Anda di halaman 1dari 57

KONSEP DASAR

PENINGKATAN
KAPASITAS TFL TPS 3R
ISU-ISU KRITIS TPS 3R
PEMINATAN KEUANGAN

Penjaringan minat perlu dilaksanakan dengan lebih terstruktur Transparasi dan mekanisme pembukuan terutama
didasarkan pada komitmen Pemerintah Daerah Terkait pasca kontruksi sangat di perlukan
Pendampingan pada saat Pra Kontruksi, Konstruksi sampai
Pasca Kontruksi, teruma komitmen pemerintah daerah pada saat PASCA KONTRUKSI
pasca konstruksi seperti pendampingan KSM, bantuan OP dan
jadwal rutin pengangkutan residu
Kegiatan Pasca Kontruksi dalam
penyelenggaraan TPS 3R adalah tersusunnya
SELOTIF ROP (Rencana Operasional dan pemeliharaan),
yang terdiri dari :
Seleksi Lokasi Partispatif (SELOTIF) perlu dilaksanakan oleh
Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) karena indikator SELOTIF 1. Standard Operating Procedure
adalah salah satu indikator penting dalam penentuan lokasi (SOP) dan pengelolaan standar
(untuk mengetahui sejauh mana tingkat pasrtispasi masyarakat) kriteria teknis prasarana dan
sarana;
2. Skema pengelolaan keuangan;
TEKNOLOGI 3. Rencana pengembangan bisnis

Penentuan Teknologi dan perencanaan desain TPS 3R


berdasarkan kebutuhan di lapangan
OUTLINE PETUNJUK TEKNIS
TPS 3R 2020
SE Nomor 02/SE/DC/2018
Tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Padat karya Direktorat Jenderal Cipta Karya

Tahap Pelaksanaan Pemantauan dan


Ketentuan Umum Tahap Persiapan Konstruksi Pengendalian

I II III IV V VI VII

Mekanisme Tahap Perencanaan Tahap Pasca


Pencairan Dana Konstruksi
TPS 3R adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan,
pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, dan pengolahan
sampah skala kawasan.

(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013)

Penyelenggaraan TPS 3R
Harus dilakukan secara sinergi dan
berkesinambungan melalui:
1.Proses pelibatan masyarakat dan Pemerintah Daerah.
2.Proses pemberdayaan/penguatan masyarakat dan Pemerintah Daerah.
3.Proses pembinaan dan pendampingan Pemerintah Daerah untuk keberlanjutan
TPS 3R.
01
KETENTUAN
UMUM
BAB I KETENTUAN UMUM B. PETUNJUK TEKNIS

Berdasarkan Permen PU No. 3 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan dalam
penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, menekankan bahwa pengurangan sampah
mulai dari sumber merupakan tanggung jawab dari semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat.
Kondisi yang ada saat ini, pemilahan dan pengurangan sampah mulai dari sumbernya (rumah tangga) masih belum
maksimal, sehingga berbagai upaya/gerakan perlu ditingkatkan melalui kolaborasi antar semua stakeholder, terutama
dalam pendampingan dan sosialisasi kepada masyarakat
Penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) merupakan pola pendekatan pengelolaan
persampahan pada skala komunal atau kawasan, dengan melibatkan peran aktif pemerintah dan masyarakat, melalui
pendekatan pemberdayaan masyarakat, termasuk untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan/atau yang tinggal di
permukiman yang padat dan kumuh.

TPS 3R berperan penting dalam mewujudkan target JASTRANAS yaitu


pengurangan sebesar 30 % dan Penanganan sebesar 70 % pada tahun 2025,
Sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 Tentang
Kebijakan dan Staregi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan sampah
Sejenis Rumah Tangga Tahun 2017-2025.
BAB I KETENTUAN UMUM B. PETUNJUK TEKNIS

Maksud diselenggarakan Program TPS3R adalah:


1.Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat;
2.Meningkatkan kebersihan lingkungan;
3.Melindungi kualitas air sungai dari sampah dan mengurangi beban pencemaran badan air (sungai, danau,
dan lain-lain);
4.Melindungi kualitas udara dari polusi pembakaran sampah;
5.Melindungi kualitas tanah dari pencemaran akibat aktivitas penimbunan sampah.
6.Memperpanjang umur teknis TPA sampah.
Adapun Tujuan diselenggarakan Program TPS 3R adalah:
7. Menyediakan prasarana dan sarana pengelolaan sampah yang berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas sumber daya air dan lingkungan;
8. Membantu Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan persampahan yaitu : TPS 3R;
9. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pengelolaan sampah dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) bagi masyarakat;
10.Mengurangi beban pengolahan sampah di TPA dengan mengurangi timbulan sampah di
sumber;
11.Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat.
BAB I KETENTUAN UMUM B. PETUNJUK TEKNIS

LANDASAN OPERASIONAL TPS 3R


Hal-hal pokok terkait penyelenggaraan TPS 3R, adalah sebagai berikut:

1.Menangani kawasan yang rawan persampahan sesuai Strategi Sanitasi Kota (SSK)

2.Mampu melayani minimum 200 KK atau 1000 – 1600 jiwa yang setara dengan 3-6 m3 per hari;

3.Lahan yang dibutuhkan untuk TPS 3R minimal luasnya adalah 200 m2.

4.Sampah yang masuk sangat direkomendasikan sudah terpilah sejak dari sumber. Dalam rangka
mengoptimalkan kinerja TPS 3R, seminimal mungkin yang diangkut dengan menggunakan gerobak
manual/motor/kendaraan roda 3 sudah di pisahkan masing masing, dalam rangka mengurangi biaya
pemilahan di TPS 3R

5.Pengumpulan sampah terpilah dilakukan dengan menggunakan gerobak manual atau gerobak motor
dengan kapasitas 1,5 m3. Pengumpulan sampah secara terpilah dapat dilakukan dengan membuat sekat
pada gerobak pengumpul sampah atau dengan membuat mekanisme jadwal pengangkutan sampah sesuai
jenis nya, misal sampah organik setiap hari, sampah anorganik setiap 2-3 hari sekali.

6.Proses pengolahan sampah dilakukan melalui proses pemilahan (fisika) dan, pengolahan sampah organik
(biologis).
ALGORITMA PENYELENGGARAN TPS 3R
BAB I KETENTUAN UMUM

Keterangan :

Fokus penting dalam


program TPS 3R adalah
pemintan dan kesiapan
pemerintah daerah untuk
menerima program
terutama pada saat pasca
kontruksi seperti
pengangkutan residu
yang terencana, bantuan
teknis dan non teknis
BAB I
KETENTUAN UMUM
TAHAPAN
PENYELENGGARAAN
ORGANISASI
PELAKSANA
PROGRAM
TPS 3R
PERAN SUB DIREKTORAT (SUBDIT)
PENGELOLAAN SAMPAH DAN DRAINASE LINGKUNGAN
a. Melaksanakan kebijakan dan strategi di bidang pengembangan sistem
pengelolaan Sampah;

b. Memberikan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan


sistem pengelolaan sampah

TUGAS SATKER DIREKTORAT PPLP Berkoordinasi dengan Balai


Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi khususnya PPK PPLP;

a. Melakukan dan melaporkan hasil Monitoring dan Evaluasi Program TPS


3R kepada Direktur PPLP c.q Kasubdit Pengelolaan Persampahan dan
Drainase Lingkungan setiap tiga bulan sekali;

b. Dalam melaksanakan peran Satker PLPBM dalam Program TPS 3R dapat


dibantu oleh Konsultan.
Peran Tenaga Fasilitator
di setiap Tahapan Kegiatan

Tahapan Pemantauan
Pelaksanaan Pasca
Perencanaan dan
Konstruksi Konstruksi
Jabatan Pengendalian
Fasilitator
Provinsi √ √ √ √
TFL
Pemberdayaan √ √ √
TFL Teknik
√ √ √ √
TUGAS KONSULTAN ADVISORY TPS 3R PUSAT
1. Melakukan pendampingan terhadap keberjalanan program TPS 3R tahun berjalan sesuai dengan Juknis
TPS 3R;
2. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program TPS 3R yang terbangun pada tahun sebelumnya:
3. Melakukan fungsi pengendalian dan manajemen keberjalanan program TPS 3R;
4. Melakukan pendampingan terhadap proses optimalisasi TPS 3R terbangun
5. Mengidentifikasi potensi permasalahan dan memberikan rekomendasi serta langkah strategis untuk
penyelesaian permasalahan;
6. Mengevaluasi kinerja Fasilitator Provinsi dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dalam menjalankan
program TPS 3R;
7. Melaporkan progress kegiatan secara berkala dan juga kedalam sistem aplikasi MIS;
8. Mengidentifikasi dan mengusulkan lokasi TPS 3R terbangun yang berpotensi untuk ditingkat
keberfungsiannya;
9. Melakukan identifikasi bersama-sama dengan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi khususnya
PPK PLP terhadap calon lokasi TPS 3R pelaksanaan Tahun 2018 dan tahun sebelumnya termasuk
pemenuhan readiness criteria;
10. Melakukan evaluasi terhadap kinerja dan ketercapaian penyelenggaraan program.
1. Menyelenggarakan Program TPS 3R di tingkat provinsi;
2. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Pengembangan
TUGAS PPK PLP
Penyehatan Lingkungan Permukiman melalui Subdit
Pengelolaan Persampahan dan Drainase Lingkungan dan
PROVINSI
DIREKTORAT PPLP;
3. Melakukan dan melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan
Program TPS 3R kepada Direktorat Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Permukiman melalui Subdit
Pengelolaan Persampahan dan Drainase Lingkungan;
4. Merekrut dan memobilisasi TFL;
5. Merekomendasikan calon Fasprov;
6. Menerbitkan SK KSM;
7. Melakukan verifikasi dokumen Rencana Kerja Masyarakat
(RKM)
8. Menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan KSM;
9. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) berdasarkan
rekomendasi dari Fasprov dan TFL;
10.Fasilitasi kepada KSM mengenai kelengkapan dokumen pendukung
proses pencairan dana ke KPPN;
TUGAS PPK PLP
11.Memeriksa laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh KSM PROVINSI
dibantu oleh Fasprov dan TFL;
12.Melakukan amandemen/adendum dokumen PKS apabila
diperlukan;
13.Menyusun Laporan Manajemen Keuangan (LMK) dan Laporan
Manajemen Proyek (LMP) termasuk dokumentasi berdasarkan
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan kemajuan fisik di
lapangan
14.Menyusun laporan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan
pemutakhiran laporan progres fisik;
15.Memeriksa dokumen Laporan Pertanggungjawaban (LPj) untuk
kelengkapan serah terima hasil penyelesaian pekerjaan fisik;
16.Membantu KSM untuk melakukan uji coba terhadap semua fungsi
prasarana dan sarana TPS3R yang terbangun;
17.Memfasilitasi rapat koordinasi rutin antara Fasprov, TFL, KSM, dan
Pemda Kabupaten/Kota;
02
PEMBIAYAAN
PROGRAM TPS3R
Sumber dana untuk penyelenggaraan TPS 3R, meliputi:
1 Dana APBN digunakan untuk kebutuhan biaya investasi prasarana dan sarana pada TPS 3R;

Dana APBD digunakan untuk kebutuhan biaya operasional dan pemeliharaan TPS 3R (termasuk
2 untuk penggajian operator secara profesional, penyediaan bahan bakar, tagihan air-listrik, serta
perbaikan sarana-prasarana, biaya membuat akta notaris dari KSM; sampai dengan pengelolaan
TPS 3R dapat bersifat mandiri);
3 Kontribusi dari masyarakat berupa:
a. Dana tunai (in cash) minimal sebesar Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk
membuka rekening bank atas nama KSM dan biaya awal operasional dan pemeliharaan.
Dana tunai ini akan digabung dengan dana operasional 3% yang ditransfer ke Rekening KSM
Pengelola;
b. Dana non tunai (in kind) berupa lahan, barang, material, tenaga kerja, konsumsi, dan lain-lain;
c. Insentif yang didapat dari operasional TPS3R berupa hasil penjualan material daur ulang,
produk kompos serta penjualan bibit tanaman digunakan untuk biaya operasional TPS 3R;

4 Sumber dana lainnya, sumber dana ini dapat berupa Dana CSR, Swasta, Dana Desa
(bumdes) dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan untuk opersaional dan keberlanjutan dari
Program TPS 3R..
Penyaluran dana bantuan kepada KSM Pelaksana Konstruksi dilakukan secara bertahap
RINCIAN PENGGUNAAN
dengan ketentuan sebagai berikut:
DANA BANTUAN
a. Tahap I (70% dari nilai kontrak dana bantuan) apabila: PEMERINTAH:
- Dokumen RKM telah diverifikasi dan disahkan oleh Dinas/SKPD dan Satker PSPLP Provinsi;
Minimal 50% untuk bahan/
- Terbentuknya KSM Pelaksana kontruksi dan KPP material/ mesin sampah
- SK penetapan penerima TPS 3R telah di buat oleh Kuasa Pengguna Anggaran Maksimal 25% untuk upah
- KSM Pelaksana Kontruksi Telah Membuka rekening dengen ketentuan & alat kerja
Maksimal 17% untuk
- Rekening bank atas nama KSM Pelaksana (ditandatangani Ketua KSM Pelaksana, pembelian alat angkut
bendahara KSM Pelaksana dan satu orang perwakilan calon penerima manfaat); dana sampah (gerobak dorong
pembukaan rekening (Dana biaya awal operasional dan pemeliharaan telah disetorkan dan motor sampah)
sebesar 25% dari dana tunai (in cash) kontribusi masyarakat) Maksimal 3% untuk
Operasional awal ( 3 bulan
- Dana biaya awal operasional dan pemeliharaan telah disetorkan sebesar 25% dari dana tunai pertama setelah serah
(in cash) kontribusi masyarakat.; terima)
b. Tahap II (30% dari nilai kontrak dana bantuan) apabila: Maksimal 5% untuk
- Progres pekerjaan fisik telah mencapai minimal 55 % plus uang muka untuk pembelian kegiatan non fisik,
TERMASUK PENDANAAN
peralatan , Laporan pertanggungjawaban tahap I (dokumen pengadaan barang/jasa, laporan UNTUK PENANGANAN
fisik dan laporan penggunaan dana) telah disampaikan kepada PPK ; COVID-19
- Tambahan dana biaya awal operasional dan pemeliharaan telah disetorkan sebesar 75 % dari
dana tunai (in cash) kontribusi masyarakat.
- Tersusunnya dokumen Draft Rencana Operasional dan Pemeliharaan (ROP) Alokasi Dana
dan Rincian Jumlah Bantuan Pemerintah
KETENTUAN
PERPAJAKAN
Pengenaan pajak untuk pembangunan sarana sanitasi
kegiatan Sanitasi Perdesaan Padat Karya mengacu
kepada ketentuan pajak yang berlaku dan surat
Direktur Peraturan Perpajakan I, Direktorat Jenderal
Pajak, Kementerian Keuangan Nomor
S-171/PJ.02/2018 tanggal 21 Mei 2018 perihal
penjelasan mengenai ketentuan perpajakan atas
bantuan pemerintah
03
TAHAP
PERSIAPAN
KRITERIA UTAMA PEMILIHAN LOKASI BERSIFAT
PENENTUAN DAN PENETAPAN WAJIB DIPENUHI, KETENTUANNYA ADALAH SEBAGAI
DESA/KELURAHAN TERPILIH
BERIKUT:
1. Desa/Kelurahan yang
memenuhi syarat atau masuk
shortlist diundang dalam a.Lahan TPS 3R berada dalam batas administrasi yang
pertemuan yang dihadiri oleh
wakil masyarakat dan wakil
sama dengan area pelayanan TPS 3R;
pengurus RT dan b.Kepadatan Penduduk ≥ 100 jiwa/ hektar
RW/lingkungan,
Desa/Kelurahan, disaksikan c. Kawasan yang memiliki tingkat kerawanan sampah yang
oleh camat dan Dinas/OPD
terkait. tinggi, sesuai dengan SSK dan data dari BPS;
2. Pemangku kepentingan yang d.Status kepemilikan lahan milik Pemerintah
hadir diberikan penjelasan Kabupaten/Kota, fasilitas umum/sosial, dan lahan milik
tentang program TPS 3R. PROSES desa ( apabila ada hibah ; lahan pribadi harus ada
PELAKSANAAN
SELEKSI pelepasan aset ke pemerintah desa/Pemerintah daerah
(BPKAD);
Proses Seleksi
Lokasi e.Ukuran lahan yang disediakan minimal 200 m 2;
1.Longlist Calon
f. Penempatan lokasi TPS 3R sedekat mungkin dengan
Lokasi
2.Shortlist Calon daerah pelayanan;
Lokasi
g.Cakupan pelayanan minimal 200 KK.
SELOTIF
(Seleksi Lokasi Patisipatif)
atau Survey Cepat Tujuan
Merupakan metode yang Secara umum, tujuan Selotif adalah
digunakan untuk melakukan teridentifikasinya masalah persampahan dan
observasi (mengamati dan keinginan masyarakat untuk menyelesaikannya
menganalisa) kondisi lokasi, atas dasar kemampuan sendiri yang dilakukan
untuk kemudian menetapkan secara partisipatif, sistematis, dan cepat. Tujuan
kondisi sasaran program akhirnya adalah terseleksinya lokasi yang paling
persampahan secara cepat yang siap untuk implementasi program dan
dilakukan secara partisipatif mendapatkan lokasi yang pasti sukses.
pada calon lokasi sasaran
PERENCANAAN KELEMBAGAAN
Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM)
Pembentukan KSM ;
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pelaksana Konstruksi dibentuk Pembentukan KPP :
melalui musyawarah masyarakat atau rembuk warga dengan bentuk dan dilakukan melalui rembuk warga dan
susunan pengurus sesuai dengan permufakatan warga, dan ditetapkan ditetapkan oleh kepala desa/lurah dalam
melalui surat keputusan Kuasa Pengguna Anggaran (SK KPA ) surat keputusan kepala lurah/desa yang
diketahui Pemerintah Daerah
1 KSM PELAKSANA

2 KPP TPS 3R
Dokumen RKM
Dokumen RKM minimal memuat materi :
1. Dokumen berita acara selotif Desa/Kelurahan; 1. RTR dan RAB biaya konstruksi (dilengkapi dengan Nota Desain);
2. Profil lokasi dan wilayah pelayanan, memuat: 2. RAB biaya operasional dan pemeliharaan awal (Terinci);
a. kondisi sosial ekonomi masyarakat, 3. RAB operasional pada masa konstruksi;
b. kondisi geografis dan peta lokasi pelayanan 4. Rekening bank atas nama KSM Pelaksana (ditandatangani Ketua
c. sistem pengelolaan sampah saat ini KSM Pelaksana, bendahara KSM Pelaksana dan satu orang
d. kondisi pelaku daur ulang sampah (lapak, pengepul, pendaur ulang) perwakilan calon penerima manfaat);
e. kebijakan dan/atau peraturan setempat (desa/kelurahan, kota/kabupaten) 5. Mekanisme pengelolaan keuangan/perencanaan penarikan dana
3. Penentuan calon pengguna dan wilayah pelayanan (kesediaan memilah dan oleh KSM Pelaksana;
membayar iuran); 6. Rencana kerja:
4. Organisasi KSM Pelaksana, struktur KSM Pelaksana, dengan dilengkapi Surat a. Rencana pelatihan KSM Pelaksana, kepala tukang dan tukang;
Keputusan (SK) pembentukan KSM Pelaksana maupun pembentukan Tim b. Rencana pelatihan operasional dan pemeliharaan;
Pengadaan Barang dan Jasa; c. Rencana pembangunan dan pengadaan prasarana dan sarana
5. Anggaran Dasar & Rumah Tangga (AD/ART) KSM Pelaksana; TPS 3R;
6. Surat penetapan lokasi dari Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat d. Rencana pemasaran produk dan pembiayaan untuk
Komitmen (PPK) PSPLP Provinsi; operasional;
7. Surat kepemilikan lahan;
8. Hasil survei timbulan dan komposisi sampah;
9. Analisis lanjutan hasil survei timbulan dan komposisi sampah meliputi rencana 7. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
sistem dan kebutuhan sarana-prasarana sbb: 8. Surat Perjanjian Kerja Sama antara PPK pada Balai Sarana
Prasarana WIlayah Permukiman ( PPK Pelaksanaan Prasarana
- Sistem dan sarana pewadahan sampah terpilah di sumber;
Permukiman) KSM diketahui Pemerintah Kabupaten/Kota (OPD
- Sistem dan sarana pengumpulan sampah terpilah; teknis terkait dengan Sektor Pengelolaan Sampah),
- Sistem dan sarana pemilahan sampah di TPS 3R; 9. Pakta integritas yang dibuat oleh KSM Pelaksana dan Lurah/Kepala
- Sistem dan sarana pengolahan sampah di TPS 3R; Desa.

- Sistem dan sarana pemanfaatan produk TPS 3R; dan


- Sistem dan sarana pengelolaan residu.
PENETAPAN CALON PENGGUNA DAN PENETAPAN CAKUPAN WILAYAH
Penentuan atau penetapan calon pengguna dan penetapan cakupan wilayah merupakan tahap awal dari keseluruhan
proses penyusunan RKM untuk pengelolaan sampah.
Daftar calon pengguna dan cakupan wilayah layanan dari kegiatan TPS 3R dibuktikan dengan melampirkan data sebagai
berikut :
1. Daftar nama kepala keluarga;
2. Jumlah anggota keluarga, gender (laki-laki/perempuan) dan jenis pekerjaan;
3. Alamat rumah dan dibubuhi dengan tandatangan persetujuan untuk mengikuti program TPS 3R;
4. Daftar nama keluarga tersebut ditunjukkan letak dan posisi rumahnya di dalam peta yang dibuat oleh masyarakat secara
bersama-sama. Peta ini sekaligus mencerminkan cakupan wilayah layanan kegiatan TPS 3R pada tahap awal dalam suatu
wilayah permukiman.
5. Kesediaan calon penerima manfaat untuk mebayar iuran
Mekanisme penetapan calon pengguna dan cakupan wilayah
layanan TPS 3R :
6. Dilakukan sendiri oleh masyarakat dengan dibantu atau difasilitasi oleh TFL pemberdayaan dan teknis;
7. Kawasan yang padat penduduk dan rawan sampah;
8. Rembuk warga diikuti oleh pengurus RW/lingkungan/banjar dan RT, kelompok-kelompok masyarakat yang ada di wilayah
tersebut, tokoh masyarakat, dan perwakilan warga baik laki-laki maupun perempuan
04
TAHAP
PERENCANAAN
TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH
Berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Tata cara Pengelolaan Sampah
Perkotaan, timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul dari
masyarakat dalam satuan volume maupun berat per kapita perhari, atau perluas
bangunan, atau perpanjang jalan.
Adapun tujuan dari penghitungan timbulan dan komposisi sampah adalah untuk
merencanakan proses 3R/daur ulang/pengurangan sampah. Rata-rata timbulan
sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari, antara satu daerah dengan
daerah lainnya, antara satu negara dengan negara lain.
Penghitungan Potensi Timbulan Sampah di Kawasan Permukiman :
1. Berdasarkan standar yang berlaku tentang spesifikasi timbulan sampah;
2. Data-data hasil kajian dan komparasi terhadap TPS 3R yang sudah operasional;
3. Hasil kajian lapangan;
4. Penghitungan timbulan sampah berdasarkan teknik pengambilan sampah
berdasarkan standar yang berlaku;
Penghitungan komposisi sampah merencanakan proses 3R/daur
ulang/pengurangan sampah
SURVEI HARGA MATERIAL DAN UPAH
TENAGA KERJA
Tim Pengadaan Barang dan Jasa melakukan survei harga bahan/material
dan upah tenaga kerja guna penyusunan RAB dengan cara sebagai berikut :

1. Menyusun daftar kebutuhan bahan/material berdasarkan analisa harga


satuan kemudian membuat daftar kebutuhan tenaga kerja yang
didasarkan pada gambar perencanaan;
2. Melakukan survei harga bahan/material ke toko bahan
bangunan/pemasok yang sesuai spesifikasinya di 3 (tiga) toko bahan
bangunan/pemasok, mengumpulkan nota pembelian barang, survei di
internet, dll;
3. Melakukan survei upah tenaga kerja yang didasarkan upah tenaga kerja
setempat;
4. Membuat berita acara survei harga bahan/material dan upah tenaga kerja;
5. Membuat berita acara penetapan toko material yang ditunjuk
dengan mempertimbangkan toko tersebut memiliki bahan/material sesuai
spesifikasi teknis dan mampu mensuplai dengan harga yang kompetitif.
Toko tersebut diutamakan mempunyai NPWP.
Desain bangunan TPS 3R minimal
terdiri dari :
1. Area penerimaan/dropping area;
2. Area pemilahan/separasi;
3. Area pengolahan sampah organik;
4. Area pencacahan dengan mesin pencacah;
5. Area pengomposan sampah organik
6. Area pematangan kompos/angina
7. Area penempatan residu
8. Mempunyai gudang produk hasil pengolahan sampah
organik, sampah daur ulang terpilah, dan tempat residu;
9. Mempunyai kantor;
10.Mempunyai sarana air bersih dan sanitasi.
Grade 2 Grade 3
Grade 1 (Sarana Pengolahan Standar + (Sarana Pengolahan Standar +
OPSI TEKNOLOGI
(Sarana Pengolahan Standar) Peningkatan Pengolahan Sampah Peningkatan Pengolahan Sampah
Lapak) Lapak)
Pengayak Kompos Pengayak Kompos Pengayak Kompos
Pencacah Organik Pencacah Organik Pencacah Organik
Aerator Bambu/ Aerator Bambu/ Aerator Bambu/
Fasilitas Pengolahan Sampah Takakura Susun/ Takakura Susun/ Takakura Susun/
Organik Bata Berongga/ Bata Berongga/ Bata Berongga/
Drum Komposter/ Drum Komposter/ Drum Komposter/
Biodigester Biodigester Biodigester

Mesin Press plastik Mesin Press plastik


Mesin Pencacah plastic
Fasilitas Pengolahan Sampah Food digester
Lapak

Pengolahan Residu
Waste to Energy Harus Mendapat Persetujuan Direktorat PPLP
Spesifikasi mesin sesuai SNI 7580:2010
KLASIFIKASI MESIN PENCACAH ORGANIK TIDAK
TERMASUK KAYU

Mesin Pencacah Organik DESKRIPSI SATUAN


KELAS A KELAS B KELAS C

(Chopper) MOTOR PENGGERAK

- Daya maksimal kW < 5.5 5-7 >7


Sumber : SNI 7580:2010
- Daya kontinyu maksimal kW < 4.5 4.5 - 6 >6
Mesin Pencacah Organik (Chopper)
Bahan Pupuk Organik Syarat Mutu Dan Dimensi Uji
DIMENSI
Keterangan :
- Panjang mm 1000 - 1100 1200 - 1300 1400 - 1500
• Bagian pengeluaran
• Pengatur ukuran potongan bahan organik - Lebar mm 500 - 650 700 - 850 900 - 1200
• Bagian pencacah - Tinggi mm 1000 - 1250 1250 - 1500 1500 - 1750
• Motor penggerak
• Rangka
BERAT OPERASI MESIN PENCACAH kg < 175 175 - 250 > 250
• Bagian pengumpan bahan
• Pisau pencacah. JUMLAH PISAU buah < 15 16 - 25 26 - 35
TEBAL PISAU MINIMUM mm 4 6 8
HRC atau
KEKERASAN PISAU Minimum 45 HRC atau minimum 500 HV
HV

PUTARAN BILAH PISAU rpm 1200 - 1300 1300 - 1400 1400 - 1500

PROSENTASI PANJANG CACAHAN % Minimum 80


TINGGI MAKSIMUM BAGIAN PENGUMPAN mm 1300 1350 1400
Mesin Ayakan Kompos
Salah Satu Opsi Teknologi Komposting

Aerator
Aerator Bambu
Bambu Bata
Bata Berongga
Berongga Keranjang
Keranjang
PILIHAN DENAH
ALTERNATIF 1 (1 LANTAI)
PILIHAN DENAH
ALTERNATIF 2 (1 LANTAI)
PILIHAN
DENAH
ALTERNATIF 3
(2 LANTAI)
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Peralatan kerja, peralatan Mekanikal dan Elektrikal (ME), serta
Melakukan pekerjaan instrumentasi lainnya diperiksa kelaikan operasionalnya sesuai dengan
persiapan prosedur.
2. Alat Pelindung Diri (APD) diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan.

1. Sampah organik terpilah diidentifikasi di tempat pengomposan


2. Sampah dikomposkan sesuai dengan metode yang digunakan.
3. Parameter fisik dan kimia sampah diperiksa secara berkala sesuai
Membuat kompos dengan prosedur.
4. Sampah dibalik dan disiram secara berkala sesuai dengan prosedur.
5. Kompos yang sudah matang dipindahkan ke tempat pemanenan kompos.

1. Kompos yang telah matang diayak sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
Mengayak kompos 2. Hasil ayakan kompos yang belum matang dikembalikan lagi ke unit
pengomposan sesuai dengan prosedur.

1. Kompos dimasukkan ke dalam kantong sesuai dengan kebutuhan.


2. Kompos yang sudah dikemas disimpan dalam ruang penyimpanan sesuai
Mengemas kompos
dengan ketentuan.
3. Setiap tahapan pengomposan sampah dicatat di dalam formulir laporan.
RENCANA TEKNIK RINCI (RTR)
Usulan Standar Luas Bangunan TPS 3R berdasarkan Rencana Jumlah KK Layanan

Minimum Luas Bangunan


Timbulan Sampah Luas Area Pengomposan (m²) TPS 3R
Kota Kecil/Sedang Kota Besar
Layanan
Kota Kecil/ Kota Besar
Kota Kecil/ Bata
Kota Besar Windrow Berongga Drum Takakura Bata Drum Takakura Sedang
Sedang Komposter Bersusun Windrow Berongga Komposter Bersusun

m³/
200 KK 2,5m³/hari 3,5 hari 82 78 60 82 110 84 84 114 164 228
m³/
400 KK 5m³/hari 7 hari 152 120 119 162 207 168 167 226 324 452
m³/
600 KK 7,5m³/hari 10,5 hari 221 180 179 242 304 252 251 340 484 680
m³/
800 KK 10m³/hari 14 hari 290 240 239 324 401 337 334 452 648 904
m³/
1000 KK 12,5m³/hari 17,5 hari 360 300 299 404 498 421 418 565 808 1130

*Asumsi: 1 KK = 5 Jiwa
standar timbulan kota kecil/sedang = 2,5 l/o/h

standar timbulan kota besar = 3,5 l/o/h

komposisi sampah organik = 50%


05
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
SECARA UMUM PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN
DALAM PEMBANGUNAN TPS 3R, MELIPUTI:
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan sipil, yaitu :
a. Pekerjaan tanah
b. Pekerjaan pondasi dan lantai kerja
c. Pekerjaan pasangan
d. Pekerjaan struktur
e. Pekerjaan kusen
f. Pekerjaan menyesuaikan arsitektur lokal
g. Pekerjaan lantai
h. Pekerjaan air bersih dan sanitasi (WC dan saluran drainase)
i. Pekerjaan cat
j. Pekerjaan pemasangan pagar
k. Pekerjaan atap
l. Pekerjaan Saluran Leacheate
3. Pekerjaan pengadaan, pemasangan elektrikal mekanikal, yaitu :
a. Pekerjaan listrik
b. Pekerjaan elektrikal
4. Pekerjaan uji coba
PERSIAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Persiapan pelaksanaan konstruksi meliputi:
a. Penyiapan tenaga kerja,
Tenaga kerja konstruksi diutamakan tenaga kerja setempat/local dan memberikan kesempatan kepada
wanita. Untuk pekerjaan tertentu pekerjaan harus ditangani oleh tukang atau tenaga terampil.
b. Pengadaan bahan dan material
Pengadaan bahan/material dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
c. Penyiapan gudang peralatan
Untuk material tertentu seperti PC dan peralatan pendukung harus disimpan dalam gudang yang
terlindung dari hujan dan aman.
d. Penyusunan jadwal pelaksanaan
KSM didampingi oleh TFL Teknik menyusun jadwal pelaksanaan sebelum memulai pekerjaan. Jadwal
pelaksanaan disajikan dalam bentuk diagram batang (bar chart) dan Kurva S. Kurva S ini harus diupdate
setiap minggu sesuai dengan kemajuan pelaksanaan.
06
OPERASIONAL
DAN
PEMELIHARAAN
OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN Kebutuhan Pokok
 Gaji Operator
Perhitungan Titik Impas  BBM Gerobak Motor
 BBM Mesin Pengolah Sampah
No Data yang Dibutuhkan  Perawatan Gerobak Motor
1 Total Biaya Tetap (dapat Alokasi dana  Perawatan Mesin Pengolah
menggunakan perhitungan biaya Pemerintah Daerah Sampah
operasional TPS 3R apabila bisnis  Listrik dan Air
yang dijalankan masih sejalan  Perawatan Bangunan
dengan kegiatan TPS 3R)  Pengangkutan Residu
2 Target Laba Bersih untuk KSM Iuran Warga  Perlengkapan APD
Pengelola KSM Pengelola TPS
3R Kebutuhan Sekunder
2 Pemasukan dari iuran warga
3 Pemasukan dari Pemerintah  Gaji Pengelola KSM
Daerah  Biaya Litbang dan marketing
4 Sisa Biaya Tetap yang belum Penjualan Produk (Studi Banding, Pemeriksaan
tertutup TPS 3R Lab, Iklan, Pameran, Spanduk)
5 Harga plastik PET sebelum  Bonus Pekerja
dicacah  Seragam Karyawan (Kaos,
6 Harga plastik PET setelah dicacah Rompi, Topi)
7 Biaya lainnya  dll
Pengelola prasarana dan sarana perlu
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: Rencana Operasional dan Pemeliharaan:

• Komitmen Pemerintah Daerah 1. Standard Operating Procedure dan


pengelolaan standar kriteria teknis
• Kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) yang
prasarana dan sarana;
menjalankan pengelolaan;
2. Skema pengelolaan keuangan;
• Kinerja prasarana dan sarana yang dikelola;
3. Rencana pengembangan bisnis
• Jumlah prasarana dan sarana yang tersedia;
4. Rencana pemberdayaan masyarakat
• Jumlah prasarana dan sarana yang digunakan
berupa edukasi pengelolaan sampah
target/sasaran sesuai perencanaan;
dari sumber
STANDARD OPERATING PROCEDURE DAN PENGELOLAAN
STANDAR KRITERIA TEKNIS PRASARANA DAN SARANA
PENCATATAN VOLUME SAMPAH
YANG MASUK KE TPS 3R
Contoh Format Dokumen Teknis Operasional TPS 3R

Hasil Pengolahan Sampah Harian


Tanggal : ………………………………………

Sampah Tertampung Jumlah

Total sampah masuk Kg

Jumlah sampah organik Kg

Jumlah sampah an organik plastik Kg

Jumlah sampah an organik kertas/lainnya Kg

Jumlah residu
Total
CONTOH ADMINISTRASI
PELANGGAN TPS3R
DAFTAR PELANGGAN TPS 3R DESA/KEL XY

No Reg Tanggal Pendaftaran Nama KK (pelanggan) Jumlah Jiwa dalam KK


CONTOH ADMINISTRASI
KEUANGAN TPS3R
No Bulan Kompos Plastik Kertas Total hasil
Jumlah kg Jumlah Hasil Jumlah kg Jumlah Jumlah kg Jumlah penjualan
Penjualan Hasil Hasil
Penjualan Penjualan

1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
MATRIK BMC, CONTOH HASIL DISKUSI
BERSAMA PENGURUS TPS 3R
07
PELAPORAN DAN
PENGENDALIAN
MONITORING DAN EVALUASI
TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH
REDUCE-REUSE-RECYCLE
(TPS 3R)
Pemantauan penyelenggaraan TPS 3R adalah
proses yang dilakukan secara berkala mulai dari
persiapan, perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan,
keberlanjutan program, sampai dengan
pengembangan dan replikasi.
Hasil dari kegiatan pemantauan digunakan untuk
perbaikan kualitas pelaksanaan dan perbaikan
perencanaan.
Hasil kegiatan tersebut juga dapat digunakan
sebagai input evaluasi pelaksanaan program
maupun sebagai dasar untuk keberlanjutan
program, pengembangan dan replikasi.
PEMANTAUAN DI TINGKAT
PEMANTAUAN DI TINGKAT PROVINSI KABUPATEN

• Pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan TPS 3R • Proses sosialisasi kepada seluruh


di Kabupaten/Kota; lokasi yang berpotensi mengelola
• Pelaksanaan seleksi kota yang berminat sampah 3R.
melaksanakan penyelenggaraan TPS 3R; • Proses seleksi lokasi berminat di
• Pelaksanaan pemilihan fasilitator; Kabupaten/Kota;
• Pelaksanaan pemilihan lokasi pada lokasi terpilih; • Pelaksanaan survei lapangan yang
PEMANTAUAN DI TINGKAT
PUSAT • Pendampingan kepada fasilitator dan KSM dalam dilakukan oleh fasilitator mengenai
kegiatan pelaksanaan survei lapangan mengenai timbulan dan komposisi sampah serta
• Jumlah Provinsi yang timbulan dan komposisi sampah serta kondisi kondisi masyarakat dan pemilihan
melaksanakan pengelolaan TPS masyarakat dan pemilihan teknologi teknologi penyelenggaraan TPS 3R;
penyelenggaraan TPS 3R; • Pelaksanaan penyiapan masyarakat
3R.
• Perencanaan Pengelolaan TPS 3R • Pelaksanaan penyiapan masyarakat yang terdiri dari yang terdiri dari sosialisasi 3R,
di tingkat provinsi. sosialisasi 3R, verifikasi teknologi ditingkat verifikasi teknologi ditingkat
• Jumlah kota/kab yang masyarakat, pemilihan lokasi TPS 3R, masyarakat, pemilihan lokasi TPS
melaksanakan pengelolaan TPS pembentukan KSM dan penyusunan RKM; 3R, pembentukan KSM, dan
3R. • Pelaksanaan pembangunan dan pengadaan sarana Penyusunan RKM;
• Pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan prasarana penyelenggaraan TPS 3R; • Pelaksanaan pembangunan dan
TPS 3R terpadu pada masing- • Pendampingan Pelaksanaan penyelenggaraan TPS pengadaan sarana dan prasarana
masing provinsi. 3R yang meliputi : penyelenggaraan TPS 3R;
• Pendataan keberfungsian TPS 3R a. Teknis operasional. • Pelaksanaan penyelenggaraan TPS
terbangun b. Pembentukan kelembagaan. 3R yang meliputi:
c. Pendanaan. a. Teknis operasional
d. Peraturan dan Perundangan. b. Pembentukan kelembagaan
e. Peran Serta Masyarakat. c. Pendanaan
f. Keberlanjutan Program. d. Pengaturan dan Perundangan
e. Peran Serta Masyarakat
f. Keberlanjutan Program
ASPEK INDIKATOR DAN PARAMETER EVALUASI
ASPEK INDIKATOR DAN
PARAMETER EVALUASI
TAHAP KONTRUKSI 3

monitoring proses pekerjaan


2
yang dapat dilakukan oleh
ASPEK INDIKATOR DAN
konsultan advisory
(termasuk Fasilitator PARAMETER EVALUASI
Provinsi), dan TFL dalam TAHAP PASCA
melakukan pendampingan KONTRUKSI
di lapangan pada tahap
konstruksi. penilaian terhadap TPS 3R
yang aktif/berfungsi, dan juga
penilaian terhadap TPS 3R
yang tidak aktif/berfungsi.
ASPEK INDIKATOR DAN
PARAMETER EVALUASI TAHAP
PRA KONSTRUKSI
1
proses pekerjaan yang dapat
dilakukan oleh konsultan advisory
(termasuk Fasilitator Provinsi), dan
TFL dalam melakukan pendampingan
di lapangan pada tahap pra-
konstruksi.
Permasalahan dalam pelaksanaan TPS 3R
A. Aspek Kelembagaan B. Aspek Peraturan dan C. Aspek Teknis Operasional
Hukum • Teknis pengelolaan sampah
• Kapasitas KSM Pengelola
• Adanya Perdes/himbauan organik (teknis pengeolahan
• Penguatan kedudukan KSM dari kelurahan terkait dan alat yang digunakan)
sebagai pengelola TPS 3R pengelolaan persampahan • Mendorong pengaturan/
• Kedudukan/sinergi KSM melalui TPS 3R pengolahan sampah
TPS 3R dengan pengelola • Pendefinisian iuran dan anorganik (daur ulang)
bank sampah retribusi • Pencegahan pencemaran
• Koordinasi aparat • Pedoman pengelolaan lingkungan
kewilayahan terhadap persampahan untuk
kelembagaan KSM • Pencatatan neraca sampah
mencapai target jakstrada
pengelola • Pengangkutan residu
• Memastikan realisasi PKS

D. Aspek Pembiayaan E. Aspek Partisipasi Masyarakat


• Modal awal operasional • Mendorong iuran masyarakat
• Pencatatan keuangan berkala melalui peraturan/himbauan
setempat
• Pemasaran hasil olahan
sampah • Mendorong pemilahan di sumber
dengan difasilitasi bak
• BMC untuk mendorong pengumpul sampah terpilah
alternatif pembiayaan lainnya maupun dengan metode bank
(CSR) sampah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai