Anda di halaman 1dari 23

BOOTCAMP SERTIFIKASI

TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO)

Page 1
Daftar isi :

MODUL JUDUL MODUL KODE UNIT


Modul-1 Menerapkan Prosedur K3 TIK.FO01.005.01
Modul-2 Menerapkan Pengetahuan Istilah Fiber Optik TIK.FO02.001.01
Modul-3 Menerapkan Prosedur K3 TIK.FO02.002.01
Modul-4 Penyambungan Fiber Optik TIK.FO02.010.01
Modul-5 Mengoperasikan Power Meter TIK.FO02.007.01
Modul-6 Mengoperasikan OTDR TIK.FO02.012.01

Page 2
MODUL - 2

MENERAPKAN PENGETAHUAN ISTILAH FIBER OPTIK


(Unit Kompetensi : TIK.FO02.001.01)

Page 3
Tujuan:
Peserta mampu menerapkan pengetahuan tentang istilah-istilah
fiber optik sesuai dengan unit kompetensi TIK.FO02.001.01

Page 4
Pokok bahasan

1. Propagasi cahaya dalam serat optik.


2. Struktur dan jenis serat optik.

Page 5
1. Propagasi cahaya dalam serat

Cahaya merambat dalam suatu medium dengan 3 cara, yaitu:

Merambat lurus.
Dipantulkan.
Dibiaskan.

Page 6
Sebagai ilustrasi, perambatan cahaya terlihat seperti gambar berikut:

ti
ari in
ar d
u
n kel
aska
i
Dib

an
ul k
n t
d ip a Merambat lurus

Page 7
Pemantulan dan Pembiasan cahaya

Page 8
Pemantulan (Refleksi)

Cahaya

Sudut Sudut
Datang Refleksi

cermin

Page 9
Pembiasan (Refraksi)
Cahaya

Cahaya dibelokkan
pada permukaan air

r
Udara
Air

Page 10
Karakteristik:
• Cahaya yang bergerak dari materi dengan indeks bias lebih besar
(padat) ke materi dengan indeks bias lebih kecil (tipis) maka akan
bergerak menjauhi sumbu tegak lurus (garis normal). Dalam hal ini
sudut datang lebih kecil daripada sudut bias.

• Cahaya yang bergerak dari materi dengan indeks bias lebih kecil (tipis)
ke materi dengan indeks bias lebih besar (padat) maka akan bergerak
mendekati sumbu tegak lurus (garis normal). Dalam hal ini sudut
datang lebih besar daripada sudut bias. Karakteri

Page 11
Refractive Index (Indeks bias)

Bila gelombang cahaya merambat melalui material, tidak dalam vacuum,


maka kecepatannya lebih kecil dibandingkan dalam vacuum.

V = c/n,

atau

n = c/V

Dimana:
c = kecepatan cahaya dalam vacuum (3 x 10 8 m/s).
n = refractive index (index of refraction) atau indeks bias.
V = kecepatan rambat cahaya dalam material.

Page 12
Hukum SNELLIUS
Garis
normal
n1 Sin i = n2 Sin r

r2 r3 = 90o
r1
n2 [ udara]

n1 [air]
n1 > n2
i1
i2
i1 < r1 i3
i4
i2 < r2 r4
i3 < r3 = 90 0 ; I3 = Sudut kritis

i4 = r4

Page 13
Mode Perambatan Cahaya

 Cahaya dapat merambat dalam serat optik melalui sejumlah lintasan


yang berbeda.
 Lintasan cahaya yang berbeda-beda ini disebut mode dari suatu serat
optik.
 Ukuran diameter core menentukan jumlah mode yang ada dalam
suatu serat optik
 Serat optik yang memiliki lebih dari satu mode disebut serat optik
multimode
 Serat optik yang mempunyai hanya satu mode saja disebut serat
optik single mode. Serat optik single mode memiliki ukuran core yang
lebih kecil.

Page 14
2. Struktur dan jenis serat optik
a. Struktur Serat Optik

core

cladding coating

Core (Inti)

Cladding (lapisan)

Coating (jaket)

Struktur Dasar Serat Optik


Keterangan:
Core (inti) : berfungsi untuk menentukan cahaya merambat dari satu ujung ke ujung lainnya.
Cladding (lapisan) : berfungsi sebagai cermin, yakni memantulkan cahaya agar dapat merambat ke ujung lainnya.
Coating (jaket) : berfungsi sebagai pelindung mekanis dan sebagai pengkodean warna.
Indek bias (n) Core selalu lebih besar daripada indek bias Cladding (Nc > Nd)
Page 15
Keterangan:
Core
 Terbuat dari bahan kuarsa dengan kualitas sangat tinggi.
 Merupakan bagian utama dari serat optik karena perambatan cahaya sebenarnya
terjadi pada bagian ini.
 Memiliki diameter 10 m ~ 50 m. Ukuran core sangat mempengaruhi karakteristik
serat optik.

Cladding
 Terbuat dari bahan gelas dengan indeks bias lebih kecil dari core.
 Merupakan selubung dari core.
 Hubungan indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi perambatan
cahaya pada core (mempengaruhi besarnya sudut kritis).

Coating
 Terbuat dari bahan plastik.
 Berfungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan.

Page 16
b. Jenis Serat Optik

Step Index Multimode


Profil
indeks bias

50 m 125 m

n2 n1

 Indeks bias core konstan.


 Ukuran core besar dan dilapisi cladding yang sangat tipis.
 Penyambungan kabel lebih mudah karena memiliki core yang besar.
 Terjadi dispersi.
 Hanya digunakan untuk jarak pendek dan transmisi data bit rate rendah.

Page 17
Graded Index Multimode

50 m 125 m

profil index bias

 Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core sehigga rambatan cahaya
sejajar dengan sumbu serat,
 Core terdiri dari sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks
bias tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur turun sampai ke batas
core-cladding,
 Dispersi minimum,
 Harganya lebih mahal dari serat optik SI karena proses pembuatannya lebih sulit.
Page 18
Ilustrasi propagasi cahaya multimode graded index

Masing-masing kecepatan berbeda, tetapi sampainya bersamaan.

Page 19
Step Index Single Mode

9 m 125 m

profil
indeks bias

 Serat optik SI Singlemode memiliki diameter core yang sangat kecil dibandingkan
ukuran claddingnya.
 Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan sumbu
serat optik.
 Digunakan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi.

Page 20
Page 21
Latihan soal :
1. Yang dimaksud dengan sudut kritis adalah (pilih 2 jawaban yang benar):
a. Sudut bias yang besarnya 90 derajat.
b. Sudut bias yang menyebabkan cahaya merambat sejajar permukaan.
c. Sudut datang yang menyebabkan sudut bias sebesar 90 derajat.
d. Sudut datang yang menyebabkan cahaya merambat sejajar antara dua medium.

2. Dalam serat optik single mode, cahaya yang ditransmisikan dari pengirim bisa sampai ke
penerima yaitu dengan beberapa cara (pilih 2 jawaban yang benar):
a. Merambat lurus.
b. Dipantulkan.
c. Dibiaskan.
d. Dihamburkan

Page 22
3. Beberapa kondisi yang membedakan antara serat optik single mode dan multi mode adalah
(pilih 3 jawaban yang benar):
a. Diameter core.
b. Diameter cladding.
c. Besarnya redaman per kilometer.
d. Jumlah mode yang melintas dalam serat.
e. Bahan coating yang digunakan.

Page 23

Anda mungkin juga menyukai