TM-7 Hepatitisn Difteri
TM-7 Hepatitisn Difteri
TERMINOLOGI
• Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati yang disebabkan oleh
infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol ( Elizabeth J. Corwin. 2000 : 573 )
• Dari beberapa para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penyakit
Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati yang merupakan infeksi
sistemik oleh virus atau oleh toksik termasuk alkohol yang berhubungan
dengan manifestasi klinik berspektrum luas dari infeksi tanpa gejala, melalui
hepatitis ikterik sampai nekrosis hati yang mengkasilkan kumpulan perubahan
klinis, biokimia, dan selular yang khas.
Epidemiologi
Secara global, lebih dari 350 juta orang terinfeksi virus hepatitis B.
Diperkirakan bahwa lebih dari sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi
virus hepatitis B.
Sekitar 5% dari populasi adalah carrier kronis HBV, dan secara umum
hampir 25% carrier dapat mengalami penyakit hati yang lebih parah
seperti hepatitis kronis, sirosis, dan karsinoma hepatoseluler primer.
Prevalensi nasional di tiap Negara di dunia berkisar antara 0,5% di AS
dan Eropa Utara sampai 10% di daerah Asia.
Infeksi HBV menyebabkan lebih dari satu juta kematian setiap tahun
Epidemiologi
Pada tahun 2010, prevalensi penyakit infeksi virus hepatitis A mencapai angka
9.3% dari total penduduk 237.6 juta jiwa. Di sumsel tahun 2007 dengan jumlah
penduduk 7.019.964 jiwa, prevalensi hepatitis A adalah 0.2-1.9%.
Indonesia adalah negara dengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat
endemisitas tinggi yaitu lebih dari 8 persen yang sebanyak 1,5 juta orang
Indonesia berpotensi mengidap kanker hati
Selama periode itu telah terkumpul 5.870 kasus hepatitis di Indonesia. Dari
pendataan itu, Depkes memperoleh data kasus hepatitis C di Indonesia yang
menjadi proyek percontohan menurut umur, yaitu terbanyak pada usia 30-59
tahun dengan puncak pada usia 30-39 tahun yang berjumlah 1.980 kasus.
Pendahuluan
Di Indonesia :
jumlah penderita Hepatitis B dan C saat ini diperkirakan mencapai 30 juta orang, sekitar
15 juta orang dari penderita Hepatitis B dan C berpotensi mengalami chronic liver
disease.
hasil Riskesdas tahun 2013
Informasi yang di peroleh dari Riskesdas 2013, prevalensi hepatitis 2013 adalah 1,2
persen, dua kali lebih tinggi dibandingkan 2007.
Lima provinsi dengan prevalensi hepatitis tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (4,3%),
Papua (2,9%), Sulawesi Selatan (2,5%), Sulawesi Tengah (2,3%) dan Maluku (2,3%).
Bila dibandingkan dengan Riskesdas 2007, Nusa Tenggara Timur masih merupakan
provinsi dengan prevalensi hepatitis tertinggi.
Etiologi
• . Hepatitis A
• Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV).VHA termasuk virus picorna (virus
RNA) dengan ukuran 27-28 nm.
• b. Hepatitis B
• Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang terbungkus serta mengandung
genoma DNA (Deoxyribonucleic acid) melingkar.HBV adalah virus nonsitopatik, yang
berarti virus tersebut tidak menyebabkan kerusakan langsung pada sel hati.Sebaliknya,
adalah reaksi yang bersifat menyerang oleh system kekebalan tubuh yang biasanya
menyebabkan radang dan kerusakan pada hati.
• c. Hepatitis C
• Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitisC (HCV).Virus ini dapat mengakibatkaninfeksi
seumur hidup, sirosis hati, kankerhati, kegagalan hati, dan kematian.Belumada vaksin
yang dapat melindungi terhadapHCV, dan diperkirakan 3 persenmasyarakat umum di
Indonesia terinfeksivirus ini.
Agent
Salah satu cara penularan melalui mukosa yang sangat penting hubungan
kelamin. 42% suami atau istri mendapat penularan. Terbukti pula bahwa
hubungan kelamin dengan banyak pasangan mningkatkan kemungkinan
penularan infeksi HBV.
wanita tuna susila pada umumnya menunjukkan prevalensi serologik infeksi HBV
yang relatif tinggi dibandingkan dengan populasi pada umumnya
penularan melalui hubungan seksual ini, bisa juga terjadi pada hubungan kelamin
homoseksual.
Walaupun hubungan kelamin tidak selalu disertai kontak dengan darah tetapi
pada hubungan tersebut kemungkinan untuk terjadinya pertukaran cairan antara
pasangan seksual sangat besar
Penularan
• Hepatitis akut :
perjalanan penyakit dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
• masa inkubasi berkisar antara 28 – 225 dengan rata – rata 75 hari. tergantung pada
dosis inokulum yang infektif makin besar dosis makin pendek masa inkubasi HB.
• fase pra ikterik : Keluhan paling dini adalah malaise disertai anorexia dan dysgensia
(perubahan pada rasa) mual sampai muntah serta rasa tidak enak pada perut kanan
atas. Febris jarang didapatkan dan walaupun ada tinggi. Pada fase ini dapat terjadi
febris, gejala kulit dan anthralgin.
• Fase ikterik : berkisar antara 1 sampai 3 minggu, tetapi juga dapat terjadi hanya
beberapa hari atau selama 6 – 7 bulan.
• fase penyembuhan
• Labotarium:
• billirubin serum meningkat
• kadar enzim aminotransferase (SGOT & SGPT) meningkat
• kadar alfa fetoprotein mencapai 400 ng/l
• HBs Ag positif masa tunas sudah positif
• Hbe Ag positif menjadi negatif dengan timbulnya gejala
• DNA polymerase & DNA VHB positif menjadi negatif dengan
timbulnya gejala
• Anti – HBc positif sebelum permulaan timbulnya gejala
• Anti – HBs positif pada fase penyembuhan
Manifestasi klinik
• Hepatitis B kronis
• keradangan dan nekrosis pada hati yang menetap (persistent) akibat infeksi virus
hepatitis B dan gangguan faal hati tetapi terjadi selama lebih dari 6 bulan
• pada umumnya penderita menunjukkan keluhan yang ringan dan tidak khas.
Pemeriksaan fisik juga tidak khas.
• Faktor – faktor predisposisi yang mempengaruhi seorang yang menderita infeksi virus
hepatitis B mengalami infeksi VHB akut atau kronik, yaitu:
• umur
• jenis kelamin
• faktor imunologik
• neonatus : 90 – 100% akan menjadi infeksi kronik, bila infeksi VHB terjadi saat
dilahirkan.
• Bila infeksi VHB terjadi pada anak – anak kecil kemungkinan infeksi menjadi kronik : 20
– 30%.
• Infeksi VHB pada orang dewasa akan menjadi kronik pada 5 – 10%.
Pencegahan infeksi HBV
• Imunisasi merupakan salah satu upaya P3M yang dilakukan untuk mencegah
penyakit hepatitis.Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi
adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada
penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu
seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan,
cacar air, tbc, dan lain sebagainya.
• Hingga saat ini, vaksinasi Hepatitis yang telah menjadi program nasional adalah
program imunisasi Hepatitis B. Imunisasi hepatitis B masuk dalam program
nasional Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan sejak bulan April 1997.Adapun strategi penggunaan Uniject untuk
imunisasi pada bayi baru lahir dilaksanakan sejak tahun 2003.
Referensi
• Afifah, Efi. 2005. Tanaman obat untuk mengatasi hepatitis. Jakarta : AgroMedia Pustaka
Baratawidjaja, Karnen Garna. 2002. Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit
FakultasKedokteran Universitas Indonesia.
• Badan Kesehatan
Dunia.http://who.int/immunization/topics/hepatitis_b/en/index.htmldi akses tangal 12
Juni 2013
• Handriani P. 2013.Imunisasi Hepatitis B Masuk dalam Program
Nasional.http://www.tempo.co/read/news/2013/04/09/060472151/Imunisasi-Hepatitis-
B-Masuk-dalam-Program-Nasional di akses tanggal 18 Juni 2013
• Hepatitis A, Penyakit Bawaan Makanan. 2005. Available at: www.who.go.intdi akses
tanggal 13 Juni 2013
• Prevalensi Hepatitis A dan Demam Tifoid di Wilayah Jember, available at
: http://toothman.posterous.com/prevalensi-hepatitis-a-dan-demam-tifoid-di-widi akses
tanggal 13 Juni 2013
• Profil Kesehatan Kota Palembang 2009, Dinas Kesehatan Kota Palembang diakses dari
http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen35-37.pdf