● “Living is learning” → Havighurst (1953), sbg gambaran bhw belajar mrp hal yg sangat penting. ● Seluruh proses penddk di lembaga pendkk diselubungi oleh satu key term yakni belajar. ● Tanpa proses belajar usaha penddk tsb tidak punya makna, sia-sia. ● Sbg suatu proses, belajar menyajikan “ruang” yg sangat luas - pasti lebih luas dari ruang kelas itu sendiri. (4 jenis pengetahuan: religion, philosophy, science, art) ● Dlm konteks pembelajaran di sekolah, proses belajar mghasilkan keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge) yg lebih berkualitas dari Psikologi menaruh minat yg tinggi terhdp belajar sebab dgn belajar, aspek kejiwaan sso muncul dlm perilaku yg relatif berubah, a.l.: a. Ada peningkatan pengetahuan scr kuantitatif maupun scr kualitatif. b. Ada peningkatan memory yg terkait dgn mencamkan, menyimpan, dan memproduksi kesan- kesan. c. Ada perubahan pengalaman. E.g. sso berupaya untuk menguasai suatu teknik tertentu untk diimplementasikan. d. Ada kemampuan untuk membayangkan arti ttg apa yg dipelajarinya, dlm arti membuat sso menjadi lebih mengerti. e. Memampukan sso memahami realitas yg berbeda, krn belajar melibatkan pemahaman dunia dgn Mendefinisikan apa itu belajar, ternyata tidaklah mudah “learning is one of the most important topics in present- day psychology and yet it is an extremely difficult concept to define” (Hergenhahn & Olson, 1993).
as a relatively permanent change in behavioral po- tentiality that occurs as a result of reinforced practice.” 2. Horgan (1984), “Learning can be defined as any relatively permanent change in behavior which occurs as a result of practice or experience.” Adanya perubahan perilaku yg relatif permanen, di mana potensi itu terjadi sbg akibat dari latihan atau dikarenakan pengalaman, berarti bukan krn sakit, kelelahan atau krn pengaruh obat tertentu. 3. Gage and Berliner (1998) sependpt dgn Horgan, bhw belajar adalah proses, dimana perubahan perilaku organisme terjadi sbg akibat dari pengalaman (learning is the process whereby an organism changes is behavior as a result of experience). 4. Cronbach (1954) “learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.
Dari bbrp definisi tsb menekankan pentingnya latihan
(practice) & pengalaman (experience) dlm mpengaruhi perubahan perilaku. Catatan: Pada pengertian perubahan perilaku krn latihan (practice), mensyaratkan adanya usaha dari individu, sedangkan dlm pengertian terjadinya perubahan perilaku krn pengalaman (experience), maka usaha tidak mutlak diperlukan. Unsur-unsur penting yg mrp ciri dari belajar, sbb: a. Bljr mrp suatu proses, yg mengakibatkan adanya perubahan perilaku (change in behavior or performance). Perilaku itu dpt diartikan scr luas, dapat dlm perilaku yg tidak tampak (covert behavior, e.g. proses mental), atau dlm perilaku yg tampak (overt behavior). O.k.i. perubahan dpt dlm segi kognitif, afektif, & psikomotor.
b. Perubahan perilaku itu dpt aktual, yaitu yg
menampak pada saat itu, tetapi jg dapat bersifat potensial, yg tidak menampak saat itu, tetapi akan tampak di lain kesempatan.
c. Perubahan perilaku yg terjadi krn belajar itu bersifat
permanen, dlm arti perubahan itu akan bertahan dlm waktu yg relatif lama (berubah lagi, sbg akibat dari belajar). d. Perubahan perilaku - baik yg aktual, maupun yg potensial - yg mrp hasil belajar, mrp perubahan melalui latihan dan/atau pengalaman. Artinya, perubahan itu bukan krn faktor kematangan, kelelahan, faktor temporer (e.g. sakit, atau pengaruh obat-obatan). Sebab, faktor kematangan, kelelahan, sakit, obat-obatan memang dpt menyebabkan perubahan perilaku, tapi itu bukan krn belajar.
Perubahan perilaku dpt mengarah pada tingkah laku yg
lebih baik, tapi mungkin jg lebih buruk. Tingkah laku yg mengalami perubahan (entah itu ke arah yg lebih baik, atau lebih buruk) krn belajar terkait aspek-aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dlm pengertian, kemampuan memecahkan masalah, keterampilan, sikap, kecakapan, ataupun kebiasaan. Psikologi Belajar Psikologi mrp suatu ilmu yg mempelajari mengenai tingkah laku organisme, di mana tingkah laku tsb diasumsikan sbg manifestasi dari kehidupan kejiwaan.
