi Aluminium Tembaga

Kuningan Besi Lainnya


PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK
JENIS SAMPAH ANORGANIK
Kaca

Botol kaca Pecahan cermin Pecahan jendela/lemari

Pecahan aksesoris Pacahan Lainnya


PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK
JENIS SAMPAH ANORGANIK
Sisa Bangunan

Asbes Genteng Pacahan Kaca Lainnya

Pecahan Keramik Sisa Bahan Lainnya

Disarankan untuk tidak mengambil sisa bangunan kecuali jika ada pasar untuk menjualnya, mengingat sisa bangunan
termasuk sampah spesifik dan tidak dapat didaur ulang di TPS 3R
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK
JENIS SAMPAH ANORGANIK
Karet

Asbes Genteng Pacahan Kaca Lainnya

Peralatan Elektronik

Komputer Laptop TV Rusak


PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK
JENIS SAMPAH ANORGANIK
Styrofoam

Tempat Ikan Wadah Makanan Wadah Minuman


PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

HAL APA SAJA YANG MENJADI


HAMBATAN/PERMASALAHAN
DALAM PEMASARAN/PENJUALAN PRODUK OLAHAN
SAMPAH ANORGANIK ?????

Hambatan/permasalahan pemasaran produk olahan sampah anorganik

1. Harga produk rendah akibat panjangnya rantai pemasaran

2. KSM menjadi tidak bergairah mengolah sampah anorganik, kadang tidak diolah dan dijual borongan

3. Informasi produk yang punya nilai jual sangat kurang

4. Waktu serapan/pembelian tidak pasti (2-3 bulan)

5. Volume dan jenis produk yg dibeli oleh pengepul terbatas (umumnya kerdus, duplex dan kertas) sehingga menurunkan
pendapatan

6. Banyak memakai karung/zak sebagai alat packing yang membebani operasional KSM

7. Tempat penempatan produk memakai banyak ruang, hanggar/gudang menjadi penuh dan tidak tertata rapi
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK

Pemilahan
Sampah Pengolahan awal Pengepresan Sampah
Sampah
Anorganik sampah anorganik Anorganik (optional)
Mendetail

PET Kertas • Dilepas label nya Pengiriman ke


PP Kaca • Pemisahan dan Mitra Pelaku Daur
HDPE Logam pengelompokan Ulang
PVC material agar
PE murni sesuai jenis
PS • Lainnya
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

TAHAPAN PENGEMASAN MENGGUNAKAN ALAT PRESS

• Mesin press biasanya digunakan oleh pelaku usaha di bidang daur ulang plastik, termasuk TPS 3R dan
Bank Sampah
• Selain untuk mengepress sampah plastik, mesin press dapat digunakan untuk mengepress kardus, kaleng,
kertas, botol oli bekas, dan produk lainnya.
• Dengan menggunakan mesin press ini, sampah menjadi lebih padat dan lebih efisien dalam penyimpanan
maupun pengangkutan
PENGELOLAAN
SAMPAH
ORGANIK DAN
ANORGANIK

T E R
I M A
K A S
I H

Anda mungkin juga menyukai