Anda di halaman 1dari 18

Ujian akhir TESIS

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO,
KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI
DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN
PERDAGANGAN KABUPATEN BERAU
Oleh : Sahuda
NBI : 1162200013
LATAR BELAKANG
Peraturan Daerah Kabupaten Berau nomor 6 tahun 2015 tentang Pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di
Kabupaten Berau menjadi landasan dan payung hukum bagi pengembangan UMKM di Kabupaten Berau, dimana
dalam Perda tersebut, strategi pengembangan UMKM Kabupaten Berau di jabarkan. Strategi ini diharapkan dapat
mendorong pemerintah maupun swasta untuk mengembangkan daya saing masyarakat melalui pengembangan potensi
sumber daya rumah tangga sebagai obyek pembangunan Kabupaten Berau. Beberapa upaya sebagai tindak lanjut
strategi pengembangan potensi sumber daya rumah tangga antara lain dengan penguatan peran kelembagaan
masyarakat sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi, penguatan kapasitas kelembagaan
ekonomi perdesaan, peningkatan kualitas dan keterampilan tenaga kerja, pengembangan sistem permodalan, perluasan
kesempatan kerja, hingga pengendalian harga kebutuhan pokok masyarakat. Terkait dengan kendala yang masih
dihadapi oleh pelaku UMKM di Kabupaten Berau dan dengan strategi dan misi dari Pemerintah Kabupaten Berau
dalam mengembangkan UMKM yang ada, maka implementasi kebijakan dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Berau terhadap UMKM yang pengembangannya masih belum maksimal dan masih
mengalami banyak permasalahan terutama dari para pelaku usaha itu sendiri patut untuk dibedah. Kurangnya
pembinaan dan pengawasan dari pemerintah terkait juga yang semakin menghambat proses perkembangan
perekonomian di Kabupaten Berau. Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
tentang “Implementasi Kebijakan Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Dinas
Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Berau”.

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
RUMUSAN MASALAH & TUJUAN PENELITIAN
RUMUSAN MASALAH

 Bagaimana implementasi kebijakan pengembangan Usaha mikro, kecil dan menengah


di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Berau?
 Apa faktor penghambat implementasi kebijakan pengembangan Usaha mikro, kecil dan
menengah di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Berau?

TUJUAN PENELITIAN
 Mengetahui dan menjabarkan proses implementasi kebijakan pengembangan Usaha
mikro, kecil dan menengah di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Berau
 Mengidentifikasi dan menjabarkan faktor penghambat implementasi kebijakan
pengembangan Usaha mikro, kecil dan menengah di Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Berau
.

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI
1. Grand Theory : Usaha Mikro, Kecil & Menengah
2. Meadle Theory : Kebijakan Publik
3. Apply Theory : Implementasi Kebijakan

Analisa dalam penelitian ini menggunakan teori implementasi kebijakan dari


George C. Edward III, menamakan model implementasi kebijakan publiknya
dengan istilah Direct and Indirect Impact on Implementation. Dalam
pendekatan yang dijelaskan oleh Edward III, terdapat empat variabel yang
sangat menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan, yaitu
komunikasi, sumber daya, disposisi, struktur birokrasi.

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
KERANGKA BERFIKIR

Ada hambatan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten


Berau yang memerlukan kebijakan inklusif dari Satuan Kerja
Perangkat Daerah terkait sebagai pemecah masalah tersebut

Implementasi Kebijakan Dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan


Menengah (UMKM) di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Berau

Teori Implementasi Kebijakan Edward III


Komunikasi, Sumber daya, Disposisi, Struktur organisasi

Bentuk Implementasi Kebijakan Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan


Menengah (UMKM) di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Berau

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif.


Tujuan penelitian kualitatif menurut Kriyantono dalam (Hidayat, 2012) adalah
untuk menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam - dalamnya dengan cara
pengumpulan data yang sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan
pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang diteliti. Penulis memilih
penilitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena peneliti hendak
mendeskripsikan bagaimana proses Implementasi Kebijakan Pengembangan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Dinas Koperasi, Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Berau dijalankan. Selain itu dengan memilih
penelitian kualitatif, peneliti akan lebih leluasa menjabarkan fenomena-
fenomena yang terjadi dalam proses kolaborasi tersebut dengan
pengembangan teori yang peneliti jadikan acuan sehingga menghasilkan
penjabaran fenoma yang lebih komprehensif.

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
METODE PENELITIAN
FOKUS PENELITIAN
Fokus penelitian ini adalah menjelaskan proses Implementasi Kebijakan Pengembangan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Berau dan mengidentifikasi apa yang menjadi faktor penghambat dalam
mengimplementasikan program tersebut. Peneliti menjabarkan fokus penelitian tersebut
dengan pengembangan analisa teori implementasi kebijakan dari Edward III. Adapun analisis
tersebut peneliti jabarankan dalam beberapa indicator yakni komunikasi, sumber daya,
disposisi, dan struktur birokrasi
SUMBER DATA
 Data primer peneliti dapatkan dari proses wawancara dengan Informan Kepala Bidang
Koperasi dan UMKM Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Berau,
Bapak Hidayat soraaang,ST,ME dan Pengawas Koperasi Muda, atas nama Ibu Noveria
Devy Irmawanti,SH,MH serta 5 UMKM Binaan Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Berau
 Data sekunder peneliti dapatkan dari proses observasi lapangan dan dokumentasi.

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
METODE PENELITIAN
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

 Teknik Wawancara
Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan Informan kepala Bidang Koperasi dan UMKM
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Berau, Pengawas Koperasi Muda
dan 5 UMKM Binaan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Berau
 Observasi
Observasi merupakan teknik dalam mengumpulkan data kualitatif dengan melakukan
pengamatan secara langsung di lapangan atau lingkungan penelitian. Peneliti akan melakukan
observasi terhadap kondisi riil dilapangan tentang bagaimana potensi UMKM di Kab. Berau
 Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Peneliti akan
mengumpulkan data dokumentasi dari sumber yang valid dan akurat tentang potensi UMKM
Kab. Berau.

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PEMBAHASAN
1. ASPEK KOMUNIKASI
Berkembangnya pelaku UMKM di Kabupaten Berau tidak terlepas dari peran pemerintah yakni peran dalam
membangun komunikasi pada sektor unit-unit tertentu dalam rangka pengembangan UMKM. Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi penulis dilapangan terkait komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana dalam
memberdayakan para pelaku UMKM di Kabupaten Berau, dapat disimpulkan bahwa Diskoperindag Kabupaten
Berau telah dengan baik menjalin komunikasi denga para pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Berau. Setiap ada
kebijakan dan program yang akan diimplementasikan dan menyasar UMKM sebagai objek kebijakan, Diskoperindag
Kabupaten Berau selalu mensosialisasikannya terlebih dahulu. Untuk mengembangkan UMKM di Kabupaten Berau
berdaya saing, Diskoperindag Kabupaten Berau juga membuka kesempatan bagi para pelaku UMKM untuk
berkomunikasi secara langsung dengan para birokrat dari Diskoperindag, namun sampai saat ini pemenuhan atas
kebutuhan sumber daya aparatur di Diskoperindag yang terkhusus untuk menangani UMKM masih terbatas.
Selanjutnya pemerintah juga menjadi jembatan bagi para pelaku usaha dalam membangun komunikasi pada kegiatan
usaha para pelaku UMKM. Menurut simpulan peneliti bahwa ketepatan komunikasinya dengan para pelaksana dan
keseragaman dari ukuran dasar dan tujuan-tujuan yang dikomunikasikan kepada para pemangku keoentingan yakni
pelaku UMKM, serta pemerataan sosialisasi dan pelatihan yang diberikan kepada para pelaku UMKM demi
meningkatkan produktifitas dan profitabilitas UMKM. Dengan begitu komunikasi harus terjalin dengan baik agar
tercapainya tujuan dari program pemberdayaan ini.

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PEMBAHASAN
1. ASPEK KOMUNIKASI

Kegiatan Pengembangan Usaha Mikro dengan Orientasi


Peningkatan Skala Usaha Menjadi Usaha Kecil
No Jenis Pelatihan Jumlah Peserta Narasumber
1 24 Pelaku UMKM
Pelatihan Kewirausahaan (di Tanjung Redeb Agustus H. Mujayin, S.E., M.Si. Samarinda
2023)
2 40 Pelaku UMKM
Pelatihan Tataboga (Labanan Makmur 25-27 Oktober Sayoko Prasetyo Bogasari
2023) Samarinda
3 30 Pelaku UMKM H. Mujayin, S.E., M.Si. Samarinda
Pelatihan Kewirausahaan (di Biatan)

4 30 Pelaku UMKM H. Mujayin, S.E., M.Si. Samarinda


Pelatihan Kewirausahaan (di Talisayan)

5 30 Pelaku UMKM H. Mujayin, S.E., M.Si. Samarinda


Pelatihan Kewirausahaan (di Segah)

6 25 Pelaku UMKM Golden Bakery Berau


Pelatihan Tataboga di Tumbit Melayu

7 30 Pelaku UMKM Golden Bakery Berau


Pelatihan Tataboga di Segah

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PEMBAHASAN
2. ASPEK SUMBER DAYA
Dari hasil wawancara dan observasi penulis dengan para narasumber sesuai yang telah penulis paparkan diatas,
dapat disimpulkan bahwa Diskoperindag Kabupaten Berau melalui aparatur birokrasinya sangat mendukung suksesi
pengembangan UMKM di Kabupaten Berau. Mereka menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan standart operational
prosedur pelayanan yang sudah dibuat sebelumnya dengan tindakan nyata dilapangan. Kehadiran pemerintah Kabupaten
Berau dalam memberikan pelatihan kepada para pelaku usaha membuat masyarakat lebih mudah mengembangkan usaha
yang dimiliki. Dengan demikian pemberdayaan yang dilakukan pemerintah dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan observasi
penulis terkait sumber daya dalam kebijakan Diskoperindag memberdayakan UMKM di Kabupaten Berau mengacu kepada
ketersediaan sumber daya manusia dan ketersediaan modal. Misalnya saja dalam sumber daya manusia program
pemberdayaan UMKM, dari segi kualitas pegawai Diskoperindag Kabupaten Berau memiliki kualitas yang baik namun dari
segi kuantitas masih kurang dan tetap harus belajar dan berlatih agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman
apalagi saat ini sedang menghadapi persaingan global dan trend perkembangan digital, karena bila melihat jumlah luas
wilayah Kabupaten Berau, jumlah UMKM yang begitu banyak sekitar 15 ribuan UMKM masih belum mencukupi jumlah
pegawai Diskoperindag Kabupaten Berau untuk melakukan pembinaan ke lapangan secara menyeluruh. Sehingga harus
ada penambahan djumlah sumber daya aparatur di lingkungan Diskoperindag atau kerjasama dengan pihak
Desa/Kelurahan dan Kecamatan yang ada di Kabupaten Berau atau membangun kolaborasi dengan Istakeholders non
pemerintah seperti perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Berau dalam segala hal pemberdayaan UMKM.
Menanamkan pengetahuan kepada para pelaku usaha tentang bagaimana menjalankan usaha dengan baik membuat
masyarakat lebih mudah mengembangkan usaha yang dimiliki. Selanjutnya ketersediaan modal merupakan penopang
sehingga pengembangan usaha bagi para pelaku UMKM dapat berjalan dengan baik

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PEMBAHASAN
3. ASPEK DISPOSISI
Hasil wawancara penulis dengan informan yang telah penulis tentukan dan berdasar dengan hasil observasi
dilapangan, dapat disimpulkan bahwa aparatur pelaksana dari Diskoperindag Kabupaten Berau benar-benar diarahkan
kepada tanggung jawab yang besar guna meningkatkan perekonomian masyarakat melalui kegiatan UMKM. Sehingga pola
pemberdayaan berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Aparatur birokrasi dalam penyelenggaraan pelayanan
publik harus mengikuti standar operasional pelayanan yang telah ditetapkan. Diskoperindag Kabupaten Berau menekankan
kepada seluruh aparat birokrasinya untuk senantiasa memperhatikan standar pelayanan guna keberhasilan sebuah program
yang dijalankan. Dengan demikian setiap program yang berjalan mampu terealisasi dengan baik. Hasil wawancara dan
observasi lapangan menunjukan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan UMKM tergantung kepada
profesionalitas kerja dari para aparatur birokrasi yang ada sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan.
Pelaksana kebijakan pemberdayaan masyarakat pelaku UMKM dalam hal ini adalah Diskoperindag Kabupaten Berau
mendapat apresiasi dari para pelaku UMKM atas usahanya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
program pemberdayaan UMKM. Penilaian masyarakat terutama pada pemahaman pemerintah terkait apa yang harus
dilakukan. Hasil wawancara dengan informan para pelaku UMKM dapat dilihat kepuasan dari para pelaku UMKM dalam
merealisasikan program yang telah dibuat oleh Diskoperindag Kabupaten Berau. Dengan demikian upaya yang dilakukan
pemerintah dalam rangka memberdayakan pelaku usaha mendapat dukungan positif dari para pelaku UMKM. Berdasarkan
hasil observasi penulis dilapangan terkait sikap pelaksana kebijakan dalam rangka pemberdayaan pelaku UMKM di
kabupaten Berau dapat dilihat dari proses kerjasama, disiplin dan tanggung jawab para pelaksana. Kebijakan sehingga
proses implementasi kebijakan terkait pemberdayaan UMKM terbilang berhasil. Struktur birokrasi yang bekerja sesuai
dengan standar operasional pelayanan menyempurnakan proses implementasi kebijakan

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PEMBAHASAN
3. ASPEK DISPOSISI

Kegiatan pemberdayaan usaha mikro yang dilakukan melalui


pendataan, kemitraan, kemudahan perizinan, penguatan
kelembagaan dan koordinasi dengan para pemangku
kepentingan
No Nama Pelatihan Peserta Narasumber
Dinas
Kesehatan,
Pelatihan Ketahanan 40 Pelaku Diskoperindag,
1
Pangan (PKP) UMKM dan DPMPTSP
Kab. Berau

Sri Astuti,
Pelatihan Pengolahan Ikan 35 Pelaku Entrepreneur
2
di Biduk - Biduk UMKM dari Balikpapan

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PEMBAHASAN

4. ASPEK STRUKTUR BIROKRASI


Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Berau yaitu
adalah Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 6 tahun 2015 tentang Pembinaan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah di Kabupaten Berau. Dalam peraturan tersebut diatur tentang
bagaimana peran dari Diskoperindag Berau menjalankan tugas dan fungsinya dalam melakukan
pembinaan ke UMKM di Berau. Dari hasil wawancara penulis dengan para narasumber sesuai
yang telah penulis paparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa aparatur birokrasi dari
Diskoperindag Kabupaten Berau telah menjalankan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang melekat dalam jabatan yang mereka sandang
sekarang meskipun ada beberapa fakta lapangan dimana mereka menjalankan tugas diluar apa
yang telah menjadi tugas pokok dan fungsi dari jabatannya karena keterbatasan sumber daya
aparatur yang ada di Diskoperindag Kabupaten Berau. Dengan keterbatasan jumlah sumber daya
aparatur menyebabkan bidang lain harus ikut melakukan eksekusi program dari bidang Koperasi
dan UMKM yang menyebabkan staf yang diterjunkan dalam eksekusi program tersebut kurang
menguasai permasalahan lapangan karena apa yang dilakukan tidak sesuai dengan kewenangan
dan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan jabatan yang melekat pada dirinya.

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PEMBAHASAN
FAKTOR PENGHAMBAT PENGEMBANGAN UMKM DI KABUPATEN BERAU

 Aspek Sumber Daya Manusia


Diskoperindag Kabupaten Berau memiliki beberapa program pemberdayaan UMKM seperti
pelatihan dan pendampingan secara langsung. Hal tersebut positif untuk meningkatkan kualitas UMKM
di Kabupaten Berau, namun yang menjadi masalah adalah dalam implementasi program tersebut, pihak
Diskoperindag kabupaten Berau kekurangan sumber daya aparatur

 Aspek Permodalan
Ada kendala pada modal jika dilihat dari UMKM yang bermitra dengan Diskoperindag Kab.
Berau, tetapi sebenarnya dari pihak Diskoperindag sendiri memiliki pos anggaran yang cukup untuk
memberdayakan UMKM tapi belum mampu mencakup keseluruhan UMKM di Kab. Berau dan
Diskoperindag juga bertekat untuk realisasi kebijakan kredit lunak untuk UMKM. Dengan adanya
koordinasi yang dilakukan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Berau maka
diharapkan dapat membantu permodalan UMKM sehingga bisa lebih mengembangkan usahanya.
Melalui rencana strategis atau Renstra Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten
Berau mencoba menyelesaikan masalah permodalan UMKM dengan akan menerapkan kebijakan kredit
lunak untuk UMKM

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
KESIMPULAN
 Komunikasi
Komunikasi antara Diskoperindag dengan pelaku UMKM di Kabupaten Berau telah berjalan
dengan baik. Setiap ada kebijakan dan program, Diskoperindag selalu mensosialisasikannya terlebih
dahulu. Diskoperindag juga membuka kesempatan bagi para pelaku UMKM untuk berkomunikasi secara
langsung dengan para birokrat dari Diskoperindag.

 Sumber daya
Diskoperindag Kabupaten Berau memiliki sumber daya yang cukup mendukung. Secara
sumber daya manusia, Diskoperindag telah memiliki sumber daya aparatur yang kompeten dan mampu
menjadi pendamping pelaku UMKM mengatasi masalah yang mereka hadapi. Untuk sumber daya
anggaran dan sarana prasarana, Diskoperindag memiliki pos anggaran yang cukup dan fasilitas yang
memadai untuk menunjang kegiatan-kegiatan pemberdayaan UMKM.

 Disposisi
Diskoperindag melalui aparatur birokrasinya sangat mendukung suksesi pengembangan
UMKM di Berau. Mereka menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan standart operational prosedur
pelayanan yang sudah dibuat sebelumnya dengan tindakan nyata dilapangan

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
KESIMPULAN
 Struktur birokrasi
Aparatur birokrasi dari Diskoperindag telah menjalankan tugas, wewenang dan
tanggungjawabnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang melekat dalam jabatan
yang mereka sandang sekarang meskipun ada beberapa fakta lapangan dimana mereka
menjalankan tugas diluar apa yang telah menjadi tugas pokok dan fungsi dari jabatannya
karena keterbatasan sumber daya aparatur yang ada di Diskoperindag Kabupaten Berau.

 Faktor Penghambat
Diskoperindag memiliki program pemberdayaan UMKM seperti pelatihan dan
pendampingan secara langsung, namun yang menjadi masalah adalah dalam implementasi
program tersebut, pihak Diskoperindag kekurangan sumber daya aparatur. Selain kendala
dalam aspek sumber daya aparatur, Diskoperindag memiliki keterbatasan anggaran dalam
memberdayakan UMKM

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
REKOMENDASI
 Program-program pemberdayaan harusnya lebih diarahkan pada peningkatan produktivitas dan
daya saing pelaku UMKM. Selain itu juga perlu diarahkan pada upaya menumbuhkan wirausaