Audit Energi (Rahma)
Audit Energi (Rahma)
RESOURCES OBJECTIVE
Behavior
Men/women Social
Material Quantitative
Measurement
Machine
Methods
Money
Social
Markets
Time Quantitative
Behavior Measurement
Organizing Controlling
DIREKTUR UTAMA
Komite Energi
1. Perkantoran
1.1. Pemerintah 84.0 - 446.3
1.2. Swasta 102.1 - 373.5
2. Hotel
2.1. Bintang 5 135.5 - 331.0
2.2. Bintang 4 124.9 - 238.8
2.3. Bintang 3 117.6 - 268.8
3. Rumah Sakit
3.1 Pemerintah 137.8 - 409.7
3.2 Swasta 54.9 - 439.9
4. Pertokoan 92.7 - 348.8
5. Kantor Toko 90.0 - 308.4
6. Mall 214.9 - 411.9
7. Apartemen 58.0 - 260.3
Energy Survey
Survei lapangan
melihat perala-
tan, cara kerja,
pemborosan,
alat kontrol dll.
Biasanya dilaku-
kan setelah
audit energi
untuk menen-
tukan potensi
penghematan
Usulan penerapan berdasarkan
perhitungan finansial
200
150
100
50
0
KRITERIA PENGGUNAAN LISTRIK
DI BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH
(NON-AC)
4.17
SANGAT BOROS
3.34
BOROS
kWh/m2/Bulan
2.50
CUKUP
EFISIEN
1.67
EFISIEN
0.84
Ja n Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov . Dec.
KRITERIA PENGGUNAAN LISTRIK
DI BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH
(BER-AC)
37.50
SANGAT BOROS
23.75
BOROS
kWh/m2/Bulan
19.17
AGAK BOROS
14.58
CUKUP EFISIEN
12.08
EFISIEN
7.92
SANGAT EFISIEN
4.17
Ja n Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec.
ASEAN DATABASE OFFICES (1990)
KLASIFIKASI
Kriteria Keterangan
Efisien
(0,84 – 1,67) a)Pengeloaan gedung dan peralatan energi dilakukan dengan
kWh/m2/bulan prinsip konversi energi listrik
b)Pemeliharaan peralatan energi dilakukan sesuai dengan
prosedur
c)Efisiensi pengguanaan energi masih mungkin ditingkatkan
melalui penerapan system manajemen energi terpadu
Cukup Efisien
(1,67 – 2,5) a)Penggunaan energi cukup efisien namun masih memiliki
kWh/m2/bulan peluang konservasi nergi
b)Perbaikan efisiensi melalui pemeliharaan bangunan dan
peraltan nergi masih dimungkinkan
Boros
(2,5 – 3,34) a)Audit energi perlu dilakukan untukmenentukan langkah-
kWh/m2/bulan langkah pernbaikan sehingga pemborosan energi dapat
dihindari
b)Desain bangunan maupun pemeliharaan dan pengoperasian
gedung belum mempertimbangkan konservasi energi
Sangat Boros
(3,34 – 4,17) a)Instalasi peralatan, desain pengoperasian dan pemeliharaan
kWh/m2/bulan tidak mengacu pada penghematan energi
b)Agar dilakukan peninjauan ulang atas semua instalasi
/peralatan eenergi serta penerapan managemen energi dalam
pengelolaan bangunan
c)Audit energi adalah langkah awal yang perlu dilakukan
Tabel 2.2Tabel IKE Bangunan Gedung ber-AC
Sumber: Salpanio, 2007
Kriteria Keterangan
Sangat Efisien
(4,17 – 7,92) a)Desain gedung sesuai standar tatacara perencanaan
kWh/m2/bulan teknis konservasi energi
b)Pengoperasian peralatan energi dilakukan dengan
prinsip-prinsip management energi
Efisien
(7,93 – 12,08) a)Pemeliharaan gedung dan peralatan energi dilakukan
kWh/m2/bulan sesuai prosedur
b)Efisiensi penggunaan energi masih mungkin
ditingkatkan melalui penerapan system manajemen energi
terpadu
Cukup Efisien
(12,08 – 14,58) a)Penggunaan energi cukup efisien melalui pemeliharaan
kWh/m2/bulan bangunan dan peralatan energi masih memungkinkan
b)Pengoperasian dan pemeliharaan gedung belum
mempertimbangkan prinsip konservasi energi
Agak Boros
(14,58 – 19,17) a)Audit energi perlu dipertimbangkan untuk menentukan
kWh/m2/bulan perbaikan efisiensi yang mungkin dilakukan
b)Desain bangunan maupun pemeliharaan dan
pengoperasian gedung belum mempertimbangkan
konservasi energi
Boros
(19,17 – 23,75) a)Audit energi perlu dipertimbangkan untuk
kWh/m2/bulan menentukan langkah – langkah perbaikan
sehingga pemborosan energi dapat dihindari
b)Instalasi peralatan dan desain
pengoperasian dan pemenilahraan tidak
mengacu pada penghematan energi
Sangat Boros
(23,75 – 37,5) a)Agar ditinjau ulang atas semua instalasi/peralatan energi
kWh/m2/bulan serta penerapan managemen energi dalam pengelolaan
bangunan
b)Audit energi adalah langkah awal yang perlu dilakukan
Tiga faktor menentukan kebutuhan PK (Paard Kracht/
Horse Power) AC, yakni daya pendinginan AC (BTU/hr
British Thermal Unit per hour), daya listrik (watt), dan
PK kompressor AC. Paard Kracth (PK)adalah satuan
daya pada kompressor AC (Joto, 2013). Cara
menghitung dan menyesuaikan daya pendingin air
conditioner yaitu dengan mengkonversi PK
menjadiBTU/hr. Konversi satuan PK diberikan sebagai
berikut.
1 PK = 9.000-10.000 BTU/h
1 m2 = 600 BTU/h
1 m = 3.33 kaki …
Daya Pendingin AC berdasarkan PK AC dapat dilihat
pada table berikut
(W x H x I x L x E) / 60 = kebutuhan BTU
Dimana :
W = panjang ruang (dalam feet);
H = tinggi ruang (dalam feet);
I = nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di
lantai bawah, atau berhimpit dengan ruang lain). Nilai
18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas);
L =lebar ruang (dalam feet);
E =nilai 16 jikadinding terpanjang menghadap
utara; nilai 17 jikamenghadap timur;nilai 18 jika
menghadap selatan; dan nilai 20 jika menghadap
barat.