Anda di halaman 1dari 21

INDUSTRI

PARIWISATA
Term 3
Ekonomi Pariwisata
Pokok Bahasan
Adapun pokok bahasan kita pada pertemuan ini yaitu:

1. Pendahuluan,

2. Sejarah singkat industri pariwisata Indonesia,

3. Produk industri pariwisata,

a. Unsur-unsur industri pariwisata,

b. Fungsi industri pariwisata,

4. Spesifikasi industri pariwisata,

5. Kepemilikan industri pariwisata,

6. Masa depan industri pariwisata.


Ekonomi
Ilmu ekonomi  usaha mencapai kemakmuran  aktifitas ekonomi  konsumsi,
produksi, dan distribusi.

Ekonomi berkaitan dengan peri kehidupan dalam rumah tangga.

Bidang kajiannya menyangkut pengurusan sumber daya material individu,


masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
Pariwisata
Pariwisata sebagai aktifitas rekreasi,
bertujuan untuk melepaskan diri dari
pekerjaan rutin atau mencari suasana baru.

Pariwisata berkembang sejalan dengan


perubahan sosial budaya.

Pembatas:
Terorisme, kekurangan sarana prasarana
infrastruktur dan koneksi lokasi, lain
sebagainya.
Layanan
Transportasi

Skema Food and


Beverage
Lodging
Operation

Pariwisata Industri
Sumber: CNN Indonesia Pariwisata

Toko Retail Aktifitas


Lingkup Industri Pariwisata

01
Daya Tarik Wisata
02 03
Fasilitas Wisata Infrastruktur
Site (alam/buatan yg tidak dapat Fasilitas makan, minum, Merujuk pada fisik fasilitas umum yg
dipindah) & event atraksi (ex: atraksi
penginapan, mandi, ibadah, mendukung aktifitas ekonomi dan
tarian budaya) kehidupan sehari-hari masyarakat
dsb.
setempat.

04
Angkutan
05
Keramahan
Berkaitan dengan akses menuju Sumber:
Syarat wisatawan betah
Yoeti (1985)
lokasi berlama-lama di lokasi wisata
Sejarah Industri
Pariwisata Indonesia
Masa penjajahan  Merdeka
 1969, penerbangan domestik dibuka
untuk wisatawan
 pelaku usaha jasa wisata bermunculan
 pemerintah mengeluarkan regulasi
 UU RI No.10 th 2009.
4 Komponen yg Mewujudkan Produk Pariwisata

Atraksi
Wisatawan
Wisata

Fasilitas di Keterjangkau
lokasi tujuan an menuju
rekreasi wilayah
tujuan at a
i s
et W
rekreasi
k
Sumber : Soekadijo, 1996 Pa
Unsur Industri Pariwisata
Penyelenggaraan
MICE
Penyelenggaraan Kegiatan Jasa Informasi
Hiburan, Rekreasi Pariwisata

Pelayanan Jasa Konsultan


Akomodasi Pariwisata

Jasa Makan & Jasa Pemandu


Minuman Wisata

Jasa Pelayanan
Wisata Wisata Tirta

Jasa Transportasi
Sumber : Soekadijo, 1996 Spa
Wisata
Pelaku Industri Pariwisata

Pelaku Usaha Langsung Pelaku Usaha Tidak Langsung


Langsung berhubungan dengan Ex: brosur paket wisata, cinderamata.
wisatawan.
Ex: makan, minum, tempat menginap,
transportasi, dan atraksi.
Daerah asal wisatawan
1

Daerah tujuan wisata


2

Wilayah Pendorong
munculnya Industri
Pariwisata
Daerah transit wisata
3
Fungsi Industri Pariwisata

1. Menambah devisa,
2. Mengurangi pengangguran,
3. Mempromosikan keindahan, kenyamanan,
keramahtamahan, dan segala sesuatu yang
berbeda dari negara lain.
4. Mendorong neraca perdangangan sehat.
● Adanya kegiatan wisata yang meminta
layanan berkesinambungan dari
perusahaan penyedia,
Syarat yang
● Kebutuhan wisatawan yang beragam, harus dipenuhi
● Ada operasional perusahaan menghasilkan
jasa dan produk untuk memenuhi
sebagai industri
kebutuhan wisatawan, pariwisata
● Adanya kontak sosial.
Spesifikasi Industri Pariwisata
1. Objek wisata tidak dapat dialihkan.
2. Permintaan wisatawan dan penawaran pelaku usaha secara bersamaan.
3. Produk wisata beraneka ragam.
4. Konsumen wisatawan hanya dapat menerima kondisi produk wisata melalui pamflet, brosur, iklan.
5. Usaha industri pariwisata termasuk risiko tinggi.
6. Jadwal atraksi tidak dapat ditunda atau ditahan atau dipercepat.
7. Patokan yang digunakan dalam industri pariwisata hanya berupa kepuasan seorang wisatawan terhadap pelayanan
yang diberikan.
8. Permintaan kunjungan ke lokasi rekreasi meningkat saat musim libur.
9. Ketergantungan pada manusia sebagai pengelolanya.
10. Terbuka menerima perubahhan zaman dan perkembangan teknologi.
11. Persaingan usaha dilakukan dengan cara-cara yang sehat.
12. Keterlibatan stakeholder untuk mendukung industri pariwisata di wilayahnya.
13. Kenyamanan wisatawan merupakan fokus utama

Sumber : Ashoer et al., 2021


Kepemilikan Industri Pariwisata
Perpres no 39 (2014) tentang Daftar Negatif Investasi (DNI) menyatakan bahwa pelaku usaha dari luar negeri
diperbolehkan mempunyai sero perusahaan paling banyak 49% pada bisnis agen Pariwisata.
Jika berkolaborasi dgn pelaku
usaha dalam negeri,
kepemilikan sero asing di
perbolehkan sebesar 51%.
Hal ini terkait kebijakan
bebas visa oleh pemerintah, sebagai
upaya mendongkrak
kunjungan wisatawan.
Kepemilikan sero
pelaku usaha asing
Hanya 7 bidang usaha
di sektor pariwisata yaitu
restoran,
bar,café, serta renang,
sepak bola, tenis lapangan
dan sport center.

Sumber : Ashoer et al., 2021


Masa Depan
Industri Pariwisata
Aktifitas rekreasi tidak dapat
dilakukan tanpa :

Clean,
Higienis,
Save,
Environment,
Pemakaian Masker.
Zonasi destinasi wisata menjadi
berubah, wisatawan memilih lokasi
wisata yang mudah menerapkan
prosedur kesehatan.

Pelaku usaha industri wisata juga


dituntut untuk mencari bentuk
rancangan baru lewatan wisata yang
sesuai prosedur kesehatan.
Dimasa sekarang, pembenahan destinasi wisata, pelestarian sumber daya alam dan
identifikasi potensi wisata yang belum pernah dipopulerkan harus dilakukan seiring
dengan pemulihan dari pandemi covid 19, karena industri pariwisata lebih
menjanjikan sebagai sumber peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat jangka
panjang (Asheroel et al., 2021)
THANKS!
Do you have any questions?

Bab 3. Industri Pariwisata


Page 25-33
3A 4A 5A 6A
Pariwisata Pariwisata Pariwisata Pariwisata
● Atraksi, ● Attraction, ● Atraksi, ● Attraction,
● Aksesibilitas, ● Amenities, ● Aktivitas, ● Accessibilities,
● Amenitas.. ● Accessibility, ● Amenitas, ● Amenities
● Ancillary ● Akomodasi, \ ● Accommodation,
● Aksesbilitas, ● Activity,
● Ancillary Service.
● Attraction, ● Amenities (Fasilitas Pendukung)
Amenities adalah berbagai fasilitas pendukung yang dibutuhkan oleh wisatawan
Adalah segala hal yang mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke
di destinasi wisata. Amenities meliputi beragam fasilitas untuk memenuhi
kawasan wisata. Atraksi dapat didasarkan pada sumber daya alam yang
kebutuhan akomodasi, penyediaan makanan dan minuman (food and beverage),
memiliki bentuk ciri-ciri fisik alam, dan keindahan kawasan itu sendiri.
tempat hiburan, tempat perbelanjaan (retailing), dan layanan lainnya seperti
Selain itu, budaya juga dapat menjadi atraksi untuk menarik minat
bank, rumah sakit, keamanan dan asuransi (Cooper dkk, 2000).
wisatawan datang, seperti halhal yang besejarah, agama, cara hidup
Menurut Inskeep dalam Hadiwiijoyo (2012:59-60) fasilitas (facilities) dan
masyarakat, tata cara pemerintahan, dan tradisi-tradisi masyarakat baik
pelayanan lainnya (other services) di destinasi bisa terdiri dari biro perjalanan
dimasa lampau maupun di masa sekarang.
wisata, restaurant, retail outlet kerajinan tangan, souvenir, keunikan, keamanan
● Accessibilities, yang baik, bank, penukaran uang (money changer), (tourist infomation office),
Akses mencakup fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh rumah sakit, bar, tempat kecantikan. Setiap destinasi memiliki fasilitas yang
wisatawan untuk menuju destinasi wisata, sehingga harus tersedia jasa berbeda, namun untuk melayani kebutuhan dasar wisatawan yang berkunjung
seperti penyewaan kendaraan dan transportasi lokal, rute atau pola destinasi melengkapinya sesuai dengan karakteristik destinasi tersebut.
perjalanan (Cooper dkk, 2000). Menurut Sugiama (2011) aksesbilitas
● Activity,
adalah tingkat intensitas suatu daerah tujuan wisata atau destinasi dapat
Aktifitas berhubungan dengan kegiatan di destinasi yang akan memberikan
dijangkau oleh wisatawan. Fasilitas dalam aksesibilats seperti jalan raya,
pengalaman (experience) bagi wisatawan
rel kereta api, jalan tol, terminal, stasiun kereta api, dan kendaraan roda
empat. ● Ancillary Service (Layanan tambahan)
● Accommodation, Ancillary adalah dukungan yang disediakan oleh organisasi, pemerintah daerah,
kelompok atau pengelola destinasi wisata untuk menyelenggarakan kegiatan
Akomodasi dapat diartikan sebagai penginapan yang tentunya di satu
wisata (Cooper dkk, 2000)
destinasi dengan destinasi lainnya akan berbeda.

Anda mungkin juga menyukai