Anda di halaman 1dari 44

Media Pembelajaran

Pendidikan Pancasila
untuk SMP/MTs Kelas VIII

PENDIDIKAN PANCASILA
Fungsi dan Kedudukan Bab
Pancasila 1

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan mampu:
1. menjelaskan fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara, pandangan hidup bangsa, sumber dari segala sumber
hukum, kepribadian bangsa, serta cita-cita dan tujuan bangsa
Indonesia;
2. menghayati pentingnya fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai
dasar negara, pandangan hidup bangsa, sumber dari segala
sumber hukum, kepribadian bangsa, serta cita-cita dan tujuan
bangsa Indonesia; dan
3. mempraktikkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara,
pandangan hidup bangsa, sumber dari segala sumber hukum,
kepribadian bangsa, serta cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

PENDIDIKAN PANCASILA
Pancasila
sebagai
Dasar Negara Indonesia

PENDIDIKAN PANCASILA
DISKUSIKAN !
1. Apa pengertian Pancasila sebagai dasar negara ?
2. Jelaskan landasan yuridis Pancasila sebagai dasar negara !
3. Jelaskan implikasi Pancasila sebagai dasar negara :
• A. Implikasi Politis
• B. implikasi Etis
• C. Implikasi Yuridis
4. Jelaskan tingkatan Pancasila sebagai dasar negara !
• A. Abstrak dan Universal
• B. Umum dan Kolektif
• C. Khusus dan Konkret
5. Apa saja fungsi-fungsi Pancasila sebagai dasar negara ?
Pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara
• Pancasila sebagai dasar negara berarti segala sesuatu yang berhubungan
dengan kehidupan ketatanegaraan Indonesia didasarkan pada Pancasila.
• Pancasila digunakan sebagai dasar negara dalam mengatur pemerintahan
negara dan penyelenggaraan negara
• Pancasila untuk mengatur tatanan kehidupan bangsa Indonesia dan negara
Indonesia, yang mengatur semua pelaksanaan sistem ketatanegaraan
Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara adalah sebagai dasar untuk menata dan
mengatur ketatanegaraan, pemerintahan dan penyelenggaraan negara
Landasan Yuridis (DASAR HUKUM )PANCASILA

● Dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke- 4 ditegaskan bahwa pembentukan


pemerintahan negara indonesia di landasi oleh pancasila

● Instruksi presiden nomor 12 tahun 1968 yang menegaskan tentang rumusan pancasila
sebagai dasar negara dan ideologi negara.

● Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan ketetapan MPR RI


Nomor II/MPR/1978 Tentang pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila(Eka
Prasetya Pancakarsa).
Implikasi Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara
Kedudukan dan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara merupakan pengertian yang bersifat yuridis-
ketatanegaraan. Kedudukan Pancasila sebagai dasar atau falsafah negara mengandung tiga implikasi berikut.

Implikasi Politis
Implikasi politis dari kedudukan Pancasila sebagai dasar negara adalah Pancasila menjadi ideologi nasional.
Menurut Ramlan Surbakti, sebagai ideologi nasional, nilai-nilai Pancasila berfungsi sebagai nilai ideal bersama
(common values) yang dicita-citakan dan sebagai nilai bersama yang mampu mempersatukan.

Implikasi Etis

Implikasi etis dari kedudukan Pancasila sebagai dasar negara adalah Pancasila menjadi sumber norma etik
dalam kehidupan bernegara. Pancasila dapat diwujudkan dalam norma moral (etik) yang digunakan sebagai
pedoman dasar bagi sikap dan tingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Implikasi Yuridis
Implikasi yuridis kedudukan Pancasila sebagai dasar negara adalah Pancasila menjadi sumber hukum
negara. Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, kemudian dijabarkan
dalam pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 sebagai norma hukum dasar bagi kehidupan bernegara.

