No Nama Peneliti Tujuan Penelitian Sampel Hasil Penelitian Kesimpulan
dan Judul Penelitian
Penelitian 1. Hubungan Anak yang stunting Hasil penelitian stunting dengan perkembangan menyatakan perkembangan motriknya lebih bahwa anak yang motorik dan banyak yang stunting memiliki kognitif anak kurang (22%) jika peluang 11,98 (Annisa dibanding dengan kali lebih besar Rahmidini, 2020) anak yang tidak untuk mempunyai stunting kemampuan motorik dibawah rata-rata 2. Faktor yang Mengetahui Sampel Hasil penelitian terdapat mempengaruhi faktor yang dapat penelitian menunjukkan hubungan yang perkembangan mempengaruhi sebanyak 68 bahwa terdapat signifikan antara motorik pada perkembangan orang hubungan yang stimulasi anak stunting 3-5 motorik halus bermakna antara psikososial, tahun (Elly pada anak stimulasi pengetahuan ibu, Trisnawati, Dedi stunting 3-5 tahun psikososial (p asupan zinc dan Alamsyah, value= 0,020), riwayat BBLR Asriani pengetahuan ibu (p dengan Kurniawati, 2017) value= 0,046, perkembangan asupan zinc (p motorik pada value= 0,019), stunting usia 3-5 riwayat BBLR (p tahun di wilayah value=0,010) kerja puskesmas dengan motorik kedukul kab. halus anak stunting Senggau 3. Hubungan Jumlah sampel Balita stunting Ada hubungan kejadian stunting sebanyak 30 dengan kategori kejadian stunting dengan balita stunting pendek 23 anak dengan perkembangan usia 24-59 (77%) dengan perkembangan anak usia 24-59 bulan perkembangan anak usia 23-59 bulan di desa sesuai 11 anak bulan di desa wangen (36,6%), wangen polanharjo, klaten meragukan 11 anak polanharjo (Anna Uswatun (36,6%) , dan dengan Qoyyimah, Lilik penyimpangan 1 p=0,024(p<0,05) Hartati, Siska anak (0,3%) Amyranda, 2020) 4. Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak usia pra sekolah (Etri Yanti, Nova Fridaini, 2020)
5. Stunting dan Mengetahui Jumlah sampel Sebanyak 32 (32%) ada hubungan
perkembangan hubungan sebanyak 100 balita dengan stunting dengan motorik balita di stunting dengan balita stunting , hasil uji perkembangan wilayah kerja perkembangan korelasi statistik motorik halus dan puskesmas motorik halus dan menujukkan ada motorik kasar kemumu motorik kasar hubungan antara pada balita kabupaten pada balita di stunting dengan Bengkulu utara Wilayah kerja perkembangan (Syami Yulianti Puskesmas motorik halus dan Diyah Tepi Kemumu Kab. (p=0,003) dan R, 2020) Bengkulu Utara motorik kasar (p=0,004) pada balita 6. Perbedaan Bertujuan Jumlah sampel Hasil penelitian Terdapat perkembangan menganalisis sebanyak 130 didapatkan adanya perbedaan motorik balita perbedaan balita perkembangan perkembangan stunting dan perkembangan motorik halus (p- motorik halus dan normal di wilayah motorik antara value=0,000) dan motorik kasar kerja puskesmas balita stunting motorik kasar (p- antara balita pegang baru dengan balita value=0,002) stunting dan normal di wilayah antara balita balita normal di kerja puskesmas stunting dan wilayah kerja pegang baru kab. normal. puskesmas pasaman pegang baru 7. Hubungan Mengetahui Sampel 37 Hasil uji diperoleh Terdapat stunting dengan hubungan anak untuk tiap status gizi stunting hubungan perkembangan stunting dengan kelompok kemungkinan 5,02 stunting dengan motorik kasar dan perkembangan kasus dan kali (IK 95%: 1,47- perkembangan halus anak usia 2- motorik kasar dan kontrol 17,21) mengalami motorik kasar dan 5 tahun di desa halus pada anak suspek gangguan halus pada anak penyirapan, kec. usia 2-5 tahun di perkembangan usia 2-5 tahun Soreang kab. desa penyirapan motorik kasar Bandung (citra kec soreang kab (p=0,013) serta kartika, yani dewi bandung kemungkinan 6,28 suryani, herry kali (IK 95%:1,85- garna, 2020) 21,39 mengalami suspek gangguan perkembangan motorik 8. Perbedaan Terdiri dari 2 Jumlah anak dari 4 tidak terdapat perkembangan kelompok TK di wilayah perbedaan antara anak yang yaitu anak pucang gading perkembangan stunting dan non stunting (39 yang berusia 4-5 yang signifikan stunting (studi anak) dan non- tahun adalah 193 berdasarkan pola kasus di tk stunting (39 asuh (p=0,818), wilayah pucang anak) tingkat kecukupan gading, jawa energy energi tengah, (p=0,431), tingkat Indonesia) kecukupan protein (uswatun (p=0,217), tingkat khasanah, kecukupan kalsium suyanto, siti (p=0,700) Fatimah pradigdo, 2020) 9. Pengaruh status gizi terhadap perkembangan motorik halus pada anak pra sekolah (paud) di desa blaru kec. Badas kab. Kediri (yasita primasari, ita ni’matuzuhroh, devi fitria sandi, 2018)