Anda di halaman 1dari 4

1.

Pendahuluan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, pengurangan sampah mulai dari sumber merupakan tanggung
jawab dari semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat. Namun saat ini, pemilahan dan
pengurangan sampah sejak dari sumbernya (rumah tangga) masih kurang memadai, sehingga berbagai
gerakan perlu dilakukan dan ditingkatkan melalui peranan tokoh masyarakat, Kelompok Masyarakat
Penyelenggara (KMP), pemerintah pusat, dan pemerintah daerah. Penyelenggaraan Tempat Pengolahan
Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) merupakan pola pendekatan pengelolaan persampahan sejak
dari sumber pada skala komunal atau kawasan (area permukiman, area komersial, area perkantoran,
area pendidikan, area wisata, dan sebagainya), dengan melibatkan peran aktif pemerintah daerah dan
masyarakat termasuk masyarakat berpenghasilan rendah dan/atau yang tinggal di permukiman padat
dan kumuh. Penyelenggaraan TPS 3R diarahkan kepada konsep Reduce (mengurangi), Reuse
(menggunakan kembali) dan Recycle (daur ulang) untuk pelayanan minimal 200 rumah atau kepala
keluarga. Dalam pelaksanaannya, TPS 3R menjalankan kegiatan pewadahan, pengumpulan, pengolahan
hingga pengangkutan residu ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) pada skala komunal berbasis
masyarakat.
Prinsip utama pengolahan sampah di TPS 3R adalah mengurangi volume dan/atau memperbaiki
karakteristik sampah yang akan diolah lebih lanjut di TPA. TPS 3R adalah tempat dilaksanakannya
kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang dan pendauran ulang skala Kawasan. TPS 3R
diharapkan berperan dalam mengurangi sampah yang masuk ke TPA sampah mengingat kebutuhan
lahan yang semakin sulit untuk penyediaan TPA sampah di perkotaan. Hal ini sejalan dengan kebijakan
nasional untuk menempatkan TPA sampah pada hirarki terbawah, sehingga hanya residu saja yang
ditimbun di TPA sampah. TPS 3R diharapkan dapat mendukung ketercapaian target pengurangan
sampah sesuai Peraturan Presiden Nomor 2 97 Tahun 2017 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Tahun 2017-2025.
1.2 Maksud
Prinsip utama pengolahan sampah di TPS 3R adalah mengurangi volume dan/atau
memperbaiki karakteristik sampah yang akan diolah lebih lanjut di TPA. TPS 3R adalah tempat
dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang dan pendauran ulang skala
Kawasan. TPS 3R diharapkan berperan dalam mengurangi sampah yang masuk ke TPA sampah
mengingat kebutuhan lahan yang semakin sulit untuk penyediaan TPA sampah di perkotaan. Hal ini
sejalan dengan kebijakan nasional untuk menempatkan TPA sampah pada hirarki terbawah, sehingga
hanya residu saja yang ditimbun di TPA sampah. TPS 3R diharapkan dapat mendukung ketercapaian
target pengurangan sampah sesuai Peraturan Presiden Nomor 2 97 Tahun 2017 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Tahun 2017-2025.
1.3. Tujuan
Tujuan diselenggarakan kegiatan TPS 3R adalah:
1. Menyediakan prasarana dan sarana pengelolaan sampah yang berkualitas, berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya air dan lingkungan;
2. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pengelolaan sampah serta Perilaku Hidup
3 Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat;
3. Mengurangi beban pengolahan sampah di TPA dengan mengurangi timbulan sampah di
sumbernya;
4. Meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah
dan keberlanjutan kegiatan TPS 3R;
5. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sampah;
6. Melindungi kualitas air sungai dari penumpukan sampah dan mengurangi beban
pencemaran badan air (sungai, danau dll);
7. Melindungi kualitas udara dari polusi pembakaran sampah;
8. Melindungi kualitas tanah dari pencemaran akibat aktivitas penimbunan sampah;
9. Mengurangi biaya pengangkutan dan pengolahan sampah di TPA; dan
10. Memperpanjang umur teknis TPA.

1.4. Sasaran Kegiatan


Sasaran kegiatan TPS 3R adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah kabupaten/kota penerima manfaat kegiatan; dan
2. Masyarakat penerima manfaat pada lokasi sasaran kegiatan khususnya kelurahan Limbungan
kecamatan Rumbai Timur.
1.5. Prinsip Kegiatan
Pada prinsipnya, penyelenggaraan TPS 3R menggunakan konsep reduce (mengurangi), reuse
(menggunakan kembali), dan recycle (daur ulang) dimana upaya pengurangan sampah dilakukan di
sumber pada skala komunal/kawasan sehingga volume sampah yang diangkut ke TPA dapat
berkurang secara signifikan. Proses pengolahan sampah yang berlangsung di TPS 3R meliputi proses
pemilahan sampah yang secara umum dibagi menjadi sampah organik (dedaunan dan sisa makanan),
sampah anorganik ekonomis (plastik, kertas, logam, kaca dll), sampah spesifik dan residu. Sampah
organik diolah melalui proses biologis, sedangkan sampah anorganik dipilah secara mendetail agar
dapat disalurkan kepada pelaku usaha daur ulang untuk proses lanjutan. TPS 3R dapat berkolaborasi
dengan bank sampah dalam rangka pengelolaan sampah anorganik ekonomis untuk mendorong
pemilahan dapat dilakukan sejak dari sumber. Selain itu banyak cara lainnya yang berkembang saat
ini agar dapat mendorong pelibatan aktif masyarakat. Pemilahan sampah sejak dari sumber
diharapkan sudah terlaksana minimal 80% dari masyarakat yang terlayani TPS 3R agar
mempermudah dan memaksimalkan pengolahan sampah di TPS 3R. Selain itu, penyelenggaraan TPS
3R diharapkan dapat menghasilkan maksimal 35% residu dari total sampah yang masuk untuk
diangkut ke TPA. Penyelenggaraan TPS 3R dilakukan oleh kelompok masyarakat yang difasilitasi
oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dan Koordinator Fasilitator serta didampingi oleh
pemerintah daerah mulai dari tahap perencanaan, tahap konstruksi, hingga tahap pasca konstruksi.

1.6. Tata Kelola Kegiatan TPS 3R


1. Pelaksanaan kegiatan TPS 3R menggunakan metode swakelola (berbasis masyarakat) yang
dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Penyelenggara (KMP), dan dibentuk melalui mekanisme
musyawarah di lingkungan masyarakat desa/kelurahan dan ditetapkan melalui Surat Keputusan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
2. Pelaksanaan musyawarah di lingkungan masyarakat desa/kelurahan wajib didampingi oleh
Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL).
3. KMP bertugas dari mulai tahap perencanaan hingga tahap pasca konstruksi. KMP
sekurangkurangnya terdiri dari Ketua, Bendahara, Seksi Pelaksana, Seksi Usaha Ekonomi, Seksi
Operasi dan Pemeliharaan, serta Seksi Penyuluhan.
4. KMP bertugas menetapkan Tim Penyelenggara yang terdiri dari Tim Persiapan, Tim Pelaksana
dan Tim Pengawas. Jumlah keanggotaan dari masing-masing tim sekurangkurangnya 2 (dua)
orang terdiri dari ketua dan 1 (satu) orang anggota.
5. Salah satu upaya untuk menjamin keberfungsian dan keberlanjutan adalah perlu adanya
penanggungjawab kegiatan pengelolaan, sehingga KMP ditetapkan oleh dinas teknis terkait yang
menangani sektor persampahan sebelum dilakukan serah terima pekerjaan.
1.7. Kemitraan dengan TNI/POLRI atau Lembaga pada Pelaksanaan Kegiatan TPS 3R
Balai Prasarana Permukiman Wilayah melalui PPK Sanitasi dapat menjalin kemitraan dengan
unit kesatuan TNI/POLRI atau lembaga dalam hal pelaksanaan kegiatan TPS 3R. Beberapa hal yang
perlu menjadi perhatian, antara lain:
a. Mekanisme pengajuan dan verifikasi usulan lokasi Komandan unit kesatuan TNI/POLRI atau
pengelola lembaga dapat mengajukan usulan lokasi kepada Direktur Jenderal Cipta Karya melalui
BPPW. Proses pengajuan usulan dilakukan sesuai dengan prosedur serta harus memenuhi kriteria
lokasi yang telah ditetapkan. Apabila terpilih sebagai lokasi pelaksanaan TPS 3R, maka ketentuan
pelaksanaan mengikuti pola swakelola/pemberdayaan dimana anggota TNI/POLRI atau lembaga
menjadi calon pemanfaat, sehingga warga di lingkungan asrama/fasilitas TNI/POLRI atau
lembaga membentuk Kelompok Masyarakat Penyelenggara (KMP). Prasarana dan sarana TPS 3R
yang terbangun sedapat mungkin juga menyertakan pelayanan kepada masyarakat di 7 sekitarnya.
b. Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja Tenaga kerja pada pelaksanaan kegiatan TPS 3R di
lingkungan kesatuan TNI/POLRI atau lembaga berasal dari masyarakat calon pemanfaat,
sehingga dapat berasal dari unit kesatuan TNI/POLRI atau lembaga maupun dari masyarakat
sekitar lokasi yang akan dilayani. Jumlah tenaga kerja dan nilai upah dari unsur TNI/POLRI atau
lembaga ditentukan dalam musyawarah warga dengan TNI/POLRI atau lembaga.
Kegiatan TPS 3R pada unit kesatuan TNI/POLRI atau lembaga dapat dilaksanakan pada:
1. Asrama/fasilitas TNI/POLRI yang membutuhkan dukungan prasarana dan sarana pengolahan
sampah;
2. Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK) yang membutuhkan dukungan prasarana dan sarana
pengolahan sampah;
3. Lingkungan Pemerintahan yang membutuhan dukungan prasarana dan sarana pengolahan
sampah; dan
4. Kawasan khusus untuk mendukung parawisata, perbatasan dll.

Anda mungkin juga menyukai