DISUSUN OLEH
ii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Persentase Kebutuhan Biaya Energi ............................................................. 6
Tabel 3.2 Standar IKE Pada Gedung di Indonesia ....................................................... 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menentukan PDCA ( Plan, Do, Check, Action) pada Surabaya Plaza
Hotel
2. Untuk menentukan IKE (Intensitas Konsumsi Energi) pada Surabaya Plaza
Hotel
1
3. Untuk mengidentifikasi upaya optimasi dalam penghematan energi pada
Surabaya Plaza Hotel
2
BAB II
DASAR TEORI
3
Gambar 2.1 Skema Konsep Sistem Manajemen Energi
4
b. Tersedianya Database
c. Terbangunnya baseline penggunaan energi/IKE.
d. Kemudahan untuk menemukan sumber-sumber inefisiensi dan PPE.
e. Dapat mengetahui dampak biaya yang terjadi.
f. pengelolaan energi yang efektif dan efisien.
g. Menumbuhkan budaya hemat energi bagi seluruh lapisan karyawan.
5
BAB III
ISI
a. Plan
Sumber energy yang digunakan di Surabaya Plaza Hotel adalah listrik, gas, dan air.
Energy yang paling banyak digunakan adalah energy listrik karena biaya pengadaan energy
listrik dapat mencapai 70-80% dari total biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan energi
operasional hotel per bulannya sehingga mememrlukan perhatian khusus dalam
penghematannya.
Salah satu yang menjadi perhatian dalam energy listrik adalah AC, karena AC
merupakan fasilitas hotel dengan penggunaan energi listrik paling besar. Energi yang
dibutuhkan untuk operasional AC seluruh fasilitas bangunan hotel dapat mencapai angka 60-
70 % dari total kebutuhan energi listrik keseluruhan.
b. Do
Sebelum menentukan Do, terlebih dahulu dihitung nilai IKE (Intensitas
Konsumsi Energi). IKE merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan
besarnya pemakaian energi dalam bangunan gedung . Berikut ini merupakan
perhitungan IKE yang didapat sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑤ℎ
𝐼𝐾𝐸 =
(𝑂𝑐𝑐 𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑥 𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑅𝑜𝑜𝑚) + (𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑁𝑜𝑛 𝑅𝑜𝑜𝑚)
4,408,027
=
(0,7629 𝑥 9006) + 9747
4,408,027
=
(6870,6774 + 9747)
= 265,26 𝐾𝑤ℎ/𝑚2
6
Upaya yang dilakukan untuk menekan biaya operasional yang digunakan dalam
industri perhotelan adalah dengan menghemat energi yang digunakan. Selain dari
segi energi yang harus doperhatikan untuk penghematan biaya, perlu juga adanya
peninjauan dari sisi lain supaya bisa menekan biaya operasional, seperti berikut.
a. Merubah SOP penggunaan fasilitas hotel, seperti mengoperasikan lift secara
bergantian menurut zoning lantai hotel yang disesuaikan dengan tingkat
hunian, penyesuaian setting temperatur Air Conditioner pada waktu-waktu
tertentu serta penjadwalan ulang jadwal perawatan atau maintenance fasilitas
sebagai upaya dari preventive maintenance.
b. Melakukan renovasi / penyesuaian desain bangunan hotel, seperti pemilihan
warna cat interior ruangan dengan cat berwarna cerah dikarenakan warna
gelap akan menyerap cahaya, lalu mengurangi biaya penggunaan fasilitas Air
Conditioner dengan mengatur pertukaran panas pada bangunan. Misalnya
mengindari penggunaan kaca yang terlalu lebar, memberi ruang insulasi udara
di bawah atap, dan sebagainya dan menggunakan kaca film atau shading
curtain pada jendela ruangan.
c. Menggunakan teknologi berbasis hemat energi, dengan pemakaian jenis
lampu yang hemat energi, misalnya penggantian jenis ballast konvensional
dengan ballast elektronik pada lampu berjenis fluorescent, penggunaan
sensor waktu dan intensitas cahaya otomatis pada lampu dan pemakaian
peralatan fasilitas dengan teknologi hemat energy.
