Anda di halaman 1dari 21

Polymerase Chain Reaction (PCR)

OLEH
KELOMPOK III
KELOMPOK III

ADERIA ANGRIAWAN (N012231014)


DZULFIANA ASHAN (N012231019)
MUH. ARFANDY GUNAWAN (N012231029)
MUH. HARYANDI (N012231031)
Table of
Content

• Definisi PCR • Jenis Jenis PCR


• Konsep Dasar PCR • Definisi Gel Elektroforesis
• Manfaat PCR • Prinsip Kerja Elektroforesis
• Komponen PCR • Metode Kerja (Alat Dan Bahan)
• Metode PCR • Peran PCR Dan Elektroforesis
Definisi PCR

Polymerase Chain Reaction (PCR)


merupakan suatu teknik sintesis dan
amplifikasi DNA secara in vitro. Teknik
PCR dapat digunakan untuk
mengamplifikasi segmen DNA dalam
jumlah jutaan kali hanya dalam beberapa
jam
Konsep Dasar PCR
• Reaksi berantai polymerase adalah suatu metode enzimatis untuk amplifikasi DNA dengan cara in
vitro
• Amplifikas DNA pada PCR dapat dicapai bila menggunakan primer oligonukleotida yang disebut
amplimers
• Primer DNA suatu sekuens oligonukleotida pendek yang berfungsi mengawali sintesis rantai DNA
PCR memungkinkan dilakukannya pelipatgandaan suatu fragmen DNA (20-30 nukleotida)
• DNA template yaitu fragmen DNA yang akan dilipatgandakan dan berasal dari patogen yang terdapat
dalam spesimen klinik
• Enzim DNA polimerase merupakan enzim termostabil Taq dari bakteri termofilik Thermus aquaticus.
Deoksiribonukleotida trifosfat (dNTP) menempel pada ujung 3’ primer ketika proses pemanjangan
dan ion magnesium menstimulasi aktivasi polimerase
Manfaat PCR

• Uji Diagnostik Kesehatan


• Penelitian Genetika
• Analisis Keturunan dan
Keanekaragaman Genetik
• Pemantauan Lingkungan
• Penelitian Kanker dan Penyakit Genetik
• Pendidikan & Penelitian
Komponen PCR

DNA Cetakan Primer Nukleotida

DNA Polymerase Buffer PCR Tube


Komponen PCR
• DNA cetakan, yaitu fragmen DNA yang akan • Enzim DNA Polimerase, yaitu enzim yang melakukan katalisis
diamplifikasi. DNA cetakan yang digunakan reaksi sintesis rantai DNA. Enzim ini diperoleh dari
sebaiknya berkisar antara 105 – 106 molekul. Eubacterium yang disebut Thermus aquaticus, spesies ini
• Oligonukleotida primer, yaitu suatu sekuen diisolasi dari taman Yellowstone pada tahun 1969. Enzim
oligonukleotida pendek (18 – 28 basa polimerase taq tahan terhadap pemanasan berulang-ulang yang
nukleotida) yang digunakan untuk mengawali akan membantu melepaskan ikatan primer yang tidak tepat dan
sintesis rantai DNA. Dan mempunyai meluruskan wilayah yang mempunyai struktur sekunder.
kandungan G + C sebesar 50 – 60%. • Buffer, larutan buffer PCR umumnya mengandung 10 – 50mM
• Deoksiribonukelotida trifosfat (dNTP), terdiri Tris-HCl pH 8,3-8,8 (suhu 20ᵒ C); 50 mM KCl; 0,1% gelatin
dari dATP, dCTP, dGTP, dTTP. dNTP atau BSA (Bovine Serum Albumin); Tween 20 sebanyak
mengikat ion Mg2+ sehingga dapat 0,01% atau dapat diganti dengan Triton X-100 sebanyak 0,1%;
mengubah konsentrasi efektif ion. Ini yang disamping itu perlu ditambahkan 1,5 mM MgCl2.
diperlukan untuk reaksi polimerasi. • PCR tube, wadah untuk menyimpan sampel DNA sebagai
tempat untuk menggabungkan semua komponen yang
diperlukan untuk amplifikasi DNA targetan
Metode PCR

Denaturasi Anneling Extention


Pada proses PCR, dilakukan denaturasi awal Kriteria yang umum digunakan untuk Pada langkah ini, Taq polimerase memulai
sebelum enzim Taq polimerase ditambahkan merancang primer yang baik adalah primer aktivitas ekstensi DNA primernya dari
ke dalam tabung reaksi. Denaturasi DNA tersebut harus mengandung 18-25 basa, ujung 3'. Laju perakitan nukleotida enzim
adalah proses pembukaan DNA untai ganda mengandung 50-60% G+C dan kedua primer ini pada suhu 72°C diperkirakan antara 35
menjadi DNA untai tunggal. Biasanya tersebut harus identik. Urutan DNA dari dan 100 nukleotida/detik, bergantung pada
diperlukan waktu sekitar 3 menit untuk masing-masing primer itu sendiri juga tidak buffer, pH, konsentrasi garam, dan
memastikan bahwa molekul DNA didenaturasi boleh saling melengkapi karena akan molekul DNA target. Jadi, untuk produk
menjadi DNA beruntai tunggal. Denaturasi membentuk struktur sekunder pada primer PCR dengan panjang 2000 pasangan basa,
yang tidak sempurna menyebabkan replikasi dan mengurangi efisiensi PCR. Waktu 1 menit sudah lebih dari cukup untuk
DNA yang cepat (reformasi DNA untai hibridisasi yang umum digunakan pada PCR langkah ekstensi primer ini. Biasanya,
ganda), sehingga menyebabkan kegagalan adalah 30 hingga 45 detik. Semakin panjang pada akhir siklus PCR, waktu yang
proses PCR. Waktu denaturasi yang terlalu dimensi primernya, semakin tinggi suhunya. dihabiskan untuk langkah ini diperpanjang
lama dapat menurunkan aktivitas enzim Taq Kisaran suhu ikatan yang digunakan adalah menjadi 5 menit sehingga semua produk
polimerase. Aktivitas enzim mempunyai dari 36°C hingga 72°C, tetapi suhu tipikal PCR diharapkan membentuk DNA
waktu paruh lebih dari 2 jam, 40 menit dan 5 adalah dari 50°C hingga 60°C. beruntai ganda.
menit pada suhu 92,5; 95 dan 97,5°C.
Jenis-Jenis PCR

Real Time PCR Nested PCR Inverse PCR


Metode ini digunakan untuk Nested-PCR, proses ini Metode ini digunakan
memperkuat, mengisolasi atau mengurangi kontaminasi ketika hanya satu urutan
mengurutkan RNA dari sel atau produk selama amplifikasi internal yang diketahui.
jaringan. Metode ini didukung karena penggabungan
oleh reverse transkriptase (yang primer yang tidak
mengubah RNA menjadi cDNA), diperlukan.
yang melibatkan pemetaan dan
penjelasan kapan dan di mana
gen diekspresikan
Jenis-Jenis PCR

Kuantitatif PCR Asimetri PCR Touchdown PCR


PCR kuantitatif; digunakan Asimetri digunakan untuk Touchdown PCR adalah
untuk mengukur hasil produk memperkuat satu untai DNA varian PCR yang
PCR dalam rangkap dua. agar lebih asli dibandingkan mengurangi anil primer
Metode ini digunakan secara yang lain. Metode ini nonspesifik dengan
tidak langsung untuk digunakan dalam jenis studi menurunkan suhu anil
mengukur besaran, mulai dari pengurutan dan hibridisasi antar siklus.
jumlah DNA, cDNA atau tertentu, yang idealnya hanya
RNA. Hasil dari metode ini satu dari dua komponen yang
juga menunjukkan salinan saling melengkapi.
sampel.
Definisi Elektroforesis

Elektroforesis merupakan teknik


untuk memisahkan fragmen DNA
berdasarkan atas ukuran (berat molekul)
dan struktur fisik molekulnya. Gel yang
biasa digunakan adalah agarosa.
Elektroforesis gel agarosa dapat
dilakukan untuk memisahkan sampel
DNA dengan ukuran dari beberapa ratus
hingga 20.000 pasang basa (bp).
PRINSIP KERJA ELEKTROFORESIS

Partikel
bermuatan
negatif (anion) NOTE:
akan bergerak
menuju kutub . Makin kecil ukuran molekulnya
maka makin cepat laju migrasinya,
Prinsip kerja positif karena matriks gel mengandung
berdasarkan jaringan kompleks berupa pori-pori
sehingga partikel-partikel tersebut
pergerakan dari dapat bergerak melalui matriks.
muatan partikel Partikel
bermuatan
positif (kation) Ukuran fragmen DNA dapat
diperkirakan dengan membandingkan
akan bergerak laju migrasinya dengan laju migrasi
menuju kutub fragmen-fragmen molekul DNA
standar (DNA ladder) yang telah
negatif diketahui ukurannya.
Alat-Alat Teknik PCR

(a) (b) (c)

Ket:
(a) PCR thermal cycler
(b)Agarose gel electrophoresis equipment
(c) Micropipettors
(d) Aerosol barrier micropipettor tips
(d) (e) (f) (e) Sterile 1.5-ml microcentrifuge tubes
(f) 0.2-ml thin-walled PCR tubes (or plates)
Bahan Teknik PCR
• Template DNA
• Primers
• dNTPs (100 mM each dATP, dCTP, dGTP, dTTP)
• Thermostable DNA polymerase (e.g., Taq polymerase or a high
fidelity enzyme)
• 10x PCR buffer
• Tris base
• Hydrochloric acid (HCl)

• Ammonium sulfate [(NH4)2SO4]


• Tween-20
• Magnesium chloride (MgCl2)Agarose
• 50x TAE buffer
• Ethidium bromide
• 6x DNA gel loading dye
Buffer:
Step 1 10_ PCR buffer
Alat-alat Elektroforesis
• Tabung Eppendorf,
• Mikropipet,
• Mortat,
• Tabung Erlenmeyer,
• Gelas Ukur,
• Penangas Air (Dengan Suhu 80°C),
• Magnetic Stirrer,
• Magnectic Bar,
• Sentrifuga,
• Pinset,
• Timbangan,
• Pompa Vacum,
• Cetakan Gel 20 X 16 X 1 Cm3 ,
• Timer,

• Meja Pendingin,
• Pembungkus Plastik,
• Freezer,
• Kawat Halus Untuk Memotong Gel,
Bahan Teknik Elektroforesis
Bahan kimia yang digunakan, tergantung dari hewan atau tumbuhan
enzim apa yang akan diuji. Seperti misalnya larutan pengekstra yang
digunakan untuk jenis udang-udangan berdasarkan DICKSON dkk,
(1983) adalah menggunakan sistem enzim Esterase (EST), dan Malat
dehidrogenase (MDH). WIKNESWARI (1995) menggunakan Malik
Enzim (ME), serta CHELIAK & PITEL (1984) menggunakan Phosphat
glukosa isomerase (PGI) dan lain sebagainya. Untuk menentukan sistem
enzim tersebut sebelumnya dilakukan uji optimalisasi terlebih dahulu
terhadap hewan yang akan diujikan.
Peran/Aplikasi PCR & Elektroforesis

PCR Elektroforesis
Differences
PCR digital telah digunakan dalam Metode elektroforesis banyak
berbagai aplikasi dalam diagnostik kanker yang dilakukan untuk pengamatan taksonomi,
mencakup deteksi mutasi langka, analisis nomor sistematik dan genetik serta untuk
salinan, khususnya untuk HER2 dan EGFR,
serta kuantisasi absolut. Selain itu, telah banyak
mengindentifikasi spesies hewan maupun
digunakan dalam identifikasi mikrobiologi dan tumbuhan (bio-sistematik). Dapat pula
kuantifikasi bakteri dan virus. PCR digital juga digunakan untuk melihat phylogenetic
dapat pengujian DNA janin tanpa sel untuk recon-struction (rekonstruksi secara
kelainan gen tunggal yang diturunkan dari pihak Filogenetik) dari suatu jenis hewan atau
ayah. tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Canene Adams Kirstie., 2013. General PCR. Johns Hopkins University School of Medicine: USA.Vol. 529.

Handoyo, D. and Rudiretna, A., 2000. Prinsip umum dan pelaksanaan Polymerase Chain Reaction (PCR). Unitas, 9(1), pp.17-29.

Nugraha Fadel, Dkk. (2014). Analisis Sebagian Sekuen Gen Ferritin2 pada Padi (Oryza sativa L.) Indragiri Hilir, Riau. Journal of Biology &

Biology Education. Biologi Dept., Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Riau University, Indonesia

Pratiwi Rianta., 2001. Mengenal Metode Elektroforesis. Puslitbang Oseanologi-LIPI: Jakarta. Vol. 26. No.01.

Rahman, M.T., Uddin, M.S., Sultana, R., Moue, A. and Setu, M., 2013. Polymerase Chain Reaction (PCR): a short review. Anwer Khan Modern

Medical College Journal, 4 (1).

Rajyalakshmi Luthra et al., 2016. Clinical Applications of PCR, Methods in Molecular Biology, Springer Science & Business Media, Vol. 13.

Setyawati, R., dan Zubaidah, 2021, Optimasi Konsentrasi Primer dan Suhu Annealing dalam MendeteksiGen Leptin pada Sapi Peranakan

Ongole (PO) Menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR), Indonesian Journal of Laboratory, Vol. 4 (1).

Yusuf, Z.K., 2010. Polymerase Chain Reaction (PCR), Jurnal Saintek, 5 (6).

Anda mungkin juga menyukai