Belajar dpt dimaknai sbg perubahan perilaku yg
relatif permanen yg terjadi sbg akibat dari latihan atau pengalaman.
Mahasiswa kerjakan tugas, apa itu PSIKOLOGI BELAJAR?
Menurut Sardiman (2008) tujuan belajar sangat banyak dan bervariasi. Namun jika ditinjau secara umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis: 1. Untuk mendapatkan pengetahuan. Hal ini tidak dpt dilepaskan dari kemampuan berpikir. Individu tidak dpt mengembangkan kemampuan berpikir tanpa pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir jg akan memperkaya pengetahuan. Tujuan yg satu ini, memiliki kecenderungan terbesar dlm aktivitas belajar.
2. Untuk mendapatkan keterampilan.
Apa yg dipelajari di sekolah sehrsnya yg diperlukan untk mghadapi problema kehidupan. Orientasi pembelajaran harus dpt mengembangkan keterampilan hidup (life skill), yg meliputi semua kecakapan untuk mggapai kesuksesan hidup (Samani, 2007). Keterampilan dpt diperoleh dgn banyak melatih kemampuan (Sardiman, 2008). 3. Pembentukan sikap Proses imitasi atau modeling pun terjadi dlm proses belajar. Guru akan diobservasi, dilihat, didengar, dan ditiru oleh siswanya. Pembentukan sikap tidak terlepas dari penanaman nilai-nilai (transfer of value), jadi kehadiran guru tidak sekedar mengajar (transfer of knowledge).
Pencapaian tujuan belajar akan mghasilkan hasil belajar.
Hasil-hasil belajar dimaksud: ▪ Hal ihwal yg terkait dgn keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif). ▪ Hal ihwal yg terkait dgn personal, kepribadian atau sikap (afektif). ▪ Hal ihwal yg terkait dgn kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik). Jenis-jenis belajar dikelompokkan berdasarkan “tujuan & hasil belajar” yg diperoleh dari kegiatan belajar, dari cara atau proses yg ditempuh, dari teknik atau metode bljr, dsb. Pengelompokkan spt ini muncul dlm dunia penddk. Dilihat dari tujuan & hasil yg diperoleh dari kegiatan bljr ada 8 jenis: a. Belajar abstrak (abstract learning) Yaitu belajar dgn mggunakan cara berpikir abstrak. Tujuannya memperoleh pemahaman / pemecahan masalah yg tidak nyata. Diperlukan peranan akal yg kuat, selain penguasaan atas prinsip, konsep, dan generalisasi. Belajar jenis ini, e.g. belajar matematika, kimia, kosmografi, dan astronomi. b. Belajar keterampilan (skill learning) Yaitu belajar yg bertujuan memperoleh keterampilan (skill) tertentu mg’gunakan gerakan-gerakan motorik. Tujuannya adalah memperoleh/menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Belajar jenis ini, proses latihan yg intensif sangat diperlukan. E.g. belajar olahraga tertentu, melukis, menari, main musik, memperbaiki alat-alat elektronik. c. Belajar sosial (social learning) Yaitu belajar yg bertujuan memperoleh keterampilan dan pemahaman terhdp masalah sosial, penyesuaian terhdp nilai-nilai sosial, dsb. Tujuannya adalah untuk memahami dan memperoleh kecakapan memecahkan masalah sosial, e.g. masalah keluarga, psahabatan, dan masalah lain yg muncul di tengah masyarakat. Termasuk jenis belajar ini adalah pelajaran agama dan PPkn. d. Belajar pemecahan masalah (problem-solving learning) Yaitu belajar mggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir scr sistematis, logis, teratur, butuh ketelitian. Tujuannya, memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif memecahkan masalah scr rasional, lugas, dan tuntas. Hampir semua bidang studi dpt dijadikan sarana bljr memecahkan masalah, yg paling utama berkaitan dgn ilmu eksakta, e.g. matematika dan IPA.
