Anda di halaman 1dari 25

Peranan Vitamin B

Neurotropik Pada
Tatalaksana Neuropati
Judul: Diagnosis neuropati perifer di
Asia Tenggara: fokus pada neuropati
diabetikum

Diagnosis Neuropati seringkali


diremehkan di Asia Tenggara karena
kurangnya guideline/ konsensus.

Walaupun penyebab utama adalah


diabetes, namun penyebab lain seperti
defisiensi vitamin B1, B6 dan B12 perlu
diwaspadai.

Prosedur diagnosis sederhana: klasifikasi


Vitamin Neurotropik
• Kombinasi vitamin yang memegang peranan
penting pada kesehatan sistem saraf. Vitamin
tersebut memberikan nutrisi dan membantu
regenerasi sel saraf.
VITAMIN NEUROTROPIK

Vitamin Neurotropik: Vitamin B1, B6 dan B12

Vitamin Neurotropik sangat diperlukan dalam


menjaga kesehatan saraf

Vitamin Neurotropik sangat dibutuhkan untuk dan


membantu perbaikan kerusakan sel saraf
Bagaimana peranan Vitamin B dalam menjaga kesehatan saraf ?

• Vitamin neurotropik B1, B6 dan B12 memiliki


fungsi neurospesifik yang berbeda-beda dalam
system saraf.
• Semua vitamin B penting untuk
mempertahankan fungsi neurologik dan
neuropsikiatrik dikarenakan masing-masing
memiliki efek biokimia yang berbeda-beda
sebagai koenzim.
• Walaupun memiliki efek biokimianya cukup
luas, masing-masing vitamin B neurotropik
memilki fungsi yang khusus pada system saraf.

Bender DA, et al. Neurochem Int. 1984;6: 297–321.


04/23/2024 6
Vitamin B1 (Thiamine): ACTIVATOR

• Vitamin B1 (thiamine) Peranan utamanya adalah


mengaktifkan tahapan biokimia pada proses
pembentukan energi (jalur pentose fosfat, glikolisis and
siklus Krebs).
• Proses ini menghasilakan energi pada saraf, terutama
dalam bentuk:
– ATP (adenosine triphosphate)
– NADPH (nicotinamide adenine dinucleotide
phosphate), yang penting dalam berbagai macam
proses seluler dan reaksi di saraf.
• Pembentukan energi yang akan digunakan pada
pembentukan asam nukleat, neurotransmiter dan mielin
• Rekomendasi harian: 1,2 mg/sehari untuk orang dewasa.
• Dosis terapi: 100-300 mg sehari

1. Beltramo E, et al. Acta Diabetol. 2008;45: 131–141. 04/23/2024 7

2. Isenberg-Grzeda E, et al. Psychosomatics. 2012;53: 507–516.


Vitamin B6 (Piridoksin): Transmitter

• Vitamin B6 (piridoksin) bekerja sebagai koenzim dalam


berbagai macam proses biokimia, seperti metabolisme
asam amino, homosistein, one-carbon units, glukosa dan
lemak.
• Walaupun peranannya lebih dari itu, peranannya
terutama dikenal karena penting dalam proses
pembentukan neurotransmiter, seperti dopamin dan
serotonin, yang bertanggung-jawab dalam penghantaran
signal dalam sistim saraf.
• Rekomendasi harian: 1.3 mg/sehari untuk orang dewasa
dengan kebutuhan yang lebih besar seperti pada
kehamilan, menyusui dan usia lanjut.
• Dosis terapi : 50-500 mg sehari

1. Spinneker A, et al. Nutr Hosp. 2007;22: 7–24.


04/23/2024 8
2. Shideler CE. Am J Med Technol. 1983;49: 17–22.
Vitamin B12 Regenerator (regenerasi saraf)

• Vitamin B12 mendukung regenerasi (perbaikan) saraf


melalui peranannya yang penting pada pembentukan
mielin.
• Selubung mielin meliputi saraf dan berperan sebagai
insulator listrik yang mendukung konduksi (penghantaran
saraf), sementara juga memelihara energi.
• Vitamin B12 juga terlibat dalam pembentukan protein,
DNA dan neurotransmiter, dan memicu perubahan dari
homosistein menjadi metionin dalam metabolisme
homosistein/ metilmalonil-KoA.
• Vitamin B12: 4 µg/sehari untuk orang dewasa dan dosis
yang lebih tinggi pada pasien hamil dan menyusui
• Dosis terapi: 0.2 – 2 mg (penggunaan oral)

Allen GFG, et al. J Neurochem. 2010;114: 87–96. 04/23/2024 9


Andrès E, et al. CMAJ. 2004;171: 251–259.
Herrmann W, Obeid R. Dtsch Arztebl Int. 2008;105: 680–685
Bagaimana peranan Vitamin B dalam menjaga kesehatan saraf ?

CONFIDENTIAL 04/23/2024 10
Sinergi Biokimia Vitamin B1, B6 dan B12.

• Sangatlah penting untuk ditekankan


bahwa tidak ada satupun dari ketiga
vitamin B yang dapat
mempertahankan atau memperbaiki
kesehatan saraf hanya dengan
dirinya sendiri, ataupun mengambil
alih peranan vitamin B lainnya.
• Karena semuanya memiliki peranan
yang sangat penting dan bahkan
saling berinteraksi dan bekerjasama
dalam semua proses, fungsi vitamin
B ini perlu dimengerti secara
sinergistik

Herrmann W, Obeid R. Dtsch Arztebl Int. 2008;105: 680–685.


Groeber U, et al. Nutrients. 2013;5: 5031–5045 04/23/2024 11
Apakah yang menyebabkan defisiensi vitamin B?

Defisiensi vitamin B1, B6 dan B12 dapat disebabkan


berbagai macam keadaan dan kondisi. Ada 4 mekanisme
penyebab utama:
• Penurunan asupan vitamin B
• Gangguan penyerapan dan/ atau penggunaannya dalam
tubuh.
• Penggunaan yang berlebih atau meningkatnya
kebutuhan.
• Kehilangan vitamin yang berlebihan.

Hunt A, Harrington D, Robinson S. 2014. Vitamin B12 deficiency. BMJ 349: g5226.
Kumar N. 2014. Neurologic aspects of cobalamin (B12) deficiency. Handb Clin Neurol 120: 915-926.
An R, Chiu CY, Andrade F. 2015. Nutrient intake and use of dietary supplements among US adults with disabilities. Disabil Health J 8 (2): 240-249. 04/23/2024 12
IDF. 2017. (International Diabetes Federation) IDF Diabetes Atlas, 8th Edition 2017. Online version of IDF Diabetes Atlas: www.diabetesatlas.org.
Apakah yang menyebabkan defisiensi vitamin B?

Penurunan asupan vitamin B, dengan penyebab:


• Malnutrisi yang dapat disebabkan karena: anoreksia, diet,
obstruksi saluran cerna, kemoterapi, penyakit sistemik,
kondisi yang menyebabkan asupan hanya melalui infus,
vegetarian.
• Gangguan penyerapan vitamin B:
– Gangguan saluran serna seperti inflammatory bowel disease, tindakan
bedah lambung-usus, gastritis, infeksi usus, diare
– Muntah, gangguan enzim pencernaan, penggunaan obat diabetes
– Usia lanjut
• Pengunaan vitamin B yang meningkat
– Hipertiroid, kehamilan, penyakit autoimun,
• Kehilangan vitamin B yang meningkat
– Hemodialisis, penyakit ginjal, diabetes

Hunt A, Harrington D, Robinson S. 2014. Vitamin B12 deficiency. BMJ 349: g5226.
Kumar N. 2014. Neurologic aspects of cobalamin (B12) deficiency. Handb Clin Neurol 120: 915-926.
An R, Chiu CY, Andrade F. 2015. Nutrient intake and use of dietary supplements among US adults with disabilities. Disabil Health J 8 (2): 240-249. 04/23/2024 13
IDF. 2017. (International Diabetes Federation) IDF Diabetes Atlas, 8th Edition 2017. Online version of IDF Diabetes Atlas: www.diabetesatlas.org.
Pemberian suplementasi vitamin
B12 dapat bermanfaat pada
pasien DM dengan Metformin.

CONFIDENTIAL 04/23/2024 14
Pasien diabetes berisiko mengalami penrunan vitamin B1, B6
dan B12 sehingga berisiko mengalami neuropati

• Cross-sectional study, Indonesia (4 centers, Dec 2008 - Feb 2009)


• 4 groups: Control, DM normoalbuminuria, microalbuminuria, albuminuria.
• 154 T2DM, 44 control, 2-month washout period for Vitamin B supplementation
• Result: disturbance of Vitamin B1, B6, and B12 metabolism:
• Vitamin B1, B6 : increased fractional excretion, decreased cellular concentration
• Vitamin B12 resistance: increased total plasma cobalamin, holotranscobalamin, homocysteine and folate
Conclusion:
• There was renal mishandling of thiamine, increased degradation of vitamin B6 and cytosolic metabolic
resistance to vitamin B12 in patients with type 2 diabetes in Indonesia
• Vitamin B1, B6, and B12 supplementation may be beneficial to diabetic patients – particularly in
diabetic nephropathy2)

Antonysunil A, N Rabbani et al. Diab Res Clin Pract 95(2012):415-424


RCT, 390 Patient T2DM, Metformin/Placebo, 3x/day for 4.3 years
Conclusion:
Long term treatment with metformin increases the risk of vitamin B12
deficiency and raised homocysteine concentration
Pada pasien dengan Vitamin
diabetes dan terapi metformin
B-12 deficiency is preventable
perlu diberikan terapi vitamin
Regular measurementB untuk
of vitamin mencegah
B12 concentrations during long term
metformin treatment should be strongly considered
risiko defisiensi vitamin B

CONFIDENTIAL 04/23/2024 16
Vitamin B
kombinasi (B1, B6
dan B12) lebih baik
dibandingkan
monoterapi
(tunggal) (vitamin
B12 saja)
RCT, 390 Patient T2DM, Metformin/Placebo, 3x/day for 4.3 years
Conclusion:
Long term treatment with metformin increases the risk of vitamin B12
deficiency and raised homocysteine concentration
Pada pasien dengan Vitamin
diabetes dan terapi metformin
B-12 deficiency is preventable
perlu diberikan terapi vitamin
Regular measurementB untuk
of vitamin mencegah
B12 concentrations during long term
metformin treatment should be strongly considered
risiko neuropati (gangguan saraf)

CONFIDENTIAL 04/23/2024 18
CONFIDENTIAL 04/23/2024 19
Management of peripheral neuropathy with B1, B6 and B12
• NENOIN Study design Project name NENOIN = Neurobion non-interventional study

Study design Prospective, open label, non-interventional (observational), single arm


study
Study treatment Vitamin B1 = 100mg
Vitamin B6 = 100mg
Vitamin B12 = 5mg
Posology Once a day after meals

Visit schedule V1=baseline/day 0


V2=14 days; V3=30 days; V4=60 days; V5=90 days
Study duration 90 days

Patient profile Patients with mild to moderate peripheral neuropathy of different


etiology (diabetic, idiopathic, carpal tunnel, others).
Sample size 411 patients (Full Analysis Set = FAS)

Study parameters Total symptom score (TSS):


Stabbing pain, burning pain, paresthesia, numbness
Visual Analogue Scale (VAS):
Pain, burning, paresthesia, numbness, tingling
Quality of life (SF8); Safety (AEs, ADRs)
Study centers 8 centers in Indonesia
Management of peripheral neuropathy with B1, B6 and B12
• Patients are relieved of neuropathy symptoms significantly with progressive
improvement according to TSS (FAS)
Visit 1 Visit 2 Visit 3 Visit 4 Visit 5

TSS Score 5.451±2.0365 4.358±1.9148 3.551±1.6919 2.786±1.4801 2.020±1.2808

• Statistically significant
8
* reduction of the TSS
7 after 14 days
*
6

*
• Reduction of TSS is
TSS Score (0-14.64)**

5
statistically significant
*
4 at each following visit
*
3
• The TSS reduction is
2 progressive over time in
1 411 402 399 393 390 favor of long term
0 treatment
V1 V2 V3 V4 V5

** As patients with mild to moderate peripheral neuropathy have been recruited into the study, the maximal TSS at baseline has been lower than 8.
V1 = baseline; V2 = 14days; V3 = 30days; V4 = 60days; V5 = 90days; the numbers in bars represent the number of patients; p<0.05 vs. V1 (baseline)
Management of peripheral neuropathy with B1, B6 and B12
• Patients are relieved of all neuropathy symptoms observed in the study
with progressive improvement (TSS) • Statistically significant
2.00 reduction of the TSS
after 14 days
1.80

1.60
• All symptoms have
been treated effectively
1.40
* *
* •
Individual Score (0-3.66)

* The TSS reduction is


*
1.20 * progressive over time in
* * favor of long term
1.00 *
* * treatment
0.80
*
* *
0.60 *
0.40 *
0.20
mean mean mean mean mean mean mean mean mean mean mean mean mean mean mean mean mean mean mean mean
0.00
V1 V2 V3 V4 V5 V1 V2 V3 V4 V5 V1 V2 V3 V4 V5 V1 V2 V3 V4 V5
Stabbing pain Burning Pain Paresthesia Numbness

V1 = baseline; V2 = 14days; V3 = 30days; V4 = 60days; V5 = 90days; the numbers in bars represent the number of patients; p<0.05 vs. V1 (baseline)

22
Pemberian vitamin Neurotropik kombinasi B1, B6 dan
B12 merupakan terapi yang baik untuk pasien-pasien
dengan neuropati dari ideologi yang berbeda beda.

CONFIDENTIAL 04/23/2024 28
Efficacy of Cobalamin vs methylcobalamine

Cyanocobalamin and methylcobalamin merupakan vitamin B 12 dengan efikasi seimbang


Cyanocobalamin adalah vitamin B12 yang aman dan lebih ekonomis dan cocok diberikan
sebagai terapi oral dan parenteral.

Kaye_2006_A Brief Consideration of Cyanocobalamin and Pyridoxine HCl


Cyanocobalamin vs
Methylcobalamin | June 29
2015
StartCH| 01.01.2019 30

Anda mungkin juga menyukai