OLEH
KELOMPOK III
KELOMPOK III
Partikel
bermuatan
negatif (anion) NOTE:
akan bergerak
menuju kutub . Makin kecil ukuran molekulnya
maka makin cepat laju migrasinya,
Prinsip kerja positif karena matriks gel mengandung
berdasarkan jaringan kompleks berupa pori-pori
sehingga partikel-partikel tersebut
pergerakan dari dapat bergerak melalui matriks.
muatan partikel Partikel
bermuatan
positif (kation) Ukuran fragmen DNA dapat
diperkirakan dengan membandingkan
akan bergerak laju migrasinya dengan laju migrasi
menuju kutub fragmen-fragmen molekul DNA
standar (DNA ladder) yang telah
negatif diketahui ukurannya.
Alat-Alat Teknik PCR
Ket:
(a) PCR thermal cycler
(b)Agarose gel electrophoresis equipment
(c) Micropipettors
(d) Aerosol barrier micropipettor tips
(d) (e) (f) (e) Sterile 1.5-ml microcentrifuge tubes
(f) 0.2-ml thin-walled PCR tubes (or plates)
Bahan Teknik PCR
• Template DNA
• Primers
• dNTPs (100 mM each dATP, dCTP, dGTP, dTTP)
• Thermostable DNA polymerase (e.g., Taq polymerase or a high
fidelity enzyme)
• 10x PCR buffer
• Tris base
• Hydrochloric acid (HCl)
• Meja Pendingin,
• Pembungkus Plastik,
• Freezer,
• Kawat Halus Untuk Memotong Gel,
Bahan Teknik Elektroforesis
Bahan kimia yang digunakan, tergantung dari hewan atau tumbuhan
enzim apa yang akan diuji. Seperti misalnya larutan pengekstra yang
digunakan untuk jenis udang-udangan berdasarkan DICKSON dkk,
(1983) adalah menggunakan sistem enzim Esterase (EST), dan Malat
dehidrogenase (MDH). WIKNESWARI (1995) menggunakan Malik
Enzim (ME), serta CHELIAK & PITEL (1984) menggunakan Phosphat
glukosa isomerase (PGI) dan lain sebagainya. Untuk menentukan sistem
enzim tersebut sebelumnya dilakukan uji optimalisasi terlebih dahulu
terhadap hewan yang akan diujikan.
Peran/Aplikasi PCR & Elektroforesis
PCR Elektroforesis
Differences
PCR digital telah digunakan dalam Metode elektroforesis banyak
berbagai aplikasi dalam diagnostik kanker yang dilakukan untuk pengamatan taksonomi,
mencakup deteksi mutasi langka, analisis nomor sistematik dan genetik serta untuk
salinan, khususnya untuk HER2 dan EGFR,
serta kuantisasi absolut. Selain itu, telah banyak
mengindentifikasi spesies hewan maupun
digunakan dalam identifikasi mikrobiologi dan tumbuhan (bio-sistematik). Dapat pula
kuantifikasi bakteri dan virus. PCR digital juga digunakan untuk melihat phylogenetic
dapat pengujian DNA janin tanpa sel untuk recon-struction (rekonstruksi secara
kelainan gen tunggal yang diturunkan dari pihak Filogenetik) dari suatu jenis hewan atau
ayah. tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Canene Adams Kirstie., 2013. General PCR. Johns Hopkins University School of Medicine: USA.Vol. 529.
Handoyo, D. and Rudiretna, A., 2000. Prinsip umum dan pelaksanaan Polymerase Chain Reaction (PCR). Unitas, 9(1), pp.17-29.
Nugraha Fadel, Dkk. (2014). Analisis Sebagian Sekuen Gen Ferritin2 pada Padi (Oryza sativa L.) Indragiri Hilir, Riau. Journal of Biology &
Biology Education. Biologi Dept., Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Riau University, Indonesia
Pratiwi Rianta., 2001. Mengenal Metode Elektroforesis. Puslitbang Oseanologi-LIPI: Jakarta. Vol. 26. No.01.
Rahman, M.T., Uddin, M.S., Sultana, R., Moue, A. and Setu, M., 2013. Polymerase Chain Reaction (PCR): a short review. Anwer Khan Modern
Rajyalakshmi Luthra et al., 2016. Clinical Applications of PCR, Methods in Molecular Biology, Springer Science & Business Media, Vol. 13.
Setyawati, R., dan Zubaidah, 2021, Optimasi Konsentrasi Primer dan Suhu Annealing dalam MendeteksiGen Leptin pada Sapi Peranakan
Ongole (PO) Menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR), Indonesian Journal of Laboratory, Vol. 4 (1).
Yusuf, Z.K., 2010. Polymerase Chain Reaction (PCR), Jurnal Saintek, 5 (6).