Anda di halaman 1dari 14

Seminar Proposal Penelitian

Praktik Pernikahan Anak di Bawah Umur


(Studi Kasus di Desa Bulu Cindea,
Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkajene
dan Kepulauan)

Rana Gyazki Amany (E031191059)


Latar Belakang
Individu membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan kebutuhan yang bersifat fisik maupun rohani.
Keduanya, diawali dengan mengikat janji nikah yaitu suatu pernyataan di hadapan wali nikah dan saksi sebagai
persetujuan menuju ikatan yang sah dan diakui secara agama dan masyarakat sekitar. Pernikahan harus dapat
dipertahankan oleh kedua belah pihak agar tujuan yang sesuai dengan UUD nomor 1 tahun 1974 dapat terciptakan
yaitu membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa. Di Indonesia tetah
menetapkan dasar dan syarat yang harus dipenuhi dalam pernikahan, yaitu dalam pasal 7 ayat 1 UUD No.16 tahun
2019 pernikahan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 tahun. Namun, sampai sekarang
pernikahan anak di bawah umur masih sering terjadi walaupun sudah ada undang-undang yang mengatur tentang
batas umur untuk menikah bahkan di Indonesia menduduki peringkat ke-2 di ASEAN dan peringkatke-7 di dunia
(dilansir dari detik.com). Seperti kasus yang terjadi di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep,
menurut data desa bulu cindea terdapat sekitar 15 orang yang melakukan pernikahan anak di bawah umur, padahal
seseorang yang melakukan pernikahan di bawah umur rentan mengalami permasalahan-permasalahan dalam rumah
tangga.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana terjadinya praktik pernikahan anak


di bawah umur di Desa Bulu Cindea,
Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep?
2. Bagaimana bentuk pengakuan masyarakat
terhadap praktik pernikahan anak di bawah
umur di Desa Bulu Cindea, Kecamatan
Bungoro, Kabupaten Pangkep?
Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui terjadinya praktik


pernikahan anak di bawah umur di Desa Bulu
Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten
Pangkep.
2. Untuk mengetahui bentuk pengakuan
masyarakat terhadap praktik pernikahan anak
di bawah umur di Desa Bulu Cindea,
Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan bagi disiplin ilmu
sosiologi, terutama dalam bidang kajian sosiologi keluarga.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan gambaran mengenai
fenomena pernikahan di bawah umur yang terjadi di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro,
Kabupaten Pangkep dan mampu menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya
yang terkait. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi referensi bagi
masyarakat dalam mengambil keputusan.
Tinjauan Pustaka dan
Kerangka Konseptual
A. Pernikahan dan Keluarga
Pernikahan atau nikah merupakan sebuah ikatan (akad) yang dilakukan menurut
ketentuan hukum dan agama. Artinya, pernikahan merupakan sebuah proses kehidupan
baru sebagai pasangan suami istri yang di dalamnya terdapat berbagai hak dan kewajiban
yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pihak untuk mendapat kehidupan yang
layak, bahagia, harmonis, serta mendapat keturunan tanpa melanggar ajaran agama.
Sesuai dengan UUD nomor 1 tahun 1974 tujuan pernikahan adalah membentuk keluarga
(rumah tangga). Dalam keluarga diharapkan individu bisa berkembang baik secara fisik,
mental, emosional maupun hubungan sosialnya. Keluarga merupakan suatu kesatuan
sosial yang terdiri dari ayah, ibu, anak atau lebih dalam suatu pernikahan yang di
dalamnya terdapat kasih sayang dan tanggung jawab.
B. Batas Umur untuk Menikah

Di Indonesia, terdapat peraturan hukum yang mengatur masalah pernikahan,


termasuk batas umur atau minimal umur untuk melangsungkan pernikahan.
Adapun berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2019 pernikahan hanya diizinkan baik pria dan wanita sudah mencapai umur
19 tahun sedangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional atau disingkat BKKBN menetapkan bahwa umur yang ideal bagi
laki-laki untuk menikah adalah 25 tahun, sedangkan bagi perempuan adalah
21 tahun.
C. Pernikahan Anak di
bawah Umur
Pernikahan anak di bawah umur adalah pernikahan yang
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang usianya belum
memenuhi syarat umur. Menurut UNICEF pernikahan di bawah
umur disebut juga dengan child marriage, yaitu sebuah bentuk
pelanggaran terhadap hak-hak anak dan hak asasi manusia yaitu
hak penuh untuk bebas menentukan pernikahan. Di Indonesia
pernikahan di bawah umur masih banyak terjadi di berbagai
daerah, hal ini dipengaruhi karena adanya beberapa faktor dan
menimbulakan beberapa dampak.
D. Teori Strukturasi
Anthony Giddens
Strukturisasi menurut Anthony Giddens merupakan praktik sosial yang
berulang dan terpola dalam lintas ruang dan waktu. Dalam masyarakat, tidak
ada praktik sosial tanpa tindakan beberapa orang. Keterulangan tindakan
sosial itu menunjukkan bahwa ada pola yang berlaku, bukan sekali saja,
melainkan berulang kali dalam lintas ruang dan waktu. Berdasarkan hal
tersebut, maka Giddens menekankan bahwa adanya hubungan antara struktur
dan agen.
Giddens menjelaskan bahwa terdapat tiga Tiga kesadaran agen
gugus besar dalam struktur: dalam berperilaku:

Struktur signifikasi yang merujuk pada aturan Motivasi tidak sadar menyangkut keinginan atau
kebutuhan yang berpotensi mengarahkan
simbolik, penyebutan, pemaknaan dan wacana tindakan, tapi bukanlah tindakan itu sendiri

Struktur dominasi yaitu merujuk pada skemata Kesadaran diskursif yaitu mengacu pada kapasitas
aturan penguasaan atas orang (politik) dan untuk merefleksi dan memberi penjelasan eksplisit
barang/jasa (ekonomi) atas tindakan kita

Struktur legitimasi menyangkut dimensi peraturan Kesadaran praktis yaitu menunjuk pada gugus
normative yang terungkap dalam tata hukum pengetahuan praktis yang tidak selalu bisa
dijelaskan
Hasil Penelitian yang Relevan

Zamzury Azhar (2018) Cindy Erisha (2020) Hidayati Suhaili (2021)

Pengaruh Nikah Dini Dampak Pernikahan Dini


Terhadap Perceraian di Tindakan Sosial Bagi terhadap Pelaku dan
Kelurahan Pammase Pernikahan Usia Remaja Tanggung Jawab sebagai
Kecamatan Tiroang Orang Tua Kepada Anak.
Kabupaten Pinrang
Kerangka Pikir
Pernikahan Anak di Bawah Umur

Terjadinya Praktik Pernikahan Anak Bentuk Pengakuan


di Bawah Umur Masyarakat

Kesadaran Agen
• Struktur Legitimasi
• Motivasi Tidak Sadar • Struktur Dominasi
• Kesadaran Diskursif • Struktur Signifikasi
• Kesadaran Praktis

Strukturisasi Pernikahan
Anak di Bawah Umur
03 Teknik Penentuan Informan

Metode 04
Purposive Sampling

Sumber Data

Penelitian Data Primer


Data Sekunder

05 Teknik Pengumpulan Data


Observasi
Wawancara
Studi Pustaka
01 Tipe dan Dasar Penelitian
Tipe: Deskriptif Kualitatif 06 Analisis Data
Dasar Penelitian: Studi Kasus Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi
02 Waktu dan Lokasi Penelitian
Desember-Febuari 2021
07 Pengujian Keabsahan
Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Meningkatan Ketekunan
Kabupaten Pangkep Triangulasi Sumber
TERIMA
KASIH!
Rana Gyazki Amany (E031191059)

Anda mungkin juga menyukai