Data yang diperoleh dari hasil identifikasi tersebut selanjutnya dilakukan anlisa dan mendapatkan
beberapa faktor penyebab ketidak berfungsian TPS3R “Timur Sehat”, yaitu:
Mesin Pencacah dan Pengayak Kompos tidak optimal ( Tidak mampu mencacah sampah,
daya Listrik 2000 watt, kapasitas yang tersedia 1300 watt /lebih dari kapasitas yang
tersedia).
Pengelola TPS3R menjalakan Program Bank Sampah.
Operator motor sampah hanya bertugas memungut dan mengangkut sampah dari rumah
warga ke TPS3R (Tidak memilah).
Petugas pemilah sampah kurang konsisten dalam memilah sampah di TPS3R,( Jumlah
sampah sedikit, telah di setor ke Bank Sampah , Operator motor sampah memilah sendiri
sampah hasil pengangkutan dari sumber timbulan).
Seluruh Pengurus TPS3R (Ketua, Bendahara,Sekertaris) ”Bergaji” dari BOP.
Menginjak bulan ke 2 Kas Keuangan TPS3R kosong.
Produksi Kompos gagal. ( Jumlah Produksi, kandungan kompos dan biaya produksi, serta
upah pekerja tidak sebanding dengan harga jual kompos).
Ketidak sepemahaman antar pengelola TPS3R dalam menjalankan bisnis/usaha TPS3R.
Kesimpulan dari analisa yang menyebabkan TPS3R Timur Sehat tidak beroperasional adalah : Karena
Perencanaan Bisnis TPS3R yang lemah sehingga tidak memberikan pendapatan/nilai ekonomi
yang cukup bagi pengelola TPS3R , menyebabkan pengelola tidak lagi menjalankan kegiatan di
TPS3R dan pad akhirnya TPS3R tidak beroperasional.
Dengan permasalahan yang ada itu, Balai PPW Kep. Babel berkoordinasi dengan Pemerintah Desa
Mesu Timur untuk menyampaikan hasil identifikasi permasalahan, Analisa dan evaluasi, serta
rencana tindak lanjut untuk melakukan pendampingan keberfungsian.
Sesuai dengan moto Kementerian PUPR ‘Sigap Membangun Negeri’ Tim Sanitasi Balai Prasarana
Permukiman terus melakukan pembinaan dan pendampingan dengan memberikan serta
mengarahkan Pemerintah Desa untuk bersama-sama mencari solusi dari kendala yang ada agar
keberfungsian TPS3R dapat terwujud.
Langkah pertama yang dilakukan untuk kembali mengoperasionalkan TPS3R adalah :
1. Melakukan Reorganisasi Pengelola TPS3R dengan tahapan :
a. Mengganti susunan organisasi dan pengurus TPS3R.
b. Melakukan rekrutmen dan seleksi Petugas TPS3R (Petugas Pemungut, pengangkut dan
Pemilah sampah) , kegiatan ini diberi jangka waktu 1 Minggu untuk Memberikan peluang
bagi warga masyarakat lokal mendaftarkan diri menjadi Pengurus TPS3R.
2. Menyusun Kerangka Program Rencana Kerja .
a. Kecuali Petugas TPS3R, Pengurus TPS3R tidak mendapatkan Fasilitas dari Pemerintah Desa.
b. Tugas dan tanggung jawab Petugas TPS3R memungut, mengangkut dan memilah sampah di
4 RT/ 286 Rumah.
c. Fasilitas/ tunjangan yang di terima oleh calon petugas meliputi:
Gaji Desa 1.370.000/ bulan, bahan bakar kendaraan operasional 500.000/ bulan, biaya
pemeliharaan kendaraan 300.000/bulan + seluruh iuran warga yang dilayani, da hasil
penjualan dari pengolahan sampah di TPS3R.
d. Rumah Tinggal di TPS3R
e. Melakukan Survey dan mendata Jumlah tong sampah, Jumlah rumah warga yang akan
dilayani dan kemampuan serta kemauan untuk membayar iuran. (10.000/
rumah,15.000/Usaha).
f. Jangkauan, waktu, dan kebutuhan bahan bakar dalam cakupan wilayah layanan.
g. Mencari Offtaker/ Pengepul barang bekas.
(Jenis, cara pengolahan sampah, harga, layanan jemput ke TPS3R).
3. Operasional hasil dari tindak lanjut.
Tahap awal operasional melayani 4 RT dengan 222 Rumah Layanan.
1 kali trip pemungutan, pengangkutan sampah dari lokasi timbulan sampah ke TPS3R
dibutuhkan waktu 2-3 jam dengan jumlah rumah yang dilayani 30-50 rumah.
Dalam 1 Hari rata-rata 2-3 kali trip, tergantung volume sampah, dan cuaca.
Pemilahan sampah dilakukan dengan dibantu keluarga (Istri, anak) Petugas sampah.
Penjualan sampah per Minggu. Dalam 1 Bulan pertama nilai ekonomis sampah sebesar
2.100.000.
4. Evaluasi bulan pertama :
a. Volume timbulan sampah tinggi,karena pemilahan sampah belum berjalan di sumber
timbulan.
b. Kapasitas angkut motor sampah kurang sesuai, sehingga terjadi 4-5 kali angkut/hari untuk
100 rumah.
c. Ruang pemilahan tidak mampu menampung sampah lebih dari 3 hari.
d. Gudang An Organik yang telah terpilah tidak ada,
e. Gudang Residu dan Limbah B3 tidak ada , landasan kontainer tidak ada, jarak ke TPA 65 Km.
f. Kondisi motor pengangkut sampah kurang layak.
g. Anggaran Bahan Bakar tidak mencukupi operasional dalam 1 bulan.
h. Anggaran Pemeliharan tidak mencukupi, kondisi motor semakin rusak parah.
i. Akses jalan menuju TPS3R rusak ( 2KM), menghambat laju kendaraan.
j. Warga yang membayar iuran 70% dari total jumlah yang dilayan (222 rumah).
k. Pendapatan bersih Petugas dibawah 1,5 juta.
5. Program Pengembangan.
Program pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi/pendapatan Petugas
TPS3R yang semaksimal mungkin.
Pengembangan program di TPS3R meliputi :
a. Menambah jumlah layanan dari Institusi / Perkantoran. Dengan tarif layanan dan nilai
ekonomi sampah buangan yang lebih tinggi. Menawarkan layanan pengangkutan sampah di
Komplek Perkantoran Provinsi Bangka Belitung (Kantor BPPW, KEMENKUM HAM,
PENGADILAN TINGGI, DINAS KESEHATAN PROVINSI, LAB. KES PRO. Babel).
b. Memberikan bantuan Ayam Petelur, Bebek, Kambing dan memanfaatkan sampah organik +
magot sebagai alternatif pakan serta memanfaatkan kotoran hewan tersebut sebagai media
tanam/pupuk.
c. Pinjam pakai lahan sawit BUMDes sebagai tempat dropping area.
d. Pinjam pakai lahan warga untuk berkebun.
e. Jumlah layanan dimasyarakat menjadi 5 RT/ 268 Rumah.
Dengan komitmen yang kuat serta berkelanjutan dari pihak pengelola, Pemerintah Desa, serta Balai
Prasarana Permukiman Wilayah Kep. Babel dalam melakukan pendampingan, pengawasan dan
evaluasi, permasalahan satu di TPS3R “Timur Sehat” dapat diuraikan.
Selain itu, dengan Kembali befungsiannya TPS3R Timur Sehat diharapkan dapat menjadi contoh
serta semangat bagi pengelola TPS3R yang masih belum berfungsi di Provinsi Kep. Bangka Belitung.
Tahap Perencanaanawal koordinasi rencana pembangunan TPS3R antara TFL Teknik dan Pemberdayaan dengan
Pemerintah Desa Air Mesu Timur.