Anda di halaman 1dari 19

HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU

TENTANG ANTROPOMETRI DALAM


MENEGAKKAN DIAGNOSA STUNTING PADA
BALITA DI KECAMATAN WAJAK
Oleh :
Kelompok PKM Wajak

Pembimbing Lapangan:
dr. Widya Damayanti

Dosen Pembimbing :
dr.Hj.Farida Rusnianah,MARS
Pendahuluan

• Stunting atau malnutrisi kronik merupakan bentuk lain dari


kegagalan pertumbuhan
• Menurut Riskesdas 2010prevalensi stunting balita di
Indonesia mencapai 35,7%.
• Menurut survey pemantauan status gizi 2013 prevalensi
stunting pada balita di Kecamatan Wajak mencapai 31,7%
• Penegakan diagnosa stunting disesuaikan dengan patokan
WHO yakni TB/U
• Pemeriksaan antropometri dapat berperan penting dalam
upaya dalam menentukan diagnosa stunting
• Di dalam pelaksanaan ini dilakukan oleh tenaga kesehatan
dan masyarakat yang sudah diberikan pembekalan.
Rumusan Masalah

Apakah Pengetahuan Kader Posyandu Tentang


Antropometri Mempunyai hubungan Dalam
Menegakan Diagnosa Stunting Pada Balita Di
Kecamatan Wajak?
Kerangka Konsep
Pengetahuan Kader
Posyandu tentang
antropometri

Berat Badan Tipe Panjang/ Tinggi Lingkar Lengan Atas


Usia kategori Usia:
Timbangan:Salter BadanAlat (LLA)Sebagai alternatif
0 - <6 bulan6 - <12 spring balance Ukur:Baby length bila tidak memungkinkan
bulan12 - <24 bulan board:Vertical
Bathroom scale measures mengukur BB dan TB
24 - <59 bulan
(microtoise):

Pengukuran antropometri
oleh Kader pada Balita
Kesalahan Pengukuran
Menilai kecukupan
gizi dan
pertumbuhan balita
Analisis dan asumsi yang
Nilai skor-Z atau SD keliru

Berat Badan Tinggi Badan Berat Badan


terhadap Umur terhadap Umur terhadap Tinggi
Badan (BB-TB)
(BB-U) (TB-U)
(TB-U)
Normal Pendek Jangkung

(Stunting)
Presisi, akurasi, dan
validitas data yang tidak
Angka kejadian stunting pada tepat
Balita yang tinggi

Di Kecamatan Wajak
Kerangka penelitian
Kader posyandu (populasi
sasaran)

Kader posyandu di puskesmas Wajak

(populasi sumber)

Sampling

Cluster random sampling

Desain penelitian

Analitik dengan pendekatan cross


sectional

Variabel Bebas: Variabel Terikat:

Pengetahuan kader posyandu tentang Penegakan Diagnosa Stunting Pada


antropometri Balita

Pengumpulan data Pengumpulan data

Kuesioner Kuesioner

Analisa data Penarikan


Kesimpulan
Hipotesis

• H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan


kader posyandu tentang antropometri dalam
menegakkan diagnosa stunting pada balita di
Kecamatan Wajak.
• H1 : Ada hubungan antara pengetahuan kader
posyandu tentang antropometri dalam
menegakkan diagnosa stunting pada balita di
Kecamatan Wajak.
Metode Penelitian

• Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
analitik dengan pendekatan cross sectional
• Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada November 2014
bertempat di Wilayah Kerja Puskesmas Wajak
Kabupaten Malang
• Sample dan sampling
– 183 responden
– Cluster random sampling
Hasil Penelitian
Pengetahuan Kader Tentang Stunting dan
Kemampuan Penegakkan Diagnosa Stunting

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Crosstab Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 70.986a 9 .000
Kemampuan Penegakkan diagnosa stunting
Likelihood Ratio 69.612 9 .000
Tidak baik Kurang Cukup Baik Total
Pengetahuan Tidak baik Count 89 11 7 0 107 Linear-by-Linear
45.337 1 .000
Kader Tentang % of Total
Association
47.6% 5.9% 3.7% .0% 57.2%
Stunting Kurang Count N of Valid Cases 187
10 5 1 0 16
% of Total 5.3% 2.7% .5% .0% 8.6% a. 7 cells (43.8%) have expected count less than 5. The
Cukup Count 6 21 10 0 37 minimum expected count is .09.
% of Total 3.2% 11.2% 5.3% .0% 19.8%
Baik Count 10 7 9 1 27
% of Total 5.3% 3.7% 4.8% .5% 14.4%
Total Count 115 44 27 1 187
% of Total 61.5% 23.5% 14.4% .5% 100.0%

Symmetric Measures

Asymp.
a b
Value Std. Error Approx. T Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .494 .067 7.722 .000c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .513 .065 8.124 .000c
N of Valid Cases 187
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Pembahasan

• Hasil statistik menunjukkan adanya signifikan


sebesar 0,000 (Chi square) & 0,000
(spearman)(p<0,05)
• Faktor-faktor yang mepengaruhi adalah usia,
lama kerja, pendidikan, pelatihan
• Dari data kuisioner pengetahuan ttg stunting
yg tidak dimengerti adalah Z-Score dan batas
usia penegakan
Pengetahuan Umum Tentang Tumbuh
Kembang dan Kemampuan Penegakkan
diagnosa stunting
Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Crosstab Value df (2-sided)
Kemampuan Penegakkan diagnosa stunting Pearson Chi-Square 20.572a 9 .015
Tidak baik Kurang Cukup Baik Total Likelihood Ratio 22.837 9 .007
Pengetahuan Tidak baik Count 19 5 1 0 25
Umum Tentang % of Total 10.2% 2.7% .5% .0% 13.4% Linear-by-Linear
Tumbuh Kembang 10.662 1 .001
Kurang Count 19 5 2 0 26 Association
% of Total 10.2% 2.7% 1.1% .0% 13.9% N of Valid Cases 187
Cukup Count 28 15 1 0 44
% of Total 15.0% 8.0% .5% .0% 23.5% a. 6 cells (37.5%) have expected count less than 5. The
Baik Count 49 19 23 1 92 minimum expected count is .13.
% of Total 26.2% 10.2% 12.3% .5% 49.2%
Total Count 115 44 27 1 187
% of Total 61.5% 23.5% 14.4% .5% 100.0%

Symmetric Measures

Asymp.
a b
Value Std. Error Approx. T Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .239 .062 3.354 .001c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .229 .068 3.196 .002c
N of Valid Cases 187
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Pembahasan

• Hasil statistik menunjukkan adanya signifikan


sebesar 0,015 (chi square)& 0,002
(spearman)(p<0,05)
• Faktor-faktor yang mepengaruhi adalah tingkat
pendidikan, bekerja di luar, hingga informasi yang
didapat tentang tumbuh kembang sedikit
• Dari data kuisioner yang paling banyak tidak
diketahui kader adalah mengenai setiap kali
datang ke posyandu harus membawa buku KIA
dan point tentang pengetahuan tumbuh
kembang sampai anak usia 3 thn.
Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Antropometri Dalam
Menegakkan Diagnosa Stunting dan Kemampuan
Penegakkan diagnosa stunting
Crosstab Chi-Square Tests
Kemampuan Penegakkan diagnosa stunting
Asymp. Sig.
Tidak baik Kurang Cukup Baik Total
Pengetahuan Kader Tidak baik Count
Value df (2-sided)
26 7 1 0 34
Posyandu Tentang Pearson Chi-Square 37.486a 9 .000
% of Total 13.9% 3.7% .5% .0% 18.2%
Antropometri Dalam Kurang Count 19 3 1 0 23
Likelihood Ratio 37.724 9 .000
Menegakkan Linear-by-Linear
% of Total 10.2% 1.6% .5% .0% 12.3% 24.745 1 .000
Diagnosa Stunting
Cukup Count 49 15 5 0 69 Association
% of Total 26.2% 8.0% 2.7% .0% 36.9% N of Valid Cases 187
Baik Count 21 19 20 1 61 a. 6 cells (37.5%) have expected count less than 5. The
% of Total 11.2% 10.2% 10.7% .5% 32.6% minimum expected count is .12.
Total Count 115 44 27 1 187
% of Total 61.5% 23.5% 14.4% .5% 100.0%

Symmetric Measures

Asymp.
a b
Value Std. Error Approx. T Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R .365 .058 5.328 .000c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .392 .065 5.794 .000c
N of Valid Cases 187
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Pembahasan

• Hasil statistik menunjukkan adanya signifikan


sebesar 0,015 (chi square)& 0,002
(spearman)(p<0,05)
• Faktor-faktor yang mepengaruhi adalah usia,
pekerjaaan, pendidikan
• Dari data kuisioner kendala utama adalah
tidak tersedianya alat pengukur tinggi badan
sesuai dengan standar WHO
Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan


bahwa:
• Pengetahuan kader di Wajak mengenai Stunting masih tergolong
kurang baik sehingga penegakkan diagnosa Stunting di Wajak masih
kurang baik.
• Pengetahuan umum kader di Wajak mengenai tumbuh kembang
tergolong kurang baik sehingga penegakkan diagnosa Stunting di
Wajak masih kurang baik.
• Pengetahuan kader posyandu tentang antropometri dalam
menegakkan diagnosa stunting tergolong cukup sehingga
kemampuan penegakkan diagnosa stunting masih kurang baik.
• Berdasarkan hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan kader tentang
stunting terhadap kemampuan penegakkan diagnosa stunting,
dengan keeratan hubungan yang tergolong cukup kuat.
Saran

Bagi Puskesmas
• Puskesmas hendaknya lebih aktif memberikan penyuluhan tentang Stunting:
– Pengertian Stunting
– Aktif mencari sasaran yang perlu diberikan penyuluhan tentang stunting.
– Saat posyandu, sasaran wajib membawa Buku KIA. Dan kader posyandu wajib mencatat Z
score sesuai WHO.
• Puskesmas harus mengingatkan dan menginformasikan kembali tugas kader
posyandu sebagai pelaksana dan pengelola posyandu dalam hal:
– Saat kunjungan rumah kader harus melihat dan mengecekapakah ibu sudah melaksanakan
tugas-tugas pokok kaderposyandu.
– Bila menemukan kasus gangguan tumbuh kembang pada balitaharus segera dirujuk kepada
petugas kesehatan/Puskesmas.
• Memberikan pelatihan-pelatihan yang terkait dengan peran kaderposyandu
(pelaksana dan pengelola posyandu) dengan materiterkait, sampai dengan praktik
atau skill dan ada evaluasi pascapelatihan bagi peserta pelatihan secara berkala.
Pertemuanpembinaan dan penyegaran bagi kader supaya
partisipasinyameningkat.
• Bagi Kader Posyandu
– Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan
mengikuti secararutin setiap pertemuan yang diadakan oleh
Puskemas.
• Lebih meningkatkan diri dalam berpartisipasi aktif dalam
program-programposyandu meliputi:
– Kunjungan rumah untuk melihat apakah ibu
sudahmelaksanakan pesan-pesan yang ditulis dalam Buku KIA
– Jika menemuan bayi atau balita dengan gangguan
tumbuhkembang hendaknya segera merujuk kepada petugas
kesehatanatau Puskesmas.
– Melakukan peran sesuai dengan tugasnya yaitu tugas persiapan
padahari sebelum buka Posyandu, tugas pada hari buka
Posyandu dan tugassetelah hari buka Posyandu.
• Dokter Keluarga :
– terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan
kedokteran yanglebih efektif.
– Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan
kedokteran yang lebihefisien.
• Bagi IPTEK Kesehatan Masyarakat
– Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, dapat
disarankan bahwa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai hubungan karakteristik kader posyandu dengan
penegakan diagnosa stunting di wilayah Puskesmas Wajak
untuk mengetahui aspek-aspek dari kader puskesmas yang
memiliki pengaruh terhadap diagnosa stunting.

Anda mungkin juga menyukai