Anda di halaman 1dari 40

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM


LOGO
PURWOKERTO
Topik Pembahasan

Chapter 1
Overview
SKSO

Pertemuan Ke -2 Chapter 2
SKSO dan Teori Perambatan
Perambatan Cahaya Cahaya

Chapter 3
Jenis
Click the words to explore Fiber Optik
Press <-- to go back
Press Esc to stop
Chapter 1
Overview SKSO
1. Perkembangan SKSO
2. Konsep Sistem Komunikasi Serat Optik
3. Susunan Serat Optik

LOGO
Perkembangan SKSO (1)
Perkembangan SKSO (2)

Generasi Sistem Komunikasi Serat Optik

Bit rate-distance product BL, di mana B adalah bit rate transmisi dan L
adalah spasi repeater, adalah ukuran kapasitas transmisi link serat optic.

• Generasi pertama beroperasi di 850 nm dengan serat multimode dan bit


rate 45 s.d. 140 Mbps dengan spasi repeater 10 km.
• Berikutnya penggunaan serat Single Mode memungkinkan bit rate 155
Mbps, 622 Mbps, hingga 2,5 Gbps dengan spasi repeater 40 km.
• Sistem 1550 nm memberikan kapasitas sampai 10 Gbps dengan spasi
repeater hingga 90 km pada 2,5 Gbps.
Sistem Komunikasi Serat Optik (1)

DDF Main DDF


Driver Amplifier
Serat Optik
Elec- Elec-
trical trical
Circuit Circuit
Tx Sumber Detektor Rx
Optik Optik

Optical Transmitter Optical Receiver


Sistem Komunikasi Serat Optik (2)

SKSO Terdiri dari :


1. Pemancar/Sumber Optik ( Optical Transmitter )

• LED ( Light Emitting Diode ) atau Diode LASER ( Light


Amplification by Stimulated Emission of Radiation )
• Electrical Circuit Transmit

2. Serat Optik ( Optical Fiber ) sebagai Media

• Dibuat dari serat kaca dengan diameter dalam mikrometer.

3. Penerima Optik ( Optical Receiver )

• Diode PIN (Positive Intrinsic Negative), atau APD (Avalanche


Photo Diode).
• Electrical Circuit Receive
Sistem Komunikasi Serat Optik (3)

Fungsi :
1. Sisi Pengirim

 Memperbaiki karakteristik dan menggabungkan sinyal-sinyal


input.
 Mengubah sinyal listrik menjadi sinyal optik

2. Sisi Penerima

 Mengubah sinyal optik menjadi sinyal listrik.


 Memisahkan dan memperbaiki karakteristik sinyal input.
Aplikasi Jaringan SKSO

Gambar berikut adalah salah satu contoh konfigurasi jaringan optik untuk
Wide Area Network (WAN), regional network, dan local network dengan
node yang berbeda-beda
Susunan Serat Optik (1)

2~125 mm

5~250 mm Coating
Core

Cladding

Susunan serat optik dari lapisan paling dalam adalah :


Core : dengan diameter antara 2 s/d 125µm
Cladding : dengan diameter antara 5 s/d 250µm
Coating (jaket).
Susunan Serat Optik (2)

1. Core ( Inti Serat )


berfungsi untuk menentukan cahaya merambat dari
satu ujung ke ujung lainnya

• Terbuat dari bahan kuarsa atau silika


• Merupakan bagian utama, karena perambatan cahaya melintas
pada bagian ini.
• Memiliki diameter dari 2 mm ~ 125 mm
Susunan Serat Optik (3)

2. Cladding ( Selimut )
berfungsi sebagai cermin, yakni memantulkan
cahaya agar dapat merambat ke ujung lainnya.

• Terbuat dari bahan kuarsa atau silika dengan nilai indeks bias
lebih kecil dari Core.
• Merupakan selubung dari Core.
• Hubungan indeks bias antara Core dan cladding akan
mempengaruhi perambatan cahaya pada Core ( berpengaruh
terhadap besarnya sudut Kritis).
• Memiliki diameter dari 5 mm ~ 250 mm.
Susunan Serat Optik (4)

3. Coating ( Jaket )
berfungsi sebagai pelindung mekanis sebagai
pengkodean warna

• Terbuat dari bahan plastik


• Berfungsi untuk melindungi core dan cladding dari kerusakan
Chapter 2
Perambatan Cahaya
1. Teori Perambatan Cahaya
2. Sudut Kritis
3. Total Internal Reflection (TIR)
4. Numerical Aperture

LOGO
Ilustrasi Perambatan Cahaya
Teori Perambatan Cahaya

Hukum Optik (snellius) :

• Cahaya merambat lurus dalam suatu medium.


• Cahaya dapat diubah arahnya dengan menggunakan kaca /
permukaan licin
• Cahaya yang dipantulkan ke cermin membentuk sudut datang
yang sama dengan sudut pantul.
Pemantulan (reflection)

Cahaya merambat lurus dalam suatu medium

Garis normal

Sinar datang Sinar pantul

Sudut Sudut
datang pantul

Permukaan licin

kaca
Pembiasan (Refraksi) - 1

Bila cahaya merambat dari satu medium ke medium lain


(dengan indeks bias yang berbeda), maka akan dibiaskan.

Garis normal
Sinar datang
Sudut
datang

udara Permukaan air


air

Sudut
bias Sinar bias
Pembiasan (Refraksi) - 2

Ada dua kondisi dalam pembiasan, yaitu :


1. Bila sinar datang dari medium tipis ke medium lebih padat,
maka sinar akan dibiaskan mendekati garis normal.
Dalam hal ini, sudut bias lebih kecil daripada sudut datang.
Pembiasan (Refraksi) - 3

1. Bila sinar datang dari medium padat ke medium lebih tipis,


maka sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Dalam hal ini, sudut bias lebih besar daripada sudut datang.
Indeks Bias

Indeks Bias (Refractive Index)


Definisi :

Indeks bias yaitu perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa


terhadap kecepatan perambatan cahaya dalam suatu medium.

n = c/v
dimana :

n = indeks bias
c = kecepatan perambatan cahaya di ruang hampa ( 3x108 m/s)
V = kecepatan perambatan cahaya di medium
Hukum Snellius

Hukum Snellius

Garis normal sin i . ni = sin r . nr

Sinar datang atau

Sudut sin i / sin r = nr / ni


datang
i
Udara (ni) Permukaan air
Air (nr)
r

Sudut
bias
Sinar bias
Latihan

Penjalaran cahaya dari media gelas membentuk sudut i1 = 530.


sudut ini diukur antara berkas sinar dengan permukaan gelas.
Pada saat penjalaran cahaya, berkas cahaya ada yang
dibiaskan dan ada yang dipantulkan. Jika berkas bias dan
pantul saling membentuk sudut 900. Tentukan indeks bias
gelas? Tentukan juga sudut kritisnya?
Sudut Kritis

Sudut datang cahaya dengan kondisi dimana harga diperbesar sampai


suatu nilai tertentu; sehingga seluruh cahaya yang datang akan
dipantulkan secara total, hal demikian merupakan kondisi ideal untuk
mentransmisikan cahaya dalam serat optik.

• Sudut datang yang mengakibatkan sudut bias sebesar 900.


• Sudut datang yang menyebabkan sinar bias merambat sejajar dengan
permukaan.
Latihan

Seberkas Sinar Cahaya bergerak di dalam suatu bahan


transparan yang memiliki indeks bias 1,51 dan datang mendekati
bidang perbatasan menuju bahan kedua yang memiliki indeks
bias 1,46. Hitunglah sudut sinar kritis untuk sinar agar arah
rambatnya di dalam bahan kedua menjadi sejajar bidang
perbatasan ?
Pola Perambatan Cahaya

n1 > n2 Garis normal


i1 < r1
i2 < r2
Sinar bias
i3 < r3 = 90 0 ; i3 = Sudut kritis
i4 = r4 r2
r1
r3
udara Permukaan air
air

Sudut
i3 i2 i1
kritis
Sinar pantul

Sinar datang
Total Internal Refletion

Ic = Critical angle

• Dengan mengatur Ic, maka akan diperoleh I2 = 90º


• Jika I2 = 90º, maka cahaya yang direfraksikan tidak berjalan melalui
material kedua ( n2 ), tetapi merambat melalui permukaan ( batas n1
dan n2 ).
Rumus Sudut Kritis

Dengan memperhatikan rumus : Sin I1 / Sin I2 = n2 / n1

Jika : I2 = 90º  Sin I2 = 1, sehingga : Sin I1 = n2 / n1

Jika cahaya merambat dengan sudut datang (I1) dan sudut bias (I2)
sebesar 90º, maka I1 disebut sudut kritis (Ic).

Sehingga :

Sin Ic = n2 / n1 atau Sin-1 (n2 / n1)


Perambatan cahaya secara TIR

Dalam keadaan ini :


• Tidak ada cahaya yang direfraksikan bila I1 > Ic.
• Cahaya datang direflesikan saat sudut datang lebih besar dari Ic. Kondisi ini
disebut sebagai Total Internal Reflection, yang dapat terjadi hanya saat cahaya
bergerak dari material dengan n lebih besar ke material dengan n lebih kecil.
• Bila cahaya memasuki salah satu ujung serat optik, Sebagian besar cahaya
terkurung didalam fiber dan akan dituntun ke ujung jauh.
• Serat optik disebut sebagai penuntun cahaya (light guide)
Cahaya tetap berada dalam serat karena dipantulkan secara total oleh
permukaan sebelah dalam serat.
• Pantulan dalam total ( Total Internal Reflection ) dapat terjadi bila dipenuhi dua
hal :
1. Indek bias inti (n1) lebih besar dari cladding (n2)
2. Sudut masuk cahaya harus lebih besar dari sudut kritis.

Coating

Core

Cladding
Perambatan Cahaya Dalam Serat
Optik (1)

Garis normal
Daerah B n2 Cladding
Pelepasan
I2
n0 IC IC n1 Core
I1
Garis normal
I0 A C n2 Cladding

Sinar Datang

• n0 = 1
• I0 = Sudut masuk luar
• Sinar memasuki inti pada titik A dengan sudut bias I1, dipantulkan
pada titik B dengan sudut IC
• Pada ABC dapat diperoleh sudut I1 = 90º - IC
Perambatan Cahaya Dalam Serat
Optik (2)

Sin I1 = Sin ( 90º - IC )


= Cos IC
Sin I0 = n1 / n0 Cos IC
Nilai maksimum kritis untuk sudut masuk luar I0 adalah :

n1 IC
n1  n 2
2 2

n2
n1  n 2
2 2

Dengan menggunakan Teorema Pythagoras maka didapat : cos I C 


n1
Nilai maksimum dari sudut luar, yang mana cahaya akan merambat didalam serat :

 n 2 n 2 
I 0 ( maks )  Sin -1  1 2

 n0 
 
Sudut ini dinamakan sudut penerimaan
Kerucut Penerimaan

Dengan memutar sudut penerimaan didapat kerucut penerimaan

Kerucut penerimaan yang


diperoleh dengan memutar
sudut penerimaan terhadap
sumbu serat.

Setiap cahaya yang diarahkan ke ujung serat di dalam kerucut akan


diterima dan diteruskan ke ujung jauh.

Kerucut penerimaan disebut sebagai celah numerik (Numerical


Aperture = NA)

n  n2
2 2

NA  Sin I 0 ( maks )  1
n0
Numerical Aperture (NA)

n0 n2
I0
n1

Dimana :
NA = Numerical Aparture
n1  n 2
2 2
n1 = Indeks bias core
NA 
n0 n2 = Indeks bias cladding
n0 = Indeks bias pelepasan
Jika n0 = 1, maka :

NA  n1  n 2
2 2

I0 = Kerucut penerimaan = arc Sin NA


Latihan

Hitung NA dari serat optik step index n1 = 1,48 dan n2 =


1,46. Tentukan juga sudut masuk maksimum (I0) jika
media di luarnya adalah udara dengan n0 = 1.

n0 = 1 n2 = 1,46
I0
n1 = 1,48
Perambatan Cahaya dlm Serat Optik

Coating
3
2
1 Core

Cladding

Sinar 1 adalah cahaya yang merambat lurus sepanjang Core tanpa


mengalami refleksi/refraksi.

Sinar 2 adalah cahaya yang mengalami refleksi, karena memiliki sudut


datang yang lebih besar dari sudut kritis.

Sinar 3 adalah cahaya yang mengalami refraksi dan tidak akan


dirambatkan sepanjang Core karena memiliki sudut datang yang lebih
kecil dari sudut kritis.
Chapter 3
Jenis Fiber Optik
1. Serat Optik Multimode Step-Index
2. Serat Optik Multimode Graded-Index
3. Serat Optik Singlemode Step-Index

LOGO
Multimode Step Index

Profil Indeks
bias

n2 Karakteristik :
n1 • Harga Indeks bias Core konstan
• Ukuran Core 50 ~ 125 mm dan dilapisi cladding yang sangat
tipis
• Banyak terjadi Dispersi
• Lebar pita frekuensi terbatas/sempit
• Digunakan untuk jarak pendek dengan kecepatan bit rendah
• Penyambungan kabel lebih mudah dan harga relatif murah
Multimode Step Index

Profil Indeks
bias

n2 n1

Karakteristik :
• Core terdiri dari beberapa lapisan yang memiliki indeks bias berbeda.
• Ukuran diameter Core 30 ~ 60 mm dan dilapisi cladding 100 ~ 150 mm.
• Dispersi lebih kecil dibandingkan MMSI.
• Lebar pita frekuensi besar/lebar.
• Digunakan untuk jarak menengah dengan kecepatan bit lebih tinggi.
• Faktor pembuatan lebih sulit dan harga relatif mahal.
Multimode Graded Index

Profil Indeks
bias

n2 n1

Karakteristik :
• Core memiliki indeks bias dengan harga yang konstan.
• Ukuran diameter Core 2 ~ 10 mm dan dilapisi cladding 50 ~ 125 mm.
• Dispersi lebih kecil dan redaman lebih kecil < 2 dB/km.
• Lebar pita frekuensi besar/lebar.
• Digunakan untuk jarak jauh dengan kecepatan bit lebih tinggi.
• Faktor penyambungan lebih sulit dan harga mahal.
Thank You

Dadiek Pranindito
dadiek@st3telkom.ac.id
LOGO
dadiekpranindito@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai