Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH

KEWARGANEGARAAN
Nama : Trisia Lusiana
NIM : PO7131223174
RPL- D4 GIZI DAN DIETETIK POLTEKKES
KEMENKES PALEMBANG

PA L E M B A N G
2024
Konsep dan Pengertian dan Karakter tentang ideoologi besar
dunia, khususnya ideoologi tertutup dan ideologi terbuka
Ideologi tertutup adalah ideologi yang memiliki sifat mutlak dimana juga bersifat digmatis dan
apriori. Dogmatis memiliki makna bahwa memiliki kepercayaan pada suatu situasi dengan tidak
adanya atau tidak terdapat data-data yang sifatnya dapat dipercaya. Sifat dari ideologi tertutup
diberikan oleh negara yang berasal dari cita-cita dari orang atau kelompok tertentu, sehingga sifatnya
tidak mengandung unsur keberagaman. Pada ideologi tertutup menganut prinsip otoriter, yang
diartikan negara berperan sebagai penguasa totaliter yang dimana menguasasi seluruh bidang
kehidupan masyarakat. Dalam ideologi tertutup warga negara di tuntut untuk setia secara total pada
ideologi tanpa kecuali atau sifatnya mutlak, konkret, tegas/keras, dan total.
Ideologi terbuka sendiri memiliki pengertian ideologi yang sifat konsep pemikirannya terbuka.
Ideologi terbuka menanam nilai-nilai dan cita-cita yang diambil dari kerohanian, kebudayaan dan
moralmoral dari masyarakat. Ideologi terbuka memiliki karakter demokratis dan terbuka dimana tidak
totaliter. Ideologi terbuka tidak dapat digunakan sebagai melegitimasi kekuasaan sekelompok orang
atau kelompok tertentu. Dalam konsep ideologi terbuka sifatnya inklusif dan menginspirasi
masyarakatnya untuk menjalankan cita-cita negara. 12 Sehingga dengan ideologi terbuka ini bersifat
dinamis terbuka yang inspiratif yang mampu beradaptasi dengan perubahan atau perkembangan
zaman.

SUMBER

Jurnal Perspektif Hukum, Vol. 22 No.1 Mei 2022:80-108


Oleh : Vivi Elizabeth, Makna Keterbukaan dan Implementasi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai Ideologi, termasuk bersifat tertutup atau
terbuka
Pancasila sebagai Ideologi termasuk bersifat terbuka, karena :
1. Pancasila dianggap sebagai ideologi terbuka karena memungkinkan adanya pembaharuan
terhadap pola pikir, perilaku, karakter, dan prinsip-prinsip baik bagi mereka yang berkuasa
maupun yang dikuasai dalam proses pembangunan.
2. Dalam teori hukum pembangunan, hukum berperan sebagai jaminan terhadap perubahan yang
terjadi dengan cara yang tertib dan teratur, menjadi pintu gerbang menuju keadilan (salah satu
sila Pancasila).
3. Pancasila terdiri dari 5 sila yang saling berhubungan dan mengkualifikasi satu sama lain.
Pancasila dipandang sebagai sistem filsafat yang merupakan kesatuan dari bagian-bagian yang
saling berhubungan dan memiliki tujuan yang sama. Dalam hukum progresif, fokus pada prinsip
hidup baik sebagai dasar hukum yang baik. Fundamen hukum dilihat pada sikap dan perilaku
bangsa itu sendiri, sehingga menerapkan fundamental dari Pancasila pada manusia Indonesia
menjadi penting.
4. Pancasila dilihat sebagai ideologi bagi Bangsa Indonesia karena dianggap sesuai dengan jiwa
bangsa tersebut. Ir. Soekarno, dalam pidatonya di sidang BPUPKI, menyampaikan perlunya dasar
statis yang dapat mempersatukan seluruh elemen dalam bangsa, namun juga memerlukan
leitstar dinamis sebagai arah perjalanan yang harus menggali dalam jiwa masyarakat Indonesia
sendiri

SUMBER

Jurnal Perspektif Hukum, Vol. 22 No.1 Mei 2022:80-108


Oleh : Vivi Elizabeth, Makna Keterbukaan dan Implementasi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Faktor-Faktor yang mengancam keutuhan nasional bangsa
Indonesia sekaligus memperlihatkan peran ideologi Pancasila
sebagai pemersatu bangsa Indonesia
1. Tindakan diskriminasi kepada para pemeluk agama -> Sila pertama
Pancasila sebagai dasar negara menegaskan pentingnya penghormatan terhadap keberagaman
agama tanpa adanya diskriminasi. Ketuhanan Yang Maha Esa menekankan keadilan dalam
menjalankan hak dan kewajiban antar-pemeluk agama tanpa memandang perbedaan keyakinan.
2. Tindakan perdagangan manusia -> Sila kedua
Pancasila menekankan perlindungan dan keadilan terhadap hak asasi manusia. Tindakan
perdagangan manusia bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang menegaskan bahwa
setiap manusia memiliki martabat yang harus dihormati dan dilindungi.
3. Tindakan terorisme dan radikalisme -> Sila ketiga
Pancasila menuntut kesatuan dalam bingkai negara yang menghormati perbedaan. Terorisme dan
radikalisme bertentangan dengan nilai persatuan yang mengancam keutuhan bangsa dan memecah
belah masyarakat.
4. Upaya melakukan pemilihan kepala derah/negara melalui DPR/D -> Sila keempat
Pancasila menekankan pentingnya pemerintahan yang berlandaskan kedaulatan rakyat dan
partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.
5. Upaya menjadikan pembangunan Jawa-sentris -> Sila kelima
Pancasila menuntut adanya keadilan sosial yang merata bagi semua lapisan masyarakat dan
daerah. Pembangunan yang terfokus pada satu wilayah atau kelompok saja, seperti Jawa-
sentris, tidak mencerminkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai