www.pln.co.id |
RUANG LINGKUP
1. Manual ini berlaku di wilayah kerja PT PLN (Persero) yang mencakup prosedur
keamanan dan ketertiban pada situasi:
a. Aman;
b. Siaga;
c. Darurat.
2. Manual ini sebagai dasar untuk Prosedur, Instruksi Kerja dan Formulir Sistem Manajemen
Pengamanan Non Sertifikasi di wilayah kerja PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
REFERENSI
5. Keputusan Presiden RI No. 63 Tahun 204 tanggal 05 Agustus 204 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
7. Keputusan Kapolri No. SKEP/738/X/205 tanggal 13 Oktober 205 Tentang Pedoman Sistem Pengamanan Obyek Vital
Nasional
8. Peraturan Kapolri No. Pol. 17 Tahun 206 Tentang Pedoman Pembianaan Badan Usaha Jasa Pengamanan
www.pln.co.id |
REFERENSI
Peraturan Kapolri No. 24 Tahun 207 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau
Instansi/Lembaga Pemerintah
Nota Kesepahaman PLN dengan Polri No. 020.MoU/REN.05.01/DIR/2017 Tentang Penyelenggaraan Pengamanan Instalasi
dan Aset Serta Penegakan Hukum di Lingkungan Kerja PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan, Pengamanan, dan Penanganan
Perkara Penyampaian Pendapat di Muka Umum
Kep Direksi PT PLN ( Pesero ) No. 477/K/DIR/2012 Tanggal 25 September 2012 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan
Keputusan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan POLRI Nomor : Kep / 521 /x / 2015 tentang Pedoman Penilaian
Penerapan Sistem Manajemen Pengamanan Swakarsa.
www.pln.co.id |
DEFINISI
1. Sistem Manajemen Pengamanan adalah bagian dari manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan pengamanan dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan usaha guna mewujudkan lingkungan yang aman, efisien, dan produktif.
2. Obyek Vital adalah kawasan/lokasi, bangunan/instalasi dan atau usaha yang menyangkut hajat hidup orang banyak,
kepentingan negara, dan atau sumber pendapatan negara yang bersifat strategis.
3. Perusahaan adalah suatu badan berbasis kemasyarakatan yang melakukan kegiatannya berorientasi komersial yang
beroperasi di wilayah Republik Indonesia, dalam hal ini PT PLN (Persero) Penanggung Jawab Keamanan Kantor Induk adalah
wakil manajemen Perusahaan yang bertanggung jawab dalam penerapan Sistem Manajemen Pengamanan.
4. Officer KAMTIB Kantor Induk adalah wakil dari penanggung jawab keamanan yang bertanggung jawab dalam penerapan
Sistem Manajemen Pengamanan.
www.pln.co.id |
DEFINISI
Assistant Officer KAMTIB APP adalah wakil dari manajemen APP yang bertanggung jawab dalam penerapan Sistem Manajemen
Pengamanan.
Pegawai adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, diangkat, diberi penghasilan menurut ketentuan
yang berlaku di PT PLN (Persero).
Karyawan Mitra Kerja adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, diangkat, diberi penghasilan
menurut ketentuan yang berlaku di perusahaan yang bekerja sama dengan PT PLN (Persero)
Aset Perusahaan adalah segala sesuatu yang bernilai bagi PT PLN (Persero), baik yang bersifat fisik atau non-fisik yang terdapat
pada setiap aktivitas, operasi, dan transaksi usaha baik internal maupun eksternal.
Pengamanan adalah usaha pekerjaan dan/atau kegiatan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan serta penegakan hukum
terhadap setiap ancaman dan gangguan keamanan di kawasan PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
DEFINISI
Sistem Pengamanan (SISPAM) bersifat konsepsional strategis yang disusun oleh tingkat Pusat.
Petunjuk Pengamanan (JUKPAM) bersifat operasional strategis yang disusun oleh anak perusahaan dan atau tingkat Unit.
Risiko adalah ketidakpastian dari suatu peristiwa (events) yang mungkin dapat terjadi di masa akan datang, baik terhadap kejadian
yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun kejadian yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated), yang dapat menimbulkan
dampak negatif berupa kerugian bagi Bisnis Perusahaan.
Ancaman adalah setiap usaha dan atau kegiatan dengan segala bentuk baik yang berasal dari dalam maupun dari luar yang dinilai
berpotensi membahayakan kelangsungan berfungsinya PT PLN (Persero)
Gangguan adalah tindakan yang menghambat atau menggagalkan penyediaan tenaga listrik di PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
DEFINISI
Crime Index adalah kumpulan catatan jumlah tindak kejahatan/kriminal di lokasi atau area tertentu yang terdata di wilayah
Kepolisian Resort (POLRES) setempat setiap triwulan.
Kerawanan keamanan adalah suatu kemampuan eksploitasi dari suatu kelemahan keamanan atau kekurangan pada fasilitas
organisasi atau personil di wilayah PT PLN (Persero)
Analisis Risiko adalah suatu proses analisis risiko pengamanan dengan mengukur skala probabilitas peristiwa dan skala dampak
gangguan keamanan terhadap tujuan bisnis Perusahaan.
Evaluasi Risiko adalah suatu proses penilaian untuk menetapkan tingkat risiko yang melekat pada aset dari setiap aktifitas,
operasi, dan transaksi usaha baik internal maupun eksternal dalam proses bisnis yang berpotensi merugikan Perusahaan.
Manajemen Risiko pengamanan adalah manajemen risiko yang terkait aspek pengamanan, yaitu pengelolaan risiko yang melekat
dan atau timbul pada aset Perusahaan.
Mitigasi Risiko adalah upaya pengendalian yang dilakukan untuk mengurang/menurunkan tingkat risiko terhadap ancaman yang
spesifik kepada aset Perusahaan.
www.pln.co.id |
DEFINISI
Penilaian Risiko Pengamanan adalah rangkaian proses pengukuran terhadap eksposur risiko pengamanan yang meliputi
identifikasi risiko, analisis risiko, dan evaluasi risiko untuk menetapkan tingkat risiko pengamanan.
Pre-emtif adalah upaya dalam rangka mengidentifikasi informasi yang merupakan potensi yang dapat menimbulkan kerawanan
Perusahaan atau Anak Perusahaan.
Preventif adalah upaya yang dilaksanakan dalam rangka mencegah kerawanan Perusahaan atau Anak Perusahaan, dengan
kegiatan antara lain dengan penjagaan, patroli, penyelidikan, dan kegiatan lainnya.
Represif adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh komponen inti dan/atau komponen khusus dalam rangka menanggulangi
gangguan Perusahaan atau Anak Perusahaan.
Satpam adalah semua usaha tindakan/kegiatan pengamanan secara terus menerus dan mempunyai daya pre-emtif, preventif, dan
respon (represif) terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang ditimbulkan oleh faktor
manusia, alam ataupun teknis.
www.pln.co.id |
DEFINISI
Komponen Inti adalah Satpam dan atau pegawai/karyawan yang berkompeten di bidang pengamanan dan bertugas di kawasan
PT PLN (Persero)
Komponen Dasar adalah pegawai atau karyawan Mitra kerja yang bertugas di kawasan PT PLN (Persero)
Komponen Pendukung adalah masyarakat dan pemerintah setempat di sekitar kawasan PT PLN (Persero)
Stakeholder Perusahaan adalah entitas yang terlibat dalam proses kerja perusahaan.
Manual adalah Dokumen level 1 yang berisi pedoman dan kebijakan perusahaan berkenaan dengan pengamanan di kawasan PT
PLN (Persero) Dokumen ini juga mengidentifikasikan tanggung jawab pegawai, karyawan mitra kerja, prosedur, instruksi kerja,
formulir kerja dimana kebijakan tersebut diterapkan.
www.pln.co.id |
DEFINISI
Prosedur adalah Dokumen Level 2 yang berisi prosedur-prosedur yang menguraikan cara kerja perusahaan dan disesuaikan
dengan tuntutan dari peraturan perundangan yang digunakan.
Instruksi Kerja adalah Dokumen Level 3 yang berisi instruksi-instruksi kerja yang menjabarkan lebih rinci Dokumen Level 2
dan/atau dokumen yang berdiri sendiri.
Formulir dan Lampiran adalah Dokumen Level 4 sebagai kelengkapan dari Dokumen level 2 dan level 3 atau dokumen yang
berdiri sendiri.
www.pln.co.id |
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
PERUSAHAAN
Berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian RI (PERKAP) No. 24 Tahun 207, Sistem Manajemen Pengamanan
Perusahaan merupakan dasar penting tata kelola pelaksanaan tugas pengamanan Perusahaan untuk menjamin
terciptanya situasi dan kondisi yang aman di kawasan Perusahaan serta menjamin keberlangsungan usaha guna
mendukung tujuan Perusahaan menuju world class services.
www.pln.co.id |
ELEMEN KUNCI SISTEM PENGAMANAN
DAPAT DIINTEGRASIKAN DENGAN STANDAR
SISTEM MANAJEMEN LAINNYA
www.pln.co.id |
5 (LIMA) PRINSIP
www.pln.co.id |
5 (LIMA) PRINSIP
Do
www.pln.co.id |
5 (LIMA) PRINSIP
Check
www.pln.co.id |
5 (LIMA) PRINSIP
Action
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
1) Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara suatu prosedur untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan peraturan pengamanan;
2) Perusahaan harus memastikan dan mengevaluasi pelaksanaan peraturan menjadi bagian dari Sistem
Manajemen Pengamanan.
3) Perusahaan harus menjaga informasi tentang peraturan perundangan agar tetap sesuai dengan
perkembangan terbaru;
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
1) Perusahaan harus menyediakan kerangka kerja dan panduan praktis pengelolaan manajemen risiko terkait
aspek pengamanan yang spesifik dan disesuaikan dengan kondisi karakteristik industri, letak geografis,
perkembangan teknologi, dan keuangan;
2) Panduan melakukan Manajemen Risiko Pengamanan sesuai Perkap No. 24 Tahun 207.
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara sasaran setiap fungsi dan
tingkatan secara terdokumentasi.
1) Sasaran harus dapat diukur, dilaksanakan, dan konsisten dengan kebijakan pengamanan;
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
1) Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara suatu program pengamanan, yang minimum
terdiri dari:
e. Penunjukkan penanggung jawab dan otoritas keamanan di setiap bidang target waktu pencapaian sasaran dan
target Rencana Pengamanan pada acara tertentu.
Program harus ditinjau ulang secara periodik dan terencana, apabila diperlukan akan disesuaikan.
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
1) Perusahaan harus memastikan bahwa setiap personil memiliki kompetensi pengamanan sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya.
2) Perusahaan harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang sesuai dan mengevaluasi pemenuhannya.
3) Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk membuat personil sadar
terhadap:
b. Kewajiban dan tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan pengamanan dan kesiapan menghadapi
keadaan darurat.
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
a. Komunikasi dan atau konsultasi internal pada seluruh tingkatan dan fungsi yang ada.
b. Menerima, mendokumentasikan, dan menanggapi komunikasi dari pihak luar yang terkait.
2. Perusahaan harus berkoordinasi dengan pihak luar yang berkaitan dengan masalah isu keamanan
masyarakat di sekitar lokasi organisasi (antara lain: Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat).
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
c. Memastikan bahwa setiap perubahan dan revisi terbaru dokumen telah diidentifikasi.
d. Memastikan bahwa dokumen yang digunakan tersedia dalam versi relevan sesuai dengan penggunaannya.
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
1) Perusahaan harus memiliki prosedur keadaan darurat yang diuji secara berkala oleh personil yang kompeten.
2) Perusahaan yang memiliki instalasi atau peralatan yang memiliki dampak besar bagi masyarakat banyak harus
berkoordinasi dengan instansi terkait yang berwenang (Objek Vital).
4) Perusahaan harus meninjau ulang prosedur secara berkala dan sesuai kebutuhan.
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
1) Perusahaan merencanakan pengendalian kegiatan-kegiatan operasional, produk barang, dan atau jasa yang dapat
menimbulkan risiko gangguan keamanan sesuai dengan hasil manajemen risiko.
2) Perusahaan mendokumentasikan, menerapkan, mengawasi, memantau dan mengevaluasi kebijakan standar keamanan bagi
tempat kerja, perancangan tempat kerja dan bahan, infrastruktur fisik/fasilitas, dan informasi.
c. Pengendalian risiko ancaman dari kegiatan penyimpanan dan pembelian peralatan barang dan jasa, perpindahan barang dan
jasa, dan penyimpangan penggunaan sumber daya.
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
2) Pemantauan berkala atas pencapaian sasaran kinerja pengamanan yang telah ditetapkan.
4) Pengukuran proaktif kinerja organisasi atas pemenuhan terhadap program manajemen, kriteria operasi, dan
persyaratan peraturan perundangan.
5) Pengukuran terhadap kinerja pemantauan yang dilakukan atas kejadian-kejadian ancaman pengamanan yang
telah terjadi atau yang berpotensi digunakan.
6) Penyimpanan data dan hasil-hasil pemantauan dan pengukuran harus dapat digunakan untuk analisis terhadap
tindakan koreksi dan pencegahan.
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
Perusahaan harus menetapkan prosedur penanganan terkait dengan kondisi yang tidak sesuai dan
mengambil tindakan perbaikan dan pencegahannya.
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
Perusahaan harus menetapkan, menghimpun, dan menganalisis data sesuai untuk memperagakan kesesuaian dan
keefektifan sistem manajemen pengamanan dan untuk menilai dimana perbaikan berkelanjutan Sistem Manajemen
Pengamanan dapat dilakukan.
a. Kondisi keamanan.
b. Potensi ancaman.
c. Kinerja keamanan.
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
1) Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur Audit Internal Sistem Manajemen
Pengamanan.
2) Audit Internal Sistem Manajemen Pengamanan dilaksanakan secara sistematis dan independen oleh personil
yang memiliki kompetensi kerja dengan menggunakan metodologi yang telah ditetapkan.
3) Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan ulang hasil audit sebelumnya dan bukti sumber
ancaman dan gangguan yang didapatkan di tempat kerja.
4) Hasil audit harus digunakan oleh pengurus/penanggung jawab atau pengusaha dalam proses tinjauan ulang
manajemen.
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
1) Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur Audit Internal Sistem Manajemen
Pengamanan.
2) Audit Internal Sistem Manajemen Pengamanan dilaksanakan secara sistematis dan independen oleh personil
yang memiliki kompetensi kerja dengan menggunakan metodologi yang telah ditetapkan.
3) Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan ulang hasil audit sebelumnya dan bukti sumber
ancaman dan gangguan yang didapatkan di tempat kerja.
4) Hasil audit harus digunakan oleh pengurus/penanggung jawab atau pengusaha dalam proses tinjauan ulang
manajemen.
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
4) Evaluasi efektifitas penerapan Sistem Manajemen Pengamanan dan kebutuhan untuk mengubah Sistem
Manajemen Pengamanan sesuai dengan:
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
www.pln.co.id |
16 (ENAM BELAS) ELEMEN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
Perusahaan harus terus menerus memperbaiki keefektifan Sistem Manajemen Pengamanan melalui hasil
penerapan kebijakan keamanan, sasaran keamanan, hasil audit, analisis data, tindakan koreksi dan pencegahan,
dan tinjauan manajemen.
www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN
NON SERTIFIKASI
AUDITOR INTERNAL
SPV KAMTIB
(Penanggung Jawab
Keamanan)
www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
PENGARAH
Pengarah Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi PT PLN (Persero) bertindak sebagai penanggung jawab
di wilayah kerja Sistem Manajemen Pengamanan PT PLN (Persero) Unit yang mempunyai tugas:
1. Menjamin ketersediaan sumber daya untuk menetapkan, menerapkan, memelihara, dan mengembangkan
Sistem Manajemen Pengamanan.
2. Menetapkan wewenang tanggung jawab dan akuntabilitas, serta mengefektifkan Sistem Manajemen
Pengamanan;
www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
2) Melaksanakan pemenuhan persyaratan standar dan peraturan yang sudah diatur dalam ruang lingkup yang
tercantum dalam pedoman ini.
6) Menyusun SOP/Instruksi Kerja keamanan dan ketertiban sesuai situasi dan kondisi yang berkembang untuk
pedoman pelaksanaan pekerjaan;
www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
7) Memberikan instruksi lisan serta tulisan kepada anggota keamanan dan ketertiban, agar pelaksanaan tugas
dapat berjalan lancar;
8) Mengawasi dan mengatur anggota keamanan dan ketertiban agar tugas yang dilaksanakan dapat berjalan
optimal;
9) Melakukan langkah-langkah preventif, dengan aparat keamanan/instansi terkait untuk menanggulangi hal-hal
yang berpotensi terhadap gangguan keamanan dan ketertiban;
10) Melaporkan setiap kejadian gangguan keamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero) Unit
www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
Penanggung Jawab Keamanan Area Pelaksana Pemeliharaan dijabat oleh AF KAMTIB masing masing Unit untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengamanan Unit pelaksana masing masing di wilayah kerja Unit
dalam penyusunan, penerapan, pemantauan, dan pelaporan Sistem Manajemen Pengamanan.
www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
AUDITOR INTERNAL
Auditor internal adalah Tim yang dibentuk oleh General Manager PT PLN (Persero) Unit melalui Surat Keputusan
Tim Auditor Internal yang memiliki tugas dan tanggung jawab secara sistematis untuk mengetahui keefektifan
penerapan Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi di lingkungan PT PLN (Persero) Unit . Dimana hasil
temuan audit internal digunakan oleh manajemen Kantor Induk dalam proses tinjauan ulang manajemen.
www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
1) Mengidentifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko serta catatan kejadian gangguan sebelumnya yang
berkaitan dengan operasional Perusahaan.
3) Menetapkan dan memelihara prosedur guna menjamin bahwa perusahaan telah memenuhi aspek-aspek
keamanan.
www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
1) Mengidentifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko serta catatan kejadian gangguan sebelumnya yang
berkaitan dengan operasional di wilayah kerjanya
2) Perencanaan program-program pengamanan dalam rangka penerapan kebijakan keamanan perusahaan, prosedur,
dan instruksi kerja yang terfokus pada pencegahan terjadinya gangguan yang dapat meng akibatkan kerugian
perusahaan.
3) Menetapkan dan memelihara prosedur guna menjamin bahwa perusahaan telah memenuhi aspek-aspek keamanan.
www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
Danru SATPAM
b) Melakukan penertiban yang terkait dengan kepatuhan karyawan dalam mematuhi peraturan perusahaan;
c) Secara rutin melakukan patroli keamanan serta menjalin koordinasi yang melibatkan semua unsur keamanan;
d) Mencatat dan mengendalikan keluar/masuk tamu, kendaraan dan barang sesuai IK dan formulir yang berlaku;
e) Dalam melaksanakan tugasnya, menggunakan fasilitas yang diberikan perusahaan sesuai standar yang ditetapkan dalam
Peraturan Kapolri No. 24 Tahun 207;
f) Menjaga kebersihan Pos Jaga dan membuat laporan yang tercatat dalam buku mutasi dinas rutin pengamanan;
h) Menjadi kepanjangan perusahaan dalam komunikasi dengan masyarakat terkait masalah keamanan;
www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
Anggota SATPAM
a) Mempunyai tanggung jawab langsung kepada Danru untuk memelihara keamanan dan ketertiban;
b) Melakukan penertiban yang terkait dengan kepatuhan karyawan dalam mematuhi peraturan perusahaan;
c) Secara rutin melakukan patroli keamanan serta menjalin koordinasi yang melibatkan semua unsur keamanan;
d) Mencatat dan mengendalikan keluar/masuk tamu, kendaraan dan barang sesuai IK dan formulir yang berlaku;
e) Dalam melaksanakan tugasnya, menggunakan fasilitas yang diberikan perusahaan sesuai standar yang ditetapkan dalam
Peraturan Kapolri No. 24 Tahun 207;
f) Menjaga kebersihan Pos Jaga dan membuat laporan yang tercatat dalam buku mutasi dinas rutin pengamanan;
h) Menjadi kepanjangan perusahaan dalam komunikasi dengan masyarakat terkait masalah keamanan;
www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
j) Melaksanakan pengamanan selama 24 jam terus menerus;
www.pln.co.id |
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
v) Memberikan kartu tanda masuk kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4 (empat)/lebih;
w) Mengadakan pemeriksaan dan atau pemantauan setiap orang, barang dan kendaraan yang keluar masuk area
dengan menggunakan metal detector dan mirror detector;
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
PENGAMANAN PERUSAHAAN
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
Pada elemen ini, manajemen puncak menetapkan komitmen dan kebijakan Sistem Manajemen Pengamanan yang
berisi arahan dan kerangka prinsip-prinsip kegiatan pengamanan, serta menjadi pedoman dalam menetapkan
tujuan dan sasaran pengamanan yang ditetapkan oleh PT PLN (Persero), Dokumen pernyataan kebijakan
pengamanan dibuat bertanggal dan ditetapkan oleh pimpinan puncak.
Pada elemen ini juga mencakup struktur tanggung jawab dalam penyusunan, penerapan, dan pelaksanaan Sistem
Manajemen Pengamanan yang dituangkan melalui pembentukan Tim Sistem Manajemen Pengamanan non
Sertifikasi sesuai dengan Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh General Manager.
Penerapan elemen ini tertuang dalam Komitmen dan Kebijakan Sistem Manajemen Pengamanan PT PLN
(Persero) yang ditanda tangani oleh General Manager dan Manajer Area Pelaksana Pemeliharaan.
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
Pada elemen ini perusahaan menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan persyaratan-persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan pengamanan lainnya yang
berkaitan dengan pengamanan di PT PLN (Persero) Unit Menjaga informasi tentang kebaruan peraturan
perundangan, memastikan bahwa pelaksanaan persyaratan peraturan perundangan dan persyaratan pengamanan
lainnya menjadi bagian tanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan Sistem Manajemen Pengamanan,
serta mengkomunikasikan informasi dari peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kepada orang yang
bekerja untuk dan atas nama Perusahaan serta pihak terkait lainnya.
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
Pada elemen ini, perusahaan melalui Tim Manajemen Risiko melakukan identifikasi, pengukuran, pemetaan,
pengendalian, dan pemantauan risiko pengamanan yang ada diperusahaan. Pedoman untuk melaksanakan kajian
manajemen risiko pengamanan tertuang dalam Prosedur Penyusunan Manajemen Risiko Pengamanan (P-SMP-
NS-TJBTB/2-02).
APP
a. Bidang ADMUM
b. Bidang Enjiniring
d. Bidang PDKB
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
Pada elemen ini perusahaan menyusun tujuan dan sasaran pengamanan yang terukur, dapat dilaksanakan, dan
konsisten dengan kebijakan pengamanan. Tujuan dan sasaran pengamanan tertuang dalam Manual Sistem
Manajemen Pengamanan PT PLN (Persero) secara umum adalah: “Mewujudkan lingkungan kerja yang aman,
tertib, dan terkendali”.
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
Berdasarkan hasil kajian risiko pengamanan di setiap bidang, maka diperoleh tujuan dan sasaran pengamanan sebagai
berikut:
APP
Bidang ADMUM
Tujuan : Mewujudkan kawasan yang aman dan terkendali
Sasaran : Tidak terjadi tindak kriminal yang terjadi di dalam kawasan;
a. Bidang Enjiniring
Tujuan : Mewujudkan kawasan yang aman dan terkendali
Sasaran: Tidak terjadi tindak kriminal yang terjadi di dalam kawasan;
2. Tidak ada penyusup (tamu yang tidak teridentifikasi) di bidang Haset dan Gardu Induk
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
Pada elemen ini perusahaan menyusun rencana dan program pengamanan yang sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Program harus terdokumentasi dan dikomunikasikan kepada pihak-
pihak yang terkait. Pelaksanaan rencana dan program pengamanan harus dipantau, ditinjau ulang, dan dicatat.
Untuk memenuhi elemen ini, perusahaan menyusun Prosedur Penyusunan Rencana dan Program Pengamanan
sebagai kerangka dan acuan penyusunan rencana dan program pengamanan.
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
Elemen ini mengatur penyusunan, penggandaan, pendistribusian, pemeliharaan, perubahan, dan pemusnahan
seluruh dokumen dan rekaman yang berhubungan dengan kegiatan SMP. Pedoman penerapan elemen ini tertuang
dalam Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
Area pengamanan fisik di wilayah kerja PT PLN (Persero) dibagi dalam empat daerah pengendalian,
yaitu Daerah Tertutup, Daerah Terlarang, Daerah Terbatas, dan Daerah Bebas Terbatas.
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
DAERAH TERTUTUP adalah ruang/area tertutup yang dibatasi rambu-rambu, pagar yang tidak boleh dimasuki oleh
siapapun kecuali mereka yang karena tugas dan jabatannya harus berada didalamnya dan orang-orang tertentu
yang telah mendapatkan ijin dari pimpinan atau pejabat yang berwenang karena area tersebut terdapat aset
organisasi yang sangat penting dan beresiko tinggi yang apabila terjadi gangguan padanya dapat berakibat
fatal/menghentikan proses bisnis sehingga area tersebut diperlukan pengamanan yang sangat ketat yang dalam
pengawasannya harus diawasi, dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi tamu yang memasuki
area tersebut wajib menggunakan ID-Card warna merah, ijin masuk resmi, memakai Alat Pelindung Diri dan dengan
pengawalan/pendampingan sesuai SOP yang berlaku.
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
DAERAH TERLARANG adalah ruang/area terlarang yang dibatasi rambu-rambu, pagar yang tidak boleh dimasuki
oleh siapapun kecuali mereka yang karena tugas dan jabatannya harus berada didalamnya dan orang-orang
tertentu yang telah mendapatkan ijin dari pimpinan atau pejabat yang berwenang karena area tersebut terdapat
aset organisasi yang sangat penting dan beresiko tinggi yang apabila terjadi gangguan padanya dapat berakibat
tergnggunya proses bisnis organisasi sehingga area tersebut diperlukan pengamanan yang sangat ketat yang
dalam pengawasannya harus diawasi, dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi tamu yang
memasuki area tersebut wajib menggunakan ID-Card warna biru, ijin masuk resmi, memakai Alat Pelindung Diri
dan dengan pengawalan/pendampingan sesuai SOP yang berlaku.
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
DAERAH TERBATAS adalah daerah/area terbatas yang dibatasi pagar dan rambu-rambu didalamnya terdapat
operasional organisasi, bila terjadi gangguan padanya dapat menggangu kegiatan operasional. Area tersebut
diperlukan pengamanan yang dalam pengawasannya harus diawasi, dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara
konsisten. Bagi tamu yang memasuki area tersebut wajib menggunakan ID-Card warna kuning, ijin masuk resmi,
dan mentaati SOP yang berlaku.
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
Daerah Bebas Terbatas adalah area di luar sekitar pagar/tembok pengaman yang bisa dikunjungi oleh semua
orang, namun kegiatan dan keberadaannya dimonitor oleh Satpam, meliputi daerah diluar pagar/tembok pembatas
PT PLN (Persero) Unit .
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
www.pln.co.id |
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN PERUSAHAAN
www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN
PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
Dalam rangka tercapainya pelaksanaan audit internal yang efektif dan efisien, maka pelaksanaannya
terbagi atas 4 (empat) tahap, yaitu: tahap persiapan, pelaksanaan, pelaporan, dan tindak lanjut dan
pemantauan.
www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan mencakup pembentukan tim audit internal dan penyusunan rencana kerja dan jadwal audit
internal.
b. Memiliki masa kerja minimal 5 tahun atau pendidikan terakhir minimal D3.
Penunjukan serta tugas dan fungsi tim Audit Internal tercantum pada SK General Manager PT. PLN
(Persero) Unit Induk tentang Pembentukan Tim Audit Internal Sistem Manajemen Pengamanan di wilayah
kerja PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
Frekuensi dan cakupan Sistem Manajemen Pengamanan audit internal harus berkaitan dengan risiko dari
kegagalan elemen Sistem Manajemen Pengamanan, data kinerja, output dari tinjauan manajemen. Rencana
kerja dan jadwal audit disesuaikan dengan ketersediaan waktu Auditor dengan Auditee, dalam hal ini Bidang-
bidang yang terdapat di PT PLN (Persero) Unit Induk Rencana dan jadwal Audit Internal harus terdokumentasi
pada rencana Audit Internal tahunan.
Rencana Audit Internal tahunan disampaikan kepada Manajemen PT PLN (Persero) Unit Induk sehingga
manajemen dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan Tim Audit Internal.
www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
1) Menentukan sasaran, cakupan, metode audit, rencana kerja, dan jadwal pelaksanaan audit;
2) Mengembangkan daftar pertanyaan serta standar penilaian yang akan dipergunakan. Untuk ini tim harus
mempelajari organisasi, tujuan dan sasaran pengamanan, manajemen risiko pengamanan, program SMP, data
pelanggaran keamanan, data pencurian, data kriminal pada wilayah kerja PT PLN (Persero ;
3) Menyusun laporan hasil audit dan saran (Rekomendasi-rekomendasi) untuk perbaikan yang
berkesinambungan.
www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan mencakup:
2. Pengumpulan Bukti
Setelah memperoleh informasi tentang aspek manajemen pengamanan PT PLN (Persero) Tim Audit Internal
bersama perwakilan manajemen perusahaan sebagai auditee mengadakan pemeriksaan ke tempat kerja untuk
melihat secara langsung keadaan operasi yang terkait langsung ataupun tidak langsung dengan aspek
pengamanan.
www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
Setelah selesai melakukan pemeriksaan terkait Sistem Manajemen Pengamanan perusahaan, Tim Audit Internal
melakukan pengumpulan dokumen dan rekaman serta mendokumentasikan seluruh hasil temuan audit. Tim audit
melakukan evaluasi dan penilaian terhadap penerapan SMP dan bila perlu dapat dilakukan veriifikasi ulang terkait
hasil temuan audit pada fungsi bidang terkait.
Pertemuan Penutup
Setelah selesai melakukan pemeriksaan di PT PLN (Persero Tim Audit Internal perlu mengadakan pertemuan
dengan manajemen perusahaan. Pada kesempatan pertemuan ini, Tim audit dapat memberikan hasil umum
temuan audit.
www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
3. Tahap Pelaporan
Setelah Audit Internal selesai dilakukan, maka Ketua Tim Audit Internal melakukan evaluasi dan analisis menyeluruh terhadap
pelaksanaan audit dan hasil temuan-temuan audit.
Ketua Tim Audit Internal menyusun laporan Audit Internal berdasarkan evaluasi dan analisis yang telah dilakukan, namun
sebelum laporan audit dibuat sebaiknya hasil audit/temuan dibicarakan dengan auditee untuk meluruskan apabila terjadi
kesalahpahaman.
3) Kelemahan dari unsur sistem (perangkat keras, perangkat lunak, dan SDM).
4) Saran perbaikan/rekomendasi.
www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
Ringkasan Eksekutif;
Ringkasan eksekutif menjelaskan secara singkat tujuan audit, kesimpulan serta rekomendasi yang ditujukan untuk
kepentingan manajemen dan fungsi terkait.
Pendahuluan
Bagian pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, serta sasaran Audit Internal, pelaksanaan
audit lengkap dengan nama anggota Tim Audit dan tanggal pelaksanaan audit.
Pelaksanaan Audit
Menguraikan secara singkat tentang unit kerja yang diaudit dan menjelaskan tentang tahapan pelaksanaan audit.
Bagian ini menguraikan secara rinci hasil temuan atas kekurangan yang ditemukan dari fasilitas yang diaudit. Hasil temuan
ini merangkum temuan secara logis, obyektif, dan sistematik baik positif maupun negatif dari penerapan Sistem Manajemen
Pengamanan.
www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
Kesimpulan
Kesimpulan merupakan pernyataan pendapat yang diambil oleh Auditor berdasarkan fakta dan informasi
yang diperoleh.
Rekomendasi/Saran
Disampaikan saran-saran perbaikan yang jelas dan mudah untuk diterapkan, termasuk juga alternatif dan
solusi berikut uraian ringkas dari alternatif dan solusi tersebut. Rekomendasi ini sebaiknya disusun
berdasarkan prioritas, yang terbagi dalam rencana perbaikan jangka pendek dan jangka panjang.
Lampiran
Lampiran digunakan untuk menambahkan informasi dan penjelasan yang dibutuhkan, antara lain: diagram
alir proses, foto-foto, peta, dokumen-dokumen pendukung lainnya dan daftar pertanyaan yang telah diisi dan
dilengkapi.
www.pln.co.id |
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON SERTIFIKASI
1) Manajemen harus membuat laporan singkat hasil pelaksanaan Audit Internal dan tindak lanjutnya kepada
Manajer sekurangnya 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan audit.
2) Manajemen atau Bidang terkait bertanggung jawab atas pelaksanaan perbaikan sistem sebagai tindak lanjut
dari hasil rekomendasi laporan Tim Audit Internal.
3) Saran-saran hasil Audit Internal hendaknya ditujukan untuk meningkatkan kehandalan penerapan pengamanan
dan efisiensi operasi perusahaan serta sedapat mungkin tindak lanjutnya dipantau dan dilaporkan secara
berkala.
Keputusan pelaksanaan saran diambil oleh Manajemen dengan memperhatikan aspek pengamanan dan efisiensi
operasi.
www.pln.co.id |
PENGAMANAN ASET PERUSAHAAN
PENGAMANAN ASET PERUSAHAAN
Tenaga ahli
Manajemen.
Pegawai.
www.pln.co.id |
PENGAMANAN ASET PERUSAHAAN
Terkait dengan penerapan Sistem Manajemen Pengamanan, maka PT PLN (Persero) dapat mengidentifikasi dan
membuat kebijakan pengamanan aset sesuai dengan jumlah karakteristik wilayah operasional serta tingkat kritikal
operasi unit kerja tersebut.
Bentuk peran aktif manajemen puncak tercantum dalam pembentukan dan pelaksanaan komitmen dan kebijakan
Sistem Manajemen Pengamanan sehingga tujuan perusahaan dalam menerapkan SMP dapat tercapai yakni
terciptanya lingkungan kerja yang aman, tertib, dan terkendali.
Pelaksanaan pengamanan aset perusahaan tidak hanya menjadi tanggung jawab dari personil fungsi keamanan
Perusahaan, namun memerlukan peran aktif dari seluruh pegawai, tamu, maupun mitra kerja yang melakukan
kegiatan di wilayah kerja PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
FORMULIR
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
FORMULIR
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGAMANAN LIPUTAN MEDIA ATAU
PENGAMBILAN DOKUMENTASI
INSTRUKSI KERJA PENGAMANAN LIPUTAN MEDIA ATAU
PENGAMBILAN DOKUMENTASI
TUJUAN
Menjamin adanya proses pengamanan peliputan dan pengambilan dokumentasi yang dilakukan oleh
media massa di PT PLN (Persero)
RUANG LINGKUP
Mencakup proses permohonan izin peliputan dan pendampingan proses peliputan di wilayah kerja
PT PLN (Persero)
REFERENSI
1. Media adalah media massa cetak, elektronik, dan online yang dikonsumsi oleh publik (masyarakat).
2. Wartawan adalah pekerja media yang melakukan kegiatan peliputan untuk ditertibkan oleh media
tempatnya bekerja.
3. Security/Safety Induction adalah suatu proses pengenalan terhadap regulasi dan proses peliputan
di wilayah kerja PT PLN (Persero) sebagai pengelola obyek vital yang berkaitan dengan keamanan
dan keselamatan selama proses peliputan dan pembuatan dokumentasi.
NO. KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
1. PERIZINAN PELIPUTAN GENERAL MANAGER, MAPP SESUAI WILAYAH KERJANYA
2. VERIFIKASI IDENTITAS WARTAWAN DM FASUM / SPV KAMTIB / ADMUM
3. PENDAMPINGAN PELIPUTAN SPV KAMTIP / ADMUM
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA PENGAMANAN LIPUTAN MEDIA ATAU
PENGAMBILAN DOKUMENTASI
URAIAN INSTRUKSI KERJA
2. Media massa yang akan melakukan peliputan di wilayah kerja PT PLN (Persero)) harus mengajukan permohonan izin resmi
melalui General Manager atau MAPP sesuai wilayah kerjanya yang berisi:
a. Nama kegiatan.
b. Waktu peliputan.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA PENGAMANAN LIPUTAN MEDIA ATAU
PENGAMBILAN DOKUMENTASI
3. Dalam kondisi darurat, izin peliputan dapat disampaikan melalui layanan SMS (Short Message Service) atau
izin prinsip kepada General Manager Transmisi dan Bali atau MAPP sesuai wilayah kerjanya.
4. Pejabat berwenang yang memberikan disposisi kepada perwakilan Sekertariat untuk berkoordinasi dengan
pihak terkait mengenai permohonan izin liputan dan dokumentasi media massa.
5. Satpam melakukan verifikasi dan pemeriksaan terhadap identitas dan perlengkapan yang dibawa oleh
wartawan yang akan melakukan peliputan di wilayah kerja PT PLN (Persero)
6. Jika permohonan izin disetujui, pejabat berwenang menentukan tempat di dalam lingkungan PT PLN (Persero)
yang sudah disepakati untuk proses wawancara dan liputan media massa. Jika permohonan izin tidak disetujui,
DM Fasum / SPV Kamtib / Admum menghubungi pihak media untuk memberitahukan penolakan peliputan.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA PENGAMANAN LIPUTAN MEDIA ATAU
PENGAMBILAN DOKUMENTASI
DIAGRAM ALIR
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN TERORISME
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN TERORISME
URAIAN INSTRUKSI KERJA
2. Media massa yang akan melakukan peliputan di wilayah kerja PT PLN (Persero)) harus mengajukan permohonan izin resmi
melalui General Manager atau MAPP sesuai wilayah kerjanya yang berisi:
a. Nama kegiatan.
b. Waktu peliputan.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN TERORISME
TUJUAN
Instruksi ini memberikan petunjuk untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan saat
menghadapi ancaman terorisme di wilayah kerja PT PLN (Persero)
RUANG LINGKUP
Instruksi ini diterapkan untuk seluruh personil di wilayah kerja PT PLN (Persero) atau Pihak Ketiga
yang bekerja di wilayah kerja PT PLN (Perserodimana ancaman terorisme bisa terjadi sewaktu
waktu.
REFERENSI
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN TERORISME
DEFINISI
Terorisme adalah kegiatan menggunakan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan.
6. Dengarkan baik-baik si penelepon, jangan menyela dan jangan berbuat sesuatu yang membuat penelpon marah;
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN TERORISME
SPV Keamanan dan Ketertiban / Asman Admum atas persetujuan DM Fasum / Manajer APP sesuai wilayah
kerjanya melakukan koordinasi dengan aparat keamanan terkait (Polsek, Polres, Koramil, Kodim);
Pihak pengamanan internal bersama pihak pengamanan eksternal (Polsek, Polres, Koramil, Kodim)
melakukan koordinasi;
Regu tanggap darurat segera melakukan proses evakuasi seluruh pegawai dan mitra kerja menuju titik
kumpul (assembly point) yang aman. Proses evakuasi mengacu pada Instruksi Kerja Evakuasi.
Bila ancaman teroris sudah dapat diatasi dan dapat dinyatakan aman, berdasarkan rekomendasi dari pihak
kepolisian, DM Fasum / Manajer APP sesuai wilayah kerjanya memutuskan untuk memulihkan situasi
kembali menjadi normal dinyatakan aman, maka seluruh karyawan diinstruksikan untuk kembali
melakukan aktifitas seperti biasanya.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN TERORISME
DIAGRAM ALIR
ANCAMAN TERORISME
(TELEPON)
PENERIMA
Perhatikan Ancaman
Terorisme (Rekam)
PENERIMA
PENERIMA
SPV KAMTIB /
ASMAN ADMUM
REGU TANGGAP
DARURAT
ANCAMAN DAPAT
DIATASI
SELESAI
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN BOM
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN BOM
TUJUAN
Instruksi ini memberikan petunjuk untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan saat menghadapi
ancaman bom di wilayah kerja di PT PLN (Persero)
RUANG LINGKUP
Instruksi ini diterapkan untuk seluruh personil di wilayah kerja di PT PLN (Persero) atau Pihak Ketiga yang bekerja
di wilayah kerja di PT PLN (Persero) dimana ancaman bom bisa terjadi sewaktu waktu.
REFERENSI
2) Prosedur Tetap (PROTAP) Pengamanan Internal di wilayah kerja PT PLN (Persero) Unit Manual Sistem
Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN BOM
1. DEFINISI
Ancaman bom adalah kegiatan melanggar hukum yang menimbulkan efek bahaya bagi kehidupan manusia dan peralatan.
Bila terjadi ancaman bom melalui operator telepon atau alat komunikasi lainnya di wilayah kerja PT PLN (Persero), saksi
pelaksana harus melakukan tindakan sebagai berikut:
5. Tahan penelpon selama mungkin untuk berbicara. Minta penelpon untuk mengulang pesan. Catat kata-kata yang diucapkan
oleh penelpon selengkap mungkin.
6. Dengarkan baik-baik si penelepon, jangan menyela dan jangan berbuat sesuatu yang membuat penelpon marah.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN BOM
5. Dengarkan baik-baik si penelepon, jangan menyela dan jangan berbuat sesuatu yang membuat penelpon marah.
6. Jika penelpon tidak memberitahukan lokasi bom atau kemungkinan waktu meledak, tanyakan pada penelepon mengenai hal
tersebut.
7. Beritahu penelpon bahwa bangunan sedang ditempati dan ledakan bom dapat mengakibatkan kematian atau cedera serius
bagi orang-orang yang tidak bersalah.
8. Beri perhatian khusus pada suara-suara aneh di sekeliling penelepon, seperti suara kendaraan yang melintas, musik dan suara
apapun yang dapat memberi petunjuk mengenai lokasi penelepon.
Rekam selama pembicaraan berlangsung (Bila pesawat telepon dilengkapi alat perekam.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN BOM
10. Segera setelah si penelpon menutup telepon, laporkan kejadian tersebut kepada Satuan Pengamanan (Satpam)/SPV
Keamanan dan Ketertiban/ Asman Admum APP sesuai wilayah kerjanya dan juga segera melakukan penyisiran barang yang
dicurigai sebagai bom.
11. SPV Keamanan dan Ketertiban / Asman Admum APP sesuai wilayah kerjanya melakukan koordinasi dengan anggotanya dan
kemudian SPV Keamanan dan Ketertiban / Admum APP sesuai wilayah kerjanya dan anggota / Satpam melakukan penyisiran
barang yang dicurigai sebagai bom.
12. Jika hasil penyisiran ditemukan barang yang dicurigai sebagai bom, maka SPV Keamanan dan Ketertiban / Asman Admum
APP segera melapor kepada DM Fasum / Manajer APP sesuai wilayah kerjanya. SPV Kamtib / Asman Admum sesuai wilayah
kerjanya juga melaporkan kepada aparat keamanan terkait (Polsek, Polres, Koramil, Kodim).
13. Jika perlu pihak aparat keamanan terkait (Polsek, Polres, Koramil, Kodim) atau SPV Keamanan dan Ketertiban / Asman
Admum sesuai wilayah kerjanya atas persetujuan DM Fasum / Manajer APP sesuai wilayah kerjanya akan mendatangkan
penjinak bom untuk melakukan penyelidikan dan penyisiran area yang dicurigai.
14. Tim tanggap darurat dan Fungsi Keamanan segera melakukan proses evakuasi di daerah yang mendapatkan ancaman bom
menuju titik kumpul (assembly point) yang aman. Proses evakuasi mengacu pada Instruksi Kerja Evakuasi.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN BOM
15. Bila tidak ditemukan bom, berdasarkan rekomendasi dari pihak kepolisian, DM Fasum/ Manajer APP sesuai wilayah kerjanya
PT PLN (Persero) memutuskan untuk memulihkan situasi kembali menjadi normal.
16. Bila ditemukan bom, Pasukan Penjinak Bom segera menjinakkan bom.
17. Bila Pasukan Penjinak Bom berhasil menjinakkan bom dan tidak terjadi ledakan ataupun kebakaran, situasi dipulihkan kembali
dan kembali normal.
18. Bila Bom tidak berhasil dijinakkan dan dicerai-beraikan kemudian terjadi ledakan yang kemungkinan diikuti dengan kebakaran,
maka diambil tindakan mengacu kepada Instruksi Kerja Penanggulangan Kebakaran.
19. Setelah Pasukan Penjinak Bom berhasil dicerai-beraikan, maka Pasukan Penjinak Bom segera melakukan penyisiran bom di
tempat lain dan melaporkan hasil penyisiran kepada SPV Keamanan dan Ketertiban / Asman Admum sesuai wilayah kerjanya
PT PLN (Persero
20. Setelah lokasi di wilayah kerja PT PLN (Persero) dinyatakan steril, maka seluruh karyawan diinstruksikan untuk kembali
melakukan aktifitas seperti biasanya.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN BOM
PENERIMA
Diagram Alir
Perhatikan Ancaman Terorisme
(Rekam)
PENERIMA
REGU TANGGAP
DARURAT
ANCAMAN DAPAT
DIATASI
SELESAI www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN HURU-
HARA
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN HURU-HARA
DEFINISI
Huru-hara adalah suatu peristiwa kerusuhan, keributan, kekacauan, massa yang terjadi dan bisa menimbulkan
kerugian properti serta berpengaruh terhadap kinerja / kegiatan rutin perusahaan.
1. Setelah diketahui adanya potensi Demo / huru-hara, Asman Admum atas persetujuan Manajer Unit sesuai
wilayah kerjanya melakukan koordinasi dengan aparat terkait untuk menginformasikan mengenai lokasi, jenis
kerusuhan, potensi meluasnya kerusuhan.
2. Berdasarkan informasi yang diketahui, Manajer Unit sesuai wilayah kerjanya mengambil tindakan untuk :
Menjaga kelangsungan proses operasional penyaluran energi listrik. Segera dilakukan pengamanan area dan
meminta bantuan pengamanan dari aparat keamanan setempat (Polsek, Polres, Koramil, Kodim).
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN HURU-HARA
3. Manajer APP sesuai wilayah kerjanya meninformasikan ke Kantor Induk terkait adanya potensi huru hara
tersebut dan SPV Keamanan dan Ketertiban melakukan pemantauan atas persetujuan Manajer Bidang KSA cq.
DM Fasum serta melakukan koordinasi dengan aparat keamanan bila diperlukan.
4. Bila dianggap perlu (kondisi terisolir) Asman AdmumUnit sesuai wilayah kerjanya (PT PLN (Persero) Unit
menyiapkan logistik (makanan, sumber air, sumber bahan bakar, dsb) dalam jangka waktu tertentu.
5. Manajer APP sesuai wilayah kerjanya selalu berkoordinasi dengan keamanan setempat (Polsek, Polres,
Koramil, Kodim), untuk memantau tingkat huru-hara yang terjadi.
6. Setelah kondisi dinyatakan aman berdasarkan informasi keamanan setempat (Polsek, Polres, Koramil, Kodim),
Manajer APP sesuai wilayah kerjanya menyatakan kondisi huru-hara sudah dapat diatasi dan dinyatakan aman.
7. Segera dilakukan upaya pemulihan untuk normalisasi proses dan normalisasi waktu/jam kerja karyawan.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENANGANAN ANCAMAN HURU-HARA
DIAGARAM ALIR
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PERGANTIAN SHIFT SATPAM
INSTRUKSI KERJA
PERGANTIAN SHIFT SATPAM
TUJUAN
Sebagai panduan dalam pelaksanaan pergantian shift kerja Satpam yang bekerja di wilayah kerja PT PLN (Persero)
RUANG LINGKUP
Instruksi kerja ini berlaku untuk pelaksanaan pergantian shift I, II, III ( Malam,Pagi,Sore ) di wilayah kerja PT PLN (Persero)
REFERENSI
DEFINISI
1. Apel adalah wajib hadir di acara pergantian shift untuk diketahui hadir tidaknya atau untuk mendengar amanat.
2. Shift adalah.waktu saat Satpam berada di wilayah kerja PT PLN (Persero) untuk melaksanakan pekerjaannya.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PERGANTIAN SHIFT SATPAM
e. Danru melakukan absensi dan penunjukan tugas kepada setiap personil satpam.
f. Berdoa bersama.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PERGANTIAN SHIFT SATPAM
2. Danru shift lama menuliskan personil jaga regunya dan catatan kejadian pada Formulir Serah
Terima Tugas Harian.
3. Danru shift baru menuliskan personil jaga regunya dan memeriksa catatan kejadian shift
sebelumnya pada Formulir Serah Terima Tugas Harian.
4. Satpam shift baru melakukan inventarisasi kelengkapan peralatan keamanan sesuai dengan
Formulir Checklist Inspeksi Peralatan Keamanan.
5. Danru shift lama menyerahkan tugas jaga kepada Danru shift baru dan menuliskannya pada
Formulir Tukar Dinas.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR
MASUK
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
TUJUAN
Instruksi Kerja Pengendalian Kendaraan Keluar Masuk ini dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas dalam sistem
manajeman pengamanan non sertifikasi perusahaan terkait pengendalian kendaraan yang keluar masuk di wilayah kerja PT PLN
(Persero)
RUANG LINGKUP
Instruksi Kerja Pengendalian Kendaraan Masuk ini hanya berlaku untuk pengendalian kendaraan keluar masuk di wilayah kerja PT
PLN (Persero)
REFERENSI
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
DEFINISI
1. KENDARAAN adalah kendaraan roda 2(dua) dan kendaraan roda 4(empat) atau lebih;
2. KENDARAAN TAMU adalah kendaraan roda 2(dua) dan kendaraan roda 4(empat) atau lebih milik Tamu VIP,Tamu,Tamu
Khusus dan Tamu Biasa yang masuk dan keluar diwilayah kerja PT PLN (Persero) Unit
3. KENDARAAN OPERASIONAL PERUSAHAAN adalah kendaraan roda 2(dua) dan kendaraan roda 4(empat) atau lebih
milik PT PLN (Persero)Unit sesuai wilayah kerjanya;
4. KENDARAAN MITRA KERJA adalah kendaraan roda 2(dua) dan kendaraan roda 4(empat) atau lebih kendaraan milik
mitra kerja yang digunakan oleh Mitra kerja untuk operasional karena adanya hubungan kontrak/kerja sama dengan PT
PLN (Persero)Unit ) sesuai wilayah kerjanya;
5. KENDARAAN PEGAWAI adalah kendaraan roda 2(dua) dan kendaraan roda 4(empat) atau lebih yang dibawa oleh
pegawai saat masuk ke daerah terbatas Kantor PT PLN (Persero) Unit sesuai wilayah kerjanya;
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
6. TAMU adalah orang selain pegawai PT PLN (Persero) Unit yang masuk dan keluar baik seorang (sendiri) atau lebih di
PT PLN (Persero) sesuai wilayah kerjanya;
8. TAMU VIP adalah Menteri, atau jabatan lain setaranya, Direktur Jendral (Dirjen), Komisaris PLN, Direksi PLN, KADIV,
Pejabat Tripida (Kejaksaan, Kapolres, Komandan Kodim, dan setingkat) atau tamu atas undangan/koordinasi dengan
General Manager / MAPP yang telah diinformasikan dan dapat dikatagorikan sebagai tamu VIP di sesuai wilayah
kerjanya;
9. DAERAH TERTUTUP adalah ruang/area tertutup yang dibatasi rambu-rambu, pagar yang tidak boleh dimasuki oleh
siapapun kecuali mereka yang karena tugas dan jabatannya harus berada didalamnya dan orang-orang tertentu yang
telah mendapatkan ijin dari pimpinan atau pejabat yang berwenang karena area tersebut terdapat aset organisasi yang
sangat penting dan beresiko tinggi yang apabila terjadi gangguan padanya dapat berakibat fatal/menghentikan proses
bisnis sehingga area tersebut diperlukan pengamanan yang sangat ketat yang dalam pengawasannya harus diawasi,
dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi tamu yang memasuki area tersebut wajib menggunakan ID-
Card warna merah, ijin masuk resmi, dan memakai Alat Pelindung Diri dan dengan pengawalan/pendampingan sesuai
SOP yang berlaku;
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
10. DAERAH TERLARANG adalah ruang/area terlarang yang dibatasi rambu-rambu, pagar yang tidak boleh dimasuki oleh
siapapun kecuali mereka yang karena tugas dan jabatannya harus berada didalamnya dan orang-orang tertentu yang
telah mendapatkan ijin dari pimpinan atau pejabat yang berwenang karena area tersebut terdapat aset organisasi yang
sangat penting dan beresiko tinggi yang apabila terjadi gangguan padanya dapat berakibat tergnggunya proses bisnis
organisasi sehingga area tersebut diperlukan pengamanan yang sangat ketat yang dalam pengawasannya harus
diawasi, dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi tamu yang memasuki area tersebut wajib
menggunakan ID-Card warna biru, ijin masuk resmi, dan memakai Alat Pelindung Diri dan dengan
pengawalan/pendampingan sesuai SOP yang berlaku;
11. DAERAH TERBATAS adalah daerah/area terbatas yang dibatasi pagar dan rambu-rambu didalamnya terdapat
operasional organisasi, bila terjadi gangguan padanya dapat menggangu kegiatan operasional. Area tersebut diperlukan
pengamanan yang dalam pengawasannya harus diawasi, dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi
tamu yang memasuki area tersebut wajib menggunakan ID-Card warna kuning, ijin masuk resmi, dan mentaati SOP yang
berlaku;
12. DAERAH BEBAS TERBATAS adalah area di luar sekitar pagar/tembok pengaman yang bisa dikunjungi oleh semua
orang, namun kegiatan dan keberadaannya dimonitor oleh Satpam;
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
13. KARYAWAN OUTSOURCING adalah Karyawan dari MITRA KERJA PT PLN (Persero)
14. PEGAWAI PT PLN (PERSERO) UNIT LAIN adalah Pegawai PT PLN (Persero) tetapi bukan Pegawai PT
PLN (Persero) bagian tersebut
17. KELUARGA NON PEGAWAI adalah keluarga bukan pegawai PT PLN (Persero) antara lain : Office Boy
(OB), Pegawai Koperasi Karyawan (KopKar) Kawan Sejati yang bekerja di PT PLN (Persero)
18. MITRA KERJA (VENDOR/REKANAN, DAN INSTITUSI LAINNYA) adalah seorang atau lebih yang
berasal dari institusi diluar PT PLN (Persero) yang melaksanakan kontrak kerjasama dengan PT PLN
(Persero)
19. TAMU MASYARAKAT UMUM antara lain : Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM),Organisasi Massa (ORMAS), Organisasi Pemuda, Organisasi Olah Raga, Karang
Taruna dan atau Organisasi lainnya yang datang ke wilayah kerja PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
20. TAMU PELAJAR adalah tamu seorang atau lebih yang datang ke wilayah kerja PT PLN PT PLN (Persero) karena
sedang melaksanakan Praktek Kerja;
21. TAMU ROMBONGAN adalah tamu yang datang dari pihak eksternal atau institusi diluar PT PLN (Persero dengan jumlah
minimal 5 (lima) orang yang melakukan kunjungan berdasarkan Surat Ijin Kunjungan;
23. SURAT IJIN KUNJUNGAN adalah Surat yang berasal dari suatu instansi atau pihak eksternal yang bertujuan untuk
mengajukan ijin kunjungan di PT PLN (Persero)
24. TAMU UNDANGAN adalah tamu seorang atau lebih tetapi bukan pegawai PT PLN (Persero) yang datang karena
memenuhi undangan dari dinas untuk melaksanakan kegiatan lain di wilayah PT PLN (Persero)
25. KARTU IDENTITAS adalah identitas resmi seseorang sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi terkait yang
berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia antara lain : KTP (Kartu Tanda Penduduk), SIM (Surat
Izin Mengemudi), KARTU PEGAWAI, KARTU KARYAWAN OUTSOURCING, PASPOR, KTM (Kartu Tanda Mahasiswa),
KARTU PELAJAR;
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
URAIAN INSTRUKSI KERJA
1. SATPAM menghentikan kendaraan roda 2(dua), kendaraan roda 4(empat) atau lebih yang akan keluar masuk
ke wilayah kerja PT PLN (Persero)
3. Apabila kendaraan roda 2(dua), SATPAM meminta pengendara roda 2(dua) untuk membuka helm dan penutup
wajah bila memakai penutup wajah;
4. Apabila kendaraan roda 4(empat) atau lebih, SATPAM meminta kepada pengemudi untuk membuka pintu dan
kaca mobil;
5. Apabila kendaraan tamu, mitra Satpam menanyakan tujuan kedatangannya ke PT PLN (Persero) Unit Apabila
kendaraan tamu VIP, Satpam meminta perwakilan tamu VIP untuk melapor dan menyerahkan surat kepada
Satpam yang bertugas;
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
7. Satpam memeriksa bagian dalam kendaraan melalui pintu penumpang termasuk bagasi secara visual, serta
memeriksa bagian bawah kendaraan menggunakan mirror detector;
8. SATPAM mencatat nomor kendaraan keluar masuk.sesuai formulir yang telah disahkan;
9. Bila kendaraan (roda 2, roda 4 atau lebih) masuk membawa barang SATPAM wajib melaksanakan Instruksi
Kerja Pemeriksaan Keluar Masuk Barang;
10. SATPAM memberikan kartu parkir sesuai peruntukannya dan mengatur penempatan kendaraan sesuai
pengaturan denah parkir atau tempat parkir yang telah disediakan;
11. SATPAM mengatur dan mengarahkan pengendara kendaraan masuk agar memarkir kendaraannya dengan
posisi mundur;
12. Pada saat kendaraan roda 2(dua), kendaraan roda 4(empat) atau lebih meninggalkan kawasan PT PLN
(Persero)
13. SATPAM menghentikan kendaraan roda 2(dua), kendaraan roda 4(empat) atau lebih yang akan keluar
lingkungan PT PLN (Persero) di pintu gerbang;
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
15. Apabila Tamu mengendarai kendaraan roda 2(dua), SATPAM meminta pengendara roda 2(dua)
untuk membuka helm dan penutup wajah bila memakai penutup wajah;
17. Apabila Tamu menngendarai kendaraan roda 4(empat) atau lebih, SATPAM meminta kepada
pengemudi untuk membuka pintu dan kaca mobil;
18. Satpam memeriksa bagian dalam kendaraan melalui pintu penumpang termasuk bagasi secara
visual;
19. Bila kendaraan (roda 2, roda 4 atau lebih) keluar membawa barang SATPAM wajib
melaksanakan pemeriksaan sesuai Instruksi Kerja Pemeriksaan Keluar Masuk Barang;
20. SATPAM meminta kartu parkir dan memcatat jam keluar kendaraan saat kendaraan keluar;
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
KETENTUAN :
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KELUAR/MASUK
BARANG
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KELUAR/MASUK BARANG
TUJUAN
Sebagai panduan dalam pelaksanaan pengendalian keluar/masuk barang di wilayah kerja PT PLN (Persero)
RUANG LINGKUP
Instruksi kerja ini hanya berlaku untuk pengendalian keluar/masuk barang di wilayah kerja PT PLN (Persero)
REFERENSI
DEFINISI
Semua barang yang keluar/masuk di wilayah kerja PT PLN (Persero) wajib dilakukan pemeriksaan oleh Satuan Pengamanan
sesuai wilayah kerjanya.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KENDARAAN KELUAR MASUK
Proses Barang Keluar.
1. Barang yang keluar diwilayah kerja PT PLN (Persero) wajib dilakukan pemeriksaan kesesuaiannya dengan menyerahkan Surat
Jalan yang telah ditandatangani oleh pihak terkait. kepada Satpam.
2. Satpam memeriksa keabsahan/kesesuain Surat Jalan dengan barang yang keluar dan tujuannya.
3. Surat Jalan Pengeluaran Barang berlaku selama 1x24 jam dan dipergunakan pada hari dan jam kerja dinas yang ditetapkan
manajemen Barang yang dibawa oleh Pegawai di wilayah kerja PT PLN (Persero) sesuai wilayah kerjanya.
4. Bila dalam pemeriksaan sudah sesuai dengan Surat Jalan dan barang serta tujuannya maka Anggota Satpam
mempersilahkan barang untuk dibawa keluar dari Area kerja PT PLN (Persero) sesuai wilayah kerjanya.
5. Bila dalam pemeriksaan tidak sesuai dengan Surat Jalan dan barang serta tujuannya maka Anggota Satpam menghentikan
dan mengkoordinasikan dengan pejabat terkait untuk dilakukan kordinasi dengan pejabat terkait pengeluaran barang yang
hendak bawa keluar dari Area di wilayah kerja PT PLN (Persero) wilayah kerjanya.
6. Petugas keamanan mendapatkan copy dokumen Surat Jalan keluar yang sudah ditandatangani oleh pejabat terkait.
7. Satpam melakukan pengawalan Barang yang keluar dari kawasan PT PLN (Persero) sesuai wilayah kerjanya.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN TAMU
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN TAMU
TUJUAN
Sebagai panduan dalam pelaksanaan pengendalian tamu yang keluar/masuk di wilayah kerja PT PLN (Persero)
RUANG LINGKUP
Instruksi kerja ini berlaku untuk pengendalian tamu di wilayah kerja PT PLN (Persero)
REFERENSI
DEFINISI
1. Satuan Pengaman adalah bertugas untuk penerima tamu di wilayah kerja PT PLN (Persero)
2. Tamu adalah selain pegawai PT PLN (Persero), yang keluar/masuk di wilayah kerja PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN TAMU
URAIAN INSTRUKSI KERJA
1. Apabila tamu menggunakan kendaraan, maka kendaraan diarahkan untuk parkir di tempat parkir tamu,
mengikuti aturan yang tertuang pada Instruksi Kerja Pengendalian Kendaraan.
4. Jika tamu mengenakan topi dan/atau jaket, maka satpam meminta tamu melepas topi dan membuka jaket.
5. Jika tamu membawa tas/barang, Satpam memeriksa tas/barang secara fisual sesuai instruksi kerja
pemeriksaan barang.
7. Satpam memberikan penjelasan singkat terkait daerah Tertutup, Terlarang, Terbatas sesuai
tujuan/keperluannya berikut kepatuhan dalam penggunaan Alat Pelindung Diri, sesuai area yang dituju.
8. Satpam menjelaskan tujuan tamu serta Pejabat/Staf terkait yang akan ditemui dan melakukan konfirmasi
kepada Pejabat/Staf terkait.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN TAMU
9. Jika pihak pejabat/staf terkait menyetujui adanya pertemuan, maka Satpam meminta Kartu identitas tamu
yang masih berlaku untuk ditukar dengan Kartu tamu yang sesuai dengan daerah yang dikunjungi.
12. Satpam senantiasa memantau pergerakan tamu, memberikan arahan dan bantuan bila diperlukan.
13. Saat kunjungan telah selesai dilaksanakan, Tamu melapor ke pos Satpam untuk melaporkan kunjungan telah
berakhir dan mengisi jam keluar dan tamu menukarkan kembali Kartu tamu dengan Kartu identitasnya.
14. Jika pihak pejabat/staf terkait tidak menyetujui adanya pertemuan, maka Satpam menyampaikan kepada
tamu bahwa pihak pejabat/staf tidak berkenan untuk ditemui dan Satpam meminta tamu untuk meninggalkan
wilayah kerja PT PLN (Persero) sesuai wilayah kerjanya.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN TAMU
15. Jika tamu membawa senjata berapi dan/atau senjata tajam, maka senjata tersebut dititipkan di
pos satpam setelah amunisinya dikeluarkan dari magasennya dan senjata disimpan di loker atau
lemari penyimpanan barang.
16. Satpam mencatat barang yang dititipkan pada Formulir Penitipan Barang dan menyerahkan
kunci loker atau lemari penyimpan kepada tamu yang bersangkutan.
17. Saat kunjungan telah selesai dilaksanakan, tamu melapor ke pos Satpam, mengisi jam keluar,
menukarkan kembali kartu tamu dengan kartu identitasnya dan Satpam memberikan kembali
senjata berapi dan/atau senjata tajam tersebut.
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KUNCI RUANGAN
KANTOR
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KUNCI RUANGAN KANTOR
TUJUAN
Sebagai panduan dalam pelaksanaan pengendalian kunci ruangan kantor di wilayah kerja PT PLN (Persero) sesuai wilayah
kerjanya.
RUANG LINGKUP
Instruksi kerja ini berlaku untuk pengaturan peminjaman dan pengendalian kunci ruangan di wilayah kerja PT PLN (Persero)
sesuai wilayah kerjanya.
REFERENSI
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KUNCI RUANGAN KANTOR
DEFINISI
1. Office boy (OB) adalah pekerja outsourcing di wilayah kerja PT PLN (Persero) susuai wilayah kerjanya yang salah satu
tugasnya membuka dan mengunci ruangan kantor.
2. Penanggung jawab ruangan adalah pegawai yang ditunjuk oleh manajemen yang bertanggung jawab terhadap tatakelola
kunci ruangan kerjanya yang dikarenakan keamanan aset penting yang ada didalamnya, wilayah kerja PT PLN (Persero)
sesuai wilayah kerjanya
www.pln.co.id |
INSTRUKSI KERJA
PENGENDALIAN KUNCI RUANGAN KANTOR
URAIAN INSTRUKSI KERJA
Office boy (OB) atau pihak terkait meminjam kunci ruangan kantor di pos Satpam sesuai dengan keperluan
pemakaian ruangan;
Penanggung jawab ruangan adalah pegawai yang ditunjuk oleh manajemen yang bertanggung jawab terhadap
tatakelola kunci ruangan kerjanya.
Satpam mencatat nama, waktu peminjaman, dan jumlah kunci yang dipinjam pada Formulir Agenda Penyimpanan dan
Peminjaman Kunci Ruangan Kantor;
Pada saat ruangan telah selesai digunakan, pihak terkait atau OB mengembalikan kunci ruangan kepada Satpam di pos
jaga;
Satpam mencatat waktu pengembalian kunci dan menyimpan kunci pada loker penyimpanan kunci.
Satpam selalu melakukan pengechekan/patroli disetiap ruangan untuk memastikan bahwa ruangan dalam kondisi
aman, tidak terdapat adanya potensi bahaya.
Bila dalam melakukan pengechekan/patroli terdapan sesuatu yang berpotensi bahaya/membahayakan, catat dalam
formulir kejadian dan laporkan segera kepada manajemen terkait untuk dilakukan langkah-langkah pengamanan.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMENUHAN ASPEK PERATURAN
PERUNDANGAN
PROSEDUR
PEMENUHAN ASPEK PERATURAN PERUNDANGAN
TUJUAN
Memberikan pedoman dalam mengidentifikasi seluruh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan
aspek Pengamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero) untuk diterapkan dan dipelihara sesuai dengan perkembangan terkini
RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup seluruh peraturan perundangan dan persyaratan pengamanan lainnya yang sesuai dengan
kondisi PT PLN (Persero) Transmisi
REFERENSI
3. SK DIR No. 477/K/DIR/2012 Tanggal 25 September 2012 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMENUHAN ASPEK PERATURAN PERUNDANGAN
DEFINISI
1. Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Pengamanan adalah peraturan perundangan dan persyaratan lainnya
yang berkaitan dengan pengamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero)
2. Instansi terkait adalah perwakilan atau lembaga yang berhubungan atau mempunyai jalur untuk mendapatkan peraturan
perundangan dan persyaratan pengamanan lainnya
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMENUHAN ASPEK PERATURAN PERUNDANGAN
NO
KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
.
1 IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI PERATURAN SPV KAMTIB KANTOR INDUK
PERUNDANGAN
2 IDENTIFIKASI PERATURAN DAN
PERSYARATAN PENGAMANAN YANG
BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN SMP DI
PT PLN (PERSERO)
SPV KAMTIB KANTOR INDUK
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMENUHAN ASPEK PERATURAN PERUNDANGAN
3. URAIAN PROSEDUR
1. SPV Kamtib Kantor Induk melakukan identifikasi dan klasifikasi peraturan perundangan sesuai dengan kebutuhan
penggunaan di setiap Bidang.
2. SPV Kamtib Kantor Induk meneruskan peraturan perundangan kepada tiap Manajer APP terkait.
4. Officer Kamtib membuat daftar seluruh peraturan perundangan dan persyaratan pengamanan lainnya terkait SMP dengan
mengisi Formulir dan dimintakan pengesahan kepada General Manager.
5. Tinjauan terhadap Dokumen dalam Formulir Evaluasi Penataan Peraturan Perundangan dan Persyaratan Pengamanan
dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun atau bila ada peraturan baru yang diterbitkan.
6. Pengumpulan dan pemusnahan dokumen peraturan perundangan dilakukan sesuai dengan Prosedur Pengendalian
Dokumen dan Rekaman
www.pln.co.id |
PROSEDUR Mulai
Disetujui
Selesai www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO
PENGAMANAN
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN
1. DEFINISI
Aset adalah aktiva yang berwujud maupun tidak berwujud yang dimiliki PT PLN (Persero) untuk dipergunakan dalam fungsi
transmisi dan operasi sistem tenaga listrik dan pendukungnya bernilai ekonomi serta strategis.
Ancaman adalah keadaan atau kegiatan yang mengarah pada suatu kerugian berupa kehilangan, kerusakan, dan atau luka
sebagai indikasi dari sesuatu yang tidak sesuai yang disebabkan oleh sumber daya internal atau eksternal
Kerawanan adalah kelemahan atau kekurangan pengendalian keamanan pada fasilitas, operasional, personil perusahaan yang
dapat dieksploitasi sehingga menimbulkan kerugian
Risiko adalah potensi yang ditimbulkan dari suatu peristiwa yang mungkin dapat terjadi (ketidak pastian) di masa yang akan
datang, yang berpengaruh terhadap sasaran organisasi/perusahaan
Manajemen risiko adalah pendekatan terstruktur untuk mengelola ketidak pastian sehubungan dengan ancaman, melalui
serangkaian aktifitas manusia termasuk : pengelolaan risiko, strategi pengembangan, dan mitigasi risiko yang menggunakan
sumber daya manajerial
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN
URAIAN PROSEDUR
Tim Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi melakukan kajian risiko pengamanan.
Tim Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi menyusunan kajian risiko pengamanan yang meliputi:
1) Nama Kegiatan
3) Tujuan/Sasaran Kegiatan
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN
Tim Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi melakukan tahapan manajemen risiko sebagaimana di bawah
ini:
a. Identifikasi risiko inheren yang mungkin muncul pada setiap fase kegiatan dan sasaran sub-proses, mencakup
risiko dan deskripsi risiko, penyebab, serta dampak dari risiko dilaksanakannya suatu kegiatan
b. Level risiko diukur berdasarkan tingkat kemungkinan terjadinya dan skala dampak yang ditimbulkannya, dimana
masing-masing dikategorikan dalam 5 (lima) tingkatan di bawah ini:
SKA
TINGKAT KEMUNGKINAN SKALA SKALA DAMPAK
LA
A SANGAT KECIL 1 TIDAK SIGNIFIKAN
B KECIL 2 MINOR
C SEDANG 3 MEDIUM
D BESAR 4 SIGNIFIKAN
E SANGAT BESAR 5 MALAPETAKA
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN
SKALA LEVEL KRITERIA UMUM
RISIKO
Analisis risiko, dilakukan I RENDAH RISIKO DINILAI TIDAK TERLALU BERPENGARUH
TERHADAP SASARAN, DAN TIDAK DIPERLUKAN
berdasarkan nilai tingkat
TINDAKAN PENANGANAN (MITIGASI) TERTENTU, KARENA
Melakukan penilaian ulang risiko meliputi tingkat kemungkinan, skala dampak, dan level risiko berdasarkan hasil kegiatan
kontrol eksisting.
Dari hasil kajian risiko dan kontrol eksisting, dapat diperlakukan risiko sesuai risk appetite (risiko yang dapat diterima) PT
PLN (Persero) sebagai berikut:
b) Level risiko Moderat diturunkan ke tingkat terendah atau dijaga tetap berada pada tingkat Moderat.
d) Level risiko Ekstrim tidak dapat diterima dan harus dieliminasi atau jika memungkinkan diturunkan hingga tingkat
Moderat atau Rendah.
Mengembangkan pilihan untuk mitigasi risiko, termasuk studi kelayakan dan analisis biaya.
Melakukan penilaian ulang risiko meliputi tingkat kemungkinan, skala dampak, dan level risiko berdasarkan tindakan
mitigasi yang dipilih.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN
Melakukan penetapan Risk Management Plan (RMP) meliputi pemilik risiko, fase, dan sasaran kegiatan,
risiko, kriteria kemungkinan dan dampak, tingkat risiko kontrol eksisting, serta rencana penanganan risiko
(mitigasi yang dipilih, penanggung jawab, waktu dan biaya mitigasi).
SPV Kamtib, Officer Kamtib Kantor melakukan verifikasi dan disetujui oleh Manajer Unit sesuai wilayah
kerjanya Jika RMP tidak disetujui, maka akan dilakukan kajian ulang risiko pengamanan
SPV Kamtib, Officer Kamtib Kantor Induk dan Asisstant Officer Unit melakukan pemantauan dan review
hasil kajian risiko pengamanan
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN MANAJEMEN RISIKO PENGAMANAN
MULAI
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN
PROGRAM PENGAMANAN
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
TUJUAN
Memberikan pedoman dalam penyusunan perencanaan dan program pengamanan di PT PLN (Persero) RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup rencana dan program pengamanan yang dilakukan PT PLN (Persero)
REFERENSI
3) Peraturan Direksi No. 0355.K/DIR/2014, 22 Juli 2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Di Lingkungan PT PLN (Persero).
DEFINISI
1. Perencanaan adalah proses membuat strategi untuk mencapai tujuan perusahaan dan mengembangkan rencana
aktifitas kerja perusahaan.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
1. PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM OFFICER KAMTIB KANTOR INDUK DAN TIM
PENGAMANAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN NON
SERTIFIKASI
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
URAIAN PROSEDUR
d. Program simulasi keadaan darurat dilaksanakan bersama-sama oleh Tim Tanggap Darurat dan Fungsi
Keamanan.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
2. Penyusunan rencana dan program pengamanan meliputi target waktu penyelesaian, penanggung jawab,
dan pemantauan sesuai pada Formulir Rencana dan Program Pengamanan
3. Rencana dan program disusun oleh Officer Kamtib Kantor Induk dan Tim Sistem Manajemen
Pengamanan Non Sertifikasi, diverifikasi oleh SPV Kamtib Kantor Induk, dan disetujui oleh General
Manager dan Manajer APP Rencana dan program pengamanan dilaksanakan oleh bidang terkait.
4. Pelaksanaan rencana dan program pengamanan dipantau oleh SPV Kamtib Kantor Induk dan Tim
Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELATIHAN, KEPEDULIAN,DAN
KOMPETENSI PENGAMANAN
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
TUJUAN
Sebagai pedoman untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keahlian pegawai dalam
melaksanakan Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) Non Sertifikasi sehingga dapat mencapai
hasil kerja sesuai yang ditetapkan oleh PT PLN (Persero)
RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk aktifitas peningkatan kompetensi, membangkitkan kesadaran akan
pentingnya Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) Non Sertifikasi serta pelatihan dan
pengembangan kompetensi di kawasan PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
REFERENSI
1. Manual Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi
2. Perkap No. 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan
3. SK DIR No. 477/K/DIR/2012 Tanggal 25 September 2012 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan
4. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 412.K/DIR/2008 tentang Sistem Pendidikan dan Pelatihan Pegawai.
5. Direktori Kompetensi PT PLN (Persero) Jilid I Edisi Keempat September 2008.
6. Direktori Pelatihan PT PLN (Persero) Pusdiklat Edisi Januari 2011.
7. Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ).
8. Perangkat Organisasi (Proses Bisnis & Uraian Jabatan) SDM dan Umum Edisi I Tahun 2012.
9. Surat Direktur SDM No. 02662/040/DITSDM/2011, 25 Juli 2011 Tentang Kompetensi/kemampuan Satuan
Pengamanan
10. Surat Manajer SDM dan UMUM No. 0286/024/P3B/2014, 12 Februari 2014 Tentang Standarisasi Minimum
Pengelolaan Pengamanan.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
DEFINISI
1. Pelatihan adalah proses penyediaan informasi, pendidikan, dan pengembangan pengetahuan untuk
meningkatkan kepedulian keterampilan dan kompetensi personil dalam menerapkan dan memelihara
Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) Non Sertifikasi
2. Kompetensi adalah kapabilitas dan kemampuan yang terdiri dari aspek pendidikan, pelatihan,
pengalaman, dan keterampilan.
3. Standar kompetensi adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh masing-masing karyawan dalam
mendukung penerapan Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.
4. Gap kompetensi adalah tingkat perbedaan antara standar kompetensi yang disyaratkan dengan
kompetensi yang dimiliki.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
NO
KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
.
1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN DM FASUM /SPV KAMTIB DAN
SPV ADMINISTRASI DAN SDM
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
URAIAN PROSEDUR
3. Bagi personil satpam yang belum memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud di atas menjadi masukan dalam program
pelatihan.
4. Pelaksanaan program pelatihan sebagaimana dimaksudkan di atas harus mengacu pada klausul kontrak dengan
penyedia jasa satuan pengamanan mengenai penanggung jawab pelaksanaan pelatihan kompetensi kepolisian
terbatas (bila satuan pengamanan tersebut diadakan dengan bentuk outsourcing).
5. Pelatihan/kursus spesialisasi menjadi tanggung jawab PT PLN (Persero) dan dilakukan setelah tenaga satpam tersebut
memenuhi standar kompetensi kepolisian terbatas.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
Pemenuhan Kompetensi Pegawai Fungsi Keamanan dan Ketertiban
1. Setiap pegawai pada fungsi Keamanan dan Ketertiban melakukan identifikasi terhadap kebutuhan pelatihan berdasarkan
tanggung jawab dan standar kompetensi yang harus dimiliki sesuai dengan Keputusan Kompetensi Jabatan dan Uraian
Jabatan.
2. Setiap pegawai pada fungsi Keamanan dan Ketertiban melakukan analisis gap kompetensi dengan membandingkan
antara tanggung jawab dan standar kompetensi yang seharusnya dimiliki dengan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai
tersebut.
3. Setiap pegawai pada fungsi Keamanan dan Ketertiban melihat daftar program pelatihan sesuai jabatannya.
4. SPV Keamanan dan Ketertiban mengajukan usulan pelatihan yang dipilih kepada Manajer Bidang KSA untuk dilakukan
evaluasi atau persetujuan.
5. SPV Keamanan dan Ketertiban mengajukan program / Rencana pelatihan untuk dilakukan evaluasi atau persetujuan dan
diusulkan kepada penyelenggara pelatihan internal (Pusdiklat) maupun penyelenggara pelatihan eksternal.
6. SPV Administrasi dan Umum atau SPV Administrasi dan SDM melakukan pemanggilan kepada calon peserta pelatihan
sesuai usulan yang telah disetujui.
7. Usulan pelatihan yang tidak disetujui akan diinformasikan kepada bidang/unit pengirim.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
Pelaksanaan Pelatihan
2. Spv Administrasi dan SDM membuat nota dinas penugasan pelatihan kepada calon peserta
pelatihan sesuai usulan yang telah disetujui dan akan diselenggarakan oleh pihak internal
(Pusdiklat) maupun pihak eksterna.
3. Setiap pelatihan yang dilakukan oleh pihak eksternal harus terdapat sertifikatnya sedangkan
pelatihan internal apabila memungkinkan dibuatkan sertifikatnya.
4. Usulan pelatihan yang tidak disetujui akan diinformasikan kepada pegawai yang bersangkutan.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
1. Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan
2. SPV Kamtib melakukan evaluasi pada setiap akhir sesi pelatihan berdasarkan Formulir Angket Evaluasi Pelatihan -
Level 1
3. Hasil dari evaluasi pelatihan akan dijadikan masukan perbaikan untuk kegiatan pelatihan selanjutnya.
4. SPV Kamtib membuat laporan Evaluasi Program Pelatihan yang telah dijalankan.
Setiap personil yang berada di wilayah kerja PT PLN (Persero) harus peduli dan sadar akan pentingnya kondisi
keamanan lingkungan PT PLN (Persero). Bentuk Kepedulian tersebut disampaikan dalam bentuk banner yang
berisi himbauan :
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
Rekaman
Semua rekaman yang berkaitan dengan kegiatan pelatihan dan pengembangan satuan pengamanan akan
dipelihara dan disimpan sesuai dengan Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA DAN PROGRAM PENGAMANAN
www.pln.co.id |
PROSEDUR
KONSULTASI,KOMUNIKASI DAN
PARTISIPASI
PROSEDUR
KONSULTASI,KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI
TUJUAN
Sebagai pedoman dalam melakukan konsultasi, komunikasi, dan partisipasi pihak internal maupun dengan pihak eksternal,
berkaitan dengan pelaksanaan Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) Non Sertifikasi di wilayah kerja PT PLN (Persero)
RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku seluruh pegawai dan pihak eksternal yang melakukan kegiatan di wilayah kerja PT PT PLN
(Persero)
REFERENSI
4) Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 418.K/DIR/2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Komunikasi Perusahaan PT
PLN (Persero).
5) Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 304.K/010/DIR/2004 tanggal 31 Desember 2004 tentang Pengklasifikasian dan
Pengungkapan Informasi.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
KONSULTASI,KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI
DEFINISI
1. Komunikasi perusahaan adalah segala bentuk penyampaian pesan dari PT PLN (Persero) kepada publik internal dan
eksternal (stakeholders) dengan tujuan mendapatkan pengertian dan pemahaman yang sama.
2. Pelaku komunikasi perusahaan adalah pejabat, pegawai yang memiliki kewenangan untuk melakukan komunikasi
perusahaan atau mereka yang diberikan kuasa atau tugas untuk melakukan komunikasi perusahaan.
3. Pengelola komunikasi peraturan adalah pejabat yang diberikan tanggung jawab untuk mengelola kegiatan komunikasi
PT PLN (Persero)
4. Pihak internal adalah seluruh pegawai PT PLN (Persero) Pihak eksternal adalah pihak-pihak selain yang disebutkan
pada butir 4.4.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
KONSULTASI,KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI
NO
KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
.
KOMPILASI DATA KONSULTASI, KOMUNIKASI,
1. OFFICER KAMTIB KANTOR INDUK
DAN PARTISIPASI INTERNAL
VERIFIKASI HASIL KOMPILASI DATA
2. KONSULTASI, KOMUNIKASI, DAN SPV KAMTIB KANTOR INDUK
PARTISIPASI INTERNAL
3. KOMUNIKASI DENGAN PIHAK MEDIA DM FASUM/SPV KAMTIB KANTOR INDUK
4. KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT SPV KAMTIB, OF KAMTIB KANTOR INDUK,
5. KOORDINASI DENGAN APARAT KEAMANAN SPV KAMTIB KANTOR INDUK
www.pln.co.id |
PROSEDUR
KONSULTASI,KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI
URAIAN PROSEDUR
2. Konsultasi dan komunikasi pegawai terkait dengan Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi dapat disampaikan
melalui:
1. Setiap pegawai di masing-masing bidang berhak menyampaikan usul dan saran melalui media tulisan atau telpon ke Officer
Kamtib Kantor Induk.
2. Officer Kamtib Kantor Induk menindaklanjuti semua kompilasi untuk didiskusikan dengan pihak terkait.
3. Pelaporan lisan maupun pelaporan tertulis dalam bentuk hardcopy disampaikan sesuai dengan pengaturan pada Prosedur
Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian SPV Kamtib Kantor Induk dapat mengundang Unit terkait dan/atau
Serikat Pekerja saat dilaksanakannya pertemuan tersebut.
4. Khusus untuk permasalahan yang terkait dengan keamanan internal, diskusi dengan melibatkan fungsi keamanan.
5. Setiap Pelaporan dicatat menggunakan Formulir Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian untuk kemudian
ditindak lanjuti sesuai dengan Prosedur Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian
www.pln.co.id |
PROSEDUR
KONSULTASI,KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI
2. Konsultasi, Komunikasi, dan Partisipasi Eksternal
Konsultasi, komunikasi, dan pertisipasi eksternal mengacu kepada Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 418.K/DIR/2012
tentang Pedoman Pelaksanaan Komunikasi Perusahaan PT PLN (Persero) dan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.
304.K/010/DIR/2004 tanggal 31 Desember 2004 tentang Pengklasifikasian dan Pengungkapan Informasi.
Komunikasi perusahaan dengan pihak media lebih lanjut dijabarkan dalam Instruksi Kerja Pengamanan Peliputan Media dan
Pengambilan Dokumentasi
Konsultasi, Komunikasi, dan Partisipasi PT PLN (Persero) dengan aparat dan masyarakat diwadahi dalam FKPM (Forum
Kemitraan Polisi dan Masyarakat)
Komunikasi dengan masyarakat yang berkaitan dengan pelaksanaan program PT PLN (Persero) dilakukan oleh Fungsi CSR dan
mengacu pada arahan dari PLN Pusat.
Koordinasi dengan pihak aparat terkait pengamanan PT PLN (Persero) dilakukan oleh SPV Kamtib melalui alat komunikasi telepon
atau kunjungan langsung.
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN
REKAMAN
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
TUJUAN
Sebagai pedoman dalam penyusunan, penggandaan, pendistribusian, pemeliharaan, perubahan, dan pemusnahan seluruh
dokumen dan rekaman yang berhubungan dengan Sistem Manajemen Pengamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero)
RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk seluruh dokumen dan rekaman yang berhubungan dengan Sistem Manajemen Pengamanan, baik
yang berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) PT PLN (Persero)
REFERENSI
3) Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 300.K/01/DIR/2004 tanggal 31 Desember 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Tatalaksanan Surat dan Kearsipan PT PLN (Persero).
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
DEFINISI
1. Dokumen yang dimaksud meliputi Manual (M), Prosedur (P), Instruksi Kerja (IK), Formulir/checklist (Fm), Lampiran (L) terkait
dengan Sistem Manajemen Pengamanan.
2. Manual adalah Dokumen Level 1 yang berisi Sebagai pedoman dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Pengamanan bagi
setiap pegawai, karyawan mitra kerja, tamu, mitra kerja rekanan (pihak ketiga) di wilayah kerja PT PLN (Persero)
3. Prosedur adalah Dokumen Level 2 yang berisi prosedur-prosedur yang menguraikan cara kerja perusahaan dan disesuaikan
dengan tuntutan dari peraturan perundangan yang digunakan.
4. Instruksi Kerja adalah Dokumen Level 3 yang berisi instruksi-instruksi kerja yang menjabarkan lebih rinci Dokumen
Level 2 dan/atau dokumen yang berdiri sendiri.
5. Formulir dan lampiran adalah Dokumen Level 4 sebagai kelengkapan dari Dokumen level 2 dan Level 3 atau dokumen
yang berdiri sendiri.
6. Dokumen Terkendali adalah dokumen yang didistribusikan kepada personil yang sudah ditentukan, dan apabila terjadi
perubahan/revisi terhadap dokumen tersebut, maka pengendali dokumen berkewajiban untuk memberikan revisi yang
terbaru dan memastikan dokumen yang lama telah ditarik.
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
7. Dokumen Tidak Terkendali adalah dokumen yang berada di luar Assistant Officertar distribusi dokumen, dan
apabila terjadi perubahan/revisi pada dokumen tersebut, maka pengendali dokumen tidak berkewajiban untuk
memberikan revisi yang terbaru dan juga untuk menarik dokumen yang lama.
8. Dokumen Eksternal adalah dokumen yang berasal dari luar PT PLN (Persero) Unit
9. Tanggal Disahkan adalah tanggal disahkannya dokumen sebagai acuan atau panduan kerja.
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
NO KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
URAIAN PROSEDUR
Ketentuan Umum
1. Level 1 Manual Sistem Manajemen Pengamanan disahkan oleh General Manager dan Manajer Unit .
2. Level 2 Prosedur Sistem Manajemen Pengamanan disusun oleh Tim Sistem Manajemen Pengamanan non
Sertifikasi, disahkan oleh General Manager dan Manajer APP
4. Level 4 Formulir atau Checklist atau Lampiran disiapkan Officer Kamtib Kantor Induk dan Assistant Officer Unit
5. Komitmen dan Kebijakan Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi disahkan oleh General Manager, Manajer
Unit Rencana dan program pengamanan dibuat oleh SPV kamtib Kantor Induk disahkan oleh General Manager.
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
1. Jenis Dokumen
2. Status Dokumen
Berdasarkan statusnya, dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Dokumen Master adalah dokumen asli yang hanya berada di Kantor Induk Transmisi dan dikendalikan oleh
Officer Kamtib Kantor Induk.
2. Dokumen Terkendali adalah dokumen hardcopy yang diberi cap stempel basah TERKENDALI berwarna
merah dan dapat dimiliki/diakses oleh pejabat pengelola dan pendistribusiannya diberi nomor copy sesuai
dengan Formulir Distribusi Dokumen
3. Dokumen Tidak Terkendali adalah semua dokumen dalam bentuk hardcopy yang tidak memiliki cap stempel
basah TERKENDALI berwarna merah. Penggunaan data/informasi yang bersumber dari dokumen tidak
terkendali dinyatakan tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
4. Dokumen Kadaluwarsa adalah dokumen yang sudah dinyatakan tidak berlaku lagi karena sudah ada
dokumen revisi terakhir dengan diberi cap stempel basah KADALUWARSA berwarna merah.
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
Tingkat Kerahasiaan Dokumen
Berdasarkan tingkat kerahasiaannya, dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi sebagai
berikut:
1. Rahasia adalah dokumen yang informasinya membutuhkan pengamanan tinggi dan erat hubungannya dengan
keamanan kedinasan atau bernilai strategis terkait kebijakan dan operasional PT PLN (Persero). Dokumen ini
hanya boleh diketahui oleh pejabat yang berwenang atau yang ditunjuk.
2. Terbatas adalah dokumen yang informasinya memerlukan pengamanan dan erat hubungannya dengan
kedinasan. Dokumen ini hanya diketahui oleh pejabat yang berwenang atau pihak yang ditunjuk.
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
Penyusunan Dokumen
2. SPV Kamtib kantor induk menunjuk anggota tim penyusun dokumen Sistem Manajemen
Pengamanan non sertifikasi.
3. Tim penyusun yang melakukan penyusunan dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non
sertifikasi yang dibutuhkan.
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
Identifikasi Dokumen
1. Pengendali dokumen memberi nomor identifikasi pada setiap dokumen yang diterbitkan untuk
memudahkan dan mampu telusurnya.
2. Sistem penomoran untuk dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non sertifikasi
3. Untuk dokumen yang berasal dari luar PT PLN (Persero) dokumen eksternal, pengendali dokumen
memberi penomoran sesuai dengan nomor dokumen aslinya. Jika pada dokumen tersebut tidak
ada nomor, maka identifikasi dilakukan dengan menggunakan nomor urut bulan dan tahun pada
agenda surat masuk unit kerja. Dokumen diberi cap stempel basah TERKENDALI berwarna merah,
ditetapkan masa berlakunya dan dicatat ke dalam Formulir Dokumen Eksternal Terkendali
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
Pengesahan Dokumen
1. General Manager dan Manajer APP meninjau dan mengevaluasi keefektifan dan kesesuaian dokumen
yang telah disusun. Jika telah sesuai, maka General Manager dan Manajer Unit menandatangani
dokumen sebagai pengesahan awal.
2. Dokumen yang telah ditinjau dan disahkan oleh General Manager dan Manajer Unit ,
diimplementasikan/dilaksanakan di PT PLN (Persero)
3. Untuk instruksi kerja dibuat oleh tim Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi dan
ditandatangani oleh SPV Kamtib Kantor Induk.
4. Peninjauan, persetujuan, dan pengesahan dokumen induk diwujudkan dalam bentuk tandatangan
pada Lembar Pengesahan yang dicetak dan dicantumkan tanggal pengesahannya.
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
1. Penyimpanan Dokumen
2. Penyimpanan dan pengendalian dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi asli/master dilakukan oleh Officer
Kamtib Kantor Induk.
3. Dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi yang didistribusikan harus diberi nomor Copy dan distempel basah
TERKENDALI pada halaman depan.
4. Officer Kamtib Kantor Induk mendistribusikan Dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi ke masing masing
APP.
5. Assistant Officer Kamtib APP menggandakan serta mendistribusikan dokumen Instruksi kerja dan Formulir Sistem Manajemen
Pengamanan non Sertifikasi sesuai wilayah kerja dengan penomoran dokumen.
6. Dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi yang asli dikendalikan dengan memberi stempel basah MASTER
pada setiap halaman dan disimpan oleh Officer Kamtib Kantor Induk.
7. Semua Master dokumen dicatat dalam Formulir Daftar Induk Dokumen Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi
dengan menggunakan formulir
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
Pencatatan dan penyimpanan dokumen diupayakan dalam kelompok urutan kategori dokumen:
a. Manual.
b. Prosedur.
c. Instruksi Kerja.
d. Formulir
e. Dokumen Eksternal.
Selanjutnya, masing-masing kategori dokumen tersebut diurut berdasarkan nomor dokumen dan kemudian diurut berdasarkan
tanggal berlakunya.
Officer Kamtib Kantor Induk mendistribusikan dokumen yang telah disahkan oleh General Manager dan Manajer APP kepada unit
masing masing dan dicatat pada Formulir Daftar Distribusi Dokumen
Dokumen dalam betuk softcopy disimpan dalam format Microsoft office, pdf/jpg dan disimpan oleh Officer Kamtib Kantor Induk.
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
1. Perubahan Dokumen
SPV Kamtib Kantor Induk melalui penanggung jawab keamanan Unit Masing masing.
2. SPV Kamtib mengevaluasi semua usulan dan apabila diperlukan perubahan Dokumen maka dilakukan rapat tinjauan
manajemen.
3. Bila terjadi perubahan dokumen, maka perubahan tersebut diberi penomoran revisi mengunakan 2 (dua) digit, dimulai dari
00 sampai dengan 99. Apabila telah mencapai angka 99 maka revisi berikutnya akan kembali pada nomor 00.
a. Officer Kamtib Kantor Induk menggandakan dokumen tersebut dan distempel basah TERKENDALI berwarna merah sesuai
dengan Formulir Daftar Distribusi Dokumen
b. Mendistribusikan dokumen yang telah direvisi kepada para penerima dokumen terkendali menggunakan Formulir Bukti
Penerimaan dan Penarikan Dokumen
c. Memastikan bahwa semua penerima dokumen terkendali telah mengganti dokumennya dengan yang terbaru, memelihara
buktinya serta memberikan cap stempel basah bertuliskan KADALUWARSA berwarna merah dan disimpan oleh Officer Kamtib
Kantor Induk.
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
Pemusnahan Dokumen
1. Dokumen master yang telah kadaluwarsa disimpan oleh Officer Kamtib Kantor Induk dan
digunakan sebagai arsip historis dokumen.
2. Dokumen-dokumen terkendali yang telah kadaluwarsa dimusnahkan dan dibuat berita acara
pemusnahan menggunakan Formulir Berita Acara
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
Pengendalian Rekaman
1. Formulir standar.
2. Surat undangan.
3. Daftar hadir.
4. Modul pelatihan.
5. Sertifikat.
6. Dan rekaman lain yang terkait Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi.
2. Pengendali dokumen atau fungsi bidang melakukan identifikasi rekaman Sistem Manajemen Pengamanan non
Sertifikasi yang mencakup semua kegiatan pada bagiannya masing-masing. Rekaman Manajemen Pengamanan
diidentifikasi dan direkam dalam Formulir Daftar Rekaman yang disimpan oleh Officer Kamtib Kantor Induk dan
Assistant Officer APP.
3. Semua rekaman yang diidentifikasi harus disimpan dan dikendalikan berdasarkan daftar rekaman yang dibuat.
Kegiatan ini menjadi tanggung jawab setiap Assistan Officer Unit masing masing unit.
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
4. Untuk rekaman-rekaman tertentu yang bersifat pribadi dan aksesnya terbatas, maka rekaman
tersebut harus dijaga kerahasiaannya dengan cara menunjuk personil yang boleh mengaksesnya. Di
setiap rekaman tersebut apabila disimpan dalam amplop harus diberi cap stempel RAHASIA
berwarna merah.
5. Masa simpan arsip rekaman-rekaman Sistem Manajemen Pengamanan non Sertifikasi ditentukan
berdasarkan jenis rekamannya sesuai tata laksana surat dan kearsipan.
6. Setelah melalui masa simpan melebihi ketentuan, maka seluruh rekaman harus dipisahkan dari
tempat penyimpanan untuk dimusnahkan dan dibuatkan berita acara pemusnahan menggunakan
Formulir Berita Acara Pemusnahan Dokumen
www.pln.co.id |
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
TUJUAN
Memberikan pedoman kepada semua personil untuk selalu dalam kesiagaan dan tanggap dalam
mencegah, mengendalikan, menanggulangi, dan mengevaluasi keadaan darurat yang dapat
menyebabkan dampak penting terhadap keamanan pegawai dan kelangsungan operasi di wilayah
kerja PT PLN (Persero)
RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup sistem tanggap darurat yang meliputi proses tanggap darurat, komunikasi,
kegiatan evakuasi, dan pemulihan dalam menghadapi keadaan darurat yang telah teridentifikasi dan
mungkin terjadi di kawasan PT PLN (Persero) Kondisi darurat yang dimaksud pada prosedur ini
adalah ancaman terorisme, tindak criminal, bom, huru-hara, kebakaran, dan gempa bumi.
www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
REFERENSI
www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
DEFINISI
1. Keadaan Darurat adalah suatu kejadian, kondisi atau peristiwa yang tidak diinginkan yang dapat membahayakan keselamatan
dan kesehatan serta fungsi lingkungan seperti terjadi kebakaran, peledakan bom, huru-hara, bencana alam atau kondisi lain
yang menimbulkan kerusakan terhadap properti, cedera terhadap manusia, pencemaran lingkungan dan menghambat jalannya
operasi dimana bila terjadi keadaan tersebut harus dilakukan tindakan pengendalian dan penanggulangan sesegera mungkin.
2. Evakuasi adalah meninggalkan tempat kerja atau tempat tinggal ke tempat lain yang dianggap aman untuk menyelamatkan
diri.
3. Tempat Berkumpul adalah tempat yang dianggap aman untuk berkumpul bila ada evakuasi terhadap semua personil (pegawai,
mitra kerja maupun tamu/pengunjung) di dalam wilayah kerja PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
URAIAN PROSEDUR
1. Tingkatan Situasi
1. Situasi Aman
Pengertian aman:
1) Tidak ada ancaman dan atau gangguan baik dari dalam maupun dari luar PT PLN (Persero) Unit
www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
Situasi Siaga
Pengertian siaga:
1) Telah terjadi tindak kriminal dengan kekerasan yang dilakukan secara berkelompok di sekitar PT PLN (Persero)
5) Adanya unjuk rasa yang mengakibatkan tertutupnya akses keluar/masuk orang dan barang ke wilayah kerja PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
Situasi Darurat
Pengertian darurat:
1) Adanya gangguan terhadap wilayah kerja PT PLN (Persero) melalui jalur darat, laut dan udara.
4) Terjadinya mogok kerja pegawai/mitra kerja secara massal yang mengakibatkan lumpuhnya Operasional PT
PLN (Persero)
www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
Pelaksanaan
1) Satpam melakukan tugas rutin berkaitan dengan pengawasan keamanan dan pengaturan ketertiban di wilayah kerja PT PLN
(Persero).
2) Fungsi Logistik dan Umum PT PLN (Persero) menyiapkan kelengkapan dan kondisi peralatan dalam keadaan aman
3) Situasi siaga diumumkan oleh Manajer APP sesuai wilayah kerjanya atau Pejabat yang ditunjuk.
4) SPV Keamanan dan Ketertiban atau pejabat yang ditunjuk atas persetujuan Manajer Bidang KSA cq. DM Fasum, Manajer
Unit melakukan koordinasi dengan aparat keamanan terkait.
5) Tindakan yang dilakukan pada kondisi siaga mengacu pada tugas dan tanggung jawab personil pada situasi aman, namun
pelaksanaannya diikuti dengan peningkatan kewaspadaan dari setiap personil.
www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
1) Situasi darurat diumumkan oleh DM Fasum – SPV Kamtib, Manajrer Unit sesuai wilayah kerjanya.
2) Situasi darurat yang menyangkut aspek Pengamanan dan K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja diatur sesuai dengan
Instruksi Kerja.
www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
1. Setelah terjadinya keadaan darurat, maka Tim Tanggap Darurat dan/atau SPV Keamanan dan Ketertiban
dengan melibatkan Tim Ahli/Tim Rescue melakukan evaluasi yang meliputi:
2. Hasil dari evaluasi dibahas untuk melakukan perbaikan terhadap prosedur penanggulangan maupun
program pelatihan jika diperlukan.
www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
1. Pemulihan Fungsi
Untuk pemulihan fungsi sistem Jawa Bali akan dilakukan sesuai Prosedur Pemulihan Sistem
2. Pemulihan Fisik
www.pln.co.id |
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGENDALIAN PROSES DAN
INFRASTRUKTUR
PROSEDUR
PENGENDALIAN PROSES DAN INFRASTRUKTUR
TUJUAN
Memberikan pedoman dalam mengidentifikasi seluruh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan
aspek Pengamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero) untuk diterapkan dan dipelihara sesuai dengan perkembangan terkini.
RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup seluruh peraturan perundangan dan persyaratan pengamanan lainnya yang sesuai dengan kondisi PT
PLN (Persero)
REFERENSI
3. SK DIR No. 477/K/DIR/2012 Tanggal 25 September 2012 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGENDALIAN PROSES DAN INFRASTRUKTUR
DEFINISI
1. PENGENDALIAN adalah kegiatan mengendalikan proses maupun infrastruktur di wilayah kerja PT PLN (Persero)
2. INFRASTRUKTUR adalah segala sesuatu yg merupakan penunjang terselenggaranya proses bisnis di wilayah kerja PT
PLN (Persero)
4. MITRA KERJA (Vendor/Rekanan, dan Institusi lainnya) adalah seorang atau lebih yang berasal dari institusi diluar PT
PLN (Persero) yang melaksanakan kontrak kerjasama dengan PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGENDALIAN PROSES DAN INFRASTRUKTUR
URAIAN PROSEDUR
1. Umum
2. Satpam bertindak sebagai pelaksana pengendalian pengamanan dan ketertiban orang/barang/kendaraan yang
keluar/masuk wilayah kerja PT PLN (Persero)
3. Pegawai/tamu/mitra kerja bertindak sebagai pendukung pelaksanaan dan pemantauan keamanan dan
ketertiban di wilayah kerja PT PLN (Persero)
4. Pegawai PT PLN (Persero) disetiap bidang bertindak sebagai pelaksana pengamanan proses bisnis sesuai
bidang dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGENDALIAN PROSES DAN INFRASTRUKTUR
Pengendalian Proses
1. Pengendalian pengamanan proses bisnis pada setiap bidang di wilayah kerja PT PLN (Persero) dituangkan
dalam bentuk prosedur maupun instruksi kerja yang mendukung berlangsungnya kegiatan atau pekerjaan.
2. Dokumen yang terkait dengan pengamanan proses bisnis bidang diidentifikasi berdasarkan hasil kajian
manajemen risiko pengamanan.
3. Setiap prosedur maupun instruksi kerja yang terkait dengan pengamanan proses bisnis setiap bidang dicatat
pada Formulir Daftar Dokumen Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.
4. Formulir dan dokumen tersebut disimpan oleh setiap bidang dan salinannya diserahkan kepada Pengendali
dokumen.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGENDALIAN PROSES DAN INFRASTRUKTUR
1. KerjaBadan usaha (PT/CV) atau Yayasan yang akan melakukan kerjasama dengan PT PLN (Persero) diseleksi
dan diatur dengan mengacu pada SK Direksi PT PLN (Persero) No.500.K/DIR/2013 tentang Penyerahan
sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain di PT PLN (Persero) dan SK Direksi PT PLN
(Persero) No.050.K/DIR/2014 tentang perubahan atas keputusan direksi PT PLN (Persero) No. 500.K/DIR/2013
tentang Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain di PT PLN (Persero) serta
SE.003.E/DIR/2014 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Barang dan Jasa PT PLN (Persero)
2. Pengaturan badan usaha (PT/CV) atau Yayasan yang telah menjadi Mitra Kerja PT PLN (Persero) Unit tertuang
dalam Instruksi Kerja Pengendalian Mitra Kerja dan Karyawan Outsourcing
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGENDALIAN PROSES DAN INFRASTRUKTUR
Semua kendaraan yang keluar/masuk dan parkir di wilayah kerja PT PLN (Persero) harus mengikuti
ketentuan yang tertuang di instruksi kerja pengendalian kendaraan berikut ini:
2. Instruksi Kerja Pengendalian dan Pemeriksaan Kendaraan Keluar/Masuk Kendaraan Roda Roda 4 atau lebih.
Semua barang yang dibawa keluar/masuk di wilayah kerja PT PLN (Persero) harus mengikuti ketentuan yang
tertuang di Instruksi Kerja Pemeriksaan Keluar Masuk Barang.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN
KINERJA PENGAMANAN
PROSEDUR
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN KINERJA PENGAMANAN
TUJUAN
Memberikan pedoman dalam mengidentifikasi seluruh peraturan perundangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan
aspek Pengamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero) untuk diterapkan dan dipelihara sesuai dengan perkembangan terkini.
RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup seluruh peraturan perundangan dan persyaratan pengamanan lainnya yang sesuai dengan kondisi PT
PLN (Persero)
REFERENSI
3. SK DIR No. 477/K/DIR/2012 Tanggal 25 September 2012 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN KINERJA PENGAMANAN
DEFINISI
1. Parameter Kinerja keamanan adalah tools yang digunakan dalam menjalankan proses pengamanan.
2. Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) adalah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang
bergerak di bidang penyediaan tenaga pengamanan, pelatihan keamanan, kawal angkut uang/barang
berharga, konsultasi keamanan, penerapan peralatan keamanan.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN KINERJA PENGAMANAN
No Kegiatan PenanggungJawab
1. Pemantuan kinerja pengamanan SPV Keamanan dan Ketertiban
2. Pemantauan kinerja BUJP. SPV Keamanan dan Ketertiban
3. Pelaksanaan inspeksi alat dan Satuan pengamanan (Satpam)
tempat kerja.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN KINERJA PENGAMANAN
URAIAN PROSEDUR
1. PemantauanKinerjaPengamanan
1. SPV Keamanan dan Ketertiban melakukan Identifikasi parameter kinerja keamanan yang meliputi : ancaman, hasil
kajian risikopengamanan, persyaratan peraturan perundangan, sasarana pengamanan, dan kompetensi personil
keamanan.
2. SPV Keamanan dan Ketertiban melakukan pemantauan secara proaktif terhadap frekuensi dan efektifitas
pemantauan keamanan.
3. SPV Keamanan dan Ketertiban melakukan pemantauan secara reaktif terhadap penyelidikan, analisa dan laporan
kejadian keamanan melalui analisis dokumen dan catatan.
4. Hasil dari pemantauan tersebut dicatat pada Formulir Laporan Pemantauan dan Pengukuran Kinerja Keamanan
dan dapat dijadikan sebagai hasil identifikasi dan pengendalian ancaman, standar kompetensi personil dengan
usulan kebutuhan pelatihannya.
5. Apabila terjadi ketidaksesuaian, SPV Keamanan dan Ketertiban segera mengusulkan kepada manajemen untuk
dilakukan tindakan perbaikan sesuai Prosedur Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian.
6. Laporan hasil pemantauan disimpan oleh SPV Keamanan dan Ketertiban.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN KINERJA PENGAMANAN
1. SPV Keamanan dan Ketertiban melakukan penilaian terhadap kinerja BUJP menggunakan Formulir Pengukuran Kinerja
Mitra kerja.
2. SPV Keamanan dan Ketertiban melakukan evaluasi peralatan keamanan yang dimiliki menggunakan Formulir Checklist
Inspeksi Peralatan Keamanan yang mencakup kondisi dan jadwal kalibrasi / penggantian komponen.
3. Satpam melakukan inspeksi tempat kerja secara berkala dengan menggunakan Formulir ChecklistI nspeksi Tempat Kerja
pada setiap pelaksanaan kegiatan patroli.
4. Laporan hasil inspeksi dan pengukuran disimpan oleh SPV Keamanan dan Ketertiban untuk kemudian di analisis sesuai
dengan Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data.
5. Setiap laporan ketidaksesuaian dilaporkan kepada SPV Keamanan dan Ketertiban kemudian diteruskan kepada manajemen
untuk dilakukan tindakan perbaikan sesuai Prosedur Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN KINERJA PENGAMANAN
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN
PENCEGAHAN KETIDAKSESUAIAN
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
TUJUAN
Menjamin setiap ketidaksesuaian Sistem Manajemen Pengamanan Non Setifikasi yang terjadi di wilayah kerja PT PLN (Persero)
dapat dilakukan perbaikan secara terkoordinasi, dapat dilakukan pencegahan terulangnya masalah yang sama di waktu
mendatang, serta mencegah potensi ketidaksesuaian yang mungkin terjadi.
RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup aktivitas penanggulangan dan pencegahan terhadap ketidaksesuaian Sistem Manajemen Pengamanan
Non Sertifikasi yang tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan/ditentukan di wilayah kerja PT PLN (Persero)
REFERENSI
3. KeputusanDireksi PT PLN (Persero) No. 300.K/01/DIR/2004 tanggal 31 Desember 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Tatalaksana Surat dan Kearsipan PT PLN (Persero).
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
DEFINISI
1. Ketidaksesuaian adalah suatu kondisi apabila terjadi penyimpangan baik terhadap produk, proses atau Sistem
Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.
2. Tindakan Perbaikan adalah upaya menghilangkan penyebab ketidaksesuaian untuk mencegah terulangnya
ketidaksesuaian tersebut.
3. Tindakan Pencegahan adalah upaya menghilangkan penyebab potensi ketidaksesuaian untuk mencegah terjadinya
suatu ketidaksesuaian.
4. Sistem Manajemen Penghamanan Non Sertifikasi adalah bagian dari seluruh sistem manajemen pengamanan yang
mencakup struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumberdaya untuk
mengembangkan, menerapkan, mencapai, meninjau dan memelihara Komitmen, Kebijakan Manajemen.
6. Pihak eksternal adalah pihak-pihak selain yang disebutkan pada butir 4.5.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
NO KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB
1. VERIFIKASI (PENINJAUAN) SPV KAMTIB KANTOR INDUK
PERMASALAHAN
KETIDAKSESUAIAN, PERBAIKAN,
DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN.
2. PENGESAHAN AF KAMTIB APP
LAPORANKETIDAKSESUAIAN,
PERBAIKAN, DAN TINDAKAN
PENCEGAHAN.
3. PEMANTAUAN PENERAPAN AF KAMTIB APP
PERBAIKAN DAN TINDAKAN
PENCEGAHAN.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
URAIAN PROSEDUR
1. PelaporanKetidaksesuaian
1. Setiap pegawai PT PLN (Persero) dapat memberikan usulan atau inisiatif ketidaksesuaian/masalah yang timbul atas
dasar keluhan pihak internal maupun eksternal terkait dengan sistem pengamanan di wilayah kerja PT PLN (Persero)
sesuai dengan Prosedur Konsultasi, Komunikasi, dan Partisipasi.
2. Usulan atau inisiatif ketidaksesuaian / masalah terkait dengan pengamanan dilaporkan kepada AF Kamtib Unit
3. AF Kamtib Keamanan dan Ketertiban mencatat usulan atau inisiatif ketidaksesuaian / masalah tersebut untuk
ditindaklanjuti.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
Perbaikan Ketidaksesuaian
Identifikasi Masalah
1. SPV Keamanan dan Ketertiban melaporkan setiap usulan / inisiatif tindakan perbaikan / pencegahan
terhadap masalah yang berhubungan dengan proses internal untuk ditindaklanjuti dan dibahas oleh DM
Fasum. Setiap usulan / inisiatif tindakan perbaikan / pencegahan terhadap masalah yang berhubungan
dengan pihak luar akan ditindak lanjuti dan apabila diperlukan akan dibahas dengan pihak yang terkait.
2. Masalah yang terkait dengan mitra kerja outsourcing dapat diidentifikasi dari proses evaluasi mitra kerja
yang mengacu pada SK Direksi PT PLN (Persero) No.500.K/DIR/2013 tentang Penyerahan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain di PT PLN (Persero) dan SK Direksi PT PLN (Persero)
No.050.K/DIR/2014 tentang perubahan atas keputusan direksi PT PLN (Persero) No.500.K/DIR/2013
tentang Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain di PT PLN (Persero)
3. Masalah yang terkait dengan lingkungan sekitar kantor dapat diidentifikasi, dikoordinasikan, dan
dievaluasi dengan melibatkan program CSR.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
Tinjauan dan Analisis Penyebab Masalah
1. Usulan atau inisiatif yang telah disetujui oleh DM Administrasi Umum dan Fasilitas akan diteruskan kepada
bidang terkait. Satu salinan dari Pelaporan, Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian yang telah
disetujuiakan diarsip dan dipelihara oleh Pengendali Dokumen.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
Analisis Penyebab Masalah
1. Bidang yang bersangkutan harus menganalisis penyebab potensial guna menetapkan tindakan
perbaikan yang harus diambil dan bila diperlukan pembahasan tersebut dilakukan bersama
dengan bidang lain yang terkait.
2. Hasil pembahasan mengenai penyebab masalah akan dicantumkan pada Formulir Pelaporan,
Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
Tindakan Perbaikan
1. Tindakan perbaikan dilakukan oleh bidang yang bersangkutan sesuai permasalahan alternatif
penyelesaian yang dipilih dengan mencantumkan penanggung jawab dan target waktu
penyelesaian.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
TindakanPencegahan
1. Tindakan pencegahan dapat ditetapkan setelah penyebab potensial terjadinya masalah teridentifikasi
dengan jelas dan dapat dilakukan melalui perencanaan-perencanaan perbaikan.
2. Bidang yang bersangkutan harus menetapkan tindakan yang perlu diambil guna mencegah
terulangnya masalah yang sama.
3. Tindakan pencegahan dapat juga diambil berdasarkan hasil statistik yang menunjukkan adanya suatu
kecenderungan yang menunjukkan potensi suatu masalah. Penetapan tindakan pencegahan harus
berdasarkan pada tingkat potensi permasalahan.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
Monitoring
1. Bidang terkait mencatat semua tindakan perbaikan dan pencegahan pada Formulir Pelaporan,
Perbaikan, dan Pencegahan Ketidaksesuaian.
2. DM. Fasum dan/atau SPV Keamanan dan Ketertiban memantau penerapan tindakan perbaikan dan
pencegahan yang direncanakan dan memastikan bahwa tindakan tersebut telah efektif dan
menyelesaikan masalah.
3. DM. Fasum dan/atau SPV Keamanan dan Ketertiban melaporkan hasil penerapan tindakan perbaikan
dan pencegahan kepada General Manager pada saat tinjauan manajemen dilakukan.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PELAPORAN, PERBAIKAN, DAN PENCEGAHAN
KETIDAKSESUAIAN
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
PROSEDUR
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
TUJUAN
Memberikan panduan operasional pengelolaan data hasil pekerjaan, penanggung jawab masing-masing proses dalam
pengendalian data hasil pekerjaan, serta analisis data yang berkaitan dengan kegiatan Sistem Manajemen Pengamanan Non
Sertifikasi untuk evaluasi hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua jenis data yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi di wialyah
kerja di PT PLN (Persero)
REFERENSI
3.3 SK DIR No.477/K/DIR/2012 Tanggal 25 September 2012 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
DEFINISI
1. Data adalah semua sumber yang dapat dijadikan
sebagai informasi.
2. Pengumpulan data adalah proses mengumpulkan
semua data termasuk dokumen yang
memberikan/melengkapi bukti objektif dari aktivitas
yang dilaksanakan atau hasil yang telah dicapai.
3. Analisis data adalah proses evaluasi dari tindak lanjut
setelah mengumpulkan data untuk mendapatkan
informasi.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
URAIAN PROSEDUR
1. Pengumpulan Data
2. Data yang dimaksud dapat bersumber dari masyarakat, kepolisian, hasil observasi, rekaman, dan lain sebagainya.
3. Semua data baik hardcopy maupun softcopy dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan dari setiap bidang.
4. Penyimpanan dan pengaturan data mengikuti aturan di Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman.
Analisis Data
1. Identifikasi semua kumpulan data hasil pekerjaan yang berkaitan dengan PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
TUJUAN
Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan Audit Internal untuk memastikan bahwa Sistem Manajemen Pengamanan Non
Sertifikasi di wilayah kerja PT PLN (Persero) telah diterapkan secara efektif dan efisien dalam rangka perbaikan Sistem
Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi yang berkelanjutan.
RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk pelaksanaan Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi di wilayah Kerja PT PLN (Persero)
REFERENSI
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
DEFINISI
1. Audit Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi adalah pengujian sistematis untuk menentukan
apakah aktivitas Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi dan hasilnya memenuhi pengaturan
yang direncanakan serta telah diimplementasikan dengan efektif dan efisien.
2. Audit Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi adalah seseorang yang berkualifikasi dan telah
mengikuti pelatihan Audit Internal Sistem Manajemen Pengamanan dan/atau memahami tentang Sistem
Manajemen Pengamanan, mengetahui organisasi dan proses kerja di perusahaan secara umum, serta
ditunjuk untuk melakukan audit Sistem Manajemen Pengamanan Non Sertifikasi.
3. Ketua Auditor adalah auditor yang ditugasi untuk memimpin dan melaksanakan aktivitas audit.
4. Auditee adalah staff/manajemen yang diaudit dan bertanggung jawab terhadap tindakan perbaikan yang
harus dilaksanakan.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
5. Ketidaksesuaian (Non Conformity/NC) adalah tidak dipenuhinya suatu persyaratan atau ketentuan yang ditetapkan;
6. Kesesuaian (Conformity) adalah terpenuhinya suatu persyaratan atau ketentuan yang ditetapkan;
7. Temuan Observasi/OB dalam Audit Internal adalah jenis temuan Audit hasil pengamatan yang diklasifikasikan sebagai temuan
yang tidak bisa dijadikan masukan kedalam kategori ketidaksesuaian, jenis temuan yang tidak melanggar dokumentasi sistem
manajemen yang telah ditetapkan dan dapat disarankan untuk peningkatan.
9. Tindakan perbaikan adalah tindakan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan atau situasi yang tidak
dikehendaki.
11. Checklist adalah daftar item yang harus dijadikan acuan untuk membantu pelaksanaan Audit Internal.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
URAIAN PROSEDUR
1. Persyaratan Auditor
a. Anggota Tim Audit sudah mengikuti pelatihan auditor internal minimal 24 jam pelajaran dan/atau telah memahami
tentang audit Sistem Manajemen Pengamanan.
b. Tim Auditor diusulkan oleh Manajer APP sesuai wilayah kerjanya kepada General Manager dengan surat
penunjukkan dari General Manager.
2. Program Audit
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
Tim audit internal membuat surat ke pihak yang relevan yang akan diaudit dengan formulir Surat
Pemberitahuan dan Konfirmasi Audit dengan dilampiri Jadwal Pelaksanaan Audit sesuai Formulir
Jadwal Audit Internal;
Tim audit internal melakukan koordinasi dan menjadwalkan audit dan kegiatan lain yang relevan
dengan program audit.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
Pelaksanaan Audit
1. Persiapan
b. Teknik audit;
1. Audit dilaksanakan oleh tim auditor internal sekurang-kurangnya berjumlah 3 orang, yang dipimpin oleh Ketua Tim
Audit.
2. Setiap pelaksanaan audit dimulai dengan opening meeting dengan auditee. Ketua Tim Audit akan menjelaskan ruang
lingkup audit, rencana audit, standar maupun cara audit.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
3. Dalam pelaksanaan audit, auditor harus mengikuti kode etik sebagai berikut:
a. Sikap etis Memiliki kepercayaan, integritas, kerahasiaan, dan kebijaksanaan dalam melakukan audit.
f. Melakukan metode pendekatan rasional untuk mencapai kesimpulan audit yang terpercaya dan melakukan proses
audit yang sistematis sehingga mampu ditelusur ulang.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
Pelaksanaan
1. Acara Pembukaan
Ketua Audit memperkenalkan Tim Audit kepada auditee, kemudian menjelaskan tentang metode dan prosedur audit serta tujuan
dan lingkup audit. Diupayakan General Manager / Kepala Kesatuan dapat hadir, termasuk untuk acara penutupan.
c. Bukti-bukti yang terkumpul diuji, ditinjau dan dievaluasi secara hati-hati lalu dituangkan didalam kolom ‘pemenuhan kriteria’
pada check list:
d. Pelaksanaan Audit pada masing-masing Fungsi/Bidang atau ruang lingkup yang diaudit dipantau dalam Formulir Laporan
Status Pelaksanaan Audit
3. Tinjauan Observasi
Tim Auditor melakukan ‘observasi’ terhadap bukti-bukti yang telah diidentifikasi selama audit, untuk didiskusikan dan dievaluasi lagi
dalam pembahasan atau rapat Tim audit dan ditinjau tindak lanjut dari tindakan penanggulangan dan atau pencegahan dari LKS-
PTK sebelumnya. Bukti-bukti hasil Observasi dicatat dan didokumentasikan dengan formulir Laporan Hasil Observasi.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
1. Ketidaksesuaian
i. Kurangnya penjadwalan.
j. Kurangnya pelatihan.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
Ketidaksesuaian dan temuan audit didokumentasikan dalam Formulir Lembar Ketidaksesuaian dan
Permohonan Tindakan Koreksi/LKS-PTK Jika diperlukan, dipantau proses tindakan koreksi, dan
didokumentasikan melalui Formulir Status Pelaksanaan Audit, pastikan adanya tanda tangan Auditee pada
Formulir LKS-PTK dan tinggalkan satu salinan LKS-PTK tersebut.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
Acara Penutupan
Ketua Auditor menyampaikan hasil audit sehingga auditee memahami dan mencapai
kesepakatan serta jika diperlukan tindakan koreksi, dapat segera melaksanakan
tindakan koreksi. Kemudian menginformasikan kepada auditee rencana tanggal
penerbitan laporan audit selama 2 (dua) hari kerja berikutnya.
Mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan bantuan yang diberikan.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
Pelaporan Audit
1. Tim audit internal membuat laporan hasil audit berdasarkan temuan audit yang dicatat dalam Formulir Laporan Audit.
2. Ketua tim audit internal menyerahkan laporan hasil audit internal kepada MAPP sesuai wilayah kerjanya paling lambat
2 hari setelah pelaksanaan audit untuk selanjutnya dipergunakan sebagai bahan dalam tinjauan manajemen.
a. Kondisi di lapangan.
b. Temuan ketidaksesuaian.
c. Rekomendasi.
d. Semua ketidaksesuaian akan didiskusikan dengan auditee dan dituliskan dalam Formulir Lembar Ketidaksesuaian dan
Permohonan Tindakan Koreksi/LKS-PTK .
Pada saat closing meeting Ketua Tim Audit menjelaskan setiap temuan/ketidaksesuaian serta secara resmi menyerahkan
salinan laporan audit yang dicatat dan didokumentasikan dan dilampir Rincian Laporan Audit disertakan Rekap hasil
Penilaian Audit kepada auditee, sedangkan yang asli diserahkan kepada Ketua Tim Audit.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
a. Rencana audit
b. Laporan audit
c. Laporan ketidaksesuaian.
2. Seluruh rekaman audit internal disimpan dan dipelihara oleh Pengendali Dokumen sesuai dengan
Prosedur Pengendalian Dokumen dan Rekaman.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
www.pln.co.id |
PROSEDUR
AUDIT INTERNAL
www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN
TUJUAN
Memberikan tuntunan kepada manajemen dalam melaksanakan Rapat Tinjauan Manajemen Sistem Manajemen Pengamanan di
wilayah kerja PT PLN (Persero) secara berkala, yang meliputi kecukupan (memadai), kecocokan, dan keefektifannya secara
berkesinambungan dalam hubungannya dengan Kebijakan Sistem Manajemen Pengamanan, Sasaran dan Program Manajemen
Sistem Manajemen Pengamanan .
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk Tinjauan Manajemen SMP Non Sertifikasi yang dilaksanakan oleh manajemen PT PLN (Persero)
3. REFERENSI
www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN
DEFINISI
Tinjauan Manajemen adalah evaluasi formal yang dilakukan oleh manajemen terhadap status dan
memadainya sistem dalam hubungannya dengan kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan
dalam menghadapi perkembangan keamanan.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN
N
o Kegiatan Penanggung Jawab
.
1 Identifikasi kebutuhan rapat tinjauan OF Kamtib KI dan AF
. manajemen. Kamtib APP
2 Pelaksanaan rapat tinjauan General Manager, MAPP
. manajemen.
3 Dokumentasi hasil rapat tinjauan OF Kamtib KI dan AF
. manajemen. Kamtib APP
4 Tindak Lanjut hasil rapat tinjauan MAPP, DM Fasum / SPV
. manajemen. Kamtib
5 Pemantauan hasil rapat tinjauan MAPP dan Tim SMP NS
. manajemen.
6 Penyimpanan hasil dokumentasi Pengendali Dokumen
rapat tinjauan manajemen.
.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN
URAIAN PROSEDUR
1. Tim SMP Non Sertifikasi melakukan persiapan materi pembahasan pertemuan Tinjauan Manajemen. Meliputi hal-
hal yang menyangkut :
1. Tim SMP Non Sertifikasi mengajukan usulan kepada Manajer untuk mengadakan pertemuan Tinjauan
Manajemen serta topik yang akan dibahas
2. Pertemuan Tinjauan Manajemen dapat dilakukan secara berkala atau secara insidentil.
a. Adanya temuan ketidaksesuaian yang memerlukan tindakan perbaikan dalam waktu singkat.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN
1. Tim SMP Non Sertifikasi menentukan dan menyusun bahan-bahan yang akan dijadikan agenda
pada pertemuan Tinjauan Manajemen.
2. Tim SMP Non Sertifikasi menyusun bahan-bahan agenda pertemuan dan menentukan pejabat
pertemuan Tinjauan Manajemen yang diundang, disesuaikan dengan topik.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN
1. Pertemuan Tinjauan Manajemen dilaksanakan jika bagian yang terlibat langsung sudah hadir atau 1/2 dari undangan sudah
hadir. Jika peserta berhalangan, maka dapat menunjuk pejabat lain sebagai wakilnya.
2. Jika jumlah peserta sudah memenuhi ketentuan pada butir 6.4.1, Sekretaris SMP mengedarkan Formulir Daftar Hadir.
3. Pertemuan Tinjauan Manajemen dipimpin oleh Manajer atau perwakilan yang ditunjuk oleh Manajer.
4. Tim SMP Non Sertifikasi memastikan bahwa pertemuan membahas bahan-bahan yang telah dipersiapkan sesuai dengan
agenda Rapat Tinjauan Manajemen.
5. Peserta rapat menetapkan rencana tindakan yang akan diambil, penanggung jawab, dan target penyelesaian atas setiap
masalah dan potensi masalah yang ada.
6. Pengambilan keputusan pada pertemuan Tinjauan Manajemen diusahakan secara aklamasi. Jika tidak memungkinkan, maka
keputusan diambil berdasarkan musyawarah atau suara terbanyak.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN
7. Hasil Tinjauan Manajemen mencakup keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan:
Sumber Daya.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN
1. Tim SMP Non Sertifikasi menyusun risalah pertemuan dengan menggunakan Formulir Risalah
Rapat Tinjauan Manajemen SMP Non Sertifikasi.
2. Tim SMP Non Sertifikasi mendistribusikan risalah pertemuan kepada seluruh peserta dan pihak
terkait lainnya.
3. Pengendali dokumen menyimpan dan memelihara seluruh rekaman kaji ulang manajemen yang
mencakup materi yang dibahas, daftar hadir, risalah rapat, dan lain-lain.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN
Pelaksanaan Perbaikan
1. Para pejabat terkait/penanggung jawab melakukan tindakan perbaikan dengan mengacu kepada
risalah hasil rapat.
2. Tim SMP Non Sertifikasi memantau tindak lanjut hasil rapat tinjauan manajemen dan melaporkan
kepada Manajer sesuai tingkat kemajuan/penyelesaian kegiatannya dan dicatat dalam Formulir
Pemantauan Pelaksaan Hasil Rapat Tinjauan Manajemen
www.pln.co.id |
PROSEDUR
TINJAUAN MANAJEMEN
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN
TAMU
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU
TUJUAN
Prosedur Penerimaan dan Pengendalian Tamu ini dibuat sebagai pedoman pelaksanaan tugas dalam sistem manajeman
pengamanan perusahaan terkait penerimaaan dan pengendalian tamu yang masuk dan keluar di wilayah kerja PT PLN
(Persero)
RUANG LINGKUP
Prosedur Penerimaan dan Pengendalian Tamu ini hanya berlaku untuk penerimaaan dan pengendalian tamu di wilayah kerja PT
PLN (Persero)
REFERENSI
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU
1. DEFINISI
1. TAMU adalah orang selain pegawai PT PLN (Persero) yang masuk dan keluar baik seorang (sendiri) atau
lebih diwilayah kerja PT PLN (Persero)
3. TAMU VIP adalah Menteri, atau jabatan lain setaranya, Direktur Jendral (Dirjen), Komisaris PLN, Direksi
PLN, KADIV, Pejabat Tripida (Kejaksaan, Kapolres, Komandan Kodim, dan setingkat) atau tamu atas
undangan/koordinasi dengan General Manager yang telah diinformasikan dan dapat dikatagorikan sebagai
tamu VIP;
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU
4. DAERAH TERTUTUP adalah ruang/area tertutup yang dibatasi rambu-rambu, pagar yang tidak boleh dimasuki oleh
siapapun kecuali mereka yang karena tugas dan jabatannya harus berada didalamnya dan orang-orang tertentu yang
telah mendapatkan ijin dari pimpinan atau pejabat yang berwenang karena area tersebut terdapat aset organisasi yang
sangat penting dan beresiko tinggi yang apabila terjadi gangguan padanya dapat berakibat fatal/menghentikan proses
bisnis sehingga area tersebut diperlukan pengamanan yang sangat ketat yang dalam pengawasannya harus diawasi,
dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi tamu yang memasuki area tersebut wajib menggunakan ID-
Card warna merah, ijin masuk resmi, dan memakai Alat Pelindung Diri dan dengan pengawalan/pendampingan sesuai
SOP yang berlaku.
5. DAERAH TERLARANG adalah ruang/area terlarang yang dibatasi rambu-rambu, pagar yang tidak boleh dimasuki oleh
siapapun kecuali mereka yang karena tugas dan jabatannya harus berada didalamnya dan orang-orang tertentu yang
telah mendapatkan ijin dari pimpinan atau pejabat yang berwenang karena area tersebut terdapat aset organisasi yang
sangat penting dan beresiko tinggi yang apabila terjadi gangguan padanya dapat berakibat terganggunya proses
bisnis organisasi sehingga area tersebut diperlukan pengamanan yang sangat ketat yang dalam pengawasannya harus
diawasi, dipagari, dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi tamu yang memasuki area tersebut wajib
menggunakan ID-Card warna biru, ijin masuk resmi, dan memakai Alat Pelindung Diri dan dengan
pengawalan/pendampingan sesuai SOP yang berlaku.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU
6. DAERAH TERBATAS adalah daerah/area terbatas yang dibatasi pagar dan rambu-rambu didalamnya
terdapat operasional organisasi, bila terjadi gangguan padanya dapat menggangu kegiatan
operasional. Area tersebut diperlukan pengamanan yang dalam pengawasannya harus diawasi, dipagari,
dipantau, dan dikendalikan secara konsisten. Bagi tamu yang memasuki area tersebut wajib
menggunakan ID-Card warna kuning, ijin masuk resmi, dan mentaati SOP yang berlaku.
7. DAERAH BEBAS TERBATAS adalah area di luar sekitar pagar/tembok pengaman yang bisa dikunjungi
oleh semua orang, namun kegiatan dan keberadaannya dimonitor oleh Satpam;
8. KARTU DAERAH TERTUTUP adalah KARTU BERWARNA MERAH yang diberikan kepada
tamu/pengunjung yang datang di PT PLN (Persero) pada AREA DAERAH TERTUTUP;
9. KARTU DAERAH TERLARANG adalah KARTU BERWARNA BIRU yang diberikan kepada
tamu/pengunjung yang datang di PT PLN (Persero) pada AREA DAERAH TERLARANG;
10. KARTU DAERAH TERBATAS adalah KARTU BERWARNA KUNING yang diberikan kepada
tamu/pengunjung yang datang di PT PLN (Persero) pada AREA DAERAH TERBATAS;
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU
11. KARYAWAN OUTSOURCING adalah Karyawan dari MITRA KERJA PT PLN (Persero)
14. MITRA KERJA (VENDOR/REKANAN, DAN INSTITUSI LAINNYA) adalah seorang atau lebih
yang berasal dari institusi diluar PT PLN (Persero) yang melaksanakan kontrak kerjasama
dengan PT PLN (Persero)
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU
15. TAMU MASYARAKAT UMUM antara lain : Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Organisasi Massa (ORMAS), Organisasi Pemuda, Organisasi Olah Raga, Karang
Taruna dan atau Organisasi lainnya yang datang ke wilayah kerja PT PLN (Persero)
16.TAMU PELAJAR adalah tamu seorang atau lebih yang datang ke wilayah kerja PT PLN (Persero) karena
sedang melaksanakan Praktek Kerja;
17.TAMU ROMBONGAN adalah tamu yang datang dari pihak eksternal atau institusi diluar PT PLN (Persero)
yang melakukan kunjungan berdasarkan Surat Ijin Kunjungan yang datang lebih dari 5 orang;
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU
URAIAN PROSEDUR
1. Penerimaan dan Pengendalian TAMU VVIP dilaksanakan oleh Paspampres berkoordinasi dengan Keamanan
Internal (Manajer Bidang KSA, MAPP Sesuai wilayah kerjanya);
2. Penerimaan dan Pengendalian TAMU VIP dilaksanakan setelah dilakukan koordinasi antara perwakilan dari TAMU
VIP dengan PEJABAT/ PETUGAS terkait sesuai Prosedur Penerimaan dan Pengendalian Tamu VIP ;
3. Pemeriksaan terhadap TAMU sesuai Instruksi Kerja Pemeriksaan Tamu dan dicatat pada Formulir Agenda
Kunjungan Tamu;
2. TAMU yang akan masuk DAERAH TERTUTUP, DAERAH TERLARANG dan DAERAH TERBATAS wajib
menunjukkan IDENTITAS dan menukar dengan DAERAH TERTUTUP, DAERAH TERLARANG dan DAERAH
TERBATAS serta mematuhi Prosedur / IK Penerimaan dan Pengendalian Tamu DAERAH TERTUTUP, DAERAH
TERLARANG dan DAERAH TERBATAS;
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU
Pengendalian daerah Tertutup, Terlarang dan Terbatas diatur dan dilaksanakan sesuai Prosedur
Pengendalian Tamu Daerah Tertutup, Terlarang, Terbatas dan Instruksi Kerja Pemeriksaan Tamu Daerah
Tertutup, Terlarang, Terbatas; dicatat pada Formulir Permohonan Izin Masuk Daerah Tertutup, Terlarang,
Terbatas pada Formulir Kunjungan Tamu Daerah Tertutup, Terlarang, Terbatas.
Bagi pegawai PT PLN (Persero) yang melakukan tugas diwilayah kerja PT PLN (Persero) yang masuk
DAERAH TERTUTUP/ DAERAH TERLARANG wajib menggunakan ID Card Pegawai dan diberi kartu
DAERAH TERTUTUP/ DAERAH TERLARANG serta mematuhi Prosedur / IK Penerimaan dan Pengendalian
Tamu DAERAH TERTUTUP dan DAERAH TERLARANG.
www.pln.co.id |
PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGENDALIAN TAMU
www.pln.co.id |