Anda di halaman 1dari 24

MATERI INTI 2

DETEKSI DINI KORBAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK


TERMASUK TPPO

dr Hendrapala Wahid

PELATIHAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI KORBAN KTP/A DAN TPPO


KOTA PADANG

Hotel HW
11 Oktober 2023-0930-12.00
POKOK BAHASAN 2:
CARA PENGGALIAN INFORMASI KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

dr Hendrapala Wahid

PELATIHAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI KORBAN KTP/A DAN TPPO


KOTA PADANG

Hotel HW
11 Oktober 2023-0930-12.00
FAKTOR RISIKO/PENCETUS TINDAK KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN

• Ketimpangan ekonomi antara perempuan dan laki-laki


• Penggunaan kekerasan sbg jalan penyelesaian konflik
• Otoritas dan kontrol laki-laki dlm pengambilan keputusan
• Hambatan-hambatan perempuan utk meninggalkan setting keluarga
• Media sosial atau Media lainnya
FAKTOR RISIKO KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DEWASA
• Faktor Individu: pernah mengalami kekerasan pada masa anak-
anak, menyaksikan KDRT
• Faktor hubungan atau interaksi dengan pasangan: konflik dalam
perkawinan, tingginya kendali lelaki
• Faktor lingkungan kecil: kurangnya dukungan sosial dari
lingkungan, pengisolasian perempuan
• Faktor masyarakat luas: pemaksaan konsep gender, budaya
permisif hukuman fisik bagi anak dan perempuan
FAKTOR RISIKO KEKERASAN TERHADAP ANAK

• Faktor masyarakat atau sosial: kemiskinan, kriminalitas yang tinggi, layanan


sosial yang rendah, stress pada pengasuh anak, budaya pola asuh anak dan
hukuman badan pada anak
• Faktor orang tua atau situasi keluarga: orangtua yang masih remaja, riwayat
orangtua mendapatkan kekerasan, KDRT, anak yang banyak, kehamilan tidak
diinginkan, dll
• Faktor anak: anak dengan disabilitas atau dengan masalah perilaku/emosi,
BBLR karena kecenderungan terjadinya gangguan pertumbuhan dan
perkembangan
BEBERAPA HAL YANG HARUS DICERMATI PADA KORBAN ANAK:
• Riwayat kecelakaan, namun, tidak cocok dengan jenis atau beratnya trauma. Misalnya distribusi atau jenis
lesi tidak sesuai dengan riwayat kejadian yang diceritakan atau riwayat kejadian menyatakan trauma ringan
tetapi dijumpai trauma yang berat.

• Riwayat bagaimana kecelakaan terjadi tidak jelas atau pengasuh (orangtua) tidak tahu bagaimana
terjadinya kecelakaan.

• Riwayat kecelakaan berubah-ubah ketika. diceritakan kepada petugas kesehatan yang berlainan.

• Orangtua jika ditanya secara terpisah memberi keterangan yang saling bertentangan.

• Riwayat yang tidak masuk akal. Anak dikatakan mengerjakan sesuatu yang tidak mugkin untuk tahap
perkembangannya. Misalnya, anak dikatakan terjatuh ketika memanjat, padahal duduk pun belum bisa.
OBSERVASI PADA TANDA-TANDA DUGAAN
KEKERASAN TERHADAP ANAK
FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEKERASAN TERHADAP ANAK
FAKTOR RISIKO TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG
Orang-orang yang rentan menjadi target TPPO adalah:
BERIKAN CONTOH DARI PENGALAMAN PARA PESERTA
MELIHAT DAN MENDENGAR DARI LINGKUNGAN
SEKITAR (DISKUSI DENGAN PESERTA)
PERHATIKAN PERILAKU DAN EMOSI ANAK SEBAGAI DAMPAK
KEKERASAN
Kelompok Usia
Reaksi

2-5 Tahun sangat takut terhadap hal-hal nyata dan/atau terhadap hal-hal yang
dibayangkannya.
memberikan reaksi yang berlebihan terhadap semua hal yang mengingatkan
mereka pada pengalaman yang menimbulkan stres tersebut
Perilaku dan reaksi emosi yang harus diamati:
a. Cemas perpisahan,
b.Perilaku regresif, kembali ke tahap perkembangan yang lebih awal,
c. Kehilangan kemampuan lain yang baru dicapainya,
d.Mimpi buruk dan mengigau.
PERHATIKAN PERILAKU DAN EMOSI ANAK SEBAGAI DAMPAK KEKERASAN

Kelompok Usia Reaksi


6-12 tahun • Mampu mengingat kejadian dengan benar dan dapat memahami makna peristiwa yang
telah menimpa mereka
• Berkhayal bahwa mereka mampu menghadapi kejadian buruk
• Setelah melewati pengalaman yang sangat mencekam, anak-anak menjadi ketakutan
terhadap lingkungan sekitarnya dan terhadap orang lain

Perilaku dan reaksi emosi yang harus diamati:


a. Kesulitan belajar, sulit konsentrasi dan kegelisahan
b. Cemas pasca trauma
c. Agresif
d. Depresi
e. Sulit tidur
f. Bertingkah laku seperti anak yang lebih kecil
PERHATIKAN PERILAKU DAN EMOSI ANAK SEBAGAI
DAMPAK KEKERASAN
Kelompok Usia
Reaksi

13-18 tahun • Lebih mudah terpengaruh oleh kejadian yang penuh stres
• Umumnya tidak mengatasi stres dengan cara berimajinasi atau bermain.
Mereka sudah lebih mampu menceritakan kejadian yang telah menimpa
mereka.
Perilaku dan reaksi emosi yang harus diamati:
a. Merusak diri sendiri,
b. Keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya, kecemasan yang terus
menerus serta kegugupan.
CARA PENGGALIAN INFORMASI (UMUM)

Awali dengan:
1. Membina hubungan baik dan kepercayaan (trust) dari
korban untuk menjawab pertanyaan yang kita diajukan
2. Menjaga privasi dan kerahasiaan
3. Memberi rasa aman dan nyaman
PENGGALIAN INFORMASI KEKERASAN PADA PEREMPUAN

• Jangan mengungkapkan adanya isu kekerasan terlebih dulu


sebelum ada trust, kecuali perempuan itu dalam keadaan sendiri,
dan tidak ditemani oleh orang/perempuan lain.
• Apabila petugas bertanya tentang kekerasan yang dialaminya,
lakukan dengan empati dan sikap tidak menghakimi.
• Gunakan Bahasa yang sesuai dengan budaya setempat. Beberapa
perempuan tidak suka dengan kata-kata kekerasan atau
penyalahgunaan. Sangat penting untuk menggunakan istilah yang
biasa dia pakai sehari-hari.
PENGGALIAN INFORMASI KEKERASAN PADA ANAK

Tips wawancara pada anak


1. Tanyakan pertanyaan terbuka dan konkrit yang saling berkaitan, misalnya
• Apa yang kamu rasakan?
• Apa yang kamu lihat?
• Apa yang kamu cium (Kamu membaui apa)?

2. Ketika melakukan wawancara usahakan untuk membantu anak agar ia mampu mengingat suatu
kejadian

3. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak, jangan gunakan bahasa yang jarang
digunakan atau tidak populer

4. Gunakan nama panggilan daripada nama resminya

5. Jika perlu dapat digunakan pertanyaan tertutup


First line support
Dengarkan, biarkan penyintas/korban bercerita dengan kata-katanya
Listen sendiri mengenai apa yang terjadi dengan dirinya

Tanyakan Lakukan assessment dan berikan respon pada kebutuhan


Inquire
segera dan pahami kekhawatirannya – emosional, fisik, sosial, dan praktis

Tunjukkan bahwa anda paham dan percaya pada penyintas / korban.


Validate Yakinkan penyintas/korban bahwa ia tidak dipersalahkan dan telah melakukan
tindakan yang tepat untuk meminta pertolongan

Enhance Rencanakan bersama tindakan keselamatan untuk melindungi


Safety penyintas/korban dari kemungkinan terulangnya lagi kekerasan

Berikan dukungan kepada penyintas / korban melalui


Support
pemberian
informasi, layanan dan rujukan
RANGKUMAN

• Deteksi dini pada kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak


termasuk TPPO dapat dilakukan dengan skrining kasus KtP/A dan
menggali informasi terhadap kecurigaan kasus KtP/A.
• Pada tahap skrining, tenaga kesehatan harus mampu untuk
mengenali tanda-tanda kekerasan pada korban dewasa dan anak,
termasuk eksploitasi seksual.
• Tahap menggali informasi pada kasus KtP/A dilakukan dengan
mengetahui faktor-faktor risiko KtP/A termasuk TPPO serta
dampaknya.
PEMUTARAN VIDEO
BERMAIN PERAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai