Akan tetapi dalam tradisi pernikahan suku Semende di Desa Bukit Kemuning, jika
mengawinkan anak Tunggu Tubang (anak perempuan tertua) wajib memberikan mahar yang
telah ditentukan. Karena secara otomatis anak Tunggu Tubang mendapatkan sebuah rumah dan
sebidang sawah atau harta pusaka dari orang tuannya. Oleh karena itu, calon suami juga harus
sanggup menikah secara meriah dan memenuhi mahar nikah yang tidak kecil yaitu sebanyak 20-
30 juta dan seekor kerbau atau sapi. Pemberian mahar yang cukup besar dikarenakan anak
Tunggu Tubang nantinya akan menjaga warisan orang tuanya dan harus bertanggung jawab atas
amanah orangtuanya. Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis mengkaji ke dalam hukum
Islam yaitu ‘urf .
Rumusan Masalah
Teknik Teknik
pengumpulan analisis data
data 03 04 Pengumpulan data,
Teknik wawancara, analisis data, interprestasi
observasi, dokumentasi. data, penarikan
kesimpulan.
Ibu Sri
Hasil Penelitian
Praktik mahar dalam perkawinan tunggu tubang di Desa Bukit
Kemuning Kecamatan Bukit Kemuning Lampung Utara
Tradisi suku Semende di Desa Bukit Kemuning ketika menikahkan anak Tunggu Tubang, maka
wajib memberikan mahar yang telah ditentukan oleh kedua pihak. Tunggu Tubang merupakan anak
perempuan tertua yang ada di dalam suatu keluarga. Oleh karena itu, calon suami juga harus sanggup
menikah secara meriah dan memenuhi mahar nikah yang tidak kecil yaitu sebanyak 20-30 juta dan seekor
kerbau atau sapi.
Pemberian mahar dengan nominal yang cukup besar dikhususkan untuk anak Tunggu Tubang saja
dikarenakan anak Tunggu Tubang mempunyai tahta tertinggi di dalam suatu keluarga yang secara
otomatis akan mendapatkan/menjaga harta pusaka dari orang tuanya seperti rumah dan sebidang sawah,
yang demikian memiliki makna tersendiri yakni, rumah dijadikan sebagai tempat berkumpul keluarga
besar, dan sawah dijadikan bahan untuk menjamu keluarga besar yang sedang pulang. Selain itu, anak
Tunggu Tubang berkewajiban seperti menjaga dan mengurus orang tua, menghormati meraje, mematuhi
perintahnya, serta mematahui peraturan adat seperti terus mendiami dusun/desa tempatnya berada.
Praktik Tradisi Mahar Anak Tunggu Tubang di Desa Bukit Kemuning
Perspektif Hukum Islam
Dilihat dari Perspektif Hukum Islam yakni ‘urf, tradisi yang dilakukan oleh suku semende jika
dikaitkan dengan pembagian ‘urf, termasuk ‘urf amali dikarenakan tradisi ini merupakan
perbuatan yang sudah dilakukan berulang-ulang dan menjadi kebiasaan sejak zaman dahulu
hingga saat ini. Dan juga termasuk ‘urf shahih, walaupun tradisi ini tidak tercatat dalam Al-
Qur’an maupun Hadits, namun dalam pelaksanaannya tidak bertentangan dengan syariat.