PENDIDIKAN PANCASILA
Contoh implikasi politis
• 1. Tidak menyebarkan berita atau informasi bohong (hoaks)yang dapat memicu fitnah
kepada lawan
politik.
2. Seluruh orang sudah seharusnya menghargai dan menghormati pilihan dan
keputusan orang lain.
3. Ikut ambil posisi dalam pemilihan presiden, DPR/DPRD dan kepala daerah.
4. Musyawarah dan menentukan tata tertib di sekolah dan lingkungan bermasyarakat.
5. Melaksanakan pemilihan presiden Indonesia dengan cara pilkada serentak.
6. Menerapkan peraturan sesuai Undang-Undang Dasar yang berlaku di Indonesia.
7. Aktif dalam kegiatan pemilihan pemimpin daerah.
8. Ikut dan mengisi suara dalam pemilihan ketua OSIS dan ketua kelas.
9. Tidak curang dan sportif dalam melakukan kampanye.
10. Dengarkan suara dan hati nurani masyarakat dan jangan menebar janji manis.
Contoh implikasi Etis
• Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
• Taat beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing,
• Mengakui kebebasan beragama dan beribadah,
• Menjunjung tinggi toleransi,
• Saling tolong menolong antara sesama,
• Saling bekerja sama dalam bidang kemanusiaan dan hal positif yang lain,
• Saling menghargai dan menghormati,
• Cinta tanah air,
• Rela berkorban demi bangsa dan negara,
• Menempatkan persatuan di atas kepentingan pribadi dan golongan sehingga menjaga kedaulatan negara
Indonesia tetap utuh
• Menghargai perbedaan,
• Tidak melakukan diskriminasi pada siapapun,
• Menjunjung tinggi kesetaraan,
• Peduli pada sesama,
• Membantu orang yang kesulitan, baik di bidang ekonomi maupun yang lainnya,
• Mengutamakan kemajuan bersama.
Contoh Implikasi Yuridis
• Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerntah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Perpu Ormas)
• Pancasila sila ke Pasal – asal dalam UUD 1945
• 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 28E (1), (2), (3), 29 (1), (2)
• 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 27 (1), (2), (3), 28, 28A, 28B (1), (2), 28C (1), (2), 28D (1), (2), (3), (4), 28E
(1), (2), (3), 28F, 28G (1), (2), 28H (1), (2), (3), (4), 28L (1), (2), (3), (4), (5), 28J (1), (2), 29 (1), (2), 30 (1), (2), (3),
(4), (5), 31 (1), (2), (3), (4), (5).
• 3. Persatuan Indonesia 1 (1), (2), (3), 18 (1), (2), (3), (4), (5), (6),(7), 32 (1), (2), 35, 36A, 36B, 36C, 37 (5)
• 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 1 (1), (2), (3), 2 (1),
(2), (3), 3 (1), (2), (3), 5 (1), (2), 20 (1), (2), (3), (4), (5), 22E (1), (2), (3), (4), (5), (6), 28, 37 (1), (2), (3), (4), (5),
• 5. Keadilan sosialbagi seluruh rakyat Indonesia 23 (1), (2), (3), 23A, 23B, 23C, 23D, 23E (1), (2), (3), 23F (1), (2),
23G (1), (2), 27 (1), (2), (3), 28, 29 (1), (2), 31 (1), (2), (3), (4), (5), 33 (1), (2), (3), (3), (5), 34 (1), (2), (3), (4).
PENJABARAN PANCASILA DALAM BATANG TUBUH UUD 1945
• Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan Negara …. Pasal 1 ayat (3), Pasal 3 ayat (1), (2), (3)
• Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara, agama, pertahanan negara, pendidikan,
dan kesejahteraan sosial …. Pasal 26 ayat (2), Pasal 27 ayat (3), Pasal 29 ayat (2), Pasal 31 ayat (2) dan (3), Pasal 33
ayat (1), Pasal 34 ayat (2)
• Aturan bendera negara, bahasa negara, lambang negara, dan lagu kebangsaan …. Pasal 35, Pasal 36, Pasal 36 A
dan Pasal 36 B.
Tingkatan Pancasila sebagai Dasar Negara

