Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,

Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012

PENGARUH LEKUKAN BERTEKANAN PADA SERAT OPTIK PLASTIK


TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA

1
Nopi Yudi Pramono, 1Heru Kuswanto, 1Nur Kadarisman
1
Program Studi Fisika, Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
Jl. Colombo 1, Krangmalang, Sleman, Yogyakarta
Email : noe_taka@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan intensitas cahaya
keluaran yang melalui serat optik plastik akibat pengaruh tekanan dengan
memberikan massa beban yang bervariasi. Serat optik plastik akan diletakkan
diantara silinder plastik yang diberi massa beban besi yang mengakibatkan
terjadinya lekukan pada serat optik plastik dan berkurangnya intensitas cahaya
yang melaluinya.
Sepanjang 13 cm serat optik plastik dikelupas jaket pelindungnya yang
diberi perlakuan dengan massa beban. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah besarnya massa beban yang diberikan pada serat optik plastik dengan
kenaikan tiap 300 gram, serta jumlah lekukan sinusoidal. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah intensitas cahaya keluaran yang melalui serat optik.
Respon probe sensor tekanan diukur dari massa beban 0 sampai 1500 gram.
Hasil penelitian ini menunjukkan kurva transmisi optik yang bervariasi
terhadap massa beban dan jumlah lekukan. Semakin besar massa beban yang
diberikan semakin banyak intensitas cahaya yang berkurang secara linier. Hal
ini diakibatkan oleh semakin besarnya lekukan yang terjadi merubah besarnya
sudut datang. Berubahnya sudut datang sinar mengakibatkan semakin sedikit
cahaya yang mengalami pemantulan internal total sehingga cahaya yang melalui
serat optik mengalami pelemahan intensitas.

Kata Kunci : lekukan, massa beban, pelemahan intensitas

F-1
Nopi Yudi Pramono/Pengaruh Lekukan Bertekanan

I. PENDAHULUAN

Serat optik sudah banyak digunakan sebagai sensor dalam berbagai bidang, antara lain
pada bidang kesehatan, serat optik dapat digunakan sebagai endoskopi dan probe-probe medis
lainnya. Penggunaan serat optik dalam teknologi sensor merupakan alternatif yang sangat
menjanjikan dengan berbagai kelebihannya dalam hal sensitivitas, selektivitas, reversibilitas,
akurasi, noise rendah karena sinyal optik tidak berinteraksi dengan gelombang elektromagnetik,
dan yang paling utama adalah dapat dirancang untuk pengukuran dan penginderaan pada jarak jauh
(remote sensing)[1].
Serat optik plastik dimanfaatkan sebagai sensor dengan memberi perlakuan pada serat
optik plastik itu sendiri disesuaikan dengan pensensorannya. Perlakuan ini dapat berupa mengganti
cladding, memanaskan, memberi bahan sambungan, ataupun dengan membuat bengkokan pada
serat optik. Pada penelitian ini probe sensor tekanan dibuat pada serat optik plastik dengan
pemberian massa beban pada serat optik plastik sehingga terbentuk lekukan pada serat optik
plastik. Pemberian massa beban, akan menyebabkan serat optik plastik membengkok sehingga
terjadi perubahan lintasan cahaya yang mengakibatkan berkurangnya intensitas cahaya yang
melalui serat optik. Perubahan intensitas cahaya inilah yang kemudian dianalisis untuk
pengembangan probe sensor tekanan.

II. DASAR TEORI

1. Serat Optik Plastik


Serat optik plastik adalah jenis serat optik yang terbuat dari jenis plastik tertentu dengan
indeks bias tertentu. Serat optik plastik kurang banyak digunakan sebagai media transmisi jarak
jauh karena memiliki atenuasi yang besar. Serat optik plastik banyak dikembangkan sebagai sensor
karena mudah diubah-ubah dan diberi perlakuan, sedangkan serat optik kaca terlalu rapuh dan
ukurannya yang kecil sehingga sulit untuk diberi perlakuan.
Serat optik plastik terdiri dari teras (core), selongsong (cladding), dan jaket pelindung.
Teras dan selongsong dibuat berbeda indeks bias, agar bisa terjadi pemantulan internal total.
Pemantulan internal total inilah yang menyebabkan cahaya tetap berada dalam serat optik.
Sementara jaket digunakan untuk melindungi serat optik dari kondisi lingkungan yang merusak.

2. Karakteristik Serat Optik


a. Pemantulan Internal Total
Ketika cahaya yang menjalar di dalam bahan transparan yang memiliki perbedaan
indeks bias, hingga menemui permukaan bahan transparan lainnya, maka dua hal akan terjadi,
yaitu sebagian cahaya dipantulkan, dan sebagian cahaya diteruskan ke dalam bahan
transparan kedua. Cahaya yang diteruskan biasanya dibelokkan ketika memasuki bahan
kedua, yaitu jika cahaya masuk dengan sebuah sudut terhadap permukaan bahan. Pembelokan
cahaya ini timbul karena pembiasan (refraksi) yang bergantung pada kecepatan cahaya di
dalam suatu bahan, dan kecepatannya berbeda di dalam bahan dengan indeks bias berbeda.
Pantulan internal total terjadi pada bidang batas antara 2 media dengan indeks bias yang
berbeda yaitu n1 dan n2. Bila indeks bias dari medium pertama lebih kecil dari indek bias
medium kedua, maka sinar akan dibiaskan pada medium berindeks bias rendah dengan sudut
i2 terhadap garis normal, hubungan antara sudut datang i 1 dan sudut bias i2 terhadap indeks
bias medium dielektrik dinyatakan oleh hukum Snell:
sini 1 n2
= (1)
sini 2 n1

F-2
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
n1 > n2 Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012

Gambar 1.(a) mempererlihatkan bahwa sebagian kecil cahaya dipantulkan kembali dan
terjadinya pantulan internal parsial.
Bila indeks bias medium i1
i1 pertama lebih besar dari indeks bias medium kedua, maka
sudut bias selalu lebih besar dari pada sudut datang. Bila sudut datang diperbesar, maka sudut
bias akan semakin besar dan menyebabkan
(c) sudut bias sejajar bidang batas. Sudut terjadinya
pembiasan yang sejajar bidang batas disebut sudut kritis, seperti yang terlihat pada Gambar 1.
(b). Dari persamaan (1) nilai sudut kritis diberikan oleh:
I2
n2
kritis=arc sin (2)
n1
Bila sudut datang lebih besar dari pada sudut kritis maka cahaya dipantulkan kembali ke
media dielektrik asal terjadinya pantulan internal total, Gambar
n1 1.(c).
i1
Pantulan
(a)
Internal

parsial

Gambar 1. Sinar cahaya datang pada antar muka indeks bias


b. Numerical Aperture
Sinar cahaya yang masuk ke dalam inti serat optik membentuk sudut datang tertentu
terhadap poros serat optik. Sudut yang menuju ke arah permukaan serat optik, tidak semua
akan diteruskan. Tetapi ada syarat tertentu agar sinar yang datang tersebut dapat diteruskan.
Sudut dimana sinar dapat diterima oleh serat optik disebut sebagai Numerical Aperture.
Besarnya nilai Numerical Aperture diberikan oleh:

NA=nsin maks= ( n21 n22 ) (3)

3. Hilangnya Daya Akibat Lekukan Serat Optik


Bending yaitu pembengkokan serat optik yang menyebabkan cahaya yang merambat pada
serat optik berbelok dari arah transmisi dan hilang. Sebagai contoh, pada serat optik yang mendapat
tekanan cukup keras dapat menyebabkan ukuran diameter serat optik menjadi berubah, sehingga
mempengaruhi sifat transmisi cahaya di dalamnya.
Rugi-rugi akibat pelengkungan serat optik dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a) Macro Bending/Pembengkokan Makro
Rugi-rugi macro bending terjadi ketika sinar atau cahaya melalui serat optik yang
dilengkungkan dengan jari-jari lebih lebar dibandingkan dengan diameter serat optik sehingga
menyebabkan hilangnya daya. Jumlah radiasi optik dari lengkungan serat tergantung kekuatan
medan dan kelengkungan jari-jari.
b) Micro Bending/Pembengkokan Mikro
Pembengkokan mikro terjadi karena ketidakrataan pada permukaan batas antara inti dan
selubung secara acak atau random pada serat optik karena proses pengkabelan ataupun ketika
proses penarikan saat instalasi.
Penelitian ini didasari untuk mencari pengaruh pemberian massa beban terhadap intensitas
keluaran serat optik plastik sehingga dapat dimanfaatkan untuk sensor tekanan. Sebagaimana kita
ketahui bahwa serat optik selain banyak digunakan dalam sistem komunikasi juga dapat digunakan
sebagai sensor besaran fisis. Sebagai contoh, sensor kelembaban, temperatur, konsentrasi dan lain
sebagainya. Sebagai sumber cahaya digunakan LED (Light Emitting Diode). Prinsip kerja serat
F-3
Nopi Yudi Pramono/Pengaruh Lekukan Bertekanan

optik menggunakan prinsip pembiasan dan pemantulan yang berhubungan dengan indeks bias
bahan. Dengan memanfaatkan karakteristik serat optik yang mengalami kehilangan daya akibat
pembengkokan, dapat dimanfaatkan untuk sensor tekanan. Pada serat optik kehilangan daya dapat
diakibatkan pembengkokan serat optik, dengan memberi massa beban pada serat optik dapat dilihat
pengaruh tekanan pada besarnya bengkokan sehingga semakin besar daya yang hilang. Dalam
penelitian ini dibuat probe sensor tekanan pada bagian tengah dengan melepas jaket pelindung serat
optik plastik. Cahaya yang masuk serat optik akan mengalami kehilangan daya ketika mengalami
bengkokan, sedangkan bengkokan ini berbanding lurus dengan beban yang diberikan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis hasil pengukuran intensitas cahaya akibat pemberaian massa beban/tekanan pada
serat optik plastik menunjukkan bahwa semakin besar massa yang diberikan semakin banyak
intensitas cahaya yang hilang. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya massa yang diberikan
berbanding lurus dengan hilangnya intensitas cahaya yang hilang.

Grafik hubungan antara massa beban dengan intensitas


10.05

10.00

9.95

9.90

9.85
intensitas (W)

9.80
3 lekukan
9.75 4 lekukan
9.70 5 lekukan

9.65

9.60

9.55

9.50

9.45
-200 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600

massa beban (gram)

Gambar 2. Grafik hubungan antara intensitas keluaran serat optik dan massa beban.

Dari grafik di atas diperoleh hubungan antara intensitas cahaya keluaran terhadap massa
beban yang diberikan. Hilangnya intensitas cahaya yang melalui serat optik diakibatkan oleh
adanya lekukan pada serat optik. Lekukan ini menyebabkan cahaya tidak mengalami pemantulan
internal secara sempurna sehingga banyak cahaya yang diteruskan ke selongsong (cladding) dan
bahkan keluar dari serat optik. Semakin besar massa yang diberikan semakin besar pula lekukan
yang dialami serat optik, sehingga lebih banyak cahaya yang meninggalkan serat optik.
Dari grafik hubungan antara massa beban dengan intensitas cahaya keluaran dapat
diketahui persamaan untuk tiap jumlah lekukan yaitu I = 6.86923 + ( -7.27839 x 10-5) * m (massa)
untuk 3 buah lekukan, I = 6.83434 + ( -1.37442 x 10 -4) * m (massa) untuk 4 buah lekukan, dan I =
6.76911 + ( -1.40733 x 10-4) . m (massa). Dengan nilai koefisien korelasi sebesar R = 0.9495 untuk
3 buah lekukan, R = 0.9891 untuk 4 buah lekukan, dan untuk 5 buah lekukan, R = 0.9448. Jumlah
lekukan 4 buah memberikan nilai koefisien korelasi paling paling besar.

F-4
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data, pengaruh pemberian tekanan dengan variasi massa beban yang
diberikan mengakibatkan perubahan intensitas cahaya keluaran serat optik. Dari penelitian dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Intensitas cahaya keluaran serat optik plastik semakin menurun dengan semakin
banyak lekukan yang dialami serat optik.
2. Intensitas cahaya keluaran serat optik plastik semakin menurun secara linier pada
setiap penambahan massa beban.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ahmad Mulia Rambe. ( ) . Penggunaan Serat Optik Plastik Sebagai Media Transmisi
Untuk Alat Ukur Temperatur Jarak Jauh . Artikel . Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara

[2] Aninda Maharani, dan Apriani Kusumawardhani . (2010) . Pengukuran Pengaruh


Kelengkungan Serat Optik terhadap Rugi Daya Menggunakan Optical Time Domain
Reflectometer (OTDR) .jurnal. ITS. Surabaya

[3] Akhirudddin Maddu. 2007. Pengembangan Sensor Serat Optik dengan Cladding
Termodifikasi Polianilin Nanostruktur untuk Mendeteksi Beberapa Uap KIM. Disertasi.
Departemen Elektro,Fakultas teknik,Universitas Indonesia: Jakarta (Diakses tanggal 16
Maret 2010 dari http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=127067

[4] Kuang ,Jao-Hwa. et al . (2010). Plastic Optical Fiber Displacement Sensor Based on Dual
Cycling Bending. Diakses pada tanggal 8 Mei 2011 dari www.mdpi.com/journal/sensors

[5] Crisp, John dan Barry Elliott . (2005) . Introduction to Fiber Optic third edition. Elseiver
Ltd., England.

[6] Lecoy, Pierre . (2008) . Fiber-optic communications. Hoboken, USA . John Wiley & Sons,
Inc.

[7] Malla , R.B. et al . (2008) . A Special Fiber Optic Sensor for Measuring Wheel Loads of
Vehicles on Highways . Diakses pada tanggal 8 Mei 2011 dari
www.mdpi.com/journal/sensors

[8] Areny,Ramon Pallas dan John G. Webster . (2000) . Sensors and Signal Conditioning 2nd
ed . John Willey and Sons : Canada

[9] Shizhuo Yin, et al . (2008) . Fiber Optic Sensors (Optical Science And Engineering) 2nd ed.
Taylor & Francis Group : United States

[10] Siswanto, Oktavianto Utomo . 2005 . Analisis Perhitungan Rugi-Rugi Pada Serat Optik . Diakses
dari http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/upload/L2F303466_MTA.pdf pada tanggal 24
November 2011, jam 13.10 WIB

F-5

Anda mungkin juga menyukai