Asi Esklusif Pada Bayi Kembar Dan Hukum Undang-Undang
Asi Esklusif Pada Bayi Kembar Dan Hukum Undang-Undang
Oleh Kel. IV :
• Hermitha Febi Cahyani
• Himatul Laili
• Resti Fauziah
• Sita Sarah
• Tiara Hanisa Yuliam
Asi esklusif pada bayi
kembar
Menyusui bayi kembar pada dasarnya sama seperti bayi tunggal walaupun lebih
berpotensi bermasalah dan banyak membutuhkan dukungan. Penelitian lain menggambarkan
penyebab ibu dengan mudah menghentikan proses menyusui antara lain selain kekhawatiran ASI
tidak mencukupi kebutuhan bayi, kesulitan memposisikan bayi saat menyusui, ibu merasa
kekurangan waktu dan terlalu lelah menyusui bayinya, rasa nyeri dan kurang nyaman pasca
bersalin, kecemasan akan kondisi bayi yang tidak kondusif untuk menyusu seperti kesulitan
melekat dan menghisap payudara ibu.
Ada 3 cara dalam menyusui
bayi kembar
1. Double Football
Bayi dipegang seperti cara memegang bola disisi kanan
dan kiri tubuh ibu. Tangan ibu menopang kepala bayi dengan
badan bayi berbaring di bawah tangan ibu. Banyak ibu
menggunakan cara ini sampai mereka benar-benar
berpengalaman.
2. Double Cradle
Bayi dipegang seperti menyusui bayi tunggal, dimana
ke-2 badan bayi menyilang di atas perut ibu. Posisi ini biasa
digunakan pada ibu yang sudah berpengalaman dan bayi dapat
mengontrol kepalanya dengan baik.
3. Kombinasi football dan cradle (Posisi sejajar)
Bayi pertama dipegang dengan cara football, sedangkan
bayi yang lain dipegang dengan posisi cradle. Posisi ini biasa
digunakan oleh ibu dengan bayi triplet atau lebih, sehingga bayi
terbiasa dan mendapat asupan ASI yang cukup. Ketiga posisi di
atas dapat dengan mudah dipraktekkan, namun untuk pertama
kali tetap membutuhkan pendampingan dari tenaga kesehatan.
Kesulitan Menyusui Bayi Kembar
A. Kesulitan untuk melekat atau menghisap yang berlanjut dari satu bayi
mungkin dapat mempengaruhi proses menyusu. Hal ini dapat ditanggulangi
dengan menerapkan skin to skin contact dan konseling yang baik.
B. Kenaikan berat badan bayi yang tidak memadai dari satu atau lebih bayi
kembar. Bila ini terjadi, jangan panik dan susui bayi lebih sering lagi.
Kesulitan yang beruhbungan dengan ibu :
Kecukupan ASI
Hukum Undang-undang ASI esklusif
• Pengaturan mengenai pemberian air susu ibu ("ASI") eksklusif diatur dalam Pasal
128 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (“UU Kesehatan”) yang berbunyi:
• Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6
(enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.
• Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan
fasilitas khusus.
• Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat
kerja dan tempat sarana umum.
• sanksi pidana yaitu dalam Pasal 200 dan
Pasal 201, yang berbunyi sebagai berikut:
• Pasal 200
• “Setiap orang yang dengan sengaja
menghalangi program pemberian air susu ibu
eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal
128 ayat (2) dipidana penjara paling lama 1
(satu) tahun dan denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).”