Abstrak dan universal

Kata kunci dari setiap sila, yaitu ketuhanan,


kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan,
menegaskan sifat abstrak karena hanya dalam Khusus dan konkret
pikiran. Makna universal menunjukkan bahwa
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, Melalui undang-undang dan peraturan
kerakyatan, dan keadilan sosial tidak hanya perundang-undangan di bawahnya, nilai-nilai
berlaku di Indonesia, tetapi dapat berlaku dan Pancasila dijabarkan secara lebih konkret,
dimiliki pula oleh bangsa lain di dunia. khusus, dan operasional. Pancasila sebagai
sumber hukum tertinggi menjadi patokan
untuk mengukur kesesuaian peraturan
perundang-undangan agar konsisten dan tidak
Umum dan kolektif bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila merupakan pedoman penyelenggaraan
negara yang bersifat umum dan kolektif. Nilai-nilai
Pancasila pada Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
dijabarkan dalam pasal-pasalnya. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan kausal-organis antara
Pancasila dan Pembukaan dengan pasal-pasal UUD
NRI Tahun 1945.

PENDIDIKAN PANCASILA
ABSTRAK DAN UNIVERSAL
• Pengertian Abstrak yang dimaksud adalah ada tetapi tidak nampak
wujudnya, tidak dapat ditangkap dengan indra, hanya dapat ditangkap
dengan roh kalbu, dan bersifat tetap tidak berubah.
• Pengertian yang bersifat universal maksudnya adalah tidak terbatas
ruang dan waktu, tidak terikat oleh kelompok atau lingkungan
tertentu, tidak terbatas oleh jumlah tertentu, dan bersifat tetap serta
tidak berubah oleh keadaan, ruang dan waktu
• Arti Pancasila yang bersifat abstrak-universal : Nilai yang terkandung
dalam Pancasila ada dalam alam pikiran, bersifat tetap dan tidak
berubah oleh keadaan, ruang dan waktu
UMUM DAN KOLEKTIF
• Pengertian umum artinya mengenai seluruhnya atau semuanya;
secara menyeluruh, tidak menyangkut yang khusus (tertentu) saja
• Pengertian kolektif artinya sekumpulan pribadi yang bekerja sama
untuk tujuan tertentu tanpa adanya hierarki di dalamnya sehingga
menghasilkan satu kesatuan nilai yang berlaku bagi Negara Indonesia

• Arti Pancasila yang umum-kolektif: pada hakikatnya Pancasila yang


ada merupakan satu kesatuan nilai dari hasil perundingan bersama
bangsa Indonesia berlaku secara menyeluruh dalam lingkungan
kehidupan berbangsa untuk mencapai tujuan negara.
KHUSUS DAN KONKRET
• Pengertian Khusus adalah khas; istimewa; tidak umum
• Pengertian Konkret adalah nyata, benar-benar ada,

• Arti Pancasila yang khusus konkret : Pancasila diterapkan dalam


kehidupan nyata dijabarkan ke dalam peraturan perundang –
undangan dan khas, pelaksanaannya dapat menyesuaikan dengan
keadaan, perkembangan zaman, peradaban manusia dan IPTEK.
Fungsi-Fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara

1. Dasar berdiri/terbentuk dan tegaknya Negara


Indonesia.

2. Dasar untuk mengatur kegiatan penyelenggaraan


negara.

Sebagai dasar Negara Indonesia, Pancasila 3. Dasar partisipasi warga negara untuk
memiliki fungsi-fungsi berikut. mewujudkan tujuan nasional.

4. Dasar pergaulan antarwarga negara.

5. Dasar dan sumber hukum nasional.

PENDIDIKAN PANCASILA
Pancasila
sebagai
Pandangan
Pandangan Hidup
Hidup Bangsa
Bangsa Indonesia
Indonesia

PENDIDIKAN PANCASILA
Pancasila sebagai pandangan hidup
Pancasila sebagai pandangan hidup juga dikenal dengan istilah way
of life, pedoman hidup, pandangan hidup, pegangan hidup, dan
petunjuk hidup. Dalam pemaknaannya, menjadikan

Pancasila sebagai pandangan hidup sama artinya dengan


menjadikan Pancasila sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari-
hari bangsa Indonesia dalam setiap sikap dan perilaku bangsa
harus menerapkan penjiwaan terhadap nilai luhur Pancasila.

