Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN

KESADARAN REMAJA TERHADAP PERNIKAHAN DINI

(Studi Kasus di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar urutan


keempat didunia setelah Tiongkok, India dan Amerika Serikat menduduki posisi
teratas negara terpadat di dunia. Berdasarkan survey dari Badan Pusat Statistik
diperoleh data jumlah penduduk Indonesia hasil sensus penduduk pada September
2020 yaitu sebanyak 270,20 juta jiwa, jumlah penduduk mengalami kenaikan dalam
kurun waktu 10 tahun terakhir bertambah sebanyak 32,56 juta jiwa dibandingkan
sensus penduduk 2010 lalu. Oleh karena itu Koalisi Perempuan Indonesia mendesak
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia melakukan revisi Undang-Undang
tentang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 yang sebelumnya batas usia minimal yang
diizinkan melakukan pernikahan yaitu perempuan 16 tahun dan laki-laki 19 tahun
menjadi 19 tahun sebagai batas minimal usia pernikahan bagi perempuan dan laki-
laki. Pemerintah secara resmi mengesahkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019
sebagai revisi atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan sesuai
yang diamanatkan oleh Mahkamah Konstitusi.

Islam sebagai agama mayoritas berpendapat bahwa pernikahan harus


dilakukan sesuai dengan kehendak Allah swt lengkap dengan syarat dan rukunnya,
dimana tidak ada suatu hal yang dapat menghalangi keabsahannya, tidak ada unsur
penipuan maupun kecurangan dari kedua belah pihak dan terdapat niat kedua
mempelai yang sejalan dengan tuntutan syariat agama Islam (Al-Mansyur, 2004:7).
Dalam pernikahan diperlukan adanya kematangan baik fisik maupun mental
serta kedewasaan dalam mengambil keputusan yang akan berdampak pada kehidupan
pernikahannya. Pernikahan tidak hanya berorientasi pada hubungan intim atau seks
melainkan dari kedua belah pihak haruslah memiliki penerimaan yang tulus terhadap
pasangannya, selain itu dalam Al-Quran disebutkan Mitsaqan Ghalizha yaitu
pernikahan adalah ibadah terlama dengan kedudukan sangat sakral dalam Islam,
sebagai perjanjian yang sangat kukuh dan kuat dan tidak mudah memutusan
perceraian dan menikah lagi. Secara hakikat perkawinan adalah penyatuan ikatan
batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri dengan
tujuan untuk membentuk rumah tangga yang bahagia berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa.

Berdasarkan pasal 20 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 yang berbunyi:


“Negara, Pemerintah, Masyarakat, Keluarga, dan Orangtua memiliki kewajiban dan
tanggung jawab terhadap penyelenggaraan tentang perlindungan hak anak.”. pada
kasus yang terjadi di Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan
masih terdapat remaja yang memilih melakukan pernikahan padahal menurut usia
belum sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 yaitu batas minimal menikah
usia 19 tahun untuk laki-laki dan perempuan, terdapat faktor internal yaitu datang dari
diri sendiri yang menginginkan menikah diusia muda, sedangkan faktor eksternal
yaitu ekonomi keluarga, rendahnya pendidikan dan keinginan orang tua. Pemerintah
desa berperan terhadap kesejahteraan masyarakat khususnya pada remaja dengan
mengatasi terjadinya pernikahan dini dan memberikan kesadaran pada masyarakat
bahwa pernikahan dini memiliki dampak negative untuk kehidupannya, usia remaja
yang seharusnya masih sekolah dan memperoleh pendidikan yang layak harus
dikorbankan.

Berdasarkan hal diatas penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut


berupa penulisan proposal skripsi yang berjudul “Strategi Pemerintah Desa Dalam
Meningkatkan Kesadaran Remaja Terhadap Pernikahan Dini (Studi Kasus di
Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan).
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis telah merumusakan beberapa


permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah faktor yang mendorong pernikahan dini di Desa Sidomulyo


Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan?
2. Bagaimana strategi yang dilakukan Pemerintah Desa Sidomulyo Kecamatan
Ngadirojo Kabupaten Pacitan dalam meningkatkan kesadaran remaja terhadap
pernikahan dini?
3. Bagaimana Pemerintah Desa menjamin perlindungan kepada masyarakat
terutama remaja yang melakukan pernikahan dini?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor yang mendorong pernikahan dini di Desa


Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan
2. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan Pemerintah Desa Sidomulyo
Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan dalam meningkatkan kesadaran
remaja terhadap pernikahan dini.
3. Untuk mengetahui bentuk jaminan perlindungan kepada masyarakat terutama
remaja yang melakukan pernikahan dini

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1) Secara Teoritis
- Manfaat secara teoritis pada penelitian ini diharapkan mampu untuk
menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang sosial dan
gender, terutama pada persolalan yang berhubungan dengan pernikahan
dini.
- Hasil pengembangan penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan
rujukan bagi peneliti selanjutnya terkait dengan kajian penelitian yang
serupa.
2) Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya:
- Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan
ilmu keterampilan yang dimiliki dan menjadi referensi penelitian relevan
bagi ilmuwan lainnya
- Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat terutama remaja tentang
dampak yang diakibatkan dari pernikahan dini
- Bagi Pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
solusi dalam memecahkan masalahan terkait pernikhan dini dan sebagai
pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan.
- Bagi Universitas, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
tambahan informasi terkait perkembangan keilmuan dan wacana ilmiah di
perpusatakaan kampus Universitas Negeri Surabaya khususnya bagi
mahasiswa program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Anda mungkin juga menyukai