Anda di halaman 1dari 9

Maria : Bunda Kehidupan

Why 12:1-6

...Seorang perempuan berselubungkan matahari,


dengan bulan di bawah kakinya.
..Maka tampaklah seekor naga merah padam
yang besar...Naga itu berdiri di hadapan
perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk
menelan Anaknya.
....Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana
telah disediakan suatu tempat baginya oleh
Allah....
Luk 1:46-49

”Jiwaku memuliakan Tuhan,dan hatiku


bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab
Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-
Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala
keturunan akan menyebut aku
berbahagia,karena Yang Mahakuasa telah
melakukan perbuatan-perbuatan besar
kepadaku dan nama-Nya adalah kudus....”
•Gereja dan Kitab Suci
menghormati Maria karena
perannya yang istimewa dalam
karya keselamatan Allah.
•Bacaan-bacaan tadi bicara
tentang perempuan yang
mengandung;
•yang melindungi janin dalam
kandungannya dari sergapan
naga,
•dan yang tengah bersukacita
karena boleh mengandung
seorang Putera istimewa
Maria : figur seorang ibu yang
luar biasa;

•yang sekalipun mengalami


banyak kesulitan saat
mengandung dan melahirkan,
namun tidak sedikit pun berpikir
untuk menolak janin yang
dikandungnya;

•yang sekalipun harus


menanggung banyak kesedihan
karena anak tunggalnya, tak
sekalipun mengutuk keadaan itu.
• Bahkan, ia sungguh
bersyukur atas
kandungan dan anak
yang dipercayakan
padanya.

• Itulah kemenangannya
melawan sang naga;
kemenangan seorang
ibu yang sederhana dan
baik hati.
• Naga itu masih membelit dan
mengancam ibu-ibu yang tengah
mengandung dalam masalah
berat:
• mereka yang depresi, menolak
janin dan menganggapnya
sebagai beban atau aib, tertekan
oleh nama baik keluarga, trauma;
• dan membisikkan bahwa satu-
satunya jalan untuk
menenangkan diri adalah dengan
membunuh janin tersebut atau
membuangnya setelah
dilahirkan.
• Mereka lupa, seberat apapun
beban mereka, itu tak cukup
menjadi alasan untuk
mengambil nyawa janin yang
tak berdaya.

• Mereka lupa, selalu ada rahmat


Tuhan yang bisa melampaui
keterbatasan mereka.

• Maka, bersyukurlah atas ibu


yang merestui kelahiran kita,
sehingga kita bisa ikut acara ini.
• Doakanlah mereka. Mohonlah sang
Bunda untuk menemani mereka.

• Dan bila suatu saat kita dikaruniai


kandungan, entah seberat apapun
beban kita saat itu, seberapa labil
jiwa kita saat itu, dan seperti
apapun keadaan janin kita itu,
izinkanlah ia mencecap dunia ini.

• Sebab ia pun, sama seperti kita,


ingin bahagia karena boleh
dilahirkan.

Anda mungkin juga menyukai