d. Melakukan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Upaya ini
dapat dilakukan dengan melakukan pelatihan secara berkala tentang
manajemen energi dibidang perhotelan dan pelatihan terkait hal teknis dari
operasional fasilitas hotel, misalnya konsep perawatan atau maintenance dari
mesin pada peralatan fasilitas hotel.
c. Check
Dari perhitungan nilai IKE, diketahui bahwa nilai IKE yang dimiliki oleh
Surabaya Plaza Hotel telah memenuhi standard IKE yang telah ditetapkan
seperti yang terlihat pada tabel 3.2 , yaitu sebesar 300 Kwh/m2.
Dari hasil survei energi dapat diketahui bahwa selain pada fasilitas dan
peralatan yang digunakan, identifikasi peluang hemat energi juga terdapat
pada faktor Sumber Daya Manusia (SDM). SDM yang dimaksud ini
meliputi seluruh bagian dari organisasi perusahaan tanpa terkecuali dan juga
kesadaran dari customer sebagai pengguna energi di Hotel.
7
Ekonomi merupakan kriteria dengan nilai bobot terbesar dalam
perbandingan antar kriteria alternatif jenis konservasi energi. Hal ini dapat
dipahami bahwa hotel sebagai industri yang menjual jasa sebagai produknya
memiliki tujuan utama untuk menghasilkan profit semaksimal mungkin
(profit oriented). Oleh sebab itu, penghematan ekonomi dapat dilakukan
dengan melakukan renovasi atau penyesuaian desain bangunan agar dapat
menghasilkan profit yang lebih maksimal.
Budaya kerja merupakan hal yang harus dimiliki oleh tenaga kerja karena
mempengaruhi manajemen energy. Kesadaran tenaga kerja untuk
berperilaku hemat energi yang terbentuk dan kompetensi kerja sebagai
hardskill menjadi penunjang dari keberhasilan dari rencana penghematan
energi yang akan dilakukan.
d. Action
Perlu dilakukan penanaman pola pikir kepada SDM tentang pentingnya
hemat energi, jika kesadaran untuk berperilaku hemat energi sudah
terbentuk, kemudian kompetensi kerja sebagai hardskill menjadi penunjang
dari keberhasilan dari rencana penghematan energi yang akan dilakukan.
Perlu adanya pelatihan untuk menunjang kapasitas SDM. Pelatihan
mengenai manajemen energi tersebut tidak hanya mencakup dari segi
hardskill saja, melainkan juga dari segi softskill yang dimiliki oleh SDM
hotel.
Dilakukan renovasi atau perubahan desain bangunan seperti desain ruangan
yang memiliki pencahayaan yang cukup namun suhu di dalam ruangan tidak
terjadi peningkatan suhu dengan pemasangan film pada kaca.
Penggunaan kartu kamar sebagai sumber listrik, sehingga jika konsumen
meninggalkan kamar tidak ada listrik yang menyala. Lalu penggunaan
lampu hemat energy dan menurunkan kecepatan putar mesin cuci pada saat
proses pengeringan pakaian di laundry
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berikut ini merupakan kesimpulan yang didapat pada makalah ini adalah :
1. Dalam upaya untuk manajemen energi pada industri perhotelan (studi kasus
Suarabaya Plaza Hotel ), maka dilakukan penentuan PDCA (Plan, Do, Check,
Action)
2. Dalam rangka untuk mengetahui penggunaan energi yang telah dipakai di
Surabaya Plaza Hotel maka dilakukan perhitungan IKE (Intensitas Konsumsi
Energi) dan hasil yang didapat sesuai standar yang telah ditentukan
3. Upaya optimasi dalam penghematan energi pada Surabaya Plaza Hotel yaitu
berupa SDM yang memiliki kemampuan hardskill dam softskill dalam
penghematan energi, renovasi desain bangunan atau ruangan dan
penguranagn kecepatan putar dalam penggunaan mesin cuci
9
DAFTAR PUSTAKA
10