Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Syariat, Hakekat, Thariqot,

Marifat Dan hubungannya dengan


Tasawuf

Komala Indrayani (2022.4.10.1.01506)


Dwi Fuji Aryani (2022.4.10.1.010487)
Pengertian Syariat

Syariat secara bahasa Arab artinya pandangan hidup (syara’), pegangan hidup (syariah).
Sedangkan secara istilah syariat adalah sebuah peraturan yang dibuat oleh Allah SWT
diatas dasar iman dan islam untuk mengatur kehidupan manusia, baik aturan ibadah atau
yang lainnya dan dengan berpedoman Al Qur’an dan Hadist. Syariat berisi peraturan-
peraturan yang didalamnya terdapat hukum-hukum halal, haram, sunah, makruh,
mubah,haram dan sebagainya. Syariat berisi mengenai hukum dan aturan serta
penyelesaian masalah dalam kehidupan ini.
Hubungan Syariat dengan Tasawuf

Dalam dunia tasawuf syariat adalah syarat mutlak bagi salik (penempuh jalan ruhani)
menuju Allah. Tanpa adanya syariat maka batallah apa yang diusahakannya. Syariat juga
adalah dasar yang diperlukan bagi seorang sufi untuk memahami aturan dan tata cara
Islam yang memungkinkan mereka untuk menjalani kehidupan yang saleh dan taat. Tanpa
mematuhi syariat, sufi tidak akan dapat mencapai tingkat spiritual yang lebih tinggi.
Pengertian Thariqat

Thariqat berasal dari bahasa Arab At-thariq yang artinya jalan, metode.
Tarekat juga berasal dari kata “thariqah” yang berarti jalan, keadaan,
aliran, atau garis pada sesuatu. Sedangkan secara istilah thariqat adalah
jalan lurus seorang sufi untuk sampai pada tujuannya yaitu Allah SWT

Pembagian Thariqat

1. Thariqat Wajib
2. Thariqat Sunnah
Hubungan Tareqat dengan Tasawuf

Dalam ilmu tasawuf istilah thareqat tidak saja ditunjukan kepada aturan dan
cara-cara tertentu yang ditunjukan oleh seorang syaih thariqat (mursyid) dan
bukan pula terhadap kelompok yang menjadi pengikut salah seorang syaih
thariqat, tetapi meliputi segala asepek ajaran yang ada di dalam agama islam.
Seperti halnya shalat, puasa, zakat, haji dsb. Ajaran tersebut merupakan jalan
atau cara mendekatkan diri kepada Allah.
Pengertian Hakikat

Hakikat berasal dari bahasa Arab Al-Haq yang artinya kebenaran. Sedangkan
secara istilah Hakikat adalah sampainya seseorang yang mendekatkan diri
kepada Allah SWT, dengan tersingkapnya hijab-hijab pada pandangan hati
seorang salik (seorang hamba yang mengadakan pengembaraan batin).
Sehingga mengerti dan menyadari sepenuhnya hakikat dirinya sebagai
makhluk dan Allah sebagai sang Kholiq.
Hubungan Hakekat dengan Tasawuf

Saat seorang hamba mendekatkan diri pada Allah SWT dengan


kebenaran batin yang terletak di dalam individu yang terpadu antara
jiwa dan tubuh, maka hakikat manusia akan muncul ketika manusia
menjadi ma’rifatullah yaitu mengenal Tuhan dengan segenap hati
dan jiwa.
Pengertian Ma'rifat

Dalam kamus ilmu tasawuf dikatakan bahwa Makrifat berasal dari


kata ‘arafa, yu’rifu, ‘irfan, ma’arifah, yang artinya adalah
pengetahuan, pegalaman, atau pengetahuan ilahi.
Sedangkan menurut Bahasa marifat kenal atau tahu. Dalam tasawuf,
marifat berarti mengetahui Allah SWT dari dekat, yaitu pengetahuan
dengan hati sanubari. Seorang sufi ketika ia bercermin maka yang
dilihatnya hanya Allah SWT.
Hubungan Ma'rifat dengan Tasawuf

Sabda Rosulullah SAW : “Siapa yang mengenal dirinya,


sesungguhnya dia mengenal tuhannya” artinya adalah tasawuf itu
mendekatkan diri kepada Allah dan berma’rifat (mengenal tuhan)
adalah hasil akhir seorang hamba dalam menjalankan syariat, thareqat
dan hakikat. Alat seorang sufi mendapatkan ma’rifat adalah labu,
bukan panca indra atau akal.
Kesimpulan

Tasawuf adalah cabang dalam Islam yang mengejar pemahaman mendalam tentang
hakikat eksistensi dan hubungan antara manusia dengan Allah. Dalam perjalanan
ini, konsep-konsep seperti syariat, hakikat, thareqat, dan ma'rifat memainkan peran
penting. Syariat adalah landasan, hakikat adalah tujuan, thareqat adalah metode, dan
ma'rifat adalah hasil akhir dari perjalanan spiritual sufi. Dengan memahami dan
mengikuti konsep-konsep ini, seorang sufi berusaha untuk mencapai kesempurnaan
spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai