Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR BELAJAR

 By: Nur Azizah, S.Psi.,S.Pd.I.,MA


● “Living is learning” → Havighurst (1953), sbg
gambaran bhw belajar mrp hal yg sangat penting.
● Seluruh proses penddk di lembaga pendkk
diselubungi oleh satu key term yakni belajar.
● Tanpa proses belajar usaha penddk tsb tidak
punya makna, sia-sia.
● Sbg suatu proses, belajar menyajikan “ruang” yg
sangat luas - pasti lebih luas dari ruang kelas itu
sendiri.
(4 jenis pengetahuan: religion, philosophy, science, art)
● Dlm konteks pembelajaran di sekolah, proses
belajar mghasilkan keterampilan (skill) dan
pengetahuan (knowledge) yg lebih berkualitas dari
Psikologi menaruh minat yg tinggi terhdp belajar
sebab dgn belajar, aspek kejiwaan sso muncul dlm
perilaku yg relatif berubah, a.l.:
a. Ada peningkatan pengetahuan scr kuantitatif
maupun scr kualitatif.
b. Ada peningkatan memory yg terkait dgn
mencamkan, menyimpan, dan memproduksi kesan-
kesan.
c. Ada perubahan pengalaman. E.g. sso berupaya
untuk menguasai suatu teknik tertentu untk diimplementasikan.
d. Ada kemampuan untuk membayangkan arti ttg
apa yg dipelajarinya, dlm arti membuat sso menjadi
lebih mengerti.
e. Memampukan sso memahami realitas yg
berbeda, krn belajar melibatkan pemahaman dunia dgn
Mendefinisikan apa itu belajar, ternyata tidaklah mudah
“learning is one of the most important topics in present-
day psychology and yet it is an extremely difficult
concept to define” (Hergenhahn & Olson, 1993).

1. Kimble (1961, dlm Hergenhahn & Olson, 1993), “Learning


as a relatively permanent change in behavioral po-
tentiality that occurs as a result of reinforced practice.”
2. Horgan (1984), “Learning can be defined as any
relatively permanent change in behavior which occurs
as a result of practice or experience.”
Adanya perubahan perilaku yg relatif permanen, di mana potensi
itu terjadi sbg akibat dari latihan atau dikarenakan pengalaman,
berarti bukan krn sakit, kelelahan atau krn pengaruh obat tertentu.
3. Gage and Berliner (1998) sependpt dgn Horgan, bhw
belajar adalah proses, dimana perubahan perilaku
organisme terjadi sbg akibat dari pengalaman
(learning is the process whereby an organism
changes is behavior as a result of experience).
4. Cronbach (1954) “learning is shown by a change in
behavior as a result of experience”.

Dari bbrp definisi tsb menekankan pentingnya latihan


(practice) & pengalaman (experience) dlm mpengaruhi
perubahan perilaku.
Catatan:
Pada pengertian perubahan perilaku krn latihan
(practice), mensyaratkan adanya usaha dari individu,
sedangkan dlm pengertian terjadinya perubahan
perilaku krn pengalaman (experience), maka usaha
tidak mutlak diperlukan.
Unsur-unsur penting yg mrp ciri dari belajar, sbb:
a. Bljr mrp suatu proses, yg mengakibatkan adanya
perubahan perilaku (change in behavior or performance).
Perilaku itu dpt diartikan scr luas, dapat dlm perilaku yg
tidak tampak (covert behavior, e.g. proses mental), atau
dlm perilaku yg tampak (overt behavior). O.k.i.
perubahan dpt dlm segi kognitif, afektif, & psikomotor.

b. Perubahan perilaku itu dpt aktual, yaitu yg


menampak pada saat itu, tetapi jg dapat bersifat
potensial, yg tidak menampak saat itu, tetapi akan tampak
di lain kesempatan.

c. Perubahan perilaku yg terjadi krn belajar itu bersifat


permanen, dlm arti perubahan itu akan bertahan dlm
waktu yg relatif lama (berubah lagi, sbg akibat dari belajar).
d. Perubahan perilaku - baik yg aktual, maupun yg potensial -
yg mrp hasil belajar, mrp perubahan melalui latihan
dan/atau pengalaman. Artinya, perubahan itu bukan
krn faktor kematangan, kelelahan, faktor temporer
(e.g. sakit, atau pengaruh obat-obatan). Sebab, faktor
kematangan, kelelahan, sakit, obat-obatan memang
dpt menyebabkan perubahan perilaku, tapi itu bukan
krn belajar.

Perubahan perilaku dpt mengarah pada tingkah laku yg


lebih baik, tapi mungkin jg lebih buruk. Tingkah laku yg
mengalami perubahan (entah itu ke arah yg lebih baik, atau
lebih buruk) krn belajar terkait aspek-aspek kepribadian,
baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dlm pengertian,
kemampuan memecahkan masalah, keterampilan, sikap,
kecakapan, ataupun kebiasaan.
Psikologi Belajar
Psikologi mrp suatu ilmu yg mempelajari
mengenai tingkah laku organisme, di mana
tingkah laku tsb diasumsikan sbg manifestasi
dari kehidupan kejiwaan.

Belajar dpt dimaknai sbg perubahan perilaku yg


relatif permanen yg terjadi sbg akibat dari latihan
atau pengalaman.

Mahasiswa kerjakan tugas, apa itu PSIKOLOGI BELAJAR?


Menurut Sardiman (2008) tujuan belajar sangat banyak
dan bervariasi. Namun jika ditinjau secara umum, maka
tujuan belajar itu ada tiga jenis:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan.
Hal ini tidak dpt dilepaskan dari kemampuan berpikir.
Individu tidak dpt mengembangkan kemampuan berpikir
tanpa pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir jg akan
memperkaya pengetahuan. Tujuan yg satu ini, memiliki
kecenderungan terbesar dlm aktivitas belajar.

2. Untuk mendapatkan keterampilan.


Apa yg dipelajari di sekolah sehrsnya yg diperlukan
untk mghadapi problema kehidupan. Orientasi pembelajaran
harus dpt mengembangkan keterampilan hidup (life skill), yg
meliputi semua kecakapan untuk mggapai kesuksesan hidup
(Samani, 2007). Keterampilan dpt diperoleh dgn banyak melatih
kemampuan (Sardiman, 2008).
3. Pembentukan sikap
Proses imitasi atau modeling pun terjadi dlm proses
belajar. Guru akan diobservasi, dilihat, didengar, dan
ditiru oleh siswanya. Pembentukan sikap tidak
terlepas dari penanaman nilai-nilai (transfer of value),
jadi kehadiran guru tidak sekedar mengajar (transfer
of knowledge).

Pencapaian tujuan belajar akan mghasilkan hasil belajar.


Hasil-hasil belajar dimaksud:
▪ Hal ihwal yg terkait dgn keilmuan dan pengetahuan,
konsep atau fakta (kognitif).
▪ Hal ihwal yg terkait dgn personal, kepribadian atau sikap
(afektif).
▪ Hal ihwal yg terkait dgn kelakuan, keterampilan atau
penampilan (psikomotorik).
Jenis-jenis belajar dikelompokkan berdasarkan
“tujuan & hasil belajar” yg diperoleh dari kegiatan
belajar, dari cara atau proses yg ditempuh, dari
teknik atau metode bljr, dsb. Pengelompokkan
spt ini muncul dlm dunia penddk.
Dilihat dari tujuan & hasil yg diperoleh dari kegiatan bljr
ada 8 jenis:
a. Belajar abstrak (abstract learning)
Yaitu belajar dgn mggunakan cara berpikir abstrak.
Tujuannya memperoleh pemahaman / pemecahan
masalah yg tidak nyata. Diperlukan peranan akal yg
kuat, selain penguasaan atas prinsip, konsep, dan
generalisasi. Belajar jenis ini, e.g. belajar matematika, kimia,
kosmografi, dan astronomi.
b. Belajar keterampilan (skill learning)
Yaitu belajar yg bertujuan memperoleh keterampilan
(skill) tertentu mg’gunakan gerakan-gerakan motorik.
Tujuannya adalah memperoleh/menguasai
keterampilan jasmaniah tertentu. Belajar jenis ini,
proses latihan yg intensif sangat diperlukan. E.g.
belajar olahraga tertentu, melukis, menari, main musik,
memperbaiki alat-alat elektronik.
c. Belajar sosial (social learning)
Yaitu belajar yg bertujuan memperoleh keterampilan
dan pemahaman terhdp masalah sosial, penyesuaian
terhdp nilai-nilai sosial, dsb. Tujuannya adalah untuk
memahami dan memperoleh kecakapan memecahkan
masalah sosial, e.g. masalah keluarga, psahabatan,
dan masalah lain yg muncul di tengah masyarakat.
Termasuk jenis belajar ini adalah pelajaran agama dan PPkn.
d. Belajar pemecahan masalah (problem-solving learning)
Yaitu belajar mggunakan metode-metode ilmiah atau
berpikir scr sistematis, logis, teratur, butuh ketelitian.
Tujuannya, memperoleh kemampuan dan kecakapan
kognitif memecahkan masalah scr rasional, lugas,
dan tuntas. Hampir semua bidang studi dpt dijadikan
sarana bljr memecahkan masalah, yg paling utama
berkaitan dgn ilmu eksakta, e.g. matematika dan IPA.

e. Belajar rasional (rational learning)


Yaitu belajar dgn mggunakan kemampuan berpikir scr
logis sesuai akal sehat. Tujuannya, memperoleh
kecakapan mggunakan prinsip-prinsip dan konsep-
konsep. Bidang studi yg dpt digunakan sbg sarana
bljr rasional sama seperti bljr pemecahan masalah.
Bedanya, belajar rasional tidak menekankan bidang
eksakta, sebab bidang noneksakta pun dpt memberi
efek yg sama dlm belajar rasional.
f. Belajar kebiasaan (habitual learning)
Yaitu belajar membentuk kebiasaan-kebiasaan baru
atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yg telah ada.
Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah,
suri tauladan & pengalaman khusus, jg mggunakan
hukuman dan ganjaran. Tujuannya, agar siswa
memperoleh sikap dan kebiasaan baru, yg lebih
cepat, lebih positif, dlm arti selaras dgn kebutuhan
ruang dan waktu - bersifat kontekstual.

g. Belajar apresiasi (appreciation learning)


Yaitu belajar mpertimbangkan (judgment) arti penting atau
nilai suatu objek. Tujuan, agar siswa memperoleh &
mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skill),
mghargai scr tepat nilai objek tertentu, e.g. apresiasi
sastra, apresiasi musik, apresiasi seni lukis, dsb, yg
terkait dgn nilai keindahan (aesthetic). Belajar jenis ini,
e.g. belajar bahasa dan sastra, kerajinan tangan (prakarya),
kesenian, dan melukis.
h. Belajar pengetahuan (study)
Belajar dlm mencari pengetahuan (study) adalah belajar
dgn cara melakukan penyelidikan scr mdalam terhdp
objek pengetahuan tertentu.
Study jg dpt diartikan sbg sebuah program belajar yg
terencana untuk menguasai materi pelajaran dgn
melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen.
Tujuannya adalah agar siswa memperoleh atau
menambah informasi dan pemahamannya terhdp
pengetahuan tertentu, yg biasanya lebih rumit dan
memerlukan kiat-kiat khusus dlm mempelajarinya,
e.g. mggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian
lapangan.

Selain jenis-jenis belajar yg dikelompokkan berdsrkan


tujuan dan hasil yg diperoleh dari kegiatan belajar,
masih ada lagi jenis-jenis belajar jg dpt dikelompokkan
berdsrkan cara atau proses yg ditempuh dlm belajar.
Dilihat dari cara atau proses yg ditempuh dlm belajar
ada 5 jenis:
a. Belajar bdsrkan pengamatan (sensory type of
learning)
Yaitu belajar berdsrkan pengamatan sensoris terhdp
objek-objek dgn berbagai alat indra untk melihat,
mendengar, meraba, mencecap, dsb.

Contoh belajar berdsrkan pengamatan sensoris, si anak


mula-mula mengenal ibunya, lalu mengenal anggota
keluarganya, alat rumah tangga, dsb.

Belajar jenis ini, selain seiring dgn tumbuh-kembang


manusia, jg diandalkan dlm belajar taraf tinggi. Belajar
taraf tinggi jg tidak terlepas dari faktor pengamatan,
sekalipun sudah dibantu alat-alat tertentu. E .g. seorang
peneliti melihat bakteri dgn mikroskop di laboratorium, dsb.
b. Belajar berdsrkan gerak motor (motor type of learning)
Bbrp prinsip yg hrs diperhatikan:
▪ Mengetahui tujuan dgn jelas & yakin akan manfaatnya.
▪ Pelaksanaannya tepat, terutama taraf permulaan
▪ Latihan untuk mempertinggi kecepatan
▪ Latihan seperti situasi sebenarnya
Belajar berdsrkan gerak (motor) akan lebih efektif, apabila
perhatian tidak terlalu dipusatkan pada gerakan. E.g. belajar
mengemudikan mobil, bela diri, dsb.

c. Belajar berdsrkan menghafal (memory type of learning)


Dlm belajar berdsrkan ketajaman ingatan, maka apa pun yg
dihafal hrs terlebih dulu dimengerti. Hrs jelas kaitan
antara satu masalah dgn masalah lain. Mggunakan hal
yg dihafal scr fungsional dlm situasi tertentu. Jenis bljr
ini sejalan dgn bgmn informasi diterima (encoding),
disimpan (strorage), dan ditimbukan kembali (retrieval).
d. Belajar berdasarkan pemecahan masalah (problem
solving type of learning)
Langkah-langkah dlm problem solving:
a. Memahami masalah.
b. Mengumpulkan keterangan.
c. Merumuskan hipotesis.
d. Menilai atau mengkaji hipotesis.
e. Mengadakan eksperimen.
f. Menarik kesimpulan.

e. Belajar berdasarkan emosi (emotional type of learning)


Bertujuan menanamkan aspek-aspek kepribadian, e.g.
ketekunan, ketelitian, sikap asertif terhdp pekerjaan, dsb.
Belajar berdsrkan emosi akan semakin kuat bila
diikuti ekspresi fisik. Dlm hal ini emosi berfungsi sbg
pembangkit energi (energizer) bagi individu dlm bljr.

Anda mungkin juga menyukai