Anda di halaman 1dari 16

MENGUNGKAPKAN IDE DALAM KRITIK DAN ESAI

KE
LO
MP
MULAI
OK
3
MENGUNGKAPKAN IDE DALAM KRITIK DAN ESAI
HALAMAN
UTAMA

MENU KE
LO
MP
OK
TOPIK 3

KESIMPULAN
HALAMAN
UTAMA JENIS KRITIK DAN TIPE ESAI
01

MENU
MENGANALISIS
SISTEMATIKA 02 SISTEMATIKA KRITIK DAN ESAI
DAN
KEBAHASAAN
TOPIK KRITIK DAN
ESAI

03 KEBAHASAAN KRITIK DAN ESAI


KESIMPULAN
HALAMAN
UTAMA

MENU

TOPIK

KESIMPULAN
BELOM ADA!!!
HALAMAN
UTAMA

MENU

TOPIK

KESIMPULAN
JENIS KRITIK DAN TIPE ESAI
JENIS-JENIS
KRITIK
JENIS-JENIS KRITIK
1) Kritik sastra intrinsik, yaitu menganalisis karya sastra berdasarkan
unsur intrinsiknya, sehingga akan diketahui kelemahan dan
kelebihannya.
2) Kritik sastra ekstrinsik, yaitu menganalisis dengan cara
menghubungkan karya sastra dengan penulis, pembaca, atau
masyarakatnya. Dapat pula melibatkan faktor ekstrinsik lain seperti
sejarah, psikologi, religiusitas, pendidikan, dan sebagainya.
3) Kritik deduktif, yaitu menganalisis dengan cara berpegang teguh pada
sebuah ukuran yang dipercayainya dan dipergunakan secara konsekuen.
4) Kritik induktif, yaitu menganalisis dengan cara melepaskan semua
hukum atau aturan yang berlaku.
5) Kritik impresionik, yaitu menganalisis berdasarkan kesan pribadi
secara subjektif terhadap karya sastra.
6) Kritik penghakiman, yaitu menganalisis dengan cara berpegang teguh
pada ukuran atau aturan tertentu untuk menentukan baik atau
buruknya karya sastra.
7) Kritik teknis, yaitu kritik yang dilakukan untuk tujuan tertentu saja.
TIPE ESAI
TIPE ESAI
1) Esai deskriptif; dapat melukiskan subjek atau objek yang menarik perhatian penulis.
Ia dapat mendeskripsikan gedung, pakaian, dan sebagainya
2) Esai tajuk; lazim dijumpai dalam surat kabar dan majalah dan berfungsi
menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar atau majalah terhadap satu topik
dan isu dalam masyarakat. Esai tajuk digunakan untuk membentuk opini pembaca.
3) Esai cukilan watak; penulis dapat membeberkan beberapa segi dari kehidupan
individual seseorang. Lewat cukilan watak itu, pembaca dapat mengetahui sikap
penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan.
4) Esai pribadi; mirip esai cukilan watak, akan tetapi penulis akan menyatakan: “Saya
adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya
tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
5) Esai reflektif; ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan
dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa.topik yang penting
berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat
manusiawi.
6) Esai kritik; penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni. Esai ini membangkitkan
kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni.
SISTEMATIKA
KRITIK DAN
ESAI
SISTEMATIKA KRITIK DAN ESAI
Kritik ditulis secara sistematis, di dalamnya terdapat penilaian baik
ataupun buruk. Kritik ditulis sesuai kebutuhan kritikus berdasarkan
kedalaman dan keluasan isi yang ingin dicapai. Meskipun mengungkapkan
pandangan penulis, kritik tetap harus ditulis.secara objektif karena
berlandaskan sebuah hasil karya yang nyata. Sementara itu, untuk
mengkritik sastra, perlu pula diingat bahwa kritik tidak dapat lepas dari
aspek-aspek kritik sastra itu sendiri, yakni: aspek historis, rekreatif, dan
evaluatif.
Berbeda dengan kritik, esai lebih bersifat subjektif, uraiannya
cenderung lebih pendek dibanding kritik sebab hanya bersifat menerangkan
dan esai akan cenderung tidak teratur sistematikanya. Pada umumnya, esai
terbagi minimum dalam lima paragraf, berikut ini.
SISTEMATIKA KRITIK DAN ESAI
a. Paragraf pertama; penulis memperkenalkan topik yang akan
dikemukakan, berikut esainya. Esai dikemukakan dalam kalimat yang
singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya
pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang
mengembangkan esai tersebut dalam beberapa subtopik.
b. Paragraf kedua sampai kelima; atau lazim disebut tubuh esai yang
memiliki struktur sama. Kalimat pendukung esai dan argumen-
argumennya dituliskan sebagai analisis dengan melihat relevansi dan
relasinya dengan masing-masing subtopik.
c. Paragraf kelima (terakhir); merupakan paragraf kesimpulan
berdasarkan topik dan subtopik dalam paragraf-paragraf sebelumnya
untuk meyakinkan pembaca.
KEBAHASAAN
KRITIK DAN
ESAI
KEBAHASAAN KRITIK DAN ESAI
Bahasa yang digunakan dalam kritik dan esai pada umumnya sama
dengan penulisan karya ilmiah, yakni sebagai berikut.
KEBAHASAAN KRITIK DAN ESAI
Bahasa yang digunakan dalam kritik dan esai pada umumnya sama
dengan penulisan karya ilmiah, yakni sebagai berikut.
a. Baku, penulisan sesuai kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD).
b. Logis, ide atau pesan dapat diterima akal.
c. Ringkas, jelas, dan efektif: pemakaian kata seperlunya, tidak
berlebihan, penggunaan kalimat jelas dan efektif.
d. Runtun, ide diungkapkan secara teratur sesuai urutan dan tingkatannya.
e. Menggunakan bahasa lugas yang tidak menimbulkan penafsiran ganda.
Selain itu, juga menggunakan istilah yang jelas, tepat, dan akurat.
f. Menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk setara atau
bertingkat dengan struktur yang sederhana dan mudah dipahami;
menggunakan paragraf-paragraf deduktif serta kritik dan esai lazim
menggunakan karangan argumentasi.

Anda mungkin juga menyukai