Landasan Hukum : Pembukaan UUD 1945, Tap MPR XVIII/MRP/1998

17
Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri kukuh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana
tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan ”pandangan hidup”. Tanpa memiliki
pandangan hidup, suatu bangsa akan merasa terombang–ambing dalam menghadapi
persoalan yang timbul, baik persoalan masyarakatnya sendiri maupun persoalan dunia,
Negara atau bangsa akan mudah terpengaruh oleh bangsa lain. Bangsa akan mudah
terpecah belah / kacau.
Ketika berbicara tentang pandangan hidup bangsa, Soekarno menggunakan istilah
weltanschauung. Sebagai weltanschauung, Pancasila merupakan nilai-nilai falsafah yang
sudah ada sejak lama, yang tertanam kuat dalam budaya masyarakat Nusantara dan dipegang
serta dianut sebagai sistem kebenaran dan keyakinan
Fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup
● Pertama, pancasila dijadikan petunjuk untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan yang terjadi di masyarakat. Baik itu permasalahan yang terjadi di
Indonesia atau bahkan di masyarakat dunia.

Kedua, pancasila bisa menjadi cara untuk menyelesaikan persoalan budaya, sosial,
ekonomi, dan politik agar negara kita semakin maju..

Ketiga, warga negara Indonesia jadi memiliki acuan membangun karakter untuk
membangun dirinya berdasarkan kepribadian yang berkarakter sesuai dengang
apa yang menjadi cita-cita bangsa.

Keempat, pancasila sebagai pandangan hidup bisa mempersatukan masyarakat


yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
Ketuhanan Yang Maha Esa
● Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
● Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
● Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatra pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
● Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
● Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
● Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
● Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaanya masing masing
● Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang
lain.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
● Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
● Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
● Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
● Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
● Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
● Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
● Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
● Berani membela kebenaran dan keadilan.
● Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
● Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain
Persatuan Indonesia

● Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
● Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
● Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
● Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
● Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
● Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
● Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah
Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
● Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan,
hak dan kewajiban yang sama.
● Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
● Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
● Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
● Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
● Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
● Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
● Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
● Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
● Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

● Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotongroyongan.
● Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
● Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
● Menghormati hak orang lain.
● Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
● Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain
● Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
● Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
● Suka bekerja keras.
● Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
● Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
Dasar Ilmiah Pancasila sebagai Pandangan Hidup

Causa Materialis (asal mula bahan)

Causa materialis Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri, berupa nilai-


nilai kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai
tersebut tampak dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia yang
mencakup, antara lain adat, kebiasaan politis, sistem ekonomi, dan
sistem sosial.

Causa Formalis (asal mula terbentuk)

Dilihat dari perspektif penyebab formal atau asal mula bentuk (causa
formalis), bentuk dan rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 merupakan wujud nyata dari ide
dasar negara yang telah dibahas dan dirumuskan bersama oleh para
pendiri negara.

PENDIDIKAN PANCASILA
Dasar Ilmiah Pancasila sebagai Pandangan Hidup

Causa Efisiens (asal mula karya)

Dalam perspektif asal mula karya (causa efficiens), Pancasila ada


sebagai dasar negara karena disetujui dan disahkan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945, setelah melalui pembahasan dalam sidang-
sidangnya.

Causa Finalis (asal mula tujuan)

Ada materi Pancasila (causa materialis), ada ide mengenai dasar


negara yang memungkinkan Pancasila dirumuskan (causa
formalis), ada PPKI (causa efficiens) yang mewujudkan materi
Pancasila sesuai ide- ide dasar negara, dan akhirnya Pancasila
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
dihasilkan karena tujuan yang melekat padanya, yaitu sebagai
dasar negara (causa finalis).

PENDIDIKAN PANCASILA
Nilai-Nilai Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Nilai Ketuhanan Nilai Kerakyatan

Nilai ini mengandung makna pengakuan akan kebebasan untuk Nilai kerakyatan (sila keempat) mengandung makna bahwa Negara
memeluk agama dan menghormati kemerdekaan beragama, tanpa Indonesia menganut prinsip dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
paksaan, hasutan, diskriminasi, dan tindakan memecah belah rakyat. Nilai kerakyatan menegaskan bahwa orientasi sesungguhnya
lainnya. dari keberadaan bangsa harus berdasar pada kepentingan rakyat.

Nilai Kemanusiaan

Nilai kemanusiaan (sila kedua) menunjukkan adanya kesadaran


moral bahwa tiap orang adalah sederajat serta memiliki harkat dan Nilai Keadilan Sosial
martabat yang setara. bagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa. Nilai keadilan sosial (sila kelima) ditujukan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Keadilan sosial menjamin adanya pemerataan
Nilai Persatuan pembangunan sehingga kesejahteraan sebagai hasil pembangunan
dapat dirasakan dan dinikmati seluruh rakyat Indonesia tanpa
kecuali.
Nilai persatuan (sila ketiga) adalah pengikat seluruh perbedaan
atau keberagaman bangsa Indonesia. Nilai persatuan Indonesia
mengandung makna adanya usaha ke arah kebulatan tekad untuk
membina nasionalisme.

PENDIDIKAN PANCASILA
DISKUSI !
• 1. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
• 2. Pancasila sebagai Kepribadian bangsa
• 3. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa
Bahan diskusi :
1. Pengertian/makna
2. Landasan hukum
3. Fungsi
4. Contoh
Pancasila
sebagai
Sumber
Sumber dari
dari Segala
Segala Sumber
Sumber Hukum
Hukum di
di
Indonesia
Indonesia

PENDIDIKAN PANCASILA
1 Pengertian Sumber dari Segala Sumber Hukum
Istilah ‘sumber dari segala sumber hukum’ dapat dipahami sebagai sumber pengenal, sumber asal, sumber niIai-nilai
yang menjadi penyebab timbulnya aturan hukum. Tap MPR RI No. III Tahun 2000 tentang Sumber Hukum dan Tata
Urutan Peraturan Perundang-undangan menjelaskan bahwa sumber hukum adalah sumber yang dijadikan sebagai bahan
untuk penyusunan peraturan perundang-undangan serta terdiri atas sumber hukum tertulis dan tidak tertulis.

2 Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum


Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum menunjukkan bahwa seluruh hukum atau peraturan, mulai dari
pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945, Tap MPR, UU/Perpu, dan seluruh peraturan pelaksana lainnya harus
bersandar pada Pancasila sebagai landasan hukumnya. Seluruh produk hukum harus sesuai dan tidak boleh
menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Segala sumber hukum juga memuat pemahaman bahwa seluruh sumber hukum
yang berlaku di Indonesia (baik formal maupun materiel) bersumber pada Pancasila. Sumber hukum formal
adalah sumber hukum yang ditinjau dari bentuk dan tata cara penyusunannya. Sumber hukum materiel adalah sumber
hukum yang menentukan isi suatu norma hukum.

PENDIDIKAN PANCASILA
3 Staatsfundamentalnorm dan Cita Hukum Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum menunjukkan bahwa sila-sila Pancasila memiliki status sebagai norma
dasar negara yang fundamental atau staatsfundamentalnorm. Hans Nawiasky mengatakan bahwa norma hukum dari negara
mana pun selalu tersusun secara berlapis dan berjenjang. Norma yang sedang berlaku berasal dan berdasar pada norma yang
lebih tinggi. Ada empat kelompok besar norma hukum di suatu negara.

Norma fundamental negara Norma yang menjadi dasar bagi pembentukan konstitusi atau
a. (staatsfundamentalnorm) undang- undang dasar suatu negara.(Pancasila)

Aturan dasar negara atau aturan pokok Aturan-aturan yang masih pokok dan merupakan aturan-aturan
b. umum yang masih bersifat garis besar sehingga merupakan norma
negara (staats- grundgesetz)
hukum tunggal.( UUD)

c. Undang-undang formal (formell gesetz) Norma hukum konkret dan terperinci yang berlaku dalam
masyarakat yang sudah mencantumkan sanksi, baik pidana
maupun denda. ( UU )

Aturan pelaksana dan aturan otonom


d. (verordnung en autonome satzung)
Norma hukum yang berada di bawah formell gesetz yang
berfungsi melaksanakan ketentuan- ketentuan undang-undang.
( PP, Perda )

PENDIDIKAN PANCASILA
LANDASAN HUKUM
• Tap MPRS Nomor XX/MPRS/1966 adalah peraturan pertama yang menetapkan Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum. Peraturan tersebut disempurnakan dengan Tap MPR Nomor
III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Perundang-undangan.
• Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Di pasal 2 dinyatakan Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara

CONTOH :
• 1.hukum yang mengatur penistaan agama (sila 1)==== UUD 1945 Pasal 28 ayat (2) , Undang-
Undang Nomor 1/PNPS tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan
Agama
• 2.hukum yang mengatur tentang teroris yang berusaha mangacau negara (sila 3)=Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2013 , UU No. 15 Tahun 2003
• 3.hukum pencemaran nama baik(sila 5)== pasal 27 ayat 3 UU ITE
Fungsi Pancasila sebagai Sumber dari Segala
Sumber Hukum
• Adapun fungsi Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum mengandung arti bahwa
Pancasila berkedudukan sebagai:

1) Ideologi hukum Indonesia

2) Kumpulan nilai-nilai yang harus berada di belakang keseluruhan hukum Indonesia

3) Asas-asas yang harus diikuti sebagai petunjuk dalam mengadakan pilihan hukum di
Indonesia

4) Sebagai suatu pernyataan dari nilai kejiwaan dan keinginan bangsa Indonesia, juga
dalam hukumnya
Pancasila
sebagai
Kepribadian
Kepribadian Bangsa
Bangsa Indonesia
Indonesia

PENDIDIKAN PANCASILA
1 Pengertian Kepribadian Bangsa

Menurut Nicolaus Driyarkara, suatu bangsa dapat dilihat sebagai kesatuan dan keseluruhan.
Sebagai kesatuan dan keseluruhan, setiap bangsa memiliki kepribadian sendiri. Kepribadian
bangsa adalah ciri-ciri perilaku maupun karakteristik yang terlihat dalam kehidupan
suatu masyarakat dalam sebuah kesatuan nasional.

Dewan Perancang Nasional menjelaskan bahwa kepribadian


Indonesia adalah keseluruhan ciri khas bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain. Keseluruhan ciri
khas tersebut merupakan cerminan garis pertumbuhan dan
perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa yang ditentukan
oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat,
lingkungan, serta suasana waktu sepanjang masa.

Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa


Indonesia, serta merupakan ciri khas yang membedakan
bangsa Indonesia dari bangsa lain

PENDIDIKAN PANCASILA
2 Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa

Pancasila adalah kepribadian yang unik dan khas sehingga bangsa Indonesia memiliki
kepribadian yang berbeda dengan bangsa lain. Sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan
memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia sehingga tidak dapat dipisahkan dari
bangsa Indonesia.

Menurut Notonagoro, sila-sila Pancasila mewujud dalam suatu bangunan hierarkis


piramidal. Susunan sila-sila Pancasila yang hierarkis piramidal dinyatakan sebagai
berikut.
1. Sila pertama mendasari dan menjiwai sila kedua, ketiga, keempat, dan kelima.
2. Sila kedua didasari dan dijiwai oleh sila pertama serta mendasari dan menjiwai
sila ketiga, keempat, dan kelima.
3. Sila ketiga didasari dan dijiwai oleh sila pertama dan kedua serta mendasari
dan menjiwai sila keempat dan kelima.
4. Sila keempat didasari dan dijiwai oleh sila pertama, kedua, dan ketiga serta
mendasari dan menjiwai sila kelima.
5. Sila kelima dijiwai dan didasari oleh sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

PENDIDIKAN PANCASILA
3 Pancasila sebagai Kepribadian bangsa

Pancasila sebagai kepribadian bangsa juga berarti bahwa Pancasila


merupakan perwujudan dari nilai-nilai budaya bangsa yang diyakini
kebenaran dan kebaikannya, memiliki ciri yang khas sehingga dapat
membedakan Indonesia dengan negara lain.

PENDIDIKAN PANCASILA
Fungsi & Landasan Hukum
Fungsi :
• Menjadi cemrinan dari jati diri bangsa
• Ciri khas bangsa Indonesia
• Memotivasi perilaku, sikap, dan perbuatan masyarakat Indonesia
dalam keseharian.

Landasan Hukum : Pembukaan UUD 1945


Contoh
• Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa.
• Contoh kepribadian bangsa yang mencerminkan sila 1 Pancasila yaitu tidak memaksakan suatu agama
atau kepercayaan pada orang lain dan saling menghormati.
• - Sila 2: Kemanusiaan yang adil dan beradab.
• Contoh kepribadian bangsa yang mencerminkan sila 2 Pancasila yaitu tenggang rasa kepada orang
lain, membela kebenaran dan keadilan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
• Sila 3: Persatuan Indonesia.
• Contoh kepribadian bangsa yang mencerminkan sila 3 Pancasila yaitu rela berkorban untuk
kepentingan bangsa, cinta Tanah Air dan bangsa, serta bangga menjadi bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia.
• - Sila 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/perwakilan.
• - Sila 5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
• Contoh kepribadian bangsa yang mencerminkan sila 5 Pancasila yaitu menghormati hak orang lain
dan ringan tangan atau gemar membantu orang lain.
Pancasila
sebagai
Cita-Cita
Cita-Cita dan
dan Tujuan
Tujuan Bangsa
Bangsa

PENDIDIKAN PANCASILA
PANCASILA SEBAGAI CITA-CITA DAN TUJUAN
BANGSA

Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa bermakna bahwa


kita perlu menjadikan Pancasila sebagai acuan dalam
mengarahkan tujuan Bangsa dan Negara Indonesia.

Landasan Hukum : Pembukaan UUD 1945 Alenia kedua (Cita-


Cita bangsa). Pembukaan UUD 1945 Alenia keempat (Tujuan
Bangsa)
Upaya yang dilakukan negara Indonesia dalam
rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa
• 1. Memberikan kepastian hukum kepada semua warga negara tanpa pandang
bulu.
• 2. Menyediakan fasilitas umum yang memadai.
• 3. Memberikan sarana pendidikan yang memadai dan merata.
• 4. Menyediakan biaya pendidikan gratis di semua jenjang pendidikan bagi
warga negara.
• 5. Menyediakan infrastruktur dan transportasi yang memadai, guna
menunjang perekonomian rakyat.
• 6. Menyediakan lapangan kerja.
• 7. Mengirimkan pasukan perdamaian, dalam rangka turut berpartisipasi
menjaga dan memelihara perdamaian dunia.
“Dalam alinea kedua Pembukaan UUD NRI Tahun 1945,
dapat ditemukan cita-cita bangsa Indonesia, yaitu Negara
Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Sementara itu, pada alinea keempat Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945, dapat ditemukan tujuan bangsa
Indonesia, yaitu untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.


PENDIDIKAN PANCASILA
Contoh
• 1. Memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap seluruh
masyarakat Indonesia, tanpa melihat suku, ras dan agama
• 2. Menyediakan fasilitas umum yang memadai sehingga dapat
berguna untuk kesejahteraan masyarakat
• 3. Memberikan sarana pendidikan yang memadai dan merata
• 4. Memberikan biaya pendidikan gratis di seluruh jenjang pendidikan
bagi semua warga negara
• 5. Menyediakan infrastruktur dan transportasi yang memadai

Anda mungkin juga menyukai