e. Belajar rasional (rational learning)
Yaitu belajar dgn mggunakan kemampuan berpikir scr logis sesuai akal sehat. Tujuannya, memperoleh kecakapan mggunakan prinsip-prinsip dan konsep- konsep. Bidang studi yg dpt digunakan sbg sarana bljr rasional sama seperti bljr pemecahan masalah. Bedanya, belajar rasional tidak menekankan bidang eksakta, sebab bidang noneksakta pun dpt memberi efek yg sama dlm belajar rasional. f. Belajar kebiasaan (habitual learning) Yaitu belajar membentuk kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yg telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, suri tauladan & pengalaman khusus, jg mggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya, agar siswa memperoleh sikap dan kebiasaan baru, yg lebih cepat, lebih positif, dlm arti selaras dgn kebutuhan ruang dan waktu - bersifat kontekstual.
g. Belajar apresiasi (appreciation learning)
Yaitu belajar mpertimbangkan (judgment) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuan, agar siswa memperoleh & mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skill), mghargai scr tepat nilai objek tertentu, e.g. apresiasi sastra, apresiasi musik, apresiasi seni lukis, dsb, yg terkait dgn nilai keindahan (aesthetic). Belajar jenis ini, e.g. belajar bahasa dan sastra, kerajinan tangan (prakarya), kesenian, dan melukis. h. Belajar pengetahuan (study) Belajar dlm mencari pengetahuan (study) adalah belajar dgn cara melakukan penyelidikan scr mdalam terhdp objek pengetahuan tertentu. Study jg dpt diartikan sbg sebuah program belajar yg terencana untuk menguasai materi pelajaran dgn melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahamannya terhdp pengetahuan tertentu, yg biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat-kiat khusus dlm mempelajarinya, e.g. mggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan.
Selain jenis-jenis belajar yg dikelompokkan berdsrkan
tujuan dan hasil yg diperoleh dari kegiatan belajar, masih ada lagi jenis-jenis belajar jg dpt dikelompokkan berdsrkan cara atau proses yg ditempuh dlm belajar. Dilihat dari cara atau proses yg ditempuh dlm belajar ada 5 jenis: a. Belajar bdsrkan pengamatan (sensory type of learning) Yaitu belajar berdsrkan pengamatan sensoris terhdp objek-objek dgn berbagai alat indra untk melihat, mendengar, meraba, mencecap, dsb.
Contoh belajar berdsrkan pengamatan sensoris, si anak
mula-mula mengenal ibunya, lalu mengenal anggota keluarganya, alat rumah tangga, dsb.
Belajar jenis ini, selain seiring dgn tumbuh-kembang
manusia, jg diandalkan dlm belajar taraf tinggi. Belajar taraf tinggi jg tidak terlepas dari faktor pengamatan, sekalipun sudah dibantu alat-alat tertentu. E .g. seorang peneliti melihat bakteri dgn mikroskop di laboratorium, dsb. b. Belajar berdsrkan gerak motor (motor type of learning) Bbrp prinsip yg hrs diperhatikan: ▪ Mengetahui tujuan dgn jelas & yakin akan manfaatnya. ▪ Pelaksanaannya tepat, terutama taraf permulaan ▪ Latihan untuk mempertinggi kecepatan ▪ Latihan seperti situasi sebenarnya Belajar berdsrkan gerak (motor) akan lebih efektif, apabila perhatian tidak terlalu dipusatkan pada gerakan. E.g. belajar mengemudikan mobil, bela diri, dsb.
c. Belajar berdsrkan menghafal (memory type of learning)
Dlm belajar berdsrkan ketajaman ingatan, maka apa pun yg dihafal hrs terlebih dulu dimengerti. Hrs jelas kaitan antara satu masalah dgn masalah lain. Mggunakan hal yg dihafal scr fungsional dlm situasi tertentu. Jenis bljr ini sejalan dgn bgmn informasi diterima (encoding), disimpan (strorage), dan ditimbukan kembali (retrieval). d. Belajar berdasarkan pemecahan masalah (problem solving type of learning) Langkah-langkah dlm problem solving: a. Memahami masalah. b. Mengumpulkan keterangan. c. Merumuskan hipotesis. d. Menilai atau mengkaji hipotesis. e. Mengadakan eksperimen. f. Menarik kesimpulan.
e. Belajar berdasarkan emosi (emotional type of learning)
Bertujuan menanamkan aspek-aspek kepribadian, e.g. ketekunan, ketelitian, sikap asertif terhdp pekerjaan, dsb. Belajar berdsrkan emosi akan semakin kuat bila diikuti ekspresi fisik. Dlm hal ini emosi berfungsi sbg pembangkit energi (energizer) bagi individu dlm bljr.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita