Sumber : https://www.liputan6.com/news/read/5133751/bareskrim-bongkar-sindikat-
pemalsuan-website-formula-e-3-orang-jadi-tersangka
Pemalsuan Website
UU Terkait
Data Forgery
UU ITE Pasal 35
"Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap
seolah‐olah data yang otentik."
UU ITE Pasal 49
"Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)”.
Pasal 406 KUHP
dapat dikenakan pada kasus deface atau hacking yang membuat sistem milik
orang lain.
Kesimpulan
Kejahatan cyber memiliki dampak yang serius terhadap individu, organisasi, dan masyarakat. Data
forgery atau pemalsuan data dapat mengakibatkan kerugian finansial, pencurian identitas, atau
penyalahgunaan informasi pribadi. Sementara itu, penyebaran virus dan malware dapat
mengganggu operasional sistem komputer dan mengakibatkan kehilangan data yang berharga. Oleh
karena itu, kesadaran akan ancaman ini menjadi penting bagi semua pihak.
Pemerintah dan penegak hukum lainnya memiliki peran yang krusial dalam mengatasi kejahatan
cyber. Dengan adanya Undang-Undang ITE dan KUHP, pemerintah memiliki landasan hukum yang
kuat untuk menindak para pelaku kejahatan cybercrime. Hukuman yang diberikan kepada pelaku
dapat menjadi efek jera dan memberikan perlindungan kepada korban. Selain itu, penegakan
hukum yang efektif juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan dunia
digital.
Namun, upaya pencegahan juga menjadi kunci dalam mengatasi kejahatan cyber. Individu,
organisasi, dan masyarakat harus meningkatkan kesadaran tentang ancaman kejahatan cyber dan
langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi data pribadi dan informasi sensitif.
Terimakasih