Anda di halaman 1dari 44

Evaluasi Pemenuhan Standar Dikti

1
Siklus SPMI

P Penetapan Standar Pendidikan Tinggi


Pelaksanaan Standar Pendidikan Tinggi
P P Evaluasi (pemenuhan) Standar Pendidikan Tinggi
Pengendalian (pelaksanaan) Standar Pendidkan Tinggi
Peningkatan Standar Pendidikan Tinggi
P E

Evaluasi merupakan bagian dari siklus SPMI (PPEPP)


Syarat Perlu APT bagi PTS
EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR

 Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan semua Standar Dikti baik


SN Dikti maupun standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi.

 Evaluasi pelaksanaan standar pendidikan tinggi dilakukan


dengan tahapan:
a. menetapkan tujuan evaluasi;
b. menyusun metode dan atau instrumen evaluasi;
c. menganalisis kesenjangan antara pencapaian standar
pendidikan tinggi dengan standar yang telah ditetapkan; dan
d. merumuskan rekomendasi tindakan pengendalian
berdasarkan analisis kesenjangan
Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Standar

 Dalam pendidikan tinggi, evaluasi pelaksanaan standar ditujukan


untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan
dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi sesuai dengan visi
masing-masing.

 Evaluasi Pelaksanaan Standar bukan dimaksudkan mencari dan


menemukan kekurangan, apalagi kesalahan pihak yang diaudit,
melainkan untuk menggali, menemukan, mengangkat, dan
memperbanyak kebaikan atau praktik baik yang telah berlangsung.
P
P P
E Evaluasi Pemenuhan Standar Dikti
P E
Permendikbudristek
No. 53 Tahun 2023
Pasal 68 ayat (2)

Evaluasi pemenuhan standar pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
dilaksanakan oleh pejabat atau dosen yang ditugaskan oleh pimpinan perguruan tinggi.
Evaluasi dilakukan oleh (jenis evaluasi) :

a.Pejabat di atasnya (Pemantauan/monitoring)


b.Pelaksana standar (Evaluasi diri)
c.Auditor Internal, melalui Audit Internal (AMI).
d.Asesor melalui akreditasi (assement)
Pengertian pemantauan, evaluasi diri, audit mutu internal, dan assesment
 Pemantauan (monitoring) dilakukan oleh pejabat di atasnya, ketika proses sedang
berlangsung, ditujukan untuk mengevaluasi adanya penyimpangan pada
pelaksanaan standar dan/atau potensi terhadap ketidak tercapaian standar.
Penyimpangan dan/atau potensi ketidak tercapaian stadar dapat di perbaiki sebelum
proses berakhir.
 Evaluasi diri dilakukan oleh pelaksana standar, ketika proses sudah selesai, ditujukan
untuk mengevaluasi adanya penyimpangan pada pelaksanaan standar dan/atau
ketidak tercapaian standar dan memperbaikinya pada siklus berikutnya.
 Audit mutu internal merupakan pengujian sistematik dan mandiri oleh auditor, untuk
memastikan kegiatan di perguruan tinggi, secara efektif telah sesuai dengan rencana,
dan hasilnya telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan serta peluang
peningkatannya.
 Assessment adalah kegiatan penilaian melalui akreditasi, untuk menentukan
kelayakan dan ti ngkat mutu, berdasarkan kriteria yang mengacu pada
standar pendidikan tinggi pada program studi dan perguruan tinggi
(SPME).
Pemantauan
 dilakukan langsung oleh pejabat di atasnya ketika proses sedang
berlangsung (sebaiknya ditengah proses)
 Memiliki tujuan untuk memastikan pelaksanaan standar sesuai
dengan manual/prosedur yang telah ditetapkan
 Dapat dibantu dengan instrumen pemantauan yang telah disiapkan
oleh Lembaga/Pusat Penjaminan Mutu tingkat institusi (lebih baik
dalam bentuk sistem informasi pemantauan)
 Instrumen dipersiapkan dengan mengacu pada standar yang telah
ditetapkan
 Hasil dapat langsung dipergunakan untuk perbaikan pada paruh
waktu palaksanaan standar apabila ada penyimpangan
Implementasi pemantauan

 Tengah dan akhir semester, program studi mengisi


instrument pemantauan yang telah disiapkan sesuai
dengan arahan pimpinan (Koprodi).

 Lembaga/Pusat penjaminan mutu merekap hasil


pemantauan sebagai bahan perbaikan di level prodi dan
laporan ke pimpinan institusi.
Pemantauan peringkat akreditasi Program Studi di Untan mengacu pada
pemantauan BAN-PT
Proses pemantauan oleh BAN-PT
Proses pemantauan dan evaluasi pemenuhan syarat Peringkat Akreditasi
Program Studi dilakukan secara machine to machine antara PDDIKTI dan
SAPTO dengan mengacu pada Peraturan BAN-PT No.1 Tahun 2022 tentang
Mekanisme Akreditasi pada Pasal 3 ayat (6) dinyatakan pemantauan
pemenuhan syarat Peringkat Akreditasi dilakukan sekurangnya 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun dan paling lambat dilakukan 1 (satu) tahun sebelum
jangka waktu Peringkat Akreditasi berakhir
Sembilan indikator Pemaatauan Program Studi oleh BAN-PT
Peringkat Akreditasi ditentukan oleh
evaluasi pemenuhan 9 (sembilan)
indikator syarat perlu

Indikator nomor 1 sampai dengan 8 (wajib terpenuhi)


Salah satu dari indikator nomor 9 atau 10 harus terpenuhi
PERSYARATAN 10 INDIKATOR
1. Jumlah mahasiswa baru (NMBR) Program Diploma Satu, Diploma Dua, Diploma
Tiga, Sarjana Terapan, dan Sarjana dalam 5 tahun terakhir (TS-4 s.d. TS), dengan
ketentuan: Rata-rata persentase penurunan jumlah mahasiswa baru (PMBR) dari
TS-4 s.d. TS kurang dari atau sama dengan 30%?
2. Kecukupan jumlah dosen tetap (DT) pada saat TS, dengan ketentuan: Rasio
jumlah dosen tetap yang memiliki NIDN dan NIDK terhadap jumlah program
studi (RDTPS) lebih dari atau sama dengan 5.
3. Batas maksimum dosen tidak tetap (DTT) pada saat TS, dengan ketentuan:
Persentase jumlah dosen tidak tetap terhadap jumah seluruh dosen (Dosen
Tetap yang memiliki NIDN dan NIDK dan Dosen Tidak Tetap) (PDTT) kurang dari
atau sama dengan 40%
4. Rasio jumlah mahasiswa terhadap jumlah dosen tetap yang memiliki NIDN dan
NIDK pada saat TS, dengan ketentuan: Rasio jumlah mahasiswa terhadap jumlah
dosen tetap yang memiliki NIDN dan NIDK (RMDT) kurang dari atau sama
dengan 40.
5. Jumlah lulusan program (NL) Program Diploma Satu, Diploma Dua, Diploma Tiga,
Sarjana Terapan dan Sarjana dalam 5 tahun terakhir (TS-4 s.d. TS), dengan
ketentuan: Rata rata persentase penurunan jumlah lulusan (PL) kurang dari atau
sama dengan 30%.
6. Nilai rata-rata Peringkat Akreditasi Program Studi (NSA + 0,5) oleh BAN-PT atau
Lembaga Akreditasi Mandiri):
a. Peringkat Akreditasi PT Unggul atau A lebih dari atau sama dengan 3,25.
b. Peringkat Akreditasi PT Baik Sekali atau B lebih dari atau sama dengan 2,50.
c. Peringkat Akreditasi PT Baik atau C lebih dari atau sama dengan 2,00. NSA = (4 x
NUnggul + 3,5 x NA + 3 x NBaik_Sekali + 2,5 x NB + 2 x NBaik + 1,5 x NC + 1,5 x
NM) /NPS NSA = Nilai rata-rata satuan Peringkat Akreditasi NPS = Jumlah
Program Studi
7. Persentase kualifikasi akademik dosen tetap yang memiliki NIDN dan
NIDK yang mempunyai gelar Doktor/Doktor Terapan/Spesialis 2
(PDS3) saat TS: a. Peringkat Akreditasi PT Unggul atau A lebih dari
atau sama dengan 10%. b. Peringkat Akreditasi PT Baik Sekali atau B
lebih dari atau sama dengan 5%. c. Peringkat Akreditasi PT Baik atau
C lebih dari atau sama dengan 0%.

8. Persentase dosen tetap yang memiliki NIDN dan NIDK yang mempunyai
jabatan akademik Guru Besar, Lektor Kepala dan Lektor (PDGBLKL) saat TS: A.
Perguruan Tinggi Akademik a. Peringkat Akreditasi PT Unggul atau A lebih dari
atau sama dengan 40%. b. Peringkat Akreditasi PT Baik Sekali atau B lebih dari
atau sama dengan 30% c. Peringkat akreditasi PT Baik atau C lebih dari atau
sama dengan 0%.
No 9 dan 10, Salah satu boleh tidak terpenuhi

9. Persentase kelulusan tepat waktu (PKTW) Program Diploma Satu, Diploma Dua,
Diploma Tiga, Sarjana Terapan, dan Sarjana: a. Perguruan Tinggi Akademik lebih
dari atau sama dengan 37,5% b. Perguruan Tinggi Vokasi lebih dari atau sama
dengan 47,5%

10. Persentase keberhasilan studi (PBS) Program Diploma Satu, Diploma Dua,
Diploma Tiga, Sarjana Terapan, dan Sarjana untuk Perguruan Tinggi Akademik
atau Vokasi lebih dari atau sama dengan 60%
APA YANG AKAN TERJADI
http://pddikti.untan.ac.id/pddikti2/ipepa-ps/byprodi
Instrumen Monev
Penyusunan instrumen monev mengacu kepada pada Standar PT dan
Matrik penilaian akreditasi (APS atau APT)
Harus jelas siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaanya dan siapa
yang menindaklanjutinya
Instrumen Monev
Intergrasi hasil penelitian dan pkm terhadap pembelajaran
Instrumen Monev
Monev terhadap standar penelitian
Diagnostik, formatif dan sumatif?

Perlu kejelasan: Monev dan AMI


Diagnostik, formatif dan sumatif?
https://survey.kepuasan.untan.ac.id/
Evaluasi diri
 Dilakukan oleh pelaksana standar ketika proses sudah selesai {apabila
institusi juga melaksanakan AMI (audit mutu internal), maka evaluasi diri
dilakukan sebelum AMI dilaksanakan}
 Bertujuan untuk memastikan pelaksanaan standar sesuai dengan
manual/prosedur yang telah ditetapkan dan hasilnya telah memenuhi
atau melampaui standar yang telah ditetapkan
 Dapat dibantu dengan instrumen evaluasi diri yang telah disiapkan
sebelumnya oleh Lembaga/Pusat Penjaminan Mutu tingkat institusi (lebih
baik dalam bentuk sistem informasi evalusi diri)
 Instrumen dipersiapkan dengan mengacu pada standar yang telah
ditetapkan
 Hasil dipergunakan untuk perbaikan pada siklus SPMI berikutnya.
 Hasil evaluasi diri juga dapat membantu auditor dalam melihat kelemahan
dan kelebihan obyek audit, jika institusi juga melaksanakan AMI
Audit mutu internal
 Audit mutu internal adalah kegiatan yang independen, obyektif,
terrencana secara sistemik, dan berdasarkan serangkaian bukti;
 Audit mutu internal mengandung unsur konsultasi yang bertujuan
memberikan nilai tambah atau perbaikan bagi unit yang diaudit,
sehingga dapat mencapai atau memenuhi tujuan yang telah
ditetapkan;
 Audit mutu internal dilakukan oleh peer group terhadap unit atau
institusi dan/atau program atau kegiatan, dengan memeriksa atau
menginvestigasi prosedur, proses atau mekanisme. Kegiatan
memeriksa juga berarti mengecek, mencocokan, dan memverifikasi.
 Audit mutu internal dilakukan untuk memastikan bahwa tujuan dan
sasaran dari unit atau program yang telah ditetapkan dapat terpenuhi.
Tahapan Audit mutu internal

1. Menetapkan kebijakan tentang audit mutu internal.


2. Menyiapkan atau menetapkan unit/personel yang
bertanggungjawab untuk melaksanakan audit mutu internal.
3. Menetapkan instrumen audit sesuai dengan lingkup dan area
yang telah ditetapkan.
4. Menyusun atau merumuskan manual atau pedoman audit
5. Menyiapkan formulir atau borang audit.
6. Menyiapkan para auditor internal.
7. Mensosialisasikan sistem audit mutu internal.
Kebijakan audit mutu internal

 Kebijakan audit mutu internal adalah bagian dari kebijakan SPMI, sistem
audit mutu internal adalah bagian dari SPMI.

 Dokumen kebijakan audit mutu internal mencakup, minimal:


a.Tujuan audit mutu internal;
b.Lingkup atau obyek yang akan diaudit;
c.Area yang menjadi sasaran atau pihak yang akan diaudit;
d.Personil yang menjadi auditor internal; dan
e.Periode dan/atau frekuensi audit mutu internal.
Kebijakan audit mutu internal
Lingkup atau obyek audit mutu internal
a. Pelaksanaan standar secara satuan, baik standar nasional dikti maupun standar dikti
yang ditetapkan oleh perguruan tinggi.
b.Pelaksanaan standar secara berkelindan, atau mengaudit kegiatan.
Contoh: mengaudit kurikulum, proses pembelajaran, kompetensi lulusan, metode
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dosen, sarana prasarana pembelajaran,
sebagai satu kesatuan utuh yang saling berkelindan.

Area yang menjadi sasaran atau pihak yang diaudit (Auditee)


a. Program Studi; dan/atau
b.Jurusan sebagai penyelenggara program studi; dan/atau
c. Fakultas; dan/atau
d.Unit kerja selain fakultas, di dalam lingkungan perguruan tinggi.
Standar audit mutu internal:
Standar audit mutu internal dapat berupa:
a. Peraturan perundangan yang berlaku di NKRI sesuai dengan lingkup
audit
b. Standar pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh setiap
perguruan tinggi sesuai dengan lingkup audit
c. Pelaksanaan standar dan kesesuaiannya dengan manual SPMI
d. Kelengkapan formulir
e. Bukti implemetasi pelaksanaan standar
Prosedur audit mutu internal

 Prosedur baku audit membentang mulai dari merencanakan audit hingga


melaporkan hasil audit kepada auditee dan manajemen tertinggi perguruan
tinggi.
 Cakupan prosedur baku audit, antara lain: pemilihan auditor, penyusunan
jadwal audit, penyusunan instrumen atau daftar pertanyaan audit (audit
kepatuhan) , kunjungan auditor ke auditee (audit kecukupan).
Sistem dalam pelaporan hasil audit mutu internal

 Perlu ada sistem pelaporan atas hasil audit, atau setidaknya kriteria, untuk
menentukan predikat hasil audit.
 Predikat hasil audit antara lain: baik, efektif, memuaskan, kurang efektif, tidak
efektif, layak, kurang layak, sesuai, tidak sesuai. Semua predikat ini harus didasarkan
pada tolok ukur atau standar tertentu, dan predikat itu harus punya makna jelas
dan mudah dipahami oleh auditee.
 Perlu dirumuskan pula kriteria tentang apa yang dimaksud dengan temuan,
komendasi, praktik baik, rekomendasi, dsbnya.
Laporan audit mutu internal

Laporan Audit, minimal memuat:


 unit/pihak yang menjadi auditee,
 hari/tgl audit,
 nama auditor,
 nama pimpinan unit yang menjadi auditee,
 temuan dan/atau praktik baik yang berhasil diidentifikasi auditor.
 Simpulan, dan rekomendasi atau rincian saran dari auditor
kepada
auditee agar hasil dari audit ditindak-lanjuti oleh auditee.
Sumber:
1. Nugroho, LH, 2023. Evaluasi Pemenuhan Standar Dikti. PPT disampaikan
pada Pelatihan SPMI dan AMI di Untan
2. Pemantauan, IPEPA prodi di Untan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai