Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Budaya Terhadap

Kasus Kejadian Pernikahan


Usia Dini
Dosen Pengampu :
Dr.Lolita Sary ,SKM.,M.Kes

Farra Hayka Salsabilla


19410002
Bab 1 Pendahuluan
Pernikahan usia dini merupakan masalah social yang dipengaruhi oleh tradisi dan budaya
dalam kelompok masyarakat. Dalam kehidupan manusia sebagai makhluk social selalu
dapat dihubungkan pada berbagai masalah social. Masalah social merupakan bagian-bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri karena masalah social telah
terwujud sebagai hasil dari kebudayaan manusia itu sendiri. Kasus pernikahan usia dini
bukan hal yang baru di Indonesia. Pernikahan dini merupakan permasalahan sosial yang
terjadi pada remaja, korban paling banyak dari pernikahan dini adalah remaja perempuan.
Secara umum kasus penikahan usia dini banyak terjadi di pedesaan daripada daerah
perkotaan, dan sering terjadi pada keluarga miskin, berpendidikan rendah dan dropout dari
sekolah. kejadian pernikahan usia dini mulai bergeser ke daerah perkotaan , hal ini ditandai
dengan peningkatan kasus pernikahan usia dini diperkotaan dari 2% pada tahun 2015
menjadi 37% pada tahun 2016Jadi artinya kasus pernikahan usia dini dapat terjadi dimana
saja dan kapan saja, untuk itu orang tua dan lingkungan harus membantu anak menikah pada
usia yang tepat.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu
Bagaimana pengaruh budaya terhadap risiko
pernikahan usia dini?
Tujuan Umum
Untuk melihat dan mengetahui penyebab terjadinya
pernikahan usia dini, dan diketahuinya risiko pernikahan
dini diwilayah tersebut.
Manfaat
Manfaatnya diharapkan dapat menjadi bahan masukan
untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pernikahan
yang layak dilakukan pada tahap perkembangan
dewasa awal, dan banyaknya dampak yang kurang baik
dari pernikahan usia dini baik secara fisik dan
psikologis serta pengembangan ilmu yang berkaitan
dengan pernikahan usia dini pada remaja.
Bab 2 Tinjauan Pustaka

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah


ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pernikahan usia dini (early mariage) merupakan suatu pernikahan formal atau
tidak formal yang dilakukan dibawah usia 18 tahun (UNICEF, 2014).
Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh seorang laki-laki
dan seorang wanita, yang umur keduanya masih dibawah umur minimum yang
diatur oleh undang-undang (Rohmah, 2009).
Batasan usia yang diizinkan dalam pernikahan menurut UU
Perkawinan dalam pasal 7 ayat (1) yaitu, jika pihak pria
sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun, dan pihak
wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun. Jika
ada penyimpangan terhadap pasal 7 ayat (1) ini, dapat
meminta dispensasi kepada Pengadilan atau pejabat lain
yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun
wanita (pasal 7 ayat 2).
Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif dengan metode etnografi. Dimana
penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek
penelitian. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Rancangan penelitian adalah studi
etnografi, untuk dapat menggali secara mendalam pengetahuan lokal masyarakat
tentang bahaya pernikahan usia dini . Populasi penelitian adalah remaja putra dan putri
usia dibawah 19 tahun . Untuk menambah data informan kunci diambil dari tokoh
masyarakat setempat. Lokasi penelitian dilakukan di kelurahan kemiling raya, Bandar
Lampung
Subjek Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah remaja yang
umurnya masih dibawah 19 tahun yaitu 2 responden dengan
menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan
responden berdasarkan tujuan peneliti. Pengumpulan data
pada penelitian ini yaitu dengan wawancara mendalam.
Teknik Pengambilan Sampel

Wawancara adalah tanya jawab mengenai objek pengkajian dengan


cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan masalah
Wawancara yang sedang diteliti. Wawancara dilakukan terhadap remaja putri dan
putra diwilayah tersebut.

Cara pengumpulan data dengan melihat langsung ke objek penelitian


dan mencatat data yang diperoleh. Pengamatan dilakukan untuk
mencocokkan data yang diperoleh melalui wawancara terhadap Observasi
keadaan yang sesungguhnya, guna mendapat data yang lebih andal
dan akurat.
Thanks
CREDITS:
This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai