Anda di halaman 1dari 297

MANUAL

SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN


NON SERTIFIKASI
Pendahuluan
Sebagai pedoman dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi bagi
setiap pegawai, karyawan mitra kerja, tamu, mitra kerja rekanan (pihak ketiga) agar turut serta
dalam menyelenggarakan pengamanan dan bertanggung jawab sesuai dengan kewajiban atau
kewenangan masing-masing di wilayah kerja PT PLN (Persero)

www.pln.co.id |
RUANG LINGKUP

1. Manual ini berlaku di wilayah kerja PT PLN (Persero) yang mencakup prosedur
keamanan dan ketertiban pada situasi:

a. Aman;

b. Siaga;

c. Darurat.

2. Manual ini sebagai dasar untuk Prosedur, Instruksi Kerja dan Formulir Sistem Manajemen
Pengamanan Non Sertifikasi di wilayah kerja PT PLN (Persero)

www.pln.co.id |
REFERENSI

1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

2. UU No. 13 Tahun 203 Tentang Ketenagakerjaan.

3. UU No. 2 Tahun 202 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

4. UU No. 34 Tahun 204 Tentang Tentara Nasional Indonesia

5. Keputusan Presiden RI No. 63 Tahun 204 tanggal 05 Agustus 204 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

7. Keputusan Kapolri No. SKEP/738/X/205 tanggal 13 Oktober 205 Tentang Pedoman Sistem Pengamanan Obyek Vital
Nasional

8. Peraturan Kapolri No. Pol. 17 Tahun 206 Tentang Pedoman Pembianaan Badan Usaha Jasa Pengamanan

www.pln.co.id |
REFERENSI

Peraturan Kapolri No. 24 Tahun 207 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau
Instansi/Lembaga Pemerintah

Nota Kesepahaman PLN dengan Polri No. 020.MoU/REN.05.01/DIR/2017 Tentang Penyelenggaraan Pengamanan Instalasi
dan Aset Serta Penegakan Hukum di Lingkungan Kerja PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan, Pengamanan, dan Penanganan
Perkara Penyampaian Pendapat di Muka Umum

Kep Direksi PT PLN ( Pesero ) No. 477/K/DIR/2012 Tanggal 25 September 2012 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan

Keputusan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan POLRI Nomor : Kep / 521 /x / 2015 tentang Pedoman Penilaian
Penerapan Sistem Manajemen Pengamanan Swakarsa.

www.pln.co.id |
DEFINISI

1. Sistem Manajemen Pengamanan adalah bagian dari manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan pengamanan dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan usaha guna mewujudkan lingkungan yang aman, efisien, dan produktif.

2. Obyek Vital adalah kawasan/lokasi, bangunan/instalasi dan atau usaha yang menyangkut hajat hidup orang banyak,
kepentingan negara, dan atau sumber pendapatan negara yang bersifat strategis.

3. Perusahaan adalah suatu badan berbasis kemasyarakatan yang melakukan kegiatannya berorientasi komersial yang
beroperasi di wilayah Republik Indonesia, dalam hal ini PT PLN (Persero) Penanggung Jawab Keamanan Kantor Induk adalah
wakil manajemen Perusahaan yang bertanggung jawab dalam penerapan Sistem Manajemen Pengamanan.

4. Officer KAMTIB Kantor Induk adalah wakil dari penanggung jawab keamanan yang bertanggung jawab dalam penerapan
Sistem Manajemen Pengamanan.

www.pln.co.id |
DEFINISI

Assistant Officer KAMTIB APP adalah wakil dari manajemen APP yang bertanggung jawab dalam penerapan Sistem Manajemen
Pengamanan.

Pegawai adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, diangkat, diberi penghasilan menurut ketentuan
yang berlaku di PT PLN (Persero).

Karyawan Mitra Kerja adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, diangkat, diberi penghasilan
menurut ketentuan yang berlaku di perusahaan yang bekerja sama dengan PT PLN (Persero)

Aset Perusahaan adalah segala sesuatu yang bernilai bagi PT PLN (Persero), baik yang bersifat fisik atau non-fisik yang terdapat
pada setiap aktivitas, operasi, dan transaksi usaha baik internal maupun eksternal.

Pengamanan adalah usaha pekerjaan dan/atau kegiatan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan serta penegakan hukum
terhadap setiap ancaman dan gangguan keamanan di kawasan PT PLN (Persero)

www.pln.co.id |
DEFINISI

Sistem Pengamanan (SISPAM) bersifat konsepsional strategis yang disusun oleh tingkat Pusat.

Petunjuk Pengamanan (JUKPAM) bersifat operasional strategis yang disusun oleh anak perusahaan dan atau tingkat Unit.

Risiko adalah ketidakpastian dari suatu peristiwa (events) yang mungkin dapat terjadi di masa akan datang, baik terhadap kejadian
yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun kejadian yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated), yang dapat menimbulkan
dampak negatif berupa kerugian bagi Bisnis Perusahaan.

Ancaman adalah setiap usaha dan atau kegiatan dengan segala bentuk baik yang berasal dari dalam maupun dari luar yang dinilai
berpotensi membahayakan kelangsungan berfungsinya PT PLN (Persero)

Gangguan adalah tindakan yang menghambat atau menggagalkan penyediaan tenaga listrik di PT PLN (Persero)

www.pln.co.id |
DEFINISI

Crime Index adalah kumpulan catatan jumlah tindak kejahatan/kriminal di lokasi atau area tertentu yang terdata di wilayah
Kepolisian Resort (POLRES) setempat setiap triwulan.

Kerawanan keamanan adalah suatu kemampuan eksploitasi dari suatu kelemahan keamanan atau kekurangan pada fasilitas
organisasi atau personil di wilayah PT PLN (Persero)

Analisis Risiko adalah suatu proses analisis risiko pengamanan dengan mengukur skala probabilitas peristiwa dan skala dampak
gangguan keamanan terhadap tujuan bisnis Perusahaan.

Evaluasi Risiko adalah suatu proses penilaian untuk menetapkan tingkat risiko yang melekat pada aset dari setiap aktifitas,
operasi, dan transaksi usaha baik internal maupun eksternal dalam proses bisnis yang berpotensi merugikan Perusahaan.

Manajemen Risiko pengamanan adalah manajemen risiko yang terkait aspek pengamanan, yaitu pengelolaan risiko yang melekat
dan atau timbul pada aset Perusahaan.

Mitigasi Risiko adalah upaya pengendalian yang dilakukan untuk mengurang/menurunkan tingkat risiko terhadap ancaman yang
spesifik kepada aset Perusahaan.

www.pln.co.id |
DEFINISI

Penilaian Risiko Pengamanan adalah rangkaian proses pengukuran terhadap eksposur risiko pengamanan yang meliputi
identifikasi risiko, analisis risiko, dan evaluasi risiko untuk menetapkan tingkat risiko pengamanan.

Pre-emtif adalah upaya dalam rangka mengidentifikasi informasi yang merupakan potensi yang dapat menimbulkan kerawanan
Perusahaan atau Anak Perusahaan.

Preventif adalah upaya yang dilaksanakan dalam rangka mencegah kerawanan Perusahaan atau Anak Perusahaan, dengan
kegiatan antara lain dengan penjagaan, patroli, penyelidikan, dan kegiatan lainnya.

Represif adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh komponen inti dan/atau komponen khusus dalam rangka menanggulangi
gangguan Perusahaan atau Anak Perusahaan.

Satpam adalah semua usaha tindakan/kegiatan pengamanan secara terus menerus dan mempunyai daya pre-emtif, preventif, dan
respon (represif) terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang ditimbulkan oleh faktor
manusia, alam ataupun teknis.

www.pln.co.id |
DEFINISI

Komponen Inti adalah Satpam dan atau pegawai/karyawan yang berkompeten di bidang pengamanan dan bertugas di kawasan
PT PLN (Persero)

Komponen Dasar adalah pegawai atau karyawan Mitra kerja yang bertugas di kawasan PT PLN (Persero)

Komponen Khusus adalah aparat keamanan terdiri dari POLRI/TNI.

Komponen Pendukung adalah masyarakat dan pemerintah setempat di sekitar kawasan PT PLN (Persero)

Stakeholder Perusahaan adalah entitas yang terlibat dalam proses kerja perusahaan.

Manual adalah Dokumen level 1 yang berisi pedoman dan kebijakan perusahaan berkenaan dengan pengamanan di kawasan PT
PLN (Persero) Dokumen ini juga mengidentifikasikan tanggung jawab pegawai, karyawan mitra kerja, prosedur, instruksi kerja,
formulir kerja dimana kebijakan tersebut diterapkan.

www.pln.co.id |
DEFINISI

Prosedur adalah Dokumen Level 2 yang berisi prosedur-prosedur yang menguraikan cara kerja perusahaan dan disesuaikan
dengan tuntutan dari peraturan perundangan yang digunakan.

Instruksi Kerja adalah Dokumen Level 3 yang berisi instruksi-instruksi kerja yang menjabarkan lebih rinci Dokumen Level 2
dan/atau dokumen yang berdiri sendiri.

Formulir dan Lampiran adalah Dokumen Level 4 sebagai kelengkapan dari Dokumen level 2 dan level 3 atau dokumen yang
berdiri sendiri.

www.pln.co.id |
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
PERUSAHAAN
Berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian RI (PERKAP) No. 24 Tahun 207, Sistem Manajemen Pengamanan
Perusahaan merupakan dasar penting tata kelola pelaksanaan tugas pengamanan Perusahaan untuk menjamin
terciptanya situasi dan kondisi yang aman di kawasan Perusahaan serta menjamin keberlangsungan usaha guna
mendukung tujuan Perusahaan menuju world class services.

www.pln.co.id |
ELEMEN KUNCI SISTEM PENGAMANAN
DAPAT DIINTEGRASIKAN DENGAN STANDAR
SISTEM MANAJEMEN LAINNYA

www.pln.co.id |
5 (LIMA) PRINSIP

Commitment & Policy

Elemen 1. Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen Plan;

Elemen 2. Pemenuhan Aspek Peraturan Perundangan Keamanan;

Elemen 3. Manajemen Risiko Pengamanan;

Elemen 4. Tujuan dan Sasaran;

Elemen 5. Perencanaan dan Program.

www.pln.co.id |
5 (LIMA) PRINSIP

Do

Elemen 6. Pelatihan, Kepedulian, dan Kompetensi Pengamanan;

Elemen 7. Konsultasi, Komunikasi, dan Partisipasi;

Elemen 8. Pengendalian Dokumen dan Rekaman;

Elemen 9. Penanganan Keadaan Darurat;

Elemen 10. Pengendalian Proses dan Infrastruktur.

www.pln.co.id |
5 (LIMA) PRINSIP

Check

Elemen 11. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja Pengamanan;

Elemen 12. Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian;

Elemen 13. Pengumpulan dan Analisis Data;

Elemen 14. Audit Internal Sistem Manajemen Pengamanan.

www.pln.co.id |
5 (LIMA) PRINSIP

Action

Elemen 15. Tinjauan Manajemen;

Elemen 16. Peningkatan Berkelanjutan.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 2. Pemenuhan Aspek Peraturan Perundangan Keamanan

1) Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara suatu prosedur untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan peraturan pengamanan;

2) Perusahaan harus memastikan dan mengevaluasi pelaksanaan peraturan menjadi bagian dari Sistem
Manajemen Pengamanan.

3) Perusahaan harus menjaga informasi tentang peraturan perundangan agar tetap sesuai dengan
perkembangan terbaru;

4) Perusahaan harus mengkomunikasikan informasi tentang peraturan perundangan dan persyaratan


lainnya kepada pihak yang terkait (karyawan, pemasok, sub kontraktor).

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 3. Manajemen Risiko Pengamanan

1) Perusahaan harus menyediakan kerangka kerja dan panduan praktis pengelolaan manajemen risiko terkait
aspek pengamanan yang spesifik dan disesuaikan dengan kondisi karakteristik industri, letak geografis,
perkembangan teknologi, dan keuangan;

2) Panduan melakukan Manajemen Risiko Pengamanan sesuai Perkap No. 24 Tahun 207.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 4. Tujuan dan Sasaran

Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara sasaran setiap fungsi dan
tingkatan secara terdokumentasi.

1) Sasaran harus dapat diukur, dilaksanakan, dan konsisten dengan kebijakan pengamanan;

2) Perusahaan harus memasukkan tanggung jawab untuk memenuhi persyaratan peraturan


perundangan pada saat menetapkan dan meninjau sasaran.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 5. Perencanaan dan Program

1) Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara suatu program pengamanan, yang minimum
terdiri dari:

a. Rekomendasi akhir dari mitigasi risiko yang dipilih;

b. Penunjukkan penanggung jawab dan otoritas keamanan di setiap bidang;

c. Target waktu pencapaian sasaran;

d. Rencana pengamanan pada acara tertentu;

e. Penunjukkan penanggung jawab dan otoritas keamanan di setiap bidang target waktu pencapaian sasaran dan
target Rencana Pengamanan pada acara tertentu.

Program harus ditinjau ulang secara periodik dan terencana, apabila diperlukan akan disesuaikan.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 6. Pelatihan, Kepedulian, dan Kompetensi Pengamanan

1) Perusahaan harus memastikan bahwa setiap personil memiliki kompetensi pengamanan sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya.

2) Perusahaan harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang sesuai dan mengevaluasi pemenuhannya.

3) Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk membuat personil sadar
terhadap:

a. Konsekuensi pengamanan pada pekerjaannya.

b. Kewajiban dan tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan pengamanan dan kesiapan menghadapi
keadaan darurat.

c. Konsekuensi potensial yang muncul dari prosedur operasi tertentu.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 7. Konsultasi, Komunikasi, dan Partisipasi

1) Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara suatu prosedur untuk:

a. Komunikasi dan atau konsultasi internal pada seluruh tingkatan dan fungsi yang ada.

b. Menerima, mendokumentasikan, dan menanggapi komunikasi dari pihak luar yang terkait.

c. Partisipasi personil yang bekerja untuk dan atas nama organisasi.

2. Perusahaan harus berkoordinasi dengan pihak luar yang berkaitan dengan masalah isu keamanan
masyarakat di sekitar lokasi organisasi (antara lain: Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat).

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 8. Pengendalian Dokumen dan Rekaman

1) Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara suatu prosedur untuk:

a. Persetujuan kecukupan dokumen sebelum diterbitkan.

b. Peninjauan, pembaruan, dan persetujuan ulang dokumen sesuai kebutuhan.

c. Memastikan bahwa setiap perubahan dan revisi terbaru dokumen telah diidentifikasi.

d. Memastikan bahwa dokumen yang digunakan tersedia dalam versi relevan sesuai dengan penggunaannya.

e. Memastikan bahwa setiap dokumen memiliki status yang teridentifikasi.

f. Memastikan bahwa dokumen eksternal diidentikasi dan dikendalikan distribusinya.

g. Mencegah penggunaan dokumen yang usang.

h. Melakukan pengendalian terhadap rekaman.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 9. Penanganan Keadaan Darurat

1) Perusahaan harus memiliki prosedur keadaan darurat yang diuji secara berkala oleh personil yang kompeten.

2) Perusahaan yang memiliki instalasi atau peralatan yang memiliki dampak besar bagi masyarakat banyak harus
berkoordinasi dengan instansi terkait yang berwenang (Objek Vital).

3) Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara suatu prosedur untuk:

a. Mengidentifikasi potensi terjadinya keadaan darurat.

b. Menangani situasi darurat.

c. Petunjuk pelaksanaan tim manajemen krisis.

4) Perusahaan harus meninjau ulang prosedur secara berkala dan sesuai kebutuhan.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 10. Pengendalian Proses dan Infrastruktur

1) Perusahaan merencanakan pengendalian kegiatan-kegiatan operasional, produk barang, dan atau jasa yang dapat
menimbulkan risiko gangguan keamanan sesuai dengan hasil manajemen risiko.

2) Perusahaan mendokumentasikan, menerapkan, mengawasi, memantau dan mengevaluasi kebijakan standar keamanan bagi
tempat kerja, perancangan tempat kerja dan bahan, infrastruktur fisik/fasilitas, dan informasi.

3) Perusahaan menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur:

a. Pengendalian operasi yang aplikatif.

b. Pengaruh persyaratan-persyaratan operasi yang dapat menimbulkan penyimpangan kebijakan pengamanan.

c. Pengendalian risiko ancaman dari kegiatan penyimpanan dan pembelian peralatan barang dan jasa, perpindahan barang dan
jasa, dan penyimpangan penggunaan sumber daya.

d. Pengendalian kondisi operasi yang tidak menyimpang dari kebijakan pengamanan.

e. Pengendalian keamanan informasi.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 11. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja Pengamanan

1) Pengukuran kualitatif dan kuantitatif sesuai kebutuhan organisasi.

2) Pemantauan berkala atas pencapaian sasaran kinerja pengamanan yang telah ditetapkan.

3) Pemantauan atas efektifitas pengendalian pengamanan yang telah ditetapkan.

4) Pengukuran proaktif kinerja organisasi atas pemenuhan terhadap program manajemen, kriteria operasi, dan
persyaratan peraturan perundangan.

5) Pengukuran terhadap kinerja pemantauan yang dilakukan atas kejadian-kejadian ancaman pengamanan yang
telah terjadi atau yang berpotensi digunakan.

6) Penyimpanan data dan hasil-hasil pemantauan dan pengukuran harus dapat digunakan untuk analisis terhadap
tindakan koreksi dan pencegahan.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 12. Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian

Prosedur pelaporan internal perlu ditetapkan untuk menangani:

a. Identifikasi faktor korelatif sumber ancaman dan gangguan.

b. Kejadian berpotensi menimbulkan gangguan.

c. Ketidaksesuaian, apabila telah terjadi gangguan yang menyebabkan kerugian.

d. Kinerja keamanan di tempat kerja.

Prosedur pelaporan eksternal perlu ditetapkan untuk menangani:

e. Pelaporan yang dipersyaratkan peraturan perundangan.

f. Pelaporan kepada pemegang saham pemerintah dan masyarakat.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Perusahaan harus menetapkan prosedur penanganan terkait dengan kondisi yang tidak sesuai dan
mengambil tindakan perbaikan dan pencegahannya.

Prosedur penanganan ketidaksesuaian harus memenuhi persyaratan:

Identifikasi dan penyelidikan ketidaksesuaian.

a. Tindakan perbaikan dan pencegahan ketidaksesuaian.

b. Evaluasi tindakan perbaikan dan pencegahan ketidaksesuaian.

c. Peninjauan ulang perbaikan dan pencegahan.

d. Penyimpanan dan pengkomunikasian.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 13. Pengumpulan dan Analsis Data

1) Perusahaan harus melakukan pengumpulan data:

a. Persyaratan eksternal/perundangan dan internal/indikator kinerja pengamanan.

b. Izin operasional sekuriti professional.

c. Risiko dan sumber gangguan.

d. Kegiatan pelatihan aspek pengamanan.

e. Kegiatan inspeksi, kalibrasi, dan pemeliharaan alat pengamanan.

f. Rincian gangguan, keluhan, dan tindak lanjut.

g. Informasi mengenai pemasok dan kontraktor.

h. Audit dan pengolahan data statistik.

i. Peninjauan ulang Sistem Manajemen Pengamanan.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Perusahaan harus menetapkan, menghimpun, dan menganalisis data sesuai untuk memperagakan kesesuaian dan
keefektifan sistem manajemen pengamanan dan untuk menilai dimana perbaikan berkelanjutan Sistem Manajemen
Pengamanan dapat dilakukan.

Analisis data harus memberikan informasi yang terkait dengan:

a. Kondisi keamanan.

b. Potensi ancaman.

c. Kinerja keamanan.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 14. Audit Internal Sistem Manajemen Pengamanan

1) Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur Audit Internal Sistem Manajemen
Pengamanan.

2) Audit Internal Sistem Manajemen Pengamanan dilaksanakan secara sistematis dan independen oleh personil
yang memiliki kompetensi kerja dengan menggunakan metodologi yang telah ditetapkan.

3) Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan ulang hasil audit sebelumnya dan bukti sumber
ancaman dan gangguan yang didapatkan di tempat kerja.

4) Hasil audit harus digunakan oleh pengurus/penanggung jawab atau pengusaha dalam proses tinjauan ulang
manajemen.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 14. Audit Internal Sistem Manajemen Pengamanan

1) Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur Audit Internal Sistem Manajemen
Pengamanan.

2) Audit Internal Sistem Manajemen Pengamanan dilaksanakan secara sistematis dan independen oleh personil
yang memiliki kompetensi kerja dengan menggunakan metodologi yang telah ditetapkan.

3) Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan ulang hasil audit sebelumnya dan bukti sumber
ancaman dan gangguan yang didapatkan di tempat kerja.

4) Hasil audit harus digunakan oleh pengurus/penanggung jawab atau pengusaha dalam proses tinjauan ulang
manajemen.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 15. Tinjauan Manajemen

Tinjauan ulang Sistem Manajemen Pengamanan harus meliputi:

1) Evaluasi terhadap penerapan kebijakan pengamanan.

2) Tujuan, sasaran, dan kinerja manajemen pengamanan.

3) Hasil temuan audit Sistem Manajemen Pengamanan.

4) Evaluasi efektifitas penerapan Sistem Manajemen Pengamanan dan kebutuhan untuk mengubah Sistem
Manajemen Pengamanan sesuai dengan:

a. Perubahan peraturan perundangan.

b. Tuntutan dari pihak terkait dan pasar.

c. Perubahan produk dan kegiatan perusahaan.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

d. Perubahan struktur organisasi perusahaan.

e. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

f. Pengalaman yang didapat dari insiden gangguan yang terjadi.

g. Umpan balik dari pihak terkait termasuk masyarakat sekitar.

www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Elemen 16. Peningkatan Berkelanjutan

Perusahaan harus terus menerus memperbaiki keefektifan Sistem Manajemen Pengamanan melalui hasil
penerapan kebijakan keamanan, sasaran keamanan, hasil audit, analisis data, tindakan koreksi dan pencegahan,
dan tinjauan manajemen.

www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
NON SERTIFIKASI
AUDITOR INTERNAL

SPV KAMTIB
(Penanggung Jawab
Keamanan)

AF KAMTIB AF KAMTIB AF KAMTIB AF KAMTIB AF KAMTIB OF KAMTIB


APP Madiun APP Malang APP Surabaya APP APP Bali Kantor Induk
(Penanggung (Penanggung (Penanggung Probolinggo (Penanggung (Penanggung
Jawab Jawab Jawab (Penanggung Jawab Jawab
Keamanan) Keamanan) Keamanan) Jawab Keamanan) Keamanan)
Kemanan)

Danru dan Anggota Satuan Pengamanan

www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

PENGARAH

Pengarah Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi PT PLN (Persero) bertindak sebagai penanggung jawab
di wilayah kerja Sistem Manajemen Pengamanan PT PLN (Persero) Unit yang mempunyai tugas:

1. Menjamin ketersediaan sumber daya untuk menetapkan, menerapkan, memelihara, dan mengembangkan
Sistem Manajemen Pengamanan.

2. Menetapkan wewenang tanggung jawab dan akuntabilitas, serta mengefektifkan Sistem Manajemen
Pengamanan;

3. Memberikan pengarahan terhadap Tim Sistem Manajemen Pengamanan.

4. Memberikan pengarahan terhadap implementasi Sistem Manajemen Pengamanan.

5. Sesuai Gambar 2 Struktur Organisasi Tim Sistem Manajemen Pengamanan.

www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

PENANGGUNG JAWAB KEAMANAN KANTOR INDUK

Memiliki tugas dan tanggung jawab untuk:

1) Melaksanakan penerapan Sistem Manajemen Pengamanan sesuai ketentuan yang berlaku.

2) Melaksanakan pemenuhan persyaratan standar dan peraturan yang sudah diatur dalam ruang lingkup yang
tercantum dalam pedoman ini.

3) Melaksanakan kegiatan tinjauan manajemen dan peningkatan berkelanjutan secara berkala.

4) Melaporkan kinerja penerapan Sistem Manajemen Pengamanan perusahaan secara berkala.

5) Melaksanakan keterlibatan aktif dalam peninjauan dan penyusunan sasaran pengamanan.

6) Menyusun SOP/Instruksi Kerja keamanan dan ketertiban sesuai situasi dan kondisi yang berkembang untuk
pedoman pelaksanaan pekerjaan;

www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

7) Memberikan instruksi lisan serta tulisan kepada anggota keamanan dan ketertiban, agar pelaksanaan tugas
dapat berjalan lancar;

8) Mengawasi dan mengatur anggota keamanan dan ketertiban agar tugas yang dilaksanakan dapat berjalan
optimal;

9) Melakukan langkah-langkah preventif, dengan aparat keamanan/instansi terkait untuk menanggulangi hal-hal
yang berpotensi terhadap gangguan keamanan dan ketertiban;

10) Melaporkan setiap kejadian gangguan keamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero) Unit

11) Melaksanakan pemantauan program pengamanan;

12) Secara aktif memonitor pelaksanaan program SMP.

www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

PENANGGUNG JAWAB KEAMANAN AREA PELAKSANA PEMELIHARAAN

Penanggung Jawab Keamanan Area Pelaksana Pemeliharaan dijabat oleh AF KAMTIB masing masing Unit untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengamanan Unit pelaksana masing masing di wilayah kerja Unit
dalam penyusunan, penerapan, pemantauan, dan pelaporan Sistem Manajemen Pengamanan.

www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

AUDITOR INTERNAL

Auditor internal adalah Tim yang dibentuk oleh General Manager PT PLN (Persero) Unit melalui Surat Keputusan
Tim Auditor Internal yang memiliki tugas dan tanggung jawab secara sistematis untuk mengetahui keefektifan
penerapan Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi di lingkungan PT PLN (Persero) Unit . Dimana hasil
temuan audit internal digunakan oleh manajemen Kantor Induk dalam proses tinjauan ulang manajemen.

www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

OFFICER KAMTIB KANTOR INDUK

Bertanggung jawab untuk:

1) Mengidentifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko serta catatan kejadian gangguan sebelumnya yang
berkaitan dengan operasional Perusahaan.

2) Perencanaan program-program pengamanan dalam rangka penerapan kebijakan keamanan perusahaan,


prosedur, dan instruksi kerja yang terfokus pada pencegahan terjadinya gangguan yang dapat mengkibatkan
kerugian perusahaan.

3) Menetapkan dan memelihara prosedur guna menjamin bahwa perusahaan telah memenuhi aspek-aspek
keamanan.

4) Berkoordinasi dengan aparat keamanan dan instansi terkait lainnya.

5) Mengendalikan dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi.

www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

ASSISTANT OFFICER KAMTIB Unit

Bertanggung jawab untuk:

1) Mengidentifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko serta catatan kejadian gangguan sebelumnya yang
berkaitan dengan operasional di wilayah kerjanya

2) Perencanaan program-program pengamanan dalam rangka penerapan kebijakan keamanan perusahaan, prosedur,
dan instruksi kerja yang terfokus pada pencegahan terjadinya gangguan yang dapat meng akibatkan kerugian
perusahaan.

3) Menetapkan dan memelihara prosedur guna menjamin bahwa perusahaan telah memenuhi aspek-aspek keamanan.

4) Berkoordinasi dengan aparat keamanan dan instansi terkait lainnya.

5) Mengendalikan dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi di wilayah kerjanya

www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

Danru SATPAM

Danru SATPAM yang di jabat oleh Komandan Regu SATPAM


a) Mempunyai tanggung jawab memelihara keamanan dan ketertiban;

b) Melakukan penertiban yang terkait dengan kepatuhan karyawan dalam mematuhi peraturan perusahaan;

c) Secara rutin melakukan patroli keamanan serta menjalin koordinasi yang melibatkan semua unsur keamanan;

d) Mencatat dan mengendalikan keluar/masuk tamu, kendaraan dan barang sesuai IK dan formulir yang berlaku;

e) Dalam melaksanakan tugasnya, menggunakan fasilitas yang diberikan perusahaan sesuai standar yang ditetapkan dalam
Peraturan Kapolri No. 24 Tahun 207;

f) Menjaga kebersihan Pos Jaga dan membuat laporan yang tercatat dalam buku mutasi dinas rutin pengamanan;

g) Menjalin kerjasama dengan karyawan internal dalam mengamankan asset perusahaan;

h) Menjadi kepanjangan perusahaan dalam komunikasi dengan masyarakat terkait masalah keamanan;

i) Menjaga citra perusahaan dan menjunjung jiwa korsa dalam tugas.

www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
Anggota SATPAM

a) Mempunyai tanggung jawab langsung kepada Danru untuk memelihara keamanan dan ketertiban;

b) Melakukan penertiban yang terkait dengan kepatuhan karyawan dalam mematuhi peraturan perusahaan;

c) Secara rutin melakukan patroli keamanan serta menjalin koordinasi yang melibatkan semua unsur keamanan;

d) Mencatat dan mengendalikan keluar/masuk tamu, kendaraan dan barang sesuai IK dan formulir yang berlaku;

e) Dalam melaksanakan tugasnya, menggunakan fasilitas yang diberikan perusahaan sesuai standar yang ditetapkan dalam
Peraturan Kapolri No. 24 Tahun 207;

f) Menjaga kebersihan Pos Jaga dan membuat laporan yang tercatat dalam buku mutasi dinas rutin pengamanan;

g) Menjalin kerjasama dengan karyawan internal dalam mengamankan asset perusahaan;

h) Menjadi kepanjangan perusahaan dalam komunikasi dengan masyarakat terkait masalah keamanan;

i) Menjaga citra perusahaan dan menjunjung jiwa korsa dalam tugas;

www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
j) Melaksanakan pengamanan selama 24 jam terus menerus;

k) Melaksanakan absensi harian;

l) Melaksanakan apel serah terima tugas pada waktu pergantian shift;

m) Melaksanakan inventarisasi perlengkapan keamanan;

n) Membuat laporan kejadian;

o) Mencatat agenda keluar/masuk tamu;

p) Mencatat agenda keluar/masuk kendaraan;

q) Mencatat agenda kendaraan menginap;

r) Mencatat agenda keluar/masuk barang;

s) Melaksanakan tata kelola pengendalian kunci ruangan kantor;

t) Mencatat/agenda tanda terima surat;

www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

t) Melaksanakan pergantian/tugas dinas;

u) Mengarahkan tamu menuju Satpam penghubung untuk keperluan yang dituju;

v) Memberikan kartu tanda masuk kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4 (empat)/lebih;

w) Mengadakan pemeriksaan dan atau pemantauan setiap orang, barang dan kendaraan yang keluar masuk area
dengan menggunakan metal detector dan mirror detector;

x) Mengadakan patroli secara periodik dan memonitor melalui CCTV;

y) Selalu koordinasi dengan aparat keamanan menggunakan radio maupun telepon.

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
PENGAMANAN PERUSAHAAN
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 1. Pemeliharaan dan Pembangunan Komitmen

Pada elemen ini, manajemen puncak menetapkan komitmen dan kebijakan Sistem Manajemen Pengamanan yang
berisi arahan dan kerangka prinsip-prinsip kegiatan pengamanan, serta menjadi pedoman dalam menetapkan
tujuan dan sasaran pengamanan yang ditetapkan oleh PT PLN (Persero), Dokumen pernyataan kebijakan
pengamanan dibuat bertanggal dan ditetapkan oleh pimpinan puncak.

Pada elemen ini juga mencakup struktur tanggung jawab dalam penyusunan, penerapan, dan pelaksanaan Sistem
Manajemen Pengamanan yang dituangkan melalui pembentukan Tim Sistem Manajemen Pengamanan non
Sertifikasi sesuai dengan Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh General Manager.

Penerapan elemen ini tertuang dalam Komitmen dan Kebijakan Sistem Manajemen Pengamanan PT PLN
(Persero) yang ditanda tangani oleh General Manager dan Manajer Area Pelaksana Pemeliharaan.

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 2. Pemenuhan Aspek Persyaratan Peraturan Perundangan

Pada elemen ini perusahaan menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan persyaratan-persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan pengamanan lainnya yang
berkaitan dengan pengamanan di PT PLN (Persero) Unit Menjaga informasi tentang kebaruan peraturan
perundangan, memastikan bahwa pelaksanaan persyaratan peraturan perundangan dan persyaratan pengamanan
lainnya menjadi bagian tanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan Sistem Manajemen Pengamanan,
serta mengkomunikasikan informasi dari peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kepada orang yang
bekerja untuk dan atas nama Perusahaan serta pihak terkait lainnya.

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 3. Manajemen Risiko Pengamanan

Pada elemen ini, perusahaan melalui Tim Manajemen Risiko melakukan identifikasi, pengukuran, pemetaan,
pengendalian, dan pemantauan risiko pengamanan yang ada diperusahaan. Pedoman untuk melaksanakan kajian
manajemen risiko pengamanan tertuang dalam Prosedur Penyusunan Manajemen Risiko Pengamanan (P-SMP-
NS-TJBTB/2-02).

APP

a. Bidang ADMUM

b. Bidang Enjiniring

c. Bidang Haset dan Gardu Induk

d. Bidang PDKB

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 4. Tujuan dan Sasaran

Pada elemen ini perusahaan menyusun tujuan dan sasaran pengamanan yang terukur, dapat dilaksanakan, dan
konsisten dengan kebijakan pengamanan. Tujuan dan sasaran pengamanan tertuang dalam Manual Sistem
Manajemen Pengamanan PT PLN (Persero) secara umum adalah: “Mewujudkan lingkungan kerja yang aman,
tertib, dan terkendali”.

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
Berdasarkan hasil kajian risiko pengamanan di setiap bidang, maka diperoleh tujuan dan sasaran pengamanan sebagai
berikut:

APP

Bidang ADMUM
Tujuan : Mewujudkan kawasan yang aman dan terkendali
Sasaran : Tidak terjadi tindak kriminal yang terjadi di dalam kawasan;

Tidak ada penyusup (tamu yang tidak teridentifikasi) di bidang admum

a. Bidang Enjiniring
Tujuan : Mewujudkan kawasan yang aman dan terkendali
Sasaran: Tidak terjadi tindak kriminal yang terjadi di dalam kawasan;

Tidak ada penyusup (tamu yang tidak teridentifikasi) di bidang enjiniring

b. Bidang Haset dan Gardu Induk


Tujuan : Mewujudkan kawasan yang aman dan terkendali
Sasaran : 1. Tidak terjadi tindak kriminal yang terjadi di dalam kawasan;

2. Tidak ada penyusup (tamu yang tidak teridentifikasi) di bidang Haset dan Gardu Induk

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 5. Perencanaan dan Program

Pada elemen ini perusahaan menyusun rencana dan program pengamanan yang sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Program harus terdokumentasi dan dikomunikasikan kepada pihak-
pihak yang terkait. Pelaksanaan rencana dan program pengamanan harus dipantau, ditinjau ulang, dan dicatat.
Untuk memenuhi elemen ini, perusahaan menyusun Prosedur Penyusunan Rencana dan Program Pengamanan
sebagai kerangka dan acuan penyusunan rencana dan program pengamanan.

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 6. Pelatihan, Kepedulian, dan Kompetensi Pengamanan


Pada elemen ini perusahaan harus memastikan bahwa semua personil yang mempengaruhi kinerja
pengamanan memiliki kompetensi berdasarkan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang sesuai.
Pedoman penerapan elemen ini tertuang dalam Prosedur Pelatihan, Kepedulian, dan Kompetensi
Pengamanan

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 7. Konsultasi, Komunikasi, dan Partisipasi


Pada elemen ini mengatur konsultasi, komunikasi, dan partisipasi pihak internal maupun dengan pihak eksternal
berkaitan dengan pelaksanaan SMP di PT PLN (Persero) Pedoman penerapan elemen ini tertuang dalam Prosedur
Konsultasi, Komunikasi, dan Partisipasi

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 8. Pengendalian Dokumen dan Rekaman

Elemen ini mengatur penyusunan, penggandaan, pendistribusian, pemeliharaan, perubahan, dan pemusnahan
seluruh dokumen dan rekaman yang berhubungan dengan kegiatan SMP. Pedoman penerapan elemen ini tertuang
dalam Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 9. Penanganan Keadaan Darurat


Elemen ini mengatur bagaimana perusahaan menetapkan, menerapkan, dan memelihara suatu
prosedur untuk mengidentifikasi potensi terjadinya keadaan darurat, menangani situasi darurat, dan
petunjuk pelaksanaan tim manajemen krisis. Pedoman penerapan elemen ini tertuang dalam Prosedur
Penanganan Keadaan Darurat

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 10. Pengendalian Proses dan Infrastruktur

Elemen ini mengatur bagaimana perusahaan merencanakan pengendalian kegiatan-kegiatan


operasional dan infrastruktur yang menunjang berlangsungnya proses bisnis. Pedoman penerapan
elemen ini tertuang dalam Prosedur Pengendalian Proses dan Infrastruktur beserta instruksi kerja
terkait dengan pengendalian operasional pengamanan.

Area pengamanan fisik di wilayah kerja PT PLN (Persero) dibagi dalam empat daerah pengendalian,
yaitu Daerah Tertutup, Daerah Terlarang, Daerah Terbatas, dan Daerah Bebas Terbatas.

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

a. Daerah Tertutup (Merah)

DAERAH TERTUTUP adalah ruang/area tertutup yang dibatasi rambu-rambu, pagar yang tidak boleh dimasuki oleh
siapapun kecuali mereka yang karena tugas dan jabatannya harus berada didalamnya dan orang-orang tertentu
yang telah mendapatkan ijin dari pimpinan atau pejabat yang berwenang karena area tersebut terdapat aset
organisasi yang sangat penting dan beresiko tinggi yang apabila terjadi gangguan padanya dapat berakibat
fatal/menghentikan proses bisnis sehingga area tersebut diperlukan pengamanan yang sangat ketat yang dalam
pengawasannya harus diawasi, dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi tamu yang memasuki
area tersebut wajib menggunakan ID-Card warna merah, ijin masuk resmi, memakai Alat Pelindung Diri dan dengan
pengawalan/pendampingan sesuai SOP yang berlaku.

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Daerah Terlarang (Biru)

DAERAH TERLARANG adalah ruang/area terlarang yang dibatasi rambu-rambu, pagar yang tidak boleh dimasuki
oleh siapapun kecuali mereka yang karena tugas dan jabatannya harus berada didalamnya dan orang-orang
tertentu yang telah mendapatkan ijin dari pimpinan atau pejabat yang berwenang karena area tersebut terdapat
aset organisasi yang sangat penting dan beresiko tinggi yang apabila terjadi gangguan padanya dapat berakibat
tergnggunya proses bisnis organisasi sehingga area tersebut diperlukan pengamanan yang sangat ketat yang
dalam pengawasannya harus diawasi, dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi tamu yang
memasuki area tersebut wajib menggunakan ID-Card warna biru, ijin masuk resmi, memakai Alat Pelindung Diri
dan dengan pengawalan/pendampingan sesuai SOP yang berlaku.

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Daerah Terbatas (Kuning)

DAERAH TERBATAS adalah daerah/area terbatas yang dibatasi pagar dan rambu-rambu didalamnya terdapat
operasional organisasi, bila terjadi gangguan padanya dapat menggangu kegiatan operasional. Area tersebut
diperlukan pengamanan yang dalam pengawasannya harus diawasi, dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara
konsisten. Bagi tamu yang memasuki area tersebut wajib menggunakan ID-Card warna kuning, ijin masuk resmi,
dan mentaati SOP yang berlaku.

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Daerah Bebas Terbatas (Hijau)

Daerah Bebas Terbatas adalah area di luar sekitar pagar/tembok pengaman yang bisa dikunjungi oleh semua
orang, namun kegiatan dan keberadaannya dimonitor oleh Satpam, meliputi daerah diluar pagar/tembok pembatas
PT PLN (Persero) Unit .

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 11. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja


Pada elemen ini, perusahaan harus mampu memantau kinerja pengamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero) dan
memastikan bahwa Sistem Manajemen Pengamanan berfungsi dengan baik dan sesuai dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku. Perusahaan harus memantau manajemen risiko, kebijakan keamanan, peralatan
pengukuran dan kompetensi personil sesuai standar dan pedoman Sistem Manajemen Pengamanan. Pedoman
penerapan elemen ini tertuang dalam Prosedur Pemantauan dan Pengukuran Kinerja

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 12. Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian


Pada elemen ini, perusahaan harus mampu menjamin setiap ketidaksesuaian Sistem Manajemen
Pengamanan dapat diidentifikasi melalui pelaporan dan peran aktif pegawainya, sehingga dapat
segera dilakukan perbaikan secara terkoordinasi terhadap setiap ketidaksesuaian yang terjadi,
mencegah terulangnya masalah yang sama di waktu mendatang, serta mencegah potensi
ketidaksesuaian yang mungkin terjadi. Pedoman penerapan elemen ini tertuang dalam Prosedur
Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 13. Pengumpulan dan Analisis Data


Pada elemen ini, perusahaan harus mengatur bagaimana cara menentukan dan menghimpun data
yang sesuai dengan Sistem Manajemen Pengamanan, serta melakukan analisis untuk menujukkan
kesesuaian dan keefektifan Sistem Manajemen Pengamanan dalam rangka melakukan perbaikan
terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen Pengamanan. Pedoman penerapan elemen ini tertuang
dalam Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 14. Audit Sistem Manajemen Pengamanan


Elemen ini mengatur bagaimana perusahaan melakukan Audit Internal secara independen untuk
meninjau ketidaksesuaian dari penerapan Sistem Manajemen Pengamanan dan meninjau bahwa
Sistem Manajemen Pengamanan telah diterapkan secara efektif dan efisien dalam rangka perbaikan
Sistem Manajemen Pengamanan yang berkelanjutan. Pedoman penerapan elemen ini tertuang dalam
Prosedur Audit Internal Sistem Manajemen Pengamanan

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 15. Tinjauan Manajemen


Elemen ini mengatur bagaimana manajemen puncak mengkaji penerapan Sistem Manajemen
Pengamanan untuk menilai penerapan dan kesesuaian, serta keefektifannya dalam pencapaian
kebijakan dan tujuan pengamanan. Pedoman penerapan elemen ini tertuang dalam Prosedur Tinjauan
Manajemen

www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN

Elemen 16. Peningkatan Berkelanjutan

Perusahaan harus terus-menerus memperbaiki keefektifan Sistem Manajemen Pengamanan melalui


penerapan kebijakan keamanan, tujuan keamanan, hasil audit, analisis data, tindakan perbaikan dan
pencegahan, dan tinjauan manajemen.

www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN
PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

Dalam rangka tercapainya pelaksanaan audit internal yang efektif dan efisien, maka pelaksanaannya
terbagi atas 4 (empat) tahap, yaitu: tahap persiapan, pelaksanaan, pelaporan, dan tindak lanjut dan
pemantauan.

www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan mencakup pembentukan tim audit internal dan penyusunan rencana kerja dan jadwal audit
internal.

Pembentukan Tim Audit Internal.

Tim Audit Internal memiliki kualifikasi:

a. Telah mengikuti pelatihan auditor internal dan dinyatakan lulus;

b. Memiliki masa kerja minimal 5 tahun atau pendidikan terakhir minimal D3.
Penunjukan serta tugas dan fungsi tim Audit Internal tercantum pada SK General Manager PT. PLN
(Persero) Unit Induk tentang Pembentukan Tim Audit Internal Sistem Manajemen Pengamanan di wilayah
kerja PT PLN (Persero)

www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

Penyusunan Rencana Kerja dan Jadwal Audit Internal

Frekuensi dan cakupan Sistem Manajemen Pengamanan audit internal harus berkaitan dengan risiko dari
kegagalan elemen Sistem Manajemen Pengamanan, data kinerja, output dari tinjauan manajemen. Rencana
kerja dan jadwal audit disesuaikan dengan ketersediaan waktu Auditor dengan Auditee, dalam hal ini Bidang-
bidang yang terdapat di PT PLN (Persero) Unit Induk Rencana dan jadwal Audit Internal harus terdokumentasi
pada rencana Audit Internal tahunan.

Pemberitahuan Kepada Manajemen

Rencana Audit Internal tahunan disampaikan kepada Manajemen PT PLN (Persero) Unit Induk sehingga
manajemen dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan Tim Audit Internal.

www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

Tim Audit Internal mempunyai tugas sebagai berikut:

1) Menentukan sasaran, cakupan, metode audit, rencana kerja, dan jadwal pelaksanaan audit;

2) Mengembangkan daftar pertanyaan serta standar penilaian yang akan dipergunakan. Untuk ini tim harus
mempelajari organisasi, tujuan dan sasaran pengamanan, manajemen risiko pengamanan, program SMP, data
pelanggaran keamanan, data pencurian, data kriminal pada wilayah kerja PT PLN (Persero ;

3) Menyusun laporan hasil audit dan saran (Rekomendasi-rekomendasi) untuk perbaikan yang
berkesinambungan.

www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan mencakup:

1. Pertemuan Pembuka dengan Pimpinan PT PLN (Persero)

2. Pengumpulan Bukti

Setelah memperoleh informasi tentang aspek manajemen pengamanan PT PLN (Persero) Tim Audit Internal
bersama perwakilan manajemen perusahaan sebagai auditee mengadakan pemeriksaan ke tempat kerja untuk
melihat secara langsung keadaan operasi yang terkait langsung ataupun tidak langsung dengan aspek
pengamanan.

www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

Dokumentasi dan Evaluasi Temuan Audit

Setelah selesai melakukan pemeriksaan terkait Sistem Manajemen Pengamanan perusahaan, Tim Audit Internal
melakukan pengumpulan dokumen dan rekaman serta mendokumentasikan seluruh hasil temuan audit. Tim audit
melakukan evaluasi dan penilaian terhadap penerapan SMP dan bila perlu dapat dilakukan veriifikasi ulang terkait
hasil temuan audit pada fungsi bidang terkait.

Pertemuan Penutup

Setelah selesai melakukan pemeriksaan di PT PLN (Persero Tim Audit Internal perlu mengadakan pertemuan
dengan manajemen perusahaan. Pada kesempatan pertemuan ini, Tim audit dapat memberikan hasil umum
temuan audit.

www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

3. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan mencakup:

Evaluasi dan Analisis Hasil Audit

Setelah Audit Internal selesai dilakukan, maka Ketua Tim Audit Internal melakukan evaluasi dan analisis menyeluruh terhadap
pelaksanaan audit dan hasil temuan-temuan audit.

Penyusunan Laporan Audit Internal

Ketua Tim Audit Internal menyusun laporan Audit Internal berdasarkan evaluasi dan analisis yang telah dilakukan, namun
sebelum laporan audit dibuat sebaiknya hasil audit/temuan dibicarakan dengan auditee untuk meluruskan apabila terjadi
kesalahpahaman.

a. Laporan Audit Internal harus mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Hasil pemeriksaan (temuan audit);

2) Keunggulan atas penerapan sistem pengamanan;

3) Kelemahan dari unsur sistem (perangkat keras, perangkat lunak, dan SDM).

4) Saran perbaikan/rekomendasi.
www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

b. Laporan akhir Audit Internal terdiri dari:

Ringkasan Eksekutif;

Ringkasan eksekutif menjelaskan secara singkat tujuan audit, kesimpulan serta rekomendasi yang ditujukan untuk
kepentingan manajemen dan fungsi terkait.

Pendahuluan

Bagian pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, serta sasaran Audit Internal, pelaksanaan
audit lengkap dengan nama anggota Tim Audit dan tanggal pelaksanaan audit.

Pelaksanaan Audit

Menguraikan secara singkat tentang unit kerja yang diaudit dan menjelaskan tentang tahapan pelaksanaan audit.

Hasil Audit/Temuan Lapangan

Bagian ini menguraikan secara rinci hasil temuan atas kekurangan yang ditemukan dari fasilitas yang diaudit. Hasil temuan
ini merangkum temuan secara logis, obyektif, dan sistematik baik positif maupun negatif dari penerapan Sistem Manajemen
Pengamanan.

www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

Kesimpulan

Kesimpulan merupakan pernyataan pendapat yang diambil oleh Auditor berdasarkan fakta dan informasi
yang diperoleh.

Rekomendasi/Saran

Disampaikan saran-saran perbaikan yang jelas dan mudah untuk diterapkan, termasuk juga alternatif dan
solusi berikut uraian ringkas dari alternatif dan solusi tersebut. Rekomendasi ini sebaiknya disusun
berdasarkan prioritas, yang terbagi dalam rencana perbaikan jangka pendek dan jangka panjang.

Lampiran

Lampiran digunakan untuk menambahkan informasi dan penjelasan yang dibutuhkan, antara lain: diagram
alir proses, foto-foto, peta, dokumen-dokumen pendukung lainnya dan daftar pertanyaan yang telah diisi dan
dilengkapi.

www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI

3. Tahap Tindak Lanjut dan Pemantauan

Tahapan tindaklanjut dan pemantauan mencakup:

1) Manajemen harus membuat laporan singkat hasil pelaksanaan Audit Internal dan tindak lanjutnya kepada
Manajer sekurangnya 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan audit.

2) Manajemen atau Bidang terkait bertanggung jawab atas pelaksanaan perbaikan sistem sebagai tindak lanjut
dari hasil rekomendasi laporan Tim Audit Internal.

3) Saran-saran hasil Audit Internal hendaknya ditujukan untuk meningkatkan kehandalan penerapan pengamanan
dan efisiensi operasi perusahaan serta sedapat mungkin tindak lanjutnya dipantau dan dilaporkan secara
berkala.

Keputusan pelaksanaan saran diambil oleh Manajemen dengan memperhatikan aspek pengamanan dan efisiensi
operasi.

www.pln.co.id |
PENGAMANAN ASET PERUSAHAAN
PENGAMANAN ASET PERUSAHAAN

1. Aset Berbentuk Benda, seperti:

Gedung-gedung di wilayah kerja PT PLN (Persero)

Sarana dan prasarana pengamanan.

Sarana dan prasarana pemadam kebakaran.

Kendaraan yang berada di wilayah kerja PT PLN (Persero)

2. Aset Sumber Daya Manusia, seperti:

Manajemen Puncak Perusahaan (Manager).

Tenaga ahli

Manajemen.

Pegawai.

Pekerja tidak tetap.

www.pln.co.id |
PENGAMANAN ASET PERUSAHAAN

3. Jaringan dan sistem komunikasi yang menunjang proses bisnis.

4. Informasi yang bersifat rahasia.

Terkait dengan penerapan Sistem Manajemen Pengamanan, maka PT PLN (Persero) dapat mengidentifikasi dan
membuat kebijakan pengamanan aset sesuai dengan jumlah karakteristik wilayah operasional serta tingkat kritikal
operasi unit kerja tersebut.

Bentuk peran aktif manajemen puncak tercantum dalam pembentukan dan pelaksanaan komitmen dan kebijakan
Sistem Manajemen Pengamanan sehingga tujuan perusahaan dalam menerapkan SMP dapat tercapai yakni
terciptanya lingkungan kerja yang aman, tertib, dan terkendali.

Pelaksanaan pengamanan aset perusahaan tidak hanya menjadi tanggung jawab dari personil fungsi keamanan
Perusahaan, namun memerlukan peran aktif dari seluruh pegawai, tamu, maupun mitra kerja yang melakukan
kegiatan di wilayah kerja PT PLN (Persero)

www.pln.co.id |
FORMULIR
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
FORMULIR

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGAMANAN LIPUTAN MEDIA ATAU
PENGAMBILAN DOKUMENTASI
INSTRUKSI KERJA PENGAMANAN LIPUTAN MEDIA ATAU
PENGAMBILAN DOKUMENTASI
TUJUAN

Menjamin adanya proses pengamanan peliputan dan pengambilan dokumentasi yang dilakukan oleh
media massa di PT PLN (Persero)

RUANG LINGKUP

Mencakup proses permohonan izin peliputan dan pendampingan proses peliputan di wilayah kerja
PT PLN (Persero)

REFERENSI

1) Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi

2) Prosedure Pengendalian Proses dan Infrastruktur

3) Perkap no 24 tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan


www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA PENGAMANAN LIPUTAN MEDIA ATAU
PENGAMBILAN DOKUMENTASI
DEFINISI

1. Media adalah media massa cetak, elektronik, dan online yang dikonsumsi oleh publik (masyarakat).

2. Wartawan adalah pekerja media yang melakukan kegiatan peliputan untuk ditertibkan oleh media
tempatnya bekerja.

3. Security/Safety Induction adalah suatu proses pengenalan terhadap regulasi dan proses peliputan
di wilayah kerja PT PLN (Persero) sebagai pengelola obyek vital yang berkaitan dengan keamanan
dan keselamatan selama proses peliputan dan pembuatan dokumentasi.
NO. KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
1. PERIZINAN PELIPUTAN GENERAL MANAGER, MAPP SESUAI WILAYAH KERJANYA
2. VERIFIKASI IDENTITAS WARTAWAN DM FASUM / SPV KAMTIB / ADMUM
3. PENDAMPINGAN PELIPUTAN SPV KAMTIP / ADMUM

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA PENGAMANAN LIPUTAN MEDIA ATAU
PENGAMBILAN DOKUMENTASI
URAIAN INSTRUKSI KERJA

1. Permohonan Izin Peliputan

2. Media massa yang akan melakukan peliputan di wilayah kerja PT PLN (Persero)) harus mengajukan permohonan izin resmi
melalui General Manager atau MAPP sesuai wilayah kerjanya yang berisi:

a. Nama kegiatan.

b. Waktu peliputan.

c. Lokasi yang akan diliput.

d. Jumlah orang yang akan melakukan peliputan.

e. Perlengkapan peliputan yang digunakan.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA PENGAMANAN LIPUTAN MEDIA ATAU
PENGAMBILAN DOKUMENTASI

3. Dalam kondisi darurat, izin peliputan dapat disampaikan melalui layanan SMS (Short Message Service) atau
izin prinsip kepada General Manager Transmisi dan Bali atau MAPP sesuai wilayah kerjanya.

4. Pejabat berwenang yang memberikan disposisi kepada perwakilan Sekertariat untuk berkoordinasi dengan
pihak terkait mengenai permohonan izin liputan dan dokumentasi media massa.

5. Satpam melakukan verifikasi dan pemeriksaan terhadap identitas dan perlengkapan yang dibawa oleh
wartawan yang akan melakukan peliputan di wilayah kerja PT PLN (Persero)

6. Jika permohonan izin disetujui, pejabat berwenang menentukan tempat di dalam lingkungan PT PLN (Persero)
yang sudah disepakati untuk proses wawancara dan liputan media massa. Jika permohonan izin tidak disetujui,
DM Fasum / SPV Kamtib / Admum menghubungi pihak media untuk memberitahukan penolakan peliputan.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA PENGAMANAN LIPUTAN MEDIA ATAU
PENGAMBILAN DOKUMENTASI

DIAGRAM ALIR

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN TERORISME
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN TERORISME
URAIAN INSTRUKSI KERJA

1. Permohonan Izin Peliputan

2. Media massa yang akan melakukan peliputan di wilayah kerja PT PLN (Persero)) harus mengajukan permohonan izin resmi
melalui General Manager atau MAPP sesuai wilayah kerjanya yang berisi:

a. Nama kegiatan.

b. Waktu peliputan.

c. Lokasi yang akan diliput.

d. Jumlah orang yang akan melakukan peliputan.

e. Perlengkapan peliputan yang digunakan.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN TERORISME

TUJUAN
Instruksi ini memberikan petunjuk untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan saat
menghadapi ancaman terorisme di wilayah kerja PT PLN (Persero)
RUANG LINGKUP
Instruksi ini diterapkan untuk seluruh personil di wilayah kerja PT PLN (Persero) atau Pihak Ketiga
yang bekerja di wilayah kerja PT PLN (Perserodimana ancaman terorisme bisa terjadi sewaktu
waktu.

REFERENSI

1) UU No. 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

2) Prosedur Penanganan Keadaan Darurat.

3) Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN TERORISME
DEFINISI

Terorisme adalah kegiatan menggunakan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan.

URAIAN INSTRUKSI KERJA


Bila terjadi ancaman terorisme melalui operator telepon atau alat komunikasi lainnya di wilayah kerja PT PLN (Persero),
seksi/petugas harus melakukan tindakan sebagai berikut :

1. Jangan panik dan bersikaplah tenang;

2. Nyalakan voice recorder jika ada;

3. Tahan penelpon selama mungkin untuk berbicara;

4. Minta penelpon untuk mengulang pesan;

5. Catat kata-kata yang diucapkan oleh penelepon selengkap mungkin;

6. Dengarkan baik-baik si penelepon, jangan menyela dan jangan berbuat sesuatu yang membuat penelpon marah;

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN TERORISME

SPV Keamanan dan Ketertiban / Asman Admum atas persetujuan DM Fasum / Manajer APP sesuai wilayah
kerjanya melakukan koordinasi dengan aparat keamanan terkait (Polsek, Polres, Koramil, Kodim);

Pihak pengamanan internal bersama pihak pengamanan eksternal (Polsek, Polres, Koramil, Kodim)
melakukan koordinasi;

Regu tanggap darurat segera melakukan proses evakuasi seluruh pegawai dan mitra kerja menuju titik
kumpul (assembly point) yang aman. Proses evakuasi mengacu pada Instruksi Kerja Evakuasi.

Bila ancaman teroris sudah dapat diatasi dan dapat dinyatakan aman, berdasarkan rekomendasi dari pihak
kepolisian, DM Fasum / Manajer APP sesuai wilayah kerjanya memutuskan untuk memulihkan situasi
kembali menjadi normal dinyatakan aman, maka seluruh karyawan diinstruksikan untuk kembali
melakukan aktifitas seperti biasanya.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN TERORISME

DIAGRAM ALIR
ANCAMAN TERORISME
(TELEPON)

PENERIMA

Perhatikan Ancaman
Terorisme (Rekam)

PENERIMA

Laporkan kepada atasan atau


SPV KAMTIB / ASMAN
ADMUM

PENERIMA

Koordinasi dengan aparat


setemppat

SPV KAMTIB /
ASMAN ADMUM

Evakuasi ke titik kumpul

REGU TANGGAP
DARURAT

ANCAMAN DAPAT
DIATASI
SELESAI
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN BOM
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN BOM

TUJUAN

Instruksi ini memberikan petunjuk untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan saat menghadapi
ancaman bom di wilayah kerja di PT PLN (Persero)

RUANG LINGKUP

Instruksi ini diterapkan untuk seluruh personil di wilayah kerja di PT PLN (Persero) atau Pihak Ketiga yang bekerja
di wilayah kerja di PT PLN (Persero) dimana ancaman bom bisa terjadi sewaktu waktu.

REFERENSI

1) Peraturan Kapolri No 11 Tahun 2010 tentang penanganan penjinakan bom.

2) Prosedur Tetap (PROTAP) Pengamanan Internal di wilayah kerja PT PLN (Persero) Unit Manual Sistem
Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN BOM
1. DEFINISI

Ancaman bom adalah kegiatan melanggar hukum yang menimbulkan efek bahaya bagi kehidupan manusia dan peralatan.

2. URAIAN INSTRUKSI KERJA

Bila terjadi ancaman bom melalui operator telepon atau alat komunikasi lainnya di wilayah kerja PT PLN (Persero), saksi
pelaksana harus melakukan tindakan sebagai berikut:

3. Jangan panik dan bersikaplah tenang.

4. Nyalakan voice recorder jika ada.

5. Tahan penelpon selama mungkin untuk berbicara. Minta penelpon untuk mengulang pesan. Catat kata-kata yang diucapkan
oleh penelpon selengkap mungkin.

6. Dengarkan baik-baik si penelepon, jangan menyela dan jangan berbuat sesuatu yang membuat penelpon marah.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN BOM
5. Dengarkan baik-baik si penelepon, jangan menyela dan jangan berbuat sesuatu yang membuat penelpon marah.

6. Jika penelpon tidak memberitahukan lokasi bom atau kemungkinan waktu meledak, tanyakan pada penelepon mengenai hal
tersebut.

7. Beritahu penelpon bahwa bangunan sedang ditempati dan ledakan bom dapat mengakibatkan kematian atau cedera serius
bagi orang-orang yang tidak bersalah.

8. Beri perhatian khusus pada suara-suara aneh di sekeliling penelepon, seperti suara kendaraan yang melintas, musik dan suara
apapun yang dapat memberi petunjuk mengenai lokasi penelepon.

9. Dengarkan dengan seksama, untuk menentukan :

 Suara pria atau wanita

 Kualitas suara (tenang, gembira, gugup, ragu, dsb)

 Logat dan kesulitan dalam pengucapan.

 Rekam selama pembicaraan berlangsung (Bila pesawat telepon dilengkapi alat perekam.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN BOM
10. Segera setelah si penelpon menutup telepon, laporkan kejadian tersebut kepada Satuan Pengamanan (Satpam)/SPV
Keamanan dan Ketertiban/ Asman Admum APP sesuai wilayah kerjanya dan juga segera melakukan penyisiran barang yang
dicurigai sebagai bom.

11. SPV Keamanan dan Ketertiban / Asman Admum APP sesuai wilayah kerjanya melakukan koordinasi dengan anggotanya dan
kemudian SPV Keamanan dan Ketertiban / Admum APP sesuai wilayah kerjanya dan anggota / Satpam melakukan penyisiran
barang yang dicurigai sebagai bom.

12. Jika hasil penyisiran ditemukan barang yang dicurigai sebagai bom, maka SPV Keamanan dan Ketertiban / Asman Admum
APP segera melapor kepada DM Fasum / Manajer APP sesuai wilayah kerjanya. SPV Kamtib / Asman Admum sesuai wilayah
kerjanya juga melaporkan kepada aparat keamanan terkait (Polsek, Polres, Koramil, Kodim).

13. Jika perlu pihak aparat keamanan terkait (Polsek, Polres, Koramil, Kodim) atau SPV Keamanan dan Ketertiban / Asman
Admum sesuai wilayah kerjanya atas persetujuan DM Fasum / Manajer APP sesuai wilayah kerjanya akan mendatangkan
penjinak bom untuk melakukan penyelidikan dan penyisiran area yang dicurigai.

14. Tim tanggap darurat dan Fungsi Keamanan segera melakukan proses evakuasi di daerah yang mendapatkan ancaman bom
menuju titik kumpul (assembly point) yang aman. Proses evakuasi mengacu pada Instruksi Kerja Evakuasi.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN BOM
15. Bila tidak ditemukan bom, berdasarkan rekomendasi dari pihak kepolisian, DM Fasum/ Manajer APP sesuai wilayah kerjanya
PT PLN (Persero) memutuskan untuk memulihkan situasi kembali menjadi normal.

16. Bila ditemukan bom, Pasukan Penjinak Bom segera menjinakkan bom.

17. Bila Pasukan Penjinak Bom berhasil menjinakkan bom dan tidak terjadi ledakan ataupun kebakaran, situasi dipulihkan kembali
dan kembali normal.

18. Bila Bom tidak berhasil dijinakkan dan dicerai-beraikan kemudian terjadi ledakan yang kemungkinan diikuti dengan kebakaran,
maka diambil tindakan mengacu kepada Instruksi Kerja Penanggulangan Kebakaran.

19. Setelah Pasukan Penjinak Bom berhasil dicerai-beraikan, maka Pasukan Penjinak Bom segera melakukan penyisiran bom di
tempat lain dan melaporkan hasil penyisiran kepada SPV Keamanan dan Ketertiban / Asman Admum sesuai wilayah kerjanya
PT PLN (Persero

20. Setelah lokasi di wilayah kerja PT PLN (Persero) dinyatakan steril, maka seluruh karyawan diinstruksikan untuk kembali
melakukan aktifitas seperti biasanya.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN BOM

PENERIMA
Diagram Alir
Perhatikan Ancaman Terorisme
(Rekam)

PENERIMA

Laporkan kepada atasan atau


SPV KAMTIB / ASMAN
ADMUM
PENERIMA

Koordinasi dengan aparat


setemppat

SPV KAMTIB / ASMAN


ADMUM

Evakuasi ke titik kumpul

REGU TANGGAP
DARURAT

ANCAMAN DAPAT
DIATASI
SELESAI www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN HURU-
HARA
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN HURU-HARA

DEFINISI

Huru-hara adalah suatu peristiwa kerusuhan, keributan, kekacauan, massa yang terjadi dan bisa menimbulkan
kerugian properti serta berpengaruh terhadap kinerja / kegiatan rutin perusahaan.

URAIAN INSTRUKSI KERJA

1. Setelah diketahui adanya potensi Demo / huru-hara, Asman Admum atas persetujuan Manajer Unit sesuai
wilayah kerjanya melakukan koordinasi dengan aparat terkait untuk menginformasikan mengenai lokasi, jenis
kerusuhan, potensi meluasnya kerusuhan.

2. Berdasarkan informasi yang diketahui, Manajer Unit sesuai wilayah kerjanya mengambil tindakan untuk :
Menjaga kelangsungan proses operasional penyaluran energi listrik. Segera dilakukan pengamanan area dan
meminta bantuan pengamanan dari aparat keamanan setempat (Polsek, Polres, Koramil, Kodim).

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN HURU-HARA

3. Manajer APP sesuai wilayah kerjanya meninformasikan ke Kantor Induk terkait adanya potensi huru hara
tersebut dan SPV Keamanan dan Ketertiban melakukan pemantauan atas persetujuan Manajer Bidang KSA cq.
DM Fasum serta melakukan koordinasi dengan aparat keamanan bila diperlukan.

4. Bila dianggap perlu (kondisi terisolir) Asman AdmumUnit sesuai wilayah kerjanya (PT PLN (Persero) Unit
menyiapkan logistik (makanan, sumber air, sumber bahan bakar, dsb) dalam jangka waktu tertentu.

5. Manajer APP sesuai wilayah kerjanya selalu berkoordinasi dengan keamanan setempat (Polsek, Polres,
Koramil, Kodim), untuk memantau tingkat huru-hara yang terjadi.

6. Setelah kondisi dinyatakan aman berdasarkan informasi keamanan setempat (Polsek, Polres, Koramil, Kodim),
Manajer APP sesuai wilayah kerjanya menyatakan kondisi huru-hara sudah dapat diatasi dan dinyatakan aman.

7. Segera dilakukan upaya pemulihan untuk normalisasi proses dan normalisasi waktu/jam kerja karyawan.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN HURU-HARA

DIAGARAM ALIR

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PERGANTIAN SHIFT SATPAM
INSTRUKSI KERJA
PERGANTIAN SHIFT SATPAM

TUJUAN

Sebagai panduan dalam pelaksanaan pergantian shift kerja Satpam yang bekerja di wilayah kerja PT PLN (Persero)

RUANG LINGKUP

Instruksi kerja ini berlaku untuk pelaksanaan pergantian shift I, II, III ( Malam,Pagi,Sore ) di wilayah kerja PT PLN (Persero)

REFERENSI

Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi

DEFINISI

1. Apel adalah wajib hadir di acara pergantian shift untuk diketahui hadir tidaknya atau untuk mendengar amanat.

2. Shift adalah.waktu saat Satpam berada di wilayah kerja PT PLN (Persero) untuk melaksanakan pekerjaannya.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PERGANTIAN SHIFT SATPAM

URAIAN INSTRUKSI KERJA

1. Satpam shift baru melakukan apel pagi/malam dengan rangkaian kegiatan:

a. Komandan regu (Danru) memimpin baris-berbaris.

b. Danru meminta setiap personil melakukan pemeriksaan kerapihan diri.

c. Danru mengecek kembali kerapihan tiap personil.

d. Danru memberikan pengarahan tugas rutin kepada anggota satpam.

e. Danru melakukan absensi dan penunjukan tugas kepada setiap personil satpam.

f. Berdoa bersama.

g. Penutupan apel satpam untuk dilanjutkan dengan agenda pergantian shift.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PERGANTIAN SHIFT SATPAM

2. Danru shift lama menuliskan personil jaga regunya dan catatan kejadian pada Formulir Serah
Terima Tugas Harian.

3. Danru shift baru menuliskan personil jaga regunya dan memeriksa catatan kejadian shift
sebelumnya pada Formulir Serah Terima Tugas Harian.

4. Satpam shift baru melakukan inventarisasi kelengkapan peralatan keamanan sesuai dengan
Formulir Checklist Inspeksi Peralatan Keamanan.

5. Danru shift lama menyerahkan tugas jaga kepada Danru shift baru dan menuliskannya pada
Formulir Tukar Dinas.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR
MASUK
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
TUJUAN

Instruksi Kerja Pengendalian Kendaraan Keluar Masuk ini dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas dalam sistem
manajeman pengamanan non sertifikasi perusahaan terkait pengendalian kendaraan yang keluar masuk di wilayah kerja PT PLN
(Persero)

RUANG LINGKUP

Instruksi Kerja Pengendalian Kendaraan Masuk ini hanya berlaku untuk pengendalian kendaraan keluar masuk di wilayah kerja PT
PLN (Persero)

REFERENSI

1) Peraturan Kapolri Nomor 24 tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan

2) Prosedur Pengendalian Proses dan Infrastruktur

3) Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
DEFINISI

1. KENDARAAN adalah kendaraan roda 2(dua) dan kendaraan roda 4(empat) atau lebih;

2. KENDARAAN TAMU adalah kendaraan roda 2(dua) dan kendaraan roda 4(empat) atau lebih milik Tamu VIP,Tamu,Tamu
Khusus dan Tamu Biasa yang masuk dan keluar diwilayah kerja PT PLN (Persero) Unit

3. KENDARAAN OPERASIONAL PERUSAHAAN adalah kendaraan roda 2(dua) dan kendaraan roda 4(empat) atau lebih
milik PT PLN (Persero)Unit sesuai wilayah kerjanya;

4. KENDARAAN MITRA KERJA adalah kendaraan roda 2(dua) dan kendaraan roda 4(empat) atau lebih kendaraan milik
mitra kerja yang digunakan oleh Mitra kerja untuk operasional karena adanya hubungan kontrak/kerja sama dengan PT
PLN (Persero)Unit ) sesuai wilayah kerjanya;

5. KENDARAAN PEGAWAI adalah kendaraan roda 2(dua) dan kendaraan roda 4(empat) atau lebih yang dibawa oleh
pegawai saat masuk ke daerah terbatas Kantor PT PLN (Persero) Unit sesuai wilayah kerjanya;

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
6. TAMU adalah orang selain pegawai PT PLN (Persero) Unit yang masuk dan keluar baik seorang (sendiri) atau lebih di
PT PLN (Persero) sesuai wilayah kerjanya;

7. TAMU VVIP adalah Presiden dan Wakil Presiden;

8. TAMU VIP adalah Menteri, atau jabatan lain setaranya, Direktur Jendral (Dirjen), Komisaris PLN, Direksi PLN, KADIV,
Pejabat Tripida (Kejaksaan, Kapolres, Komandan Kodim, dan setingkat) atau tamu atas undangan/koordinasi dengan
General Manager / MAPP yang telah diinformasikan dan dapat dikatagorikan sebagai tamu VIP di sesuai wilayah
kerjanya;

9. DAERAH TERTUTUP adalah ruang/area tertutup yang dibatasi rambu-rambu, pagar yang tidak boleh dimasuki oleh
siapapun kecuali mereka yang karena tugas dan jabatannya harus berada didalamnya dan orang-orang tertentu yang
telah mendapatkan ijin dari pimpinan atau pejabat yang berwenang karena area tersebut terdapat aset organisasi yang
sangat penting dan beresiko tinggi yang apabila terjadi gangguan padanya dapat berakibat fatal/menghentikan proses
bisnis sehingga area tersebut diperlukan pengamanan yang sangat ketat yang dalam pengawasannya harus diawasi,
dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi tamu yang memasuki area tersebut wajib menggunakan ID-
Card warna merah, ijin masuk resmi, dan memakai Alat Pelindung Diri dan dengan pengawalan/pendampingan sesuai
SOP yang berlaku;

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
10. DAERAH TERLARANG adalah ruang/area terlarang yang dibatasi rambu-rambu, pagar yang tidak boleh dimasuki oleh
siapapun kecuali mereka yang karena tugas dan jabatannya harus berada didalamnya dan orang-orang tertentu yang
telah mendapatkan ijin dari pimpinan atau pejabat yang berwenang karena area tersebut terdapat aset organisasi yang
sangat penting dan beresiko tinggi yang apabila terjadi gangguan padanya dapat berakibat tergnggunya proses bisnis
organisasi sehingga area tersebut diperlukan pengamanan yang sangat ketat yang dalam pengawasannya harus
diawasi, dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi tamu yang memasuki area tersebut wajib
menggunakan ID-Card warna biru, ijin masuk resmi, dan memakai Alat Pelindung Diri dan dengan
pengawalan/pendampingan sesuai SOP yang berlaku;

11. DAERAH TERBATAS adalah daerah/area terbatas yang dibatasi pagar dan rambu-rambu didalamnya terdapat
operasional organisasi, bila terjadi gangguan padanya dapat menggangu kegiatan operasional. Area tersebut diperlukan
pengamanan yang dalam pengawasannya harus diawasi, dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi
tamu yang memasuki area tersebut wajib menggunakan ID-Card warna kuning, ijin masuk resmi, dan mentaati SOP yang
berlaku;

12. DAERAH BEBAS TERBATAS adalah area di luar sekitar pagar/tembok pengaman yang bisa dikunjungi oleh semua
orang, namun kegiatan dan keberadaannya dimonitor oleh Satpam;

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
13. KARYAWAN OUTSOURCING adalah Karyawan dari MITRA KERJA PT PLN (Persero)

14. PEGAWAI PT PLN (PERSERO) UNIT LAIN adalah Pegawai PT PLN (Persero) tetapi bukan Pegawai PT
PLN (Persero) bagian tersebut

15. PENSIUNAN PLN adalah purna pegawai PT PLN (Persero);

16. KELUARGA PEGAWAI adalah keluarga pegawai PT PLN (Persero)

17. KELUARGA NON PEGAWAI adalah keluarga bukan pegawai PT PLN (Persero) antara lain : Office Boy
(OB), Pegawai Koperasi Karyawan (KopKar) Kawan Sejati yang bekerja di PT PLN (Persero)

18. MITRA KERJA (VENDOR/REKANAN, DAN INSTITUSI LAINNYA) adalah seorang atau lebih yang
berasal dari institusi diluar PT PLN (Persero) yang melaksanakan kontrak kerjasama dengan PT PLN
(Persero)

19. TAMU MASYARAKAT UMUM antara lain : Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM),Organisasi Massa (ORMAS), Organisasi Pemuda, Organisasi Olah Raga, Karang
Taruna dan atau Organisasi lainnya yang datang ke wilayah kerja PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
20. TAMU PELAJAR adalah tamu seorang atau lebih yang datang ke wilayah kerja PT PLN PT PLN (Persero) karena
sedang melaksanakan Praktek Kerja;

21. TAMU ROMBONGAN adalah tamu yang datang dari pihak eksternal atau institusi diluar PT PLN (Persero dengan jumlah
minimal 5 (lima) orang yang melakukan kunjungan berdasarkan Surat Ijin Kunjungan;

22. PIHAK EKSTERNAL adalah pihak selain pegawai PT PLN (Persero)

23. SURAT IJIN KUNJUNGAN adalah Surat yang berasal dari suatu instansi atau pihak eksternal yang bertujuan untuk
mengajukan ijin kunjungan di PT PLN (Persero)

24. TAMU UNDANGAN adalah tamu seorang atau lebih tetapi bukan pegawai PT PLN (Persero) yang datang karena
memenuhi undangan dari dinas untuk melaksanakan kegiatan lain di wilayah PT PLN (Persero)

25. KARTU IDENTITAS adalah identitas resmi seseorang sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi terkait yang
berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia antara lain : KTP (Kartu Tanda Penduduk), SIM (Surat
Izin Mengemudi), KARTU PEGAWAI, KARTU KARYAWAN OUTSOURCING, PASPOR, KTM (Kartu Tanda Mahasiswa),
KARTU PELAJAR;

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
URAIAN INSTRUKSI KERJA

1. SATPAM menghentikan kendaraan roda 2(dua), kendaraan roda 4(empat) atau lebih yang akan keluar masuk
ke wilayah kerja PT PLN (Persero)

2. Satpam memberi salam dengan ramah kepada pengendara kendaraan.

3. Apabila kendaraan roda 2(dua), SATPAM meminta pengendara roda 2(dua) untuk membuka helm dan penutup
wajah bila memakai penutup wajah;

4. Apabila kendaraan roda 4(empat) atau lebih, SATPAM meminta kepada pengemudi untuk membuka pintu dan
kaca mobil;

5. Apabila kendaraan tamu, mitra Satpam menanyakan tujuan kedatangannya ke PT PLN (Persero) Unit Apabila
kendaraan tamu VIP, Satpam meminta perwakilan tamu VIP untuk melapor dan menyerahkan surat kepada
Satpam yang bertugas;

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
7. Satpam memeriksa bagian dalam kendaraan melalui pintu penumpang termasuk bagasi secara visual, serta
memeriksa bagian bawah kendaraan menggunakan mirror detector;

8. SATPAM mencatat nomor kendaraan keluar masuk.sesuai formulir yang telah disahkan;

9. Bila kendaraan (roda 2, roda 4 atau lebih) masuk membawa barang SATPAM wajib melaksanakan Instruksi
Kerja Pemeriksaan Keluar Masuk Barang;

10. SATPAM memberikan kartu parkir sesuai peruntukannya dan mengatur penempatan kendaraan sesuai
pengaturan denah parkir atau tempat parkir yang telah disediakan;

11. SATPAM mengatur dan mengarahkan pengendara kendaraan masuk agar memarkir kendaraannya dengan
posisi mundur;

12. Pada saat kendaraan roda 2(dua), kendaraan roda 4(empat) atau lebih meninggalkan kawasan PT PLN
(Persero)

13. SATPAM menghentikan kendaraan roda 2(dua), kendaraan roda 4(empat) atau lebih yang akan keluar
lingkungan PT PLN (Persero) di pintu gerbang;

14. Satpam memberi salam dengan ramah kepada pengendara kendaraan.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK

15. Apabila Tamu mengendarai kendaraan roda 2(dua), SATPAM meminta pengendara roda 2(dua)
untuk membuka helm dan penutup wajah bila memakai penutup wajah;

16. Satpam memeriksa bagian jok kendaraan secara visual;

17. Apabila Tamu menngendarai kendaraan roda 4(empat) atau lebih, SATPAM meminta kepada
pengemudi untuk membuka pintu dan kaca mobil;

18. Satpam memeriksa bagian dalam kendaraan melalui pintu penumpang termasuk bagasi secara
visual;

19. Bila kendaraan (roda 2, roda 4 atau lebih) keluar membawa barang SATPAM wajib
melaksanakan pemeriksaan sesuai Instruksi Kerja Pemeriksaan Keluar Masuk Barang;

20. SATPAM meminta kartu parkir dan memcatat jam keluar kendaraan saat kendaraan keluar;

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK

KETENTUAN :

1Kartu ini hanya berlaku di wilayah kerja


obyek vital PT PLN (Persero) TJBTB (APP
Madiun, APP Malang, APP Surabaya, APP
Probolinggo, APP Bali) sesuai wil.kerjanya.
2Parkir dengan bernar sesuai rambu dan
pastikan kendaraan dalam kondisi terkunci
3Kerusakan dan kehilangan bukan
tanggung jawab PT PLN (Persero)
4Kartu parkir ini menjadi tanggung jawab
pengendara
5Sebelum meninggalkan wilayah kerja
obyek vital PT PLN (Persero) TJBTB (APP
Madiun, APP Malang, APP Surabaya, APP
Probolinggo, APP Bali) sesuai wil.kerjanya,
kartu harus diserah terimakan di pos
satpam
6Bila terjadi kehilangan pada kartu ini
dikenakan denda Rp. 50.000 (Lima Puluh
Ribu Rupiah)

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KELUAR/MASUK
BARANG
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KELUAR/MASUK BARANG

TUJUAN

Sebagai panduan dalam pelaksanaan pengendalian keluar/masuk barang di wilayah kerja PT PLN (Persero)

RUANG LINGKUP

Instruksi kerja ini hanya berlaku untuk pengendalian keluar/masuk barang di wilayah kerja PT PLN (Persero)

REFERENSI

1) Prosedur Tetap (Protap) Pengamanan Internal

2) Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.

DEFINISI

Semua barang yang keluar/masuk di wilayah kerja PT PLN (Persero) wajib dilakukan pemeriksaan oleh Satuan Pengamanan
sesuai wilayah kerjanya.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK

URAIAN INSTRUKSI KERJA

1. Pengaturan Keluar/Masuk Barang


Barang yang keluar/masuk di wilayah kerja PT PLN (Persero) harus mendapat izin dari satpam dan tercatat pada
Formulir Keluar/Masuk Barang.
Proses Barang Masuk
1. Barang yang masuk diwilayah kerja di wilayah kerja PT PLN (Persero) wajib dilakukan pemeriksaan kesesuaiannya
dengan menyerahkan Surat Jalan kepada Satpam.
2. Satpam memeriksa kesesuain barang dengan Surat Jalan barang dan tujuannya.
3. Setelah dinyatakan sesuai, Surat Jalan Masuk ditandatangani oleh yang berwenang atau yang ditunjuk berdasarkan
hierarki pada fungsi keamanan dan ketertiban.
4. Petugas keamanan mendapatkan copy dokumen Surat Jalan Masuk yang sudah ditandatangani oleh oleh yang
berwenang atau yang ditunjuk berdasarkan hierarki pada fungsi keamanan dan ketertiban.
5. Satpam melakukan pengawalan Barang yang masuk di wilayah kerja PT PLN (Persero) setelah mendapatkan
persetujuan dari yang berwenang atau yang ditunjuk berdasarkan hierarki pada fungsi keamanan dan ketertiban.
6. Setelah selesai mengantar barang, wajib melapor ke pos satpam.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
Proses Barang Keluar.

1. Barang yang keluar diwilayah kerja PT PLN (Persero) wajib dilakukan pemeriksaan kesesuaiannya dengan menyerahkan Surat
Jalan yang telah ditandatangani oleh pihak terkait. kepada Satpam.

2. Satpam memeriksa keabsahan/kesesuain Surat Jalan dengan barang yang keluar dan tujuannya.

3. Surat Jalan Pengeluaran Barang berlaku selama 1x24 jam dan dipergunakan pada hari dan jam kerja dinas yang ditetapkan
manajemen Barang yang dibawa oleh Pegawai di wilayah kerja PT PLN (Persero) sesuai wilayah kerjanya.

4. Bila dalam pemeriksaan sudah sesuai dengan Surat Jalan dan barang serta tujuannya maka Anggota Satpam
mempersilahkan barang untuk dibawa keluar dari Area kerja PT PLN (Persero) sesuai wilayah kerjanya.

5. Bila dalam pemeriksaan tidak sesuai dengan Surat Jalan dan barang serta tujuannya maka Anggota Satpam menghentikan
dan mengkoordinasikan dengan pejabat terkait untuk dilakukan kordinasi dengan pejabat terkait pengeluaran barang yang
hendak bawa keluar dari Area di wilayah kerja PT PLN (Persero) wilayah kerjanya.

6. Petugas keamanan mendapatkan copy dokumen Surat Jalan keluar yang sudah ditandatangani oleh pejabat terkait.

7. Satpam melakukan pengawalan Barang yang keluar dari kawasan PT PLN (Persero) sesuai wilayah kerjanya.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN TAMU
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN TAMU
TUJUAN

Sebagai panduan dalam pelaksanaan pengendalian tamu yang keluar/masuk di wilayah kerja PT PLN (Persero)

RUANG LINGKUP

Instruksi kerja ini berlaku untuk pengendalian tamu di wilayah kerja PT PLN (Persero)

REFERENSI

1) Prosedur Tetap (Protap) Pengamanan Internal

2) Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.

DEFINISI

1. Satuan Pengaman adalah bertugas untuk penerima tamu di wilayah kerja PT PLN (Persero)

2. Tamu adalah selain pegawai PT PLN (Persero), yang keluar/masuk di wilayah kerja PT PLN (Persero)

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN TAMU
URAIAN INSTRUKSI KERJA

1. Apabila tamu menggunakan kendaraan, maka kendaraan diarahkan untuk parkir di tempat parkir tamu,
mengikuti aturan yang tertuang pada Instruksi Kerja Pengendalian Kendaraan.

2. Tamu melapor ke pos Satpam utama.

3. Satpam menyapa tamu dan menanyakan tujuan/keperluan tamu dengan ramah.

4. Jika tamu mengenakan topi dan/atau jaket, maka satpam meminta tamu melepas topi dan membuka jaket.

5. Jika tamu membawa tas/barang, Satpam memeriksa tas/barang secara fisual sesuai instruksi kerja
pemeriksaan barang.

6. Tamu mengisi daftar tamu sesuai dengan Formulir Kunjungan Tamu.

7. Satpam memberikan penjelasan singkat terkait daerah Tertutup, Terlarang, Terbatas sesuai
tujuan/keperluannya berikut kepatuhan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri, sesuai area yang dituju.

8. Satpam menjelaskan tujuan tamu serta Pejabat/Staf terkait yang akan ditemui dan melakukan konfirmasi
kepada Pejabat/Staf terkait.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN TAMU

9. Jika pihak pejabat/staf terkait menyetujui adanya pertemuan, maka Satpam meminta Kartu identitas tamu
yang masih berlaku untuk ditukar dengan Kartu tamu yang sesuai dengan daerah yang dikunjungi.

10. Tamu diminta menunggu di ruang tunggu tamu.

11. Satpam mengatur pertemuan tamu dengan Pejabat/Staf terkait.

12. Satpam senantiasa memantau pergerakan tamu, memberikan arahan dan bantuan bila diperlukan.

13. Saat kunjungan telah selesai dilaksanakan, Tamu melapor ke pos Satpam untuk melaporkan kunjungan telah
berakhir dan mengisi jam keluar dan tamu menukarkan kembali Kartu tamu dengan Kartu identitasnya.

14. Jika pihak pejabat/staf terkait tidak menyetujui adanya pertemuan, maka Satpam menyampaikan kepada
tamu bahwa pihak pejabat/staf tidak berkenan untuk ditemui dan Satpam meminta tamu untuk meninggalkan
wilayah kerja PT PLN (Persero) sesuai wilayah kerjanya.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN TAMU

15. Jika tamu membawa senjata berapi dan/atau senjata tajam, maka senjata tersebut dititipkan di
pos satpam setelah amunisinya dikeluarkan dari magasennya dan senjata disimpan di loker atau
lemari penyimpanan barang.

16. Satpam mencatat barang yang dititipkan pada Formulir Penitipan Barang dan menyerahkan
kunci loker atau lemari penyimpan kepada tamu yang bersangkutan.

17. Saat kunjungan telah selesai dilaksanakan, tamu melapor ke pos Satpam, mengisi jam keluar,
menukarkan kembali kartu tamu dengan kartu identitasnya dan Satpam memberikan kembali
senjata berapi dan/atau senjata tajam tersebut.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KUNCI RUANGAN
KANTOR
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KUNCI RUANGAN KANTOR

TUJUAN

Sebagai panduan dalam pelaksanaan pengendalian kunci ruangan kantor di wilayah kerja PT PLN (Persero) sesuai wilayah
kerjanya.

RUANG LINGKUP

Instruksi kerja ini berlaku untuk pengaturan peminjaman dan pengendalian kunci ruangan di wilayah kerja PT PLN (Persero)
sesuai wilayah kerjanya.

REFERENSI

1) Prosedur Tetap (Protap) Pengamanan Internal

2) Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KUNCI RUANGAN KANTOR

DEFINISI

1. Office boy (OB) adalah pekerja outsourcing di wilayah kerja PT PLN (Persero) susuai wilayah kerjanya yang salah satu
tugasnya membuka dan mengunci ruangan kantor.

2. Penanggung jawab ruangan adalah pegawai yang ditunjuk oleh manajemen yang bertanggung jawab terhadap tatakelola
kunci ruangan kerjanya yang dikarenakan keamanan aset penting yang ada didalamnya, wilayah kerja PT PLN (Persero)
sesuai wilayah kerjanya

www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KUNCI RUANGAN KANTOR
URAIAN INSTRUKSI KERJA

Office boy (OB) atau pihak terkait meminjam kunci ruangan kantor di pos Satpam sesuai dengan keperluan
pemakaian ruangan;

Penanggung jawab ruangan adalah pegawai yang ditunjuk oleh manajemen yang bertanggung jawab terhadap
tatakelola kunci ruangan kerjanya.

Satpam mencatat nama, waktu peminjaman, dan jumlah kunci yang dipinjam pada Formulir Agenda Penyimpanan dan
Peminjaman Kunci Ruangan Kantor;

Pada saat ruangan telah selesai digunakan, pihak terkait atau OB mengembalikan kunci ruangan kepada Satpam di pos
jaga;

Satpam mencatat waktu pengembalian kunci dan menyimpan kunci pada loker penyimpanan kunci.

Satpam selalu melakukan pengechekan/patroli disetiap ruangan untuk memastikan bahwa ruangan dalam kondisi
aman, tidak terdapat adanya potensi bahaya.

Bila dalam melakukan pengechekan/patroli terdapan sesuatu yang berpotensi bahaya/membahayakan, catat dalam
formulir kejadian dan laporkan segera kepada manajemen terkait untuk dilakukan langkah-langkah pengamanan.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMENUHAN ASPEK PERATURAN
PERUNDANGAN
PROSEDUR
PEMENUHAN ASPEK PERATURAN PERUNDANGAN
TUJUAN

Memberikan pedoman dalam mengidentifikasi seluruh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan
aspek Pengamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero) untuk diterapkan dan dipelihara sesuai dengan perkembangan terkini

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup seluruh peraturan perundangan dan persyaratan pengamanan lainnya yang sesuai dengan
kondisi PT PLN (Persero) Transmisi

REFERENSI

1. Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi

2. Perkap No. 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan

3. SK DIR No. 477/K/DIR/2012 Tanggal 25 September 2012 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMENUHAN ASPEK PERATURAN PERUNDANGAN
DEFINISI

1. Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Pengamanan adalah peraturan perundangan dan persyaratan lainnya
yang berkaitan dengan pengamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero)

2. Instansi terkait adalah perwakilan atau lembaga yang berhubungan atau mempunyai jalur untuk mendapatkan peraturan
perundangan dan persyaratan pengamanan lainnya

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMENUHAN ASPEK PERATURAN PERUNDANGAN
NO
KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
.
1 IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI PERATURAN SPV KAMTIB KANTOR INDUK
PERUNDANGAN
2 IDENTIFIKASI PERATURAN DAN
PERSYARATAN PENGAMANAN YANG
BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN SMP DI
PT PLN (PERSERO)
SPV KAMTIB KANTOR INDUK

3 MEMBUAT DAFTAR PERATURAN OFFICER KAMTIB KANTOR INDUK


PERUNDANGAN DAN PERSYARATAN
PENGAMANAN
4 PENGESAHAN DAFTAR PERATURAN GENERAL MANAGER
PERUNDANGAN DAN PERSYARATAN
PENGAMANAN.
5 PENYIMPANAN DAN PENINJAUAN OFFICER KAMTIB KANTOR INDUK
PERATURAN PERUNDANGAN DAN
PERSYARATAN PENGAMANAN
6 PENYIMPANAN PERATURAN PERUNDANGAN. OFFICER KAMTIB KANTOR INDUK

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMENUHAN ASPEK PERATURAN PERUNDANGAN
3. URAIAN PROSEDUR

1. SPV Kamtib Kantor Induk melakukan identifikasi dan klasifikasi peraturan perundangan sesuai dengan kebutuhan
penggunaan di setiap Bidang.

2. SPV Kamtib Kantor Induk meneruskan peraturan perundangan kepada tiap Manajer APP terkait.

3. Manajer APP melaksanakan peraturan perundangan dan persyaratannya.

4. Officer Kamtib membuat daftar seluruh peraturan perundangan dan persyaratan pengamanan lainnya terkait SMP dengan
mengisi Formulir dan dimintakan pengesahan kepada General Manager.

5. Tinjauan terhadap Dokumen dalam Formulir Evaluasi Penataan Peraturan Perundangan dan Persyaratan Pengamanan
dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun atau bila ada peraturan baru yang diterbitkan.

6. Pengumpulan dan pemusnahan dokumen peraturan perundangan dilakukan sesuai dengan Prosedur Pengendalian
Dokumen dan Rekaman

www.pln.co.id |
PROSEDUR Mulai

PEMENUHAN ASPEK PERATURAN PERUNDANGAN Peraturan Perundangan

4. DIAGRAM ALIR Identifikasi dan Klasifikasi Peraturan


Perundangan sesuai dengan
kebutuhan pengguna disetiap bidang
SPV Kamtib Kantor Induk

Meneruskan peraturan perundangan


kepada tiap manajer APP terkait
SPV Kamtib Kantor Induk

Manajer APP melaksanakan peraturan


perundangan dan persyaratan
Manajer APP

Membuat daftar seluruh peraturan


perundangan dan persyaratan
Officer Kamtib Kantor Induk

Revisi Pengesahan daftar peraturan


perundangan dan persyaratan
pengamanan Officer
General Manager

Disetujui

Penyimpanan Daftar Peraturan


Perundangan dan Persyaratan
Pengamanan
Officer Kamtib Kantor Induk

Pengumpulan dan Pemusnahan


Dokumen Peraturan Perundangan
Officer Kamtib Kantor Induk

Selesai www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO
PENGAMANAN
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN
1. DEFINISI

Aset adalah aktiva yang berwujud maupun tidak berwujud yang dimiliki PT PLN (Persero) untuk dipergunakan dalam fungsi
transmisi dan operasi sistem tenaga listrik dan pendukungnya bernilai ekonomi serta strategis.

Ancaman adalah keadaan atau kegiatan yang mengarah pada suatu kerugian berupa kehilangan, kerusakan, dan atau luka
sebagai indikasi dari sesuatu yang tidak sesuai yang disebabkan oleh sumber daya internal atau eksternal

Kerawanan adalah kelemahan atau kekurangan pengendalian keamanan pada fasilitas, operasional, personil perusahaan yang
dapat dieksploitasi sehingga menimbulkan kerugian

Risiko adalah potensi yang ditimbulkan dari suatu peristiwa yang mungkin dapat terjadi (ketidak pastian) di masa yang akan
datang, yang berpengaruh terhadap sasaran organisasi/perusahaan

Manajemen risiko adalah pendekatan terstruktur untuk mengelola ketidak pastian sehubungan dengan ancaman, melalui
serangkaian aktifitas manusia termasuk : pengelolaan risiko, strategi pengembangan, dan mitigasi risiko yang menggunakan
sumber daya manajerial

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN

NO. KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB

TIM SISTEM MANAJEMEN


1. PENENTUAN KAJIAN RISIKO PENGAMANAN
PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
TIM SISTEM MANAJEMEN
2. PENYUSUNAN KAJIAN RISIKO PENGAMANAN
PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
SPV KAMTIB, OFFICER KAMTIB
3. VERIFIKASI KAJIAN RISIKO PENGAMANAN
KANTOR
PERSETUJUAN HASIL KAJIAN
4. MANAJER APP
RISIKO.PENGAMANAN
SPV KAMTIB, OFFICER KAMTIB
5. PEMANTAUAN KAJIAN RESIKO PENGAMANAN KANTOR INDUK DAN ASISSTANT
OFFICER APP

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN
URAIAN PROSEDUR

Tim Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi melakukan kajian risiko pengamanan.

Tim Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi menyusunan kajian risiko pengamanan yang meliputi:

1) Nama Kegiatan

2) Latar Belakang dan Permasalahan

3) Tujuan/Sasaran Kegiatan

4) Ruang Lingkup Kajian

5) Penanggung Jawab Kegiatan

6) Jangka Waktu Kegiatan

7) Pemangku Kepentingan (Stakeholders)

8) Alur Kerja/Proses Bisnis Kegiatan

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN

Tim Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi melakukan tahapan manajemen risiko sebagaimana di bawah
ini:

a. Identifikasi risiko inheren yang mungkin muncul pada setiap fase kegiatan dan sasaran sub-proses, mencakup
risiko dan deskripsi risiko, penyebab, serta dampak dari risiko dilaksanakannya suatu kegiatan

b. Level risiko diukur berdasarkan tingkat kemungkinan terjadinya dan skala dampak yang ditimbulkannya, dimana
masing-masing dikategorikan dalam 5 (lima) tingkatan di bawah ini:

SKA
TINGKAT KEMUNGKINAN SKALA SKALA DAMPAK
LA
A SANGAT KECIL 1 TIDAK SIGNIFIKAN
B KECIL 2 MINOR
C SEDANG 3 MEDIUM
D BESAR 4 SIGNIFIKAN
E SANGAT BESAR 5 MALAPETAKA

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN
SKALA LEVEL KRITERIA UMUM
RISIKO
Analisis risiko, dilakukan I RENDAH RISIKO DINILAI TIDAK TERLALU BERPENGARUH
TERHADAP SASARAN, DAN TIDAK DIPERLUKAN
berdasarkan nilai tingkat
TINDAKAN PENANGANAN (MITIGASI) TERTENTU, KARENA

kemungkinan dan skala dampak PENGENDALIANNYA SUDAH MELEKAT PADA PROSES


BISNIS YANG ADA. NAMUN DEMIKIAN TETAP DIPERLUKAN
untuk menentukan level risiko PEMANTAUAN.
II MODERAT RISIKO DINILAI MEMPUNYAI PENGARUH TERHADAP
setiap sub-proses kegiatan. SASARAN, NAMUN MEKANISME KONTROL YANG ADA

Risiko dikategorikan dalam 4 MASIH DAPAT MENGENDALIKANNYA. MESKIPUN


DEMIKIAN, APABILA RISIKO TERSEBUT BERPOTENSI
(empat) level. (CENDERUNG) KE LEVEL RISIKO TINGGI, MAKA
DIPERLUKAN LANGKAH PENANGANAN (MITIGASI)
TERTENTU.
III TINGGI RISIKO DINILAI MENGHAMBAT PENCAPAIAN SASARAN,
DAN MEKANISME KONTROL YANG ADA BELUM CUKUP
MENGENDALIKAN RISIKO TERSEBUT. DIPERLUKAN
LANGKAH PENANGANAN (MITIGASI) UNTUK SEKURANG-
KURANGNYA MENURUNKAN LEVEL KE MODERAT.
IV EKSTREM RISIKO DINILAI BERPOTENSI MENGGAGALKAN
PENCAPAIAN SASARAN. APABILA RISIKO INI DIAMBIL,
WAJIB DILAKUKAN PENANGANAN (MITIGASI) DAN
PERHATIAN KHUSUS SERTA DETAIL, DIKARENAKAN
SUDAH BERADA DI ATAS BATAS TOLERANSI RISIKO
PERUSAHAAN. www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN
Mempertimbangkan tindakan pengontrolan yang telah ada (kontrol eksisting) untuk setiap risiko sub-proses kegiatan dan
pengaruhnya terhadap kemungkinan dan pemulihan dampak.

Melakukan penilaian ulang risiko meliputi tingkat kemungkinan, skala dampak, dan level risiko berdasarkan hasil kegiatan
kontrol eksisting.

Dari hasil kajian risiko dan kontrol eksisting, dapat diperlakukan risiko sesuai risk appetite (risiko yang dapat diterima) PT
PLN (Persero) sebagai berikut:

a) Level risiko Rendah tetap dijaga tetap berada di tingkat terendah.

b) Level risiko Moderat diturunkan ke tingkat terendah atau dijaga tetap berada pada tingkat Moderat.

c) Level risiko Tinggi diturunkan ke tingkat Moderat atau Rendah.

d) Level risiko Ekstrim tidak dapat diterima dan harus dieliminasi atau jika memungkinkan diturunkan hingga tingkat
Moderat atau Rendah.

Mengembangkan pilihan untuk mitigasi risiko, termasuk studi kelayakan dan analisis biaya.

Melakukan penilaian ulang risiko meliputi tingkat kemungkinan, skala dampak, dan level risiko berdasarkan tindakan
mitigasi yang dipilih.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN

Melakukan penetapan Risk Management Plan (RMP) meliputi pemilik risiko, fase, dan sasaran kegiatan,
risiko, kriteria kemungkinan dan dampak, tingkat risiko kontrol eksisting, serta rencana penanganan risiko
(mitigasi yang dipilih, penanggung jawab, waktu dan biaya mitigasi).

Pemantauan dilaporkan ke General Manager setiap 6 (enam) bulan.

SPV Kamtib, Officer Kamtib Kantor melakukan verifikasi dan disetujui oleh Manajer Unit sesuai wilayah
kerjanya Jika RMP tidak disetujui, maka akan dilakukan kajian ulang risiko pengamanan

SPV Kamtib, Officer Kamtib Kantor Induk dan Asisstant Officer Unit melakukan pemantauan dan review
hasil kajian risiko pengamanan

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN

MULAI

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN
PROGRAM PENGAMANAN
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
TUJUAN

Memberikan pedoman dalam penyusunan perencanaan dan program pengamanan di PT PLN (Persero) RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup rencana dan program pengamanan yang dilakukan PT PLN (Persero)

REFERENSI

1) Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.

2) Perkap No. 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan.

3) Peraturan Direksi No. 0355.K/DIR/2014, 22 Juli 2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Di Lingkungan PT PLN (Persero).

DEFINISI

1. Perencanaan adalah proses membuat strategi untuk mencapai tujuan perusahaan dan mengembangkan rencana
aktifitas kerja perusahaan.

2. Program adalah perencanaan yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN

NO. KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB

1. PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM OFFICER KAMTIB KANTOR INDUK DAN TIM
PENGAMANAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON
SERTIFIKASI

2. VERIFIKASI RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN


SPV KAMTIB KANTOR INDUK

PENGESAHAN RENCANA DAN PROGRAM


3. GENERAL MANAGER DAN MAPP
PENGAMANAN.

SPV KAMTIB KANTOR INDUK DAN TIM


PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROGRAM
4. SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON
PENGAMANAN.
SERTIFIKASI

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN

URAIAN PROSEDUR

1. Rencana dan Program pengamanan disusun berdasarkan masukan dari:

a. Hasil kajian manajemen risiko pengamanan.

b. Kajian peraturan perundang-undangan yang diterapkan di PT PLN (Persero)

c. Program CSR PT PLN (Persero) sebagai salah satu strategi pengamanan.

d. Program simulasi keadaan darurat dilaksanakan bersama-sama oleh Tim Tanggap Darurat dan Fungsi
Keamanan.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN

2. Penyusunan rencana dan program pengamanan meliputi target waktu penyelesaian, penanggung jawab,
dan pemantauan sesuai pada Formulir Rencana dan Program Pengamanan

3. Rencana dan program disusun oleh Officer Kamtib Kantor Induk dan Tim Sistem Manajemen
Pengamanan Non Sertifikasi, diverifikasi oleh SPV Kamtib Kantor Induk, dan disetujui oleh General
Manager dan Manajer APP Rencana dan program pengamanan dilaksanakan oleh bidang terkait.

4. Pelaksanaan rencana dan program pengamanan dipantau oleh SPV Kamtib Kantor Induk dan Tim
Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELATIHAN, KEPEDULIAN,DAN
KOMPETENSI PENGAMANAN
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
TUJUAN

Sebagai pedoman untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keahlian pegawai dalam
melaksanakan Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) Non Sertifikasi sehingga dapat mencapai
hasil kerja sesuai yang ditetapkan oleh PT PLN (Persero)

RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku untuk aktifitas peningkatan kompetensi, membangkitkan kesadaran akan
pentingnya Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) Non Sertifikasi serta pelatihan dan
pengembangan kompetensi di kawasan PT PLN (Persero)

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
REFERENSI
1. Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi
2. Perkap No. 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan
3. SK DIR No. 477/K/DIR/2012 Tanggal 25 September 2012 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan
4. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 412.K/DIR/2008 tentang Sistem Pendidikan dan Pelatihan Pegawai.
5. Direktori Kompetensi PT PLN (Persero) Jilid I Edisi Keempat September 2008.
6. Direktori Pelatihan PT PLN (Persero) Pusdiklat Edisi Januari 2011.
7. Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ).
8. Perangkat Organisasi (Proses Bisnis & Uraian Jabatan) SDM dan Umum Edisi I Tahun 2012.
9. Surat Direktur SDM No. 02662/040/DITSDM/2011, 25 Juli 2011 Tentang Kompetensi/kemampuan Satuan
Pengamanan
10. Surat Manajer SDM dan UMUM No. 0286/024/P3B/2014, 12 Februari 2014 Tentang Standarisasi Minimum
Pengelolaan Pengamanan.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN

DEFINISI

1. Pelatihan adalah proses penyediaan informasi, pendidikan, dan pengembangan pengetahuan untuk
meningkatkan kepedulian keterampilan dan kompetensi personil dalam menerapkan dan memelihara
Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) Non Sertifikasi

2. Kompetensi adalah kapabilitas dan kemampuan yang terdiri dari aspek pendidikan, pelatihan,
pengalaman, dan keterampilan.

3. Standar kompetensi adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh masing-masing karyawan dalam
mendukung penerapan Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.

4. Gap kompetensi adalah tingkat perbedaan antara standar kompetensi yang disyaratkan dengan
kompetensi yang dimiliki.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN

NO
KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
.
1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN DM FASUM /SPV KAMTIB DAN
SPV ADMINISTRASI DAN SDM

2 PENYUSUNAN RENCANA PELATIHAN SPV KAMTIB


3 PERSETUJUAN RENCANA PELATIHAN MANAJER BIDANG KSA
4 PELAKSANAAN PELATIHAN DM FASUM /SPV KAMTIB
5 EVALUASI PELATIHAN SPV KAMTIB KANTOR INDUK
6 PENGENDALIAN REKAMAN PELATIHAN OF KAMTIB KANTOR INDUK

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
URAIAN PROSEDUR

1. Pemenuhan Kompetensi Tenaga Satuan Pengamanan

2. Standar Kompetensi Satpam ditentukan berdasarkan Perkap No. 24 Tahun 2007.

3. Bagi personil satpam yang belum memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud di atas menjadi masukan dalam program
pelatihan.

4. Pelaksanaan program pelatihan sebagaimana dimaksudkan di atas harus mengacu pada klausul kontrak dengan
penyedia jasa satuan pengamanan mengenai penanggung jawab pelaksanaan pelatihan kompetensi kepolisian
terbatas (bila satuan pengamanan tersebut diadakan dengan bentuk outsourcing).

5. Pelatihan/kursus spesialisasi menjadi tanggung jawab PT PLN (Persero) dan dilakukan setelah tenaga satpam tersebut
memenuhi standar kompetensi kepolisian terbatas.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
Pemenuhan Kompetensi Pegawai Fungsi Keamanan dan Ketertiban

1. Setiap pegawai pada fungsi Keamanan dan Ketertiban melakukan identifikasi terhadap kebutuhan pelatihan berdasarkan
tanggung jawab dan standar kompetensi yang harus dimiliki sesuai dengan Keputusan Kompetensi Jabatan dan Uraian
Jabatan.

2. Setiap pegawai pada fungsi Keamanan dan Ketertiban melakukan analisis gap kompetensi dengan membandingkan
antara tanggung jawab dan standar kompetensi yang seharusnya dimiliki dengan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai
tersebut.

3. Setiap pegawai pada fungsi Keamanan dan Ketertiban melihat daftar program pelatihan sesuai jabatannya.

4. SPV Keamanan dan Ketertiban mengajukan usulan pelatihan yang dipilih kepada Manajer Bidang KSA untuk dilakukan
evaluasi atau persetujuan.

5. SPV Keamanan dan Ketertiban mengajukan program / Rencana pelatihan untuk dilakukan evaluasi atau persetujuan dan
diusulkan kepada penyelenggara pelatihan internal (Pusdiklat) maupun penyelenggara pelatihan eksternal.

6. SPV Administrasi dan Umum atau SPV Administrasi dan SDM melakukan pemanggilan kepada calon peserta pelatihan
sesuai usulan yang telah disetujui.

7. Usulan pelatihan yang tidak disetujui akan diinformasikan kepada bidang/unit pengirim.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN

Pelaksanaan Pelatihan

1. Pelatihan dilaksanakan berdasarkan jadwal pelatihan yang sudah ditetapkan.

2. Spv Administrasi dan SDM membuat nota dinas penugasan pelatihan kepada calon peserta
pelatihan sesuai usulan yang telah disetujui dan akan diselenggarakan oleh pihak internal
(Pusdiklat) maupun pihak eksterna.

3. Setiap pelatihan yang dilakukan oleh pihak eksternal harus terdapat sertifikatnya sedangkan
pelatihan internal apabila memungkinkan dibuatkan sertifikatnya.

4. Usulan pelatihan yang tidak disetujui akan diinformasikan kepada pegawai yang bersangkutan.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
1. Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan

2. SPV Kamtib melakukan evaluasi pada setiap akhir sesi pelatihan berdasarkan Formulir Angket Evaluasi Pelatihan -
Level 1

3. Hasil dari evaluasi pelatihan akan dijadikan masukan perbaikan untuk kegiatan pelatihan selanjutnya.

4. SPV Kamtib membuat laporan Evaluasi Program Pelatihan yang telah dijalankan.

5. Pemenuhan Kepedulian Personil Terhadap Pengamanan

Setiap personil yang berada di wilayah kerja PT PLN (Persero) harus peduli dan sadar akan pentingnya kondisi
keamanan lingkungan PT PLN (Persero). Bentuk Kepedulian tersebut disampaikan dalam bentuk banner yang
berisi himbauan :

1. Untuk mentaati segala ketentuan sistem manajemen pengamanan.

2. Bahwa keamanan adalah tanggung jawab bersama

3. Pentingnya kepedulian akan keamanan

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN

Rekaman

Semua rekaman yang berkaitan dengan kegiatan pelatihan dan pengembangan satuan pengamanan akan
dipelihara dan disimpan sesuai dengan Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN

www.pln.co.id |
PROSEDUR
KONSULTASI,KOMUNIKASI DAN
PARTISIPASI
PROSEDUR
KONSULTASI,KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI
TUJUAN

Sebagai pedoman dalam melakukan konsultasi, komunikasi, dan partisipasi pihak internal maupun dengan pihak eksternal,
berkaitan dengan pelaksanaan Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) Non Sertifikasi di wilayah kerja PT PLN (Persero)

RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku seluruh pegawai dan pihak eksternal yang melakukan kegiatan di wilayah kerja PT PT PLN
(Persero)

REFERENSI

1) Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi

2) Perkap No. 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan

3) SK DIR No. 477/K/DIR/2012 Tanggal 25 September 2012 Tentang Sistem Manajemen.

4) Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 418.K/DIR/2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Komunikasi Perusahaan PT
PLN (Persero).

5) Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 304.K/010/DIR/2004 tanggal 31 Desember 2004 tentang Pengklasifikasian dan
Pengungkapan Informasi.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
KONSULTASI,KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI
DEFINISI

1. Komunikasi perusahaan adalah segala bentuk penyampaian pesan dari PT PLN (Persero) kepada publik internal dan
eksternal (stakeholders) dengan tujuan mendapatkan pengertian dan pemahaman yang sama.

2. Pelaku komunikasi perusahaan adalah pejabat, pegawai yang memiliki kewenangan untuk melakukan komunikasi
perusahaan atau mereka yang diberikan kuasa atau tugas untuk melakukan komunikasi perusahaan.

3. Pengelola komunikasi peraturan adalah pejabat yang diberikan tanggung jawab untuk mengelola kegiatan komunikasi
PT PLN (Persero)

4. Pihak internal adalah seluruh pegawai PT PLN (Persero) Pihak eksternal adalah pihak-pihak selain yang disebutkan
pada butir 4.4.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
KONSULTASI,KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI

NO
KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
.
KOMPILASI DATA KONSULTASI, KOMUNIKASI,
1. OFFICER KAMTIB KANTOR INDUK
DAN PARTISIPASI INTERNAL
VERIFIKASI HASIL KOMPILASI DATA
2. KONSULTASI, KOMUNIKASI, DAN SPV KAMTIB KANTOR INDUK
PARTISIPASI INTERNAL
3. KOMUNIKASI DENGAN PIHAK MEDIA DM FASUM/SPV KAMTIB KANTOR INDUK
4. KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT SPV KAMTIB, OF KAMTIB KANTOR INDUK,
5. KOORDINASI DENGAN APARAT KEAMANAN SPV KAMTIB KANTOR INDUK

www.pln.co.id |
PROSEDUR
KONSULTASI,KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI
URAIAN PROSEDUR

1. Konsultasi, Komunikasi, dan Partisipasi Internal

2. Konsultasi dan komunikasi pegawai terkait dengan Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi dapat disampaikan
melalui:

a. Pelaporan lisan secara langsung maupun melalui telepon.

b. Pelaporan tertulis dalam bentuk hardcopy.

1. Setiap pegawai di masing-masing bidang berhak menyampaikan usul dan saran melalui media tulisan atau telpon ke Officer
Kamtib Kantor Induk.

2. Officer Kamtib Kantor Induk menindaklanjuti semua kompilasi untuk didiskusikan dengan pihak terkait.

3. Pelaporan lisan maupun pelaporan tertulis dalam bentuk hardcopy disampaikan sesuai dengan pengaturan pada Prosedur
Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian SPV Kamtib Kantor Induk dapat mengundang Unit terkait dan/atau
Serikat Pekerja saat dilaksanakannya pertemuan tersebut.

4. Khusus untuk permasalahan yang terkait dengan keamanan internal, diskusi dengan melibatkan fungsi keamanan.

5. Setiap Pelaporan dicatat menggunakan Formulir Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian untuk kemudian
ditindak lanjuti sesuai dengan Prosedur Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian

www.pln.co.id |
PROSEDUR
KONSULTASI,KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI
2. Konsultasi, Komunikasi, dan Partisipasi Eksternal

Konsultasi, komunikasi, dan pertisipasi eksternal mengacu kepada Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 418.K/DIR/2012
tentang Pedoman Pelaksanaan Komunikasi Perusahaan PT PLN (Persero) dan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.
304.K/010/DIR/2004 tanggal 31 Desember 2004 tentang Pengklasifikasian dan Pengungkapan Informasi.

Komunikasi perusahaan dengan pihak media lebih lanjut dijabarkan dalam Instruksi Kerja Pengamanan Peliputan Media dan
Pengambilan Dokumentasi

Konsultasi, Komunikasi, dan Partisipasi PT PLN (Persero) dengan aparat dan masyarakat diwadahi dalam FKPM (Forum
Kemitraan Polisi dan Masyarakat)

Komunikasi dengan masyarakat yang berkaitan dengan pelaksanaan program PT PLN (Persero) dilakukan oleh Fungsi CSR dan
mengacu pada arahan dari PLN Pusat.

Koordinasi dengan pihak aparat terkait pengamanan PT PLN (Persero) dilakukan oleh SPV Kamtib melalui alat komunikasi telepon
atau kunjungan langsung.

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN
REKAMAN
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

TUJUAN

Sebagai pedoman dalam penyusunan, penggandaan, pendistribusian, pemeliharaan, perubahan, dan pemusnahan seluruh
dokumen dan rekaman yang berhubungan dengan Sistem Manajemen Pengamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero)

RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku untuk seluruh dokumen dan rekaman yang berhubungan dengan Sistem Manajemen Pengamanan, baik
yang berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) PT PLN (Persero)

REFERENSI

1) Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi

2) Perkap No. 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan.

3) Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 300.K/01/DIR/2004 tanggal 31 Desember 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Tatalaksanan Surat dan Kearsipan PT PLN (Persero).

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

DEFINISI

1. Dokumen yang dimaksud meliputi Manual (M), Prosedur (P), Instruksi Kerja (IK), Formulir/checklist (Fm), Lampiran (L) terkait
dengan Sistem Manajemen Pengamanan.

2. Manual adalah Dokumen Level 1 yang berisi Sebagai pedoman dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Pengamanan bagi
setiap pegawai, karyawan mitra kerja, tamu, mitra kerja rekanan (pihak ketiga) di wilayah kerja PT PLN (Persero)

3. Prosedur adalah Dokumen Level 2 yang berisi prosedur-prosedur yang menguraikan cara kerja perusahaan dan disesuaikan
dengan tuntutan dari peraturan perundangan yang digunakan.

4. Instruksi Kerja adalah Dokumen Level 3 yang berisi instruksi-instruksi kerja yang menjabarkan lebih rinci Dokumen
Level 2 dan/atau dokumen yang berdiri sendiri.

5. Formulir dan lampiran adalah Dokumen Level 4 sebagai kelengkapan dari Dokumen level 2 dan Level 3 atau dokumen
yang berdiri sendiri.

6. Dokumen Terkendali adalah dokumen yang didistribusikan kepada personil yang sudah ditentukan, dan apabila terjadi
perubahan/revisi terhadap dokumen tersebut, maka pengendali dokumen berkewajiban untuk memberikan revisi yang
terbaru dan memastikan dokumen yang lama telah ditarik.

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

7. Dokumen Tidak Terkendali adalah dokumen yang berada di luar Assistant Officertar distribusi dokumen, dan
apabila terjadi perubahan/revisi pada dokumen tersebut, maka pengendali dokumen tidak berkewajiban untuk
memberikan revisi yang terbaru dan juga untuk menarik dokumen yang lama.

8. Dokumen Eksternal adalah dokumen yang berasal dari luar PT PLN (Persero) Unit

9. Tanggal Disahkan adalah tanggal disahkannya dokumen sebagai acuan atau panduan kerja.

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
NO KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB

TIM SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON


1. PENYUSUN DOKUMEN
SERTIFIKASI
PENGENDALIAN OFFICER KAMTIB KANTOR INDUK DAN ASISSTANT
2.
DOKUMEN OFFICER APP
PENGEVALUASI
3. SPV KAMTIB KANTOR INDUK
DOKUMEN
PENGESAHAN
4. GENERAL MANAGER DAN MANAJER APP
DOKUMEN
PENYIMPANAN OFFICER KAMTIB KANTOR INDUK DAN ASISSTANT
5.
DOKUMEN OFFICER APP
PENDISTRIBUSIAN OFFICER KAMTIB KANTOR INDUK DAN ASISSTANT
6.
DOKUMEN OFFICER APP
TIM SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON
7. PERUBAHAN DOKUMEN
SERTIFIKASI
PEMUSNAHAN TIM SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON
8.
DOKUMEN SERTIFIKASI
PENGENDALIAN OFFICER KAMTIB KANTOR INDUK DAN ASISSTANT
9.
REKAMAN OFFICER APP
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

URAIAN PROSEDUR
Ketentuan Umum

Struktur dokumen yang diterapkan PT PLN (Persero)

1. Level 1 Manual Sistem Manajemen Pengamanan disahkan oleh General Manager dan Manajer Unit .

2. Level 2 Prosedur Sistem Manajemen Pengamanan disusun oleh Tim Sistem Manajemen Pengamanan non
Sertifikasi, disahkan oleh General Manager dan Manajer APP

3. Level 3 Instruksi Kerja disahkan oleh SPV Kamtib Kantor Induk.

4. Level 4 Formulir atau Checklist atau Lampiran disiapkan Officer Kamtib Kantor Induk dan Assistant Officer Unit

5. Komitmen dan Kebijakan Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi disahkan oleh General Manager, Manajer
Unit Rencana dan program pengamanan dibuat oleh SPV kamtib Kantor Induk disahkan oleh General Manager.

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
1. Jenis Dokumen
2. Status Dokumen

Berdasarkan statusnya, dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Dokumen Master adalah dokumen asli yang hanya berada di Kantor Induk Transmisi dan dikendalikan oleh
Officer Kamtib Kantor Induk.

2. Dokumen Terkendali adalah dokumen hardcopy yang diberi cap stempel basah TERKENDALI berwarna
merah dan dapat dimiliki/diakses oleh pejabat pengelola dan pendistribusiannya diberi nomor copy sesuai
dengan Formulir Distribusi Dokumen

3. Dokumen Tidak Terkendali adalah semua dokumen dalam bentuk hardcopy yang tidak memiliki cap stempel
basah TERKENDALI berwarna merah. Penggunaan data/informasi yang bersumber dari dokumen tidak
terkendali dinyatakan tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

4. Dokumen Kadaluwarsa adalah dokumen yang sudah dinyatakan tidak berlaku lagi karena sudah ada
dokumen revisi terakhir dengan diberi cap stempel basah KADALUWARSA berwarna merah.

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
Tingkat Kerahasiaan Dokumen

Berdasarkan tingkat kerahasiaannya, dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi sebagai
berikut:

1. Rahasia adalah dokumen yang informasinya membutuhkan pengamanan tinggi dan erat hubungannya dengan
keamanan kedinasan atau bernilai strategis terkait kebijakan dan operasional PT PLN (Persero). Dokumen ini
hanya boleh diketahui oleh pejabat yang berwenang atau yang ditunjuk.

2. Terbatas adalah dokumen yang informasinya memerlukan pengamanan dan erat hubungannya dengan
kedinasan. Dokumen ini hanya diketahui oleh pejabat yang berwenang atau pihak yang ditunjuk.

3. Biasa adalah dokumen yang tidak memerlukan pengamanan khusus.

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

Penyusunan Dokumen

1. Tim Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi melakukan identifikasi kebutuhan


dokumen terkait Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi.

2. SPV Kamtib kantor induk menunjuk anggota tim penyusun dokumen Sistem Manajemen
Pengamanan non sertifikasi.

3. Tim penyusun yang melakukan penyusunan dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non
sertifikasi yang dibutuhkan.

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

Identifikasi Dokumen

1. Pengendali dokumen memberi nomor identifikasi pada setiap dokumen yang diterbitkan untuk
memudahkan dan mampu telusurnya.
2. Sistem penomoran untuk dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non sertifikasi
3. Untuk dokumen yang berasal dari luar PT PLN (Persero) dokumen eksternal, pengendali dokumen
memberi penomoran sesuai dengan nomor dokumen aslinya. Jika pada dokumen tersebut tidak
ada nomor, maka identifikasi dilakukan dengan menggunakan nomor urut bulan dan tahun pada
agenda surat masuk unit kerja. Dokumen diberi cap stempel basah TERKENDALI berwarna merah,
ditetapkan masa berlakunya dan dicatat ke dalam Formulir Dokumen Eksternal Terkendali

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
Pengesahan Dokumen

1. General Manager dan Manajer APP meninjau dan mengevaluasi keefektifan dan kesesuaian dokumen
yang telah disusun. Jika telah sesuai, maka General Manager dan Manajer Unit menandatangani
dokumen sebagai pengesahan awal.

2. Dokumen yang telah ditinjau dan disahkan oleh General Manager dan Manajer Unit ,
diimplementasikan/dilaksanakan di PT PLN (Persero)

3. Untuk instruksi kerja dibuat oleh tim Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi dan
ditandatangani oleh SPV Kamtib Kantor Induk.

4. Peninjauan, persetujuan, dan pengesahan dokumen induk diwujudkan dalam bentuk tandatangan
pada Lembar Pengesahan yang dicetak dan dicantumkan tanggal pengesahannya.

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
1. Penyimpanan Dokumen

2. Penyimpanan dan pengendalian dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi asli/master dilakukan oleh Officer
Kamtib Kantor Induk.

3. Dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi yang didistribusikan harus diberi nomor Copy dan distempel basah
TERKENDALI pada halaman depan.

4. Officer Kamtib Kantor Induk mendistribusikan Dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi ke masing masing
APP.

5. Assistant Officer Kamtib APP menggandakan serta mendistribusikan dokumen Instruksi kerja dan Formulir Sistem Manajemen
Pengamanan non Sertifikasi sesuai wilayah kerja dengan penomoran dokumen.

6. Dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi yang asli dikendalikan dengan memberi stempel basah MASTER
pada setiap halaman dan disimpan oleh Officer Kamtib Kantor Induk.

7. Semua Master dokumen dicatat dalam Formulir Daftar Induk Dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi
dengan menggunakan formulir

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

Pencatatan dan penyimpanan dokumen diupayakan dalam kelompok urutan kategori dokumen:

a. Manual.

b. Prosedur.

c. Instruksi Kerja.

d. Formulir

e. Dokumen Eksternal.

Selanjutnya, masing-masing kategori dokumen tersebut diurut berdasarkan nomor dokumen dan kemudian diurut berdasarkan
tanggal berlakunya.

Officer Kamtib Kantor Induk mendistribusikan dokumen yang telah disahkan oleh General Manager dan Manajer APP kepada unit
masing masing dan dicatat pada Formulir Daftar Distribusi Dokumen

Dokumen dalam betuk softcopy disimpan dalam format Microsoft office, pdf/jpg dan disimpan oleh Officer Kamtib Kantor Induk.

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
1. Perubahan Dokumen

1. Usulan perubahan dokumen dapat disampaikan oleh seluruh karyawan kepada

SPV Kamtib Kantor Induk melalui penanggung jawab keamanan Unit Masing masing.

2. SPV Kamtib mengevaluasi semua usulan dan apabila diperlukan perubahan Dokumen maka dilakukan rapat tinjauan
manajemen.

3. Bila terjadi perubahan dokumen, maka perubahan tersebut diberi penomoran revisi mengunakan 2 (dua) digit, dimulai dari
00 sampai dengan 99. Apabila telah mencapai angka 99 maka revisi berikutnya akan kembali pada nomor 00.

a. Officer Kamtib Kantor Induk menggandakan dokumen tersebut dan distempel basah TERKENDALI berwarna merah sesuai
dengan Formulir Daftar Distribusi Dokumen

b. Mendistribusikan dokumen yang telah direvisi kepada para penerima dokumen terkendali menggunakan Formulir Bukti
Penerimaan dan Penarikan Dokumen

c. Memastikan bahwa semua penerima dokumen terkendali telah mengganti dokumennya dengan yang terbaru, memelihara
buktinya serta memberikan cap stempel basah bertuliskan KADALUWARSA berwarna merah dan disimpan oleh Officer Kamtib
Kantor Induk.

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

Pemusnahan Dokumen

1. Dokumen master yang telah kadaluwarsa disimpan oleh Officer Kamtib Kantor Induk dan
digunakan sebagai arsip historis dokumen.
2. Dokumen-dokumen terkendali yang telah kadaluwarsa dimusnahkan dan dibuat berita acara
pemusnahan menggunakan Formulir Berita Acara

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
Pengendalian Rekaman

1. Jenis rekaman adalah:

1. Formulir standar.

2. Surat undangan.

3. Daftar hadir.

4. Modul pelatihan.

5. Sertifikat.

6. Dan rekaman lain yang terkait Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi.

2. Pengendali dokumen atau fungsi bidang melakukan identifikasi rekaman Sistem Manajemen Pengamanan non
Sertifikasi yang mencakup semua kegiatan pada bagiannya masing-masing. Rekaman Manajemen Pengamanan
diidentifikasi dan direkam dalam Formulir Daftar Rekaman yang disimpan oleh Officer Kamtib Kantor Induk dan
Assistant Officer APP.

3. Semua rekaman yang diidentifikasi harus disimpan dan dikendalikan berdasarkan daftar rekaman yang dibuat.
Kegiatan ini menjadi tanggung jawab setiap Assistan Officer Unit masing masing unit.

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

4. Untuk rekaman-rekaman tertentu yang bersifat pribadi dan aksesnya terbatas, maka rekaman
tersebut harus dijaga kerahasiaannya dengan cara menunjuk personil yang boleh mengaksesnya. Di
setiap rekaman tersebut apabila disimpan dalam amplop harus diberi cap stempel RAHASIA
berwarna merah.

5. Masa simpan arsip rekaman-rekaman Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi ditentukan
berdasarkan jenis rekamannya sesuai tata laksana surat dan kearsipan.

6. Setelah melalui masa simpan melebihi ketentuan, maka seluruh rekaman harus dipisahkan dari
tempat penyimpanan untuk dimusnahkan dan dibuatkan berita acara pemusnahan menggunakan
Formulir Berita Acara Pemusnahan Dokumen

www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

TUJUAN

Memberikan pedoman kepada semua personil untuk selalu dalam kesiagaan dan tanggap dalam
mencegah, mengendalikan, menanggulangi, dan mengevaluasi keadaan darurat yang dapat
menyebabkan dampak penting terhadap keamanan pegawai dan kelangsungan operasi di wilayah
kerja PT PLN (Persero)

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup sistem tanggap darurat yang meliputi proses tanggap darurat, komunikasi,
kegiatan evakuasi, dan pemulihan dalam menghadapi keadaan darurat yang telah teridentifikasi dan
mungkin terjadi di kawasan PT PLN (Persero) Kondisi darurat yang dimaksud pada prosedur ini
adalah ancaman terorisme, tindak criminal, bom, huru-hara, kebakaran, dan gempa bumi.

www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

REFERENSI

1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

2) UU Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.

4) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3.

5) Perkap Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan.

www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

DEFINISI

1. Keadaan Darurat adalah suatu kejadian, kondisi atau peristiwa yang tidak diinginkan yang dapat membahayakan keselamatan
dan kesehatan serta fungsi lingkungan seperti terjadi kebakaran, peledakan bom, huru-hara, bencana alam atau kondisi lain
yang menimbulkan kerusakan terhadap properti, cedera terhadap manusia, pencemaran lingkungan dan menghambat jalannya
operasi dimana bila terjadi keadaan tersebut harus dilakukan tindakan pengendalian dan penanggulangan sesegera mungkin.

2. Evakuasi adalah meninggalkan tempat kerja atau tempat tinggal ke tempat lain yang dianggap aman untuk menyelamatkan
diri.

3. Tempat Berkumpul adalah tempat yang dianggap aman untuk berkumpul bila ada evakuasi terhadap semua personil (pegawai,
mitra kerja maupun tamu/pengunjung) di dalam wilayah kerja PT PLN (Persero)

4. Personil adalah pegawai PT PLN (Persero) tamu, dan mitra kerja.

www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

No Kegiatan Penanggung Jawab


.
Pernyataan kondisi siaga
1. MKSA, DM Fasum,MAPP
perusahaan
Pernyataan kondisi darurat
2. General Manager, MAPP
perusahaan
Pembuatan posko pengendali
3. Tim Tanggap Darurat & SPV Kamtib
darurat
Evaluasi penanganan
4. Tim Tanggap Darurat & SPV Kamtib
keadaan darurat

www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

URAIAN PROSEDUR

1. Tingkatan Situasi

1. Situasi Aman

Pengertian aman:

1) Tidak ada ancaman dan atau gangguan baik dari dalam maupun dari luar PT PLN (Persero) Unit

2) Sistem peringatan dini berfungsi dengan baik.

3) Semua peralatan komunikasi beroperasi dengan baik.

4) Semua komponen keamanan bekerja sesuai ketentuan.

5) Situasi lingkungan masyarakat di sekitarnya masih kondusif.

www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

Situasi Siaga

Pengertian siaga:

1) Telah terjadi tindak kriminal dengan kekerasan yang dilakukan secara berkelompok di sekitar PT PLN (Persero)

2) Gangguan keamanan menuju lokasi PT PLN (Persero)

3) Sistem peringatan dini tidak berfungsi.

4) Peralatan komunikasi tidak beroperasi dengan normal.

5) Adanya unjuk rasa yang mengakibatkan tertutupnya akses keluar/masuk orang dan barang ke wilayah kerja PT PLN (Persero)

www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

Situasi Darurat

Pengertian darurat:

1) Adanya gangguan terhadap wilayah kerja PT PLN (Persero) melalui jalur darat, laut dan udara.

2) Tindakan anarkis pengunjuk rasa.

3) Adanya penyanderaan pegawai/mitra kerja.

4) Terjadinya mogok kerja pegawai/mitra kerja secara massal yang mengakibatkan lumpuhnya Operasional PT
PLN (Persero)

5) Terjadinya bencana alam yang mengganggu wilayah kerja PT PLN (Persero)

www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

Pelaksanaan

1. Tindakan Situasi Aman

1) Satpam melakukan tugas rutin berkaitan dengan pengawasan keamanan dan pengaturan ketertiban di wilayah kerja PT PLN
(Persero).

2) Fungsi Logistik dan Umum PT PLN (Persero) menyiapkan kelengkapan dan kondisi peralatan dalam keadaan aman

2. Tindakan Situasi Siaga

3) Situasi siaga diumumkan oleh Manajer APP sesuai wilayah kerjanya atau Pejabat yang ditunjuk.

4) SPV Keamanan dan Ketertiban atau pejabat yang ditunjuk atas persetujuan Manajer Bidang KSA cq. DM Fasum, Manajer
Unit melakukan koordinasi dengan aparat keamanan terkait.

5) Tindakan yang dilakukan pada kondisi siaga mengacu pada tugas dan tanggung jawab personil pada situasi aman, namun
pelaksanaannya diikuti dengan peningkatan kewaspadaan dari setiap personil.

www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

3. Tindakan Situasi Darurat

1) Situasi darurat diumumkan oleh DM Fasum – SPV Kamtib, Manajrer Unit sesuai wilayah kerjanya.

2) Situasi darurat yang menyangkut aspek Pengamanan dan K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja diatur sesuai dengan
Instruksi Kerja.

a. Instruksi Kerja Penanganan Terorisme;

b. Instruksi Kerja Penanggulangan Bahaya Kebakaran;

c. Instruksi Kerja Penanganan Ancaman Huru-hara;

d. Instruksi Kerja Penanganan Ancaman Bom;

e. Instruksi Kerja Penanganan Tindak Kriminal;

f. Instruksi Kerja Evakuasi.

1) Membentuk Posko pengendali darurat.

www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

3. Evaluasi Penanganan Keadaan Darurat

1. Setelah terjadinya keadaan darurat, maka Tim Tanggap Darurat dan/atau SPV Keamanan dan Ketertiban
dengan melibatkan Tim Ahli/Tim Rescue melakukan evaluasi yang meliputi:

1. Kesiapan personil maupun tim dalam menghadapi kondisi darurat.

2. Kesiapan peralatan yang digunakan.

3. Tindakan penanggulangan yang dilakukan.

4. Dampak terjadinya keadaan darurat.

5. Keefektifan prosedur yang digunakan.

2. Hasil dari evaluasi dibahas untuk melakukan perbaikan terhadap prosedur penanggulangan maupun
program pelatihan jika diperlukan.

www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

3. Pemulihan Paska Keadaan Darurat

1. Pemulihan Fungsi

Untuk pemulihan fungsi sistem Jawa Bali akan dilakukan sesuai Prosedur Pemulihan Sistem

2. Pemulihan Fisik

Sesuai Prosedur Keadaan Darurat

www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGENDALIAN PROSES DAN
INFRASTRUKTUR
PROSEDUR
PENGENDALIAN PROSES DAN INFRASTRUKTUR

TUJUAN

Memberikan pedoman dalam mengidentifikasi seluruh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan
aspek Pengamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero) untuk diterapkan dan dipelihara sesuai dengan perkembangan terkini.

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup seluruh peraturan perundangan dan persyaratan pengamanan lainnya yang sesuai dengan kondisi PT
PLN (Persero)

REFERENSI

1. Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi

2. Perkap No. 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan

3. SK DIR No. 477/K/DIR/2012 Tanggal 25 September 2012 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGENDALIAN PROSES DAN INFRASTRUKTUR

DEFINISI

1. PENGENDALIAN adalah kegiatan mengendalikan proses maupun infrastruktur di wilayah kerja PT PLN (Persero)

2. INFRASTRUKTUR adalah segala sesuatu yg merupakan penunjang terselenggaranya proses bisnis di wilayah kerja PT
PLN (Persero)

3. PERUSAHAAN adalah PT PLN (Persero)

4. MITRA KERJA (Vendor/Rekanan, dan Institusi lainnya) adalah seorang atau lebih yang berasal dari institusi diluar PT
PLN (Persero) yang melaksanakan kontrak kerjasama dengan PT PLN (Persero)

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGENDALIAN PROSES DAN INFRASTRUKTUR

URAIAN PROSEDUR

1. Umum

2. Satpam bertindak sebagai pelaksana pengendalian pengamanan dan ketertiban orang/barang/kendaraan yang
keluar/masuk wilayah kerja PT PLN (Persero)

3. Pegawai/tamu/mitra kerja bertindak sebagai pendukung pelaksanaan dan pemantauan keamanan dan
ketertiban di wilayah kerja PT PLN (Persero)

4. Pegawai PT PLN (Persero) disetiap bidang bertindak sebagai pelaksana pengamanan proses bisnis sesuai
bidang dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGENDALIAN PROSES DAN INFRASTRUKTUR

Pengendalian Proses

1. Pengendalian pengamanan proses bisnis pada setiap bidang di wilayah kerja PT PLN (Persero) dituangkan
dalam bentuk prosedur maupun instruksi kerja yang mendukung berlangsungnya kegiatan atau pekerjaan.

2. Dokumen yang terkait dengan pengamanan proses bisnis bidang diidentifikasi berdasarkan hasil kajian
manajemen risiko pengamanan.

3. Setiap prosedur maupun instruksi kerja yang terkait dengan pengamanan proses bisnis setiap bidang dicatat
pada Formulir Daftar Dokumen Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.

4. Formulir dan dokumen tersebut disimpan oleh setiap bidang dan salinannya diserahkan kepada Pengendali
dokumen.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGENDALIAN PROSES DAN INFRASTRUKTUR

Pengendalian Keluar/Masuk Mitra

1. KerjaBadan usaha (PT/CV) atau Yayasan yang akan melakukan kerjasama dengan PT PLN (Persero) diseleksi
dan diatur dengan mengacu pada SK Direksi PT PLN (Persero) No.500.K/DIR/2013 tentang Penyerahan
sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain di PT PLN (Persero) dan SK Direksi PT PLN
(Persero) No.050.K/DIR/2014 tentang perubahan atas keputusan direksi PT PLN (Persero) No. 500.K/DIR/2013
tentang Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain di PT PLN (Persero) serta
SE.003.E/DIR/2014 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Barang dan Jasa PT PLN (Persero)

2. Pengaturan badan usaha (PT/CV) atau Yayasan yang telah menjadi Mitra Kerja PT PLN (Persero) Unit tertuang
dalam Instruksi Kerja Pengendalian Mitra Kerja dan Karyawan Outsourcing

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGENDALIAN PROSES DAN INFRASTRUKTUR

Pengendalian Keluar/Masuk Kendaraan

Semua kendaraan yang keluar/masuk dan parkir di wilayah kerja PT PLN (Persero) harus mengikuti
ketentuan yang tertuang di instruksi kerja pengendalian kendaraan berikut ini:

1. Instruksi Kerja Pengendalian dan Pemeriksaan Kendaraan Keluar/Masuk Kendaraan Roda 2.

2. Instruksi Kerja Pengendalian dan Pemeriksaan Kendaraan Keluar/Masuk Kendaraan Roda Roda 4 atau lebih.

3. Pengendalian Keluar/Masuk Barang

Semua barang yang dibawa keluar/masuk di wilayah kerja PT PLN (Persero) harus mengikuti ketentuan yang
tertuang di Instruksi Kerja Pemeriksaan Keluar Masuk Barang.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN
KINERJA PENGAMANAN
PROSEDUR
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN KINERJA PENGAMANAN

TUJUAN

Memberikan pedoman dalam mengidentifikasi seluruh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan
aspek Pengamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero) untuk diterapkan dan dipelihara sesuai dengan perkembangan terkini.

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup seluruh peraturan perundangan dan persyaratan pengamanan lainnya yang sesuai dengan kondisi PT
PLN (Persero)

REFERENSI

1. Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi

2. Perkap No. 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan

3. SK DIR No. 477/K/DIR/2012 Tanggal 25 September 2012 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN KINERJA PENGAMANAN

DEFINISI

1. Parameter Kinerja keamanan adalah tools yang digunakan dalam menjalankan proses pengamanan.

2. Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) adalah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang
bergerak di bidang penyediaan tenaga pengamanan, pelatihan keamanan, kawal angkut uang/barang
berharga, konsultasi keamanan, penerapan peralatan keamanan.

3. Proaktif adalah aktivitas dalam mengantisipasi masalah keamanan kedepan.

4. Reaktif adalah memberi respon terhadap masalah keamanan.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN KINERJA PENGAMANAN

No Kegiatan PenanggungJawab
1. Pemantuan kinerja pengamanan SPV Keamanan dan Ketertiban
2. Pemantauan kinerja BUJP. SPV Keamanan dan Ketertiban
3. Pelaksanaan inspeksi alat dan Satuan pengamanan (Satpam)
tempat kerja.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN KINERJA PENGAMANAN

URAIAN PROSEDUR

1. PemantauanKinerjaPengamanan

1. SPV Keamanan dan Ketertiban melakukan Identifikasi parameter kinerja keamanan yang meliputi : ancaman, hasil
kajian risikopengamanan, persyaratan peraturan perundangan, sasarana pengamanan, dan kompetensi personil
keamanan.
2. SPV Keamanan dan Ketertiban melakukan pemantauan secara proaktif terhadap frekuensi dan efektifitas
pemantauan keamanan.
3. SPV Keamanan dan Ketertiban melakukan pemantauan secara reaktif terhadap penyelidikan, analisa dan laporan
kejadian keamanan melalui analisis dokumen dan catatan.
4. Hasil dari pemantauan tersebut dicatat pada Formulir Laporan Pemantauan dan Pengukuran Kinerja Keamanan
dan dapat dijadikan sebagai hasil identifikasi dan pengendalian ancaman, standar kompetensi personil dengan
usulan kebutuhan pelatihannya.
5. Apabila terjadi ketidaksesuaian, SPV Keamanan dan Ketertiban segera mengusulkan kepada manajemen untuk
dilakukan tindakan perbaikan sesuai Prosedur Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian.
6. Laporan hasil pemantauan disimpan oleh SPV Keamanan dan Ketertiban.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN KINERJA PENGAMANAN

Inspeksi dan Pengukuran

1. SPV Keamanan dan Ketertiban melakukan penilaian terhadap kinerja BUJP menggunakan Formulir Pengukuran Kinerja
Mitra kerja.

2. SPV Keamanan dan Ketertiban melakukan evaluasi peralatan keamanan yang dimiliki menggunakan Formulir Checklist
Inspeksi Peralatan Keamanan yang mencakup kondisi dan jadwal kalibrasi / penggantian komponen.

3. Satpam melakukan inspeksi tempat kerja secara berkala dengan menggunakan Formulir ChecklistI nspeksi Tempat Kerja
pada setiap pelaksanaan kegiatan patroli.

4. Laporan hasil inspeksi dan pengukuran disimpan oleh SPV Keamanan dan Ketertiban untuk kemudian di analisis sesuai
dengan Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data.

5. Setiap laporan ketidaksesuaian dilaporkan kepada SPV Keamanan dan Ketertiban kemudian diteruskan kepada manajemen
untuk dilakukan tindakan perbaikan sesuai Prosedur Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN KINERJA PENGAMANAN

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN
PENCEGAHAN KETIDAKSESUAIAN
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
TUJUAN

Menjamin setiap ketidaksesuaian Sistem Manajemen Pengamanan Non Setifikasi yang terjadi di wilayah kerja PT PLN (Persero)
dapat dilakukan perbaikan secara terkoordinasi, dapat dilakukan pencegahan terulangnya masalah yang sama di waktu
mendatang, serta mencegah potensi ketidaksesuaian yang mungkin terjadi.

RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup aktivitas penanggulangan dan pencegahan terhadap ketidaksesuaian Sistem Manajemen Pengamanan
Non Sertifikasi yang tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan/ditentukan di wilayah kerja PT PLN (Persero)

REFERENSI

1. Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi

2. Perkap No. 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan.

3. KeputusanDireksi PT PLN (Persero) No. 300.K/01/DIR/2004 tanggal 31 Desember 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Tatalaksana Surat dan Kearsipan PT PLN (Persero).

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
DEFINISI

1. Ketidaksesuaian adalah suatu kondisi apabila terjadi penyimpangan baik terhadap produk, proses atau Sistem
Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.

2. Tindakan Perbaikan adalah upaya menghilangkan penyebab ketidaksesuaian untuk mencegah terulangnya
ketidaksesuaian tersebut.

3. Tindakan Pencegahan adalah upaya menghilangkan penyebab potensi ketidaksesuaian untuk mencegah terjadinya
suatu ketidaksesuaian.

4. Sistem Manajemen Penghamanan Non Sertifikasi adalah bagian dari seluruh sistem manajemen pengamanan yang
mencakup struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumberdaya untuk
mengembangkan, menerapkan, mencapai, meninjau dan memelihara Komitmen, Kebijakan Manajemen.

5. Pihak internal adalah seluruh pegawai PT PLN (Persero)

6. Pihak eksternal adalah pihak-pihak selain yang disebutkan pada butir 4.5.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN

NO KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB
1. VERIFIKASI (PENINJAUAN) SPV KAMTIB KANTOR INDUK
PERMASALAHAN
KETIDAKSESUAIAN, PERBAIKAN,
DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN.
2. PENGESAHAN AF KAMTIB APP
LAPORANKETIDAKSESUAIAN,
PERBAIKAN, DAN TINDAKAN
PENCEGAHAN.
3. PEMANTAUAN PENERAPAN AF KAMTIB APP
PERBAIKAN DAN TINDAKAN
PENCEGAHAN.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
URAIAN PROSEDUR

1. PelaporanKetidaksesuaian

1. Setiap pegawai PT PLN (Persero) dapat memberikan usulan atau inisiatif ketidaksesuaian/masalah yang timbul atas
dasar keluhan pihak internal maupun eksternal terkait dengan sistem pengamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero)
sesuai dengan Prosedur Konsultasi, Komunikasi, dan Partisipasi.

2. Usulan atau inisiatif ketidaksesuaian / masalah terkait dengan pengamanan dilaporkan kepada AF Kamtib Unit

3. AF Kamtib Keamanan dan Ketertiban mencatat usulan atau inisiatif ketidaksesuaian / masalah tersebut untuk
ditindaklanjuti.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
Perbaikan Ketidaksesuaian

Identifikasi Masalah

1. SPV Keamanan dan Ketertiban melaporkan setiap usulan / inisiatif tindakan perbaikan / pencegahan
terhadap masalah yang berhubungan dengan proses internal untuk ditindaklanjuti dan dibahas oleh DM
Fasum. Setiap usulan / inisiatif tindakan perbaikan / pencegahan terhadap masalah yang berhubungan
dengan pihak luar akan ditindak lanjuti dan apabila diperlukan akan dibahas dengan pihak yang terkait.

2. Masalah yang terkait dengan mitra kerja outsourcing dapat diidentifikasi dari proses evaluasi mitra kerja
yang mengacu pada SK Direksi PT PLN (Persero) No.500.K/DIR/2013 tentang Penyerahan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain di PT PLN (Persero) dan SK Direksi PT PLN (Persero)
No.050.K/DIR/2014 tentang perubahan atas keputusan direksi PT PLN (Persero) No.500.K/DIR/2013
tentang Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain di PT PLN (Persero)

3. Masalah yang terkait dengan lingkungan sekitar kantor dapat diidentifikasi, dikoordinasikan, dan
dievaluasi dengan melibatkan program CSR.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
Tinjauan dan Analisis Penyebab Masalah

1. Usulan atau inisiatif yang telah disetujui oleh DM Administrasi Umum dan Fasilitas akan diteruskan kepada
bidang terkait. Satu salinan dari Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian yang telah
disetujuiakan diarsip dan dipelihara oleh Pengendali Dokumen.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
Analisis Penyebab Masalah

1. Bidang yang bersangkutan harus menganalisis penyebab potensial guna menetapkan tindakan
perbaikan yang harus diambil dan bila diperlukan pembahasan tersebut dilakukan bersama
dengan bidang lain yang terkait.

2. Hasil pembahasan mengenai penyebab masalah akan dicantumkan pada Formulir Pelaporan,
Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
Tindakan Perbaikan

1. Tindakan perbaikan dilakukan oleh bidang yang bersangkutan sesuai permasalahan alternatif
penyelesaian yang dipilih dengan mencantumkan penanggung jawab dan target waktu
penyelesaian.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
TindakanPencegahan

1. Tindakan pencegahan dapat ditetapkan setelah penyebab potensial terjadinya masalah teridentifikasi
dengan jelas dan dapat dilakukan melalui perencanaan-perencanaan perbaikan.

2. Bidang yang bersangkutan harus menetapkan tindakan yang perlu diambil guna mencegah
terulangnya masalah yang sama.

3. Tindakan pencegahan dapat juga diambil berdasarkan hasil statistik yang menunjukkan adanya suatu
kecenderungan yang menunjukkan potensi suatu masalah. Penetapan tindakan pencegahan harus
berdasarkan pada tingkat potensi permasalahan.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
Monitoring

1. Bidang terkait mencatat semua tindakan perbaikan dan pencegahan pada Formulir Pelaporan,
Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian.

2. DM. Fasum dan/atau SPV Keamanan dan Ketertiban memantau penerapan tindakan perbaikan dan
pencegahan yang direncanakan dan memastikan bahwa tindakan tersebut telah efektif dan
menyelesaikan masalah.

3. DM. Fasum dan/atau SPV Keamanan dan Ketertiban melaporkan hasil penerapan tindakan perbaikan
dan pencegahan kepada General Manager pada saat tinjauan manajemen dilakukan.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
PROSEDUR
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

TUJUAN

Memberikan panduan operasional pengelolaan data hasil pekerjaan, penanggung jawab masing-masing proses dalam
pengendalian data hasil pekerjaan, serta analisis data yang berkaitan dengan kegiatan Sistem Manajemen Pengamanan Non
Sertifikasi untuk evaluasi hasil pekerjaan yang telah dilakukan.

RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku untuk semua jenis data yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi di wialyah
kerja di PT PLN (Persero)

REFERENSI

3.1 Manual Sistem Manajemen Pengamanan

3.2 Perkap No. 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan.

3.3 SK DIR No.477/K/DIR/2012 Tanggal 25 September 2012 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

DEFINISI
1. Data adalah semua sumber yang dapat dijadikan
sebagai informasi.
2. Pengumpulan data adalah proses mengumpulkan
semua data termasuk dokumen yang
memberikan/melengkapi bukti objektif dari aktivitas
yang dilaksanakan atau hasil yang telah dicapai.
3. Analisis data adalah proses evaluasi dari tindak lanjut
setelah mengumpulkan data untuk mendapatkan
informasi.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

NO KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB


1. PENGUMPULAN DATA SPV KAMTIB KANTOR INDUK
PENYIMPANAN DAN OFFICER KAMIB KANTOR
2.
PENGATURAN DATA INDUK
3. ANALISIS DATA SPV KAMTIB KANTOR INDUK

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

URAIAN PROSEDUR

1. Pengumpulan Data

2. Data yang dimaksud dapat bersumber dari masyarakat, kepolisian, hasil observasi, rekaman, dan lain sebagainya.

3. Semua data baik hardcopy maupun softcopy dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan dari setiap bidang.

4. Penyimpanan dan pengaturan data mengikuti aturan di Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman.

Analisis Data

1. Identifikasi semua kumpulan data hasil pekerjaan yang berkaitan dengan PT PLN (Persero)

2. Data diolah menjadi informasi melalui analisis data.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

TUJUAN

Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan Audit Internal untuk memastikan bahwa Sistem Manajemen Pengamanan Non
Sertifikasi di wilayah kerja PT PLN (Persero) telah diterapkan secara efektif dan efisien dalam rangka perbaikan Sistem
Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi yang berkelanjutan.

RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku untuk pelaksanaan Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi di wilayah Kerja PT PLN (Persero)

REFERENSI

Perkap No. 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan.


Keputusan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan POLRI Nomor :Kep/521/X/2015 tentang Pedoman Penilaian Penerapan
Sistem Manajemen Pengamanan Swakarsa

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

DEFINISI

1. Audit Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi adalah pengujian sistematis untuk menentukan
apakah aktivitas Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi dan hasilnya memenuhi pengaturan
yang direncanakan serta telah diimplementasikan dengan efektif dan efisien.

2. Audit Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi adalah seseorang yang berkualifikasi dan telah
mengikuti pelatihan Audit Internal Sistem Manajemen Pengamanan dan/atau memahami tentang Sistem
Manajemen Pengamanan, mengetahui organisasi dan proses kerja di perusahaan secara umum, serta
ditunjuk untuk melakukan audit Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.

3. Ketua Auditor adalah auditor yang ditugasi untuk memimpin dan melaksanakan aktivitas audit.

4. Auditee adalah staff/manajemen yang diaudit dan bertanggung jawab terhadap tindakan perbaikan yang
harus dilaksanakan.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

5. Ketidaksesuaian (Non Conformity/NC) adalah tidak dipenuhinya suatu persyaratan atau ketentuan yang ditetapkan;

6. Kesesuaian (Conformity) adalah terpenuhinya suatu persyaratan atau ketentuan yang ditetapkan;

7. Temuan Observasi/OB dalam Audit Internal adalah jenis temuan Audit hasil pengamatan yang diklasifikasikan sebagai temuan
yang tidak bisa dijadikan masukan kedalam kategori ketidaksesuaian, jenis temuan yang tidak melanggar dokumentasi sistem
manajemen yang telah ditetapkan dan dapat disarankan untuk peningkatan.

8. Not Audited (NA) adalah bagian tidak diaudit.

9. Tindakan perbaikan adalah tindakan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan atau situasi yang tidak
dikehendaki.

10. LKS-PTK adalah Laporan Ketidaksesuaian – Permohonan Tindakan Koreksi.

11. Checklist adalah daftar item yang harus dijadikan acuan untuk membantu pelaksanaan Audit Internal.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

N KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB


O
1. PEMILIHAN TIM AUDIT GENERAL MANAGER
INTERNAL.
2. PENJADWALAN AUDIT TIM AUDITOR INTERNAL
INTERNAL
3. PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL KETUA TIM AUDIT INTERNAL
4. PEMELIHARAAN REKAMAN PENGENDALI DOKUMEN
AUDIT INTERNAL

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

URAIAN PROSEDUR

1. Pemilihan Tim Audit

1. Persyaratan Auditor

a. Anggota Tim Audit sudah mengikuti pelatihan auditor internal minimal 24 jam pelajaran dan/atau telah memahami
tentang audit Sistem Manajemen Pengamanan.

b. Tim Auditor diusulkan oleh Manajer APP sesuai wilayah kerjanya kepada General Manager dengan surat
penunjukkan dari General Manager.

2. Program Audit

a. Rencana Audit Internal dibuat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun.

b. Kegiatan Audit Internal sekurang-kurangnya dilaksanakan 1 (satu) kali setahun.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

Penjadwalan Audit Internal

Tim audit internal membuat surat ke pihak yang relevan yang akan diaudit dengan formulir Surat
Pemberitahuan dan Konfirmasi Audit dengan dilampiri Jadwal Pelaksanaan Audit sesuai Formulir
Jadwal Audit Internal;

Tim audit internal melakukan koordinasi dan menjadwalkan audit dan kegiatan lain yang relevan
dengan program audit.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
Pelaksanaan Audit

1. Persiapan

2. Manajemen perusahaan menyediakan sumber daya bagi tim audit, yaitu:

a. Sumber daya keuangan;

b. Teknik audit;

c. Kompetensi auditor dan pemeliharaan kompetensi auditor;

d. Tersedia auditor dan tenaga ahli sesuai dengan program audit.

1. Audit dilaksanakan oleh tim auditor internal sekurang-kurangnya berjumlah 3 orang, yang dipimpin oleh Ketua Tim
Audit.

2. Setiap pelaksanaan audit dimulai dengan opening meeting dengan auditee. Ketua Tim Audit akan menjelaskan ruang
lingkup audit, rencana audit, standar maupun cara audit.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

3. Dalam pelaksanaan audit, auditor harus mengikuti kode etik sebagai berikut:

a. Sikap etis Memiliki kepercayaan, integritas, kerahasiaan, dan kebijaksanaan dalam melakukan audit.

b. Melaporkan hasil audit dengan benar dan teliti.

c. Memiliki ketaatan profesional, penerapan kesungguhan, dan penilaian dalam audit.

d. Memiliki kemandirian untuk tidak memihak pada pihak tertentu.

e. Objektif dalam membuat kesimpulan audit.

f. Melakukan metode pendekatan rasional untuk mencapai kesimpulan audit yang terpercaya dan melakukan proses
audit yang sistematis sehingga mampu ditelusur ulang.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

Pelaksanaan

1. Acara Pembukaan

Ketua Audit memperkenalkan Tim Audit kepada auditee, kemudian menjelaskan tentang metode dan prosedur audit serta tujuan
dan lingkup audit. Diupayakan General Manager / Kepala Kesatuan dapat hadir, termasuk untuk acara penutupan.

2. Pengumpulan dan Pencatatan Bukti

a. Tim Audit mengumpulkan dan merekam bukti objektif;

b. Dituntun melalui check list yang telah disiapkan;

c. Bukti-bukti yang terkumpul diuji, ditinjau dan dievaluasi secara hati-hati lalu dituangkan didalam kolom ‘pemenuhan kriteria’
pada check list:

d. Pelaksanaan Audit pada masing-masing Fungsi/Bidang atau ruang lingkup yang diaudit dipantau dalam Formulir Laporan
Status Pelaksanaan Audit

3. Tinjauan Observasi

Tim Auditor melakukan ‘observasi’ terhadap bukti-bukti yang telah diidentifikasi selama audit, untuk didiskusikan dan dievaluasi lagi
dalam pembahasan atau rapat Tim audit dan ditinjau tindak lanjut dari tindakan penanggulangan dan atau pencegahan dari LKS-
PTK sebelumnya. Bukti-bukti hasil Observasi dicatat dan didokumentasikan dengan formulir Laporan Hasil Observasi.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

1. Ketidaksesuaian

Tim Auditor mengkategorikan temuan yang berhubungan dengan :

a. Tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan

b. Tidak adanya prosedur;

c. Implementasi prosedur tidak efektif sama sekali;

d. Sejumlah temuan terhadap klausul di dalam prosedur.

e. Sejumlah temuan terhadap Fungsi yang sama.

f. Ketidakcukupan atau ketiadaan prosedur dan dokumentasi.

g. Tidak memenuhi / mengikuti prosedur.

h. Ketidakcukupan pengendalian proses.

i. Kurangnya penjadwalan.

j. Kurangnya pelatihan.

k. Ketidakcukupan kondisi kerja.

l. Ketidakcukupan sumber daya.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

Ketidaksesuaian dan temuan audit didokumentasikan dalam Formulir Lembar Ketidaksesuaian dan
Permohonan Tindakan Koreksi/LKS-PTK Jika diperlukan, dipantau proses tindakan koreksi, dan
didokumentasikan melalui Formulir Status Pelaksanaan Audit, pastikan adanya tanda tangan Auditee pada
Formulir LKS-PTK dan tinggalkan satu salinan LKS-PTK tersebut.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

Acara Penutupan

Ketua Auditor menyampaikan hasil audit sehingga auditee memahami dan mencapai
kesepakatan serta jika diperlukan tindakan koreksi, dapat segera melaksanakan
tindakan koreksi. Kemudian menginformasikan kepada auditee rencana tanggal
penerbitan laporan audit selama 2 (dua) hari kerja berikutnya.

Mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan bantuan yang diberikan.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

Pelaporan Audit

1. Tim audit internal membuat laporan hasil audit berdasarkan temuan audit yang dicatat dalam Formulir Laporan Audit.

2. Ketua tim audit internal menyerahkan laporan hasil audit internal kepada MAPP sesuai wilayah kerjanya paling lambat
2 hari setelah pelaksanaan audit untuk selanjutnya dipergunakan sebagai bahan dalam tinjauan manajemen.

3. Laporan hasil Audit Internal mencakup:

a. Kondisi di lapangan.

b. Temuan ketidaksesuaian.

c. Rekomendasi.

d. Semua ketidaksesuaian akan didiskusikan dengan auditee dan dituliskan dalam Formulir Lembar Ketidaksesuaian dan
Permohonan Tindakan Koreksi/LKS-PTK .
Pada saat closing meeting Ketua Tim Audit menjelaskan setiap temuan/ketidaksesuaian serta secara resmi menyerahkan
salinan laporan audit yang dicatat dan didokumentasikan dan dilampir Rincian Laporan Audit disertakan Rekap hasil
Penilaian Audit kepada auditee, sedangkan yang asli diserahkan kepada Ketua Tim Audit.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

Pelaksanaan Tindak Lanjut

Auditor melakukan pemantauan pelaksanaan tindak lanjut auditee terhadap temuan


ketidaksesuaian, minimal 1 (satu) kali.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

Pemeliharaan Rekaman Audit

1. Rekaman yang dimaksudkan dalam audit internal yaitu:

a. Rencana audit

b. Laporan audit

c. Laporan ketidaksesuaian.

d. Laporan tindak lanjut audit (bila ada)

e. Hasil tinjauan program audit.

2. Seluruh rekaman audit internal disimpan dan dipelihara oleh Pengendali Dokumen sesuai dengan
Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

Pemantauan Kinerja Program Audit

1. Penerapan program audit internal dipantau dan ditinjau setahun sekali.

2. Pemantauan kinerja program audit memperhatikan hal sebagai berikut:

a. Kemampuan tim audit menerapkan rencana kegiatan audit.

b. Kesesuaian program dengan pelaksanaan audit.

c. Umpan balik dari auditee dan auditor.

d. Kesesuaian dengan prosedur

e. Kebutuhan dan harapan dari pihak terkait.

f. Cara audit baru atau alternatif audit.

g. Konsistensi kinerja tim audit.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL

www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN

TUJUAN

Memberikan tuntunan kepada manajemen dalam melaksanakan Rapat Tinjauan Manajemen Sistem Manajemen Pengamanan di
wilayah kerja PT PLN (Persero) secara berkala, yang meliputi kecukupan (memadai), kecocokan, dan keefektifannya secara
berkesinambungan dalam hubungannya dengan Kebijakan Sistem Manajemen Pengamanan, Sasaran dan Program Manajemen
Sistem Manajemen Pengamanan .

2. RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku untuk Tinjauan Manajemen SMP Non Sertifikasi yang dilaksanakan oleh manajemen PT PLN (Persero)

3. REFERENSI

1. Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi

2. Perkap No. 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan

www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN

DEFINISI

Tinjauan Manajemen adalah evaluasi formal yang dilakukan oleh manajemen terhadap status dan
memadainya sistem dalam hubungannya dengan kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan
dalam menghadapi perkembangan keamanan.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN

N
o Kegiatan Penanggung Jawab
.
1 Identifikasi kebutuhan rapat tinjauan OF Kamtib KI dan AF
. manajemen. Kamtib APP
2 Pelaksanaan rapat tinjauan General Manager, MAPP
. manajemen.
3 Dokumentasi hasil rapat tinjauan OF Kamtib KI dan AF
. manajemen. Kamtib APP
4 Tindak Lanjut hasil rapat tinjauan MAPP, DM Fasum / SPV
. manajemen. Kamtib
5 Pemantauan hasil rapat tinjauan MAPP dan Tim SMP NS
. manajemen.
6 Penyimpanan hasil dokumentasi Pengendali Dokumen
rapat tinjauan manajemen.
.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN
URAIAN PROSEDUR

1. Persiapan Materi Pembahasan Tinjauan Manajemen

1. Tim SMP Non Sertifikasi melakukan persiapan materi pembahasan pertemuan Tinjauan Manajemen. Meliputi hal-
hal yang menyangkut :

1) Evaluasi terhadap penerapan kebijakan pengamanan.

2) Tujuan dan sasaran SMP Non Sertifikasi.

3) Hasil kajian risiko pengamanan.

4) Perencanaan dan program SMP Non Sertifikasi.

5) Hasil temuan Audit Internal dan/atau Eksternal SMP Non Sertifikasi.

6) Evaluasi efektifitas penerapan SMP Non Sertifikasi meliputi:

a. Perubahan peraturan perundangan.


b. Perubahan kegiatan perusahaan.
c. Perubahan Struktur Organisasi perusahaan.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Pengalaman yang didapat dari insiden gangguan yang terjadi.
f. Pelaporan.
g. Umpan balik dari pihak terkait termasuk masyarakat sekitar. www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN

Jadwal Pelaksanaan Tinjauan Manajemen

1. Tim SMP Non Sertifikasi mengajukan usulan kepada Manajer untuk mengadakan pertemuan Tinjauan
Manajemen serta topik yang akan dibahas

2. Pertemuan Tinjauan Manajemen dapat dilakukan secara berkala atau secara insidentil.

3. Pertemuan secara berkala dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun.

4. Pertemuan insidentil dilaksanakan jika:

a. Adanya temuan ketidaksesuaian yang memerlukan tindakan perbaikan dalam waktu singkat.

b. Adanya permintaan dari Top Management.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN

Persiapan Pelaksanaan Pertemuan

1. Tim SMP Non Sertifikasi menentukan dan menyusun bahan-bahan yang akan dijadikan agenda
pada pertemuan Tinjauan Manajemen.

2. Tim SMP Non Sertifikasi menyusun bahan-bahan agenda pertemuan dan menentukan pejabat
pertemuan Tinjauan Manajemen yang diundang, disesuaikan dengan topik.

3. Tim SMP Non Sertifikasi menentukan tempat pertemuan.

Tim SMP Non Sertifikasi mengundang pejabat yang telah ditentukan

www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN

Pelaksanaan Rapat Tinjauan Manajemen

1. Pertemuan Tinjauan Manajemen dilaksanakan jika bagian yang terlibat langsung sudah hadir atau 1/2 dari undangan sudah
hadir. Jika peserta berhalangan, maka dapat menunjuk pejabat lain sebagai wakilnya.

2. Jika jumlah peserta sudah memenuhi ketentuan pada butir 6.4.1, Sekretaris SMP mengedarkan Formulir Daftar Hadir.

3. Pertemuan Tinjauan Manajemen dipimpin oleh Manajer atau perwakilan yang ditunjuk oleh Manajer.

4. Tim SMP Non Sertifikasi memastikan bahwa pertemuan membahas bahan-bahan yang telah dipersiapkan sesuai dengan
agenda Rapat Tinjauan Manajemen.

5. Peserta rapat menetapkan rencana tindakan yang akan diambil, penanggung jawab, dan target penyelesaian atas setiap
masalah dan potensi masalah yang ada.

6. Pengambilan keputusan pada pertemuan Tinjauan Manajemen diusahakan secara aklamasi. Jika tidak memungkinkan, maka
keputusan diambil berdasarkan musyawarah atau suara terbanyak.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN

7. Hasil Tinjauan Manajemen mencakup keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan:

 Kinerja SMP Non Sertifikasi

 Kebijakan dan Sasaran SMP Non Sertifikasi

 Sumber Daya.

 Rencana dan program SMP Non Sertifikasi.

Menutup pertemuan dan menentukan jadwal pertemuan berikutnya.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN

Dokumentasi Hasil Rapat

1. Tim SMP Non Sertifikasi menyusun risalah pertemuan dengan menggunakan Formulir Risalah
Rapat Tinjauan Manajemen SMP Non Sertifikasi.

2. Tim SMP Non Sertifikasi mendistribusikan risalah pertemuan kepada seluruh peserta dan pihak
terkait lainnya.

3. Pengendali dokumen menyimpan dan memelihara seluruh rekaman kaji ulang manajemen yang
mencakup materi yang dibahas, daftar hadir, risalah rapat, dan lain-lain.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN

Pelaksanaan Perbaikan

1. Para pejabat terkait/penanggung jawab melakukan tindakan perbaikan dengan mengacu kepada
risalah hasil rapat.

Pemantauan Hasil Rapat Tinjauan Manajemen

2. Tim SMP Non Sertifikasi memantau tindak lanjut hasil rapat tinjauan manajemen dan melaporkan
kepada Manajer sesuai tingkat kemajuan/penyelesaian kegiatannya dan dicatat dalam Formulir
Pemantauan Pelaksaan Hasil Rapat Tinjauan Manajemen

www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN
TAMU
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU

TUJUAN

Prosedur Penerimaan dan Pengendalian Tamu ini dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas dalam sistem manajeman
pengamanan perusahaan terkait penerimaaan dan pengendalian tamu yang masuk dan keluar di wilayah kerja PT PLN
(Persero)

RUANG LINGKUP

Prosedur Penerimaan dan Pengendalian Tamu ini hanya berlaku untuk penerimaaan dan pengendalian tamu di wilayah kerja PT
PLN (Persero)

REFERENSI

1. Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.

2. Peraturan Kapolri Nomor 24 tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan

3. Prosedur Pengendalian Proses dan Infrastruktur.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU

1. DEFINISI

1. TAMU adalah orang selain pegawai PT PLN (Persero) yang masuk dan keluar baik seorang (sendiri) atau
lebih diwilayah kerja PT PLN (Persero)

2. TAMU VVIP adalah Presiden dan Wakil Presiden;

3. TAMU VIP adalah Menteri, atau jabatan lain setaranya, Direktur Jendral (Dirjen), Komisaris PLN, Direksi
PLN, KADIV, Pejabat Tripida (Kejaksaan, Kapolres, Komandan Kodim, dan setingkat) atau tamu atas
undangan/koordinasi dengan General Manager yang telah diinformasikan dan dapat dikatagorikan sebagai
tamu VIP;

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU

4. DAERAH TERTUTUP adalah ruang/area tertutup yang dibatasi rambu-rambu, pagar yang tidak boleh dimasuki oleh
siapapun kecuali mereka yang karena tugas dan jabatannya harus berada didalamnya dan orang-orang tertentu yang
telah mendapatkan ijin dari pimpinan atau pejabat yang berwenang karena area tersebut terdapat aset organisasi yang
sangat penting dan beresiko tinggi yang apabila terjadi gangguan padanya dapat berakibat fatal/menghentikan proses
bisnis sehingga area tersebut diperlukan pengamanan yang sangat ketat yang dalam pengawasannya harus diawasi,
dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi tamu yang memasuki area tersebut wajib menggunakan ID-
Card warna merah, ijin masuk resmi, dan memakai Alat Pelindung Diri dan dengan pengawalan/pendampingan sesuai
SOP yang berlaku.

5. DAERAH TERLARANG adalah ruang/area terlarang yang dibatasi rambu-rambu, pagar yang tidak boleh dimasuki oleh
siapapun kecuali mereka yang karena tugas dan jabatannya harus berada didalamnya dan orang-orang tertentu yang
telah mendapatkan ijin dari pimpinan atau pejabat yang berwenang karena area tersebut terdapat aset organisasi yang
sangat penting dan beresiko tinggi yang apabila terjadi gangguan padanya dapat berakibat terganggunya proses
bisnis organisasi sehingga area tersebut diperlukan pengamanan yang sangat ketat yang dalam pengawasannya harus
diawasi, dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi tamu yang memasuki area tersebut wajib
menggunakan ID-Card warna biru, ijin masuk resmi, dan memakai Alat Pelindung Diri dan dengan
pengawalan/pendampingan sesuai SOP yang berlaku.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU

6. DAERAH TERBATAS adalah daerah/area terbatas yang dibatasi pagar dan rambu-rambu didalamnya
terdapat operasional organisasi, bila terjadi gangguan padanya dapat menggangu kegiatan
operasional. Area tersebut diperlukan pengamanan yang dalam pengawasannya harus diawasi, dipagari,
dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi tamu yang memasuki area tersebut wajib
menggunakan ID-Card warna kuning, ijin masuk resmi, dan mentaati SOP yang berlaku.

7. DAERAH BEBAS TERBATAS adalah area di luar sekitar pagar/tembok pengaman yang bisa dikunjungi
oleh semua orang, namun kegiatan dan keberadaannya dimonitor oleh Satpam;

8. KARTU DAERAH TERTUTUP adalah KARTU BERWARNA MERAH yang diberikan kepada
tamu/pengunjung yang datang di PT PLN (Persero) pada AREA DAERAH TERTUTUP;

9. KARTU DAERAH TERLARANG adalah KARTU BERWARNA BIRU yang diberikan kepada
tamu/pengunjung yang datang di PT PLN (Persero) pada AREA DAERAH TERLARANG;

10. KARTU DAERAH TERBATAS adalah KARTU BERWARNA KUNING yang diberikan kepada
tamu/pengunjung yang datang di PT PLN (Persero) pada AREA DAERAH TERBATAS;

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU

11. KARYAWAN OUTSOURCING adalah Karyawan dari MITRA KERJA PT PLN (Persero)

12. PENSIUNAN PLN adalah mantan pegawai PT PLN (Persero);

13. KELUARGA PEGAWAI adalah keluarga pegawai aktif PT PLN (Persero)

14. MITRA KERJA (VENDOR/REKANAN, DAN INSTITUSI LAINNYA) adalah seorang atau lebih
yang berasal dari institusi diluar PT PLN (Persero) yang melaksanakan kontrak kerjasama
dengan PT PLN (Persero)

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU

15. TAMU MASYARAKAT UMUM antara lain : Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Organisasi Massa (ORMAS), Organisasi Pemuda, Organisasi Olah Raga, Karang
Taruna dan atau Organisasi lainnya yang datang ke wilayah kerja PT PLN (Persero)

16.TAMU PELAJAR adalah tamu seorang atau lebih yang datang ke wilayah kerja PT PLN (Persero) karena
sedang melaksanakan Praktek Kerja;

17.TAMU ROMBONGAN adalah tamu yang datang dari pihak eksternal atau institusi diluar PT PLN (Persero)
yang melakukan kunjungan berdasarkan Surat Ijin Kunjungan yang datang lebih dari 5 orang;

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU

No. Kegiatan Penanggung Jawab


1. Pemeriksaan dan Pengendalian Keluar MAPP, SPV Kamtib KI
Masuk Tamu
2. Penyelesaian Administrasi dan Persyaratan MAPP, SPV Kamtib KI
Kunjungan Tamu
Pengendalian dan Pemeriksaan Keluar MAPP, SPV Kamtib KI
3.
Masuk Kendaraan
Pemeriksaan dan Pengendalian Keluar MAPP, SPV Kamtib KI
4.
Masuk Barang
5. Pengendalian Daerah Terlarang dan Tertutup MAPP, SPV Kamtib KI

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU

URAIAN PROSEDUR

1. Proses Pemeriksaan dan Pengendalian Keluar Masuk Tamu

1. Penerimaan dan Pengendalian TAMU VVIP dilaksanakan oleh Paspampres berkoordinasi dengan Keamanan
Internal (Manajer Bidang KSA, MAPP Sesuai wilayah kerjanya);

2. Penerimaan dan Pengendalian TAMU VIP dilaksanakan setelah dilakukan koordinasi antara perwakilan dari TAMU
VIP dengan PEJABAT/ PETUGAS terkait sesuai Prosedur Penerimaan dan Pengendalian Tamu VIP ;

3. Pemeriksaan terhadap TAMU sesuai Instruksi Kerja Pemeriksaan Tamu dan dicatat pada Formulir Agenda
Kunjungan Tamu;

2. Proses Penyelesaian Administrasi dan Persyaratan Kunjungan Tamu

1. Pemeriksaan Identitas Tamu;

2. TAMU yang akan masuk DAERAH TERTUTUP, DAERAH TERLARANG dan DAERAH TERBATAS wajib
menunjukkan IDENTITAS dan menukar dengan DAERAH TERTUTUP, DAERAH TERLARANG dan DAERAH
TERBATAS serta mematuhi Prosedur / IK Penerimaan dan Pengendalian Tamu DAERAH TERTUTUP, DAERAH
TERLARANG dan DAERAH TERBATAS;

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU

Pengendalian Daerah Tertutup,Terlarang dan Terbatas.

Pengendalian daerah Tertutup, Terlarang dan Terbatas diatur dan dilaksanakan sesuai Prosedur
Pengendalian Tamu Daerah Tertutup, Terlarang, Terbatas dan Instruksi Kerja Pemeriksaan Tamu Daerah
Tertutup, Terlarang, Terbatas; dicatat pada Formulir Permohonan Izin Masuk Daerah Tertutup, Terlarang,
Terbatas pada Formulir Kunjungan Tamu Daerah Tertutup, Terlarang, Terbatas.

Bagi pegawai PT PLN (Persero) yang melakukan tugas diwilayah kerja PT PLN (Persero) yang masuk
DAERAH TERTUTUP/ DAERAH TERLARANG wajib menggunakan ID Card Pegawai dan diberi kartu
DAERAH TERTUTUP/ DAERAH TERLARANG serta mematuhi Prosedur / IK Penerimaan dan Pengendalian
Tamu DAERAH TERTUTUP dan DAERAH TERLARANG.

www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU

www.pln.co.id |

Anda mungkin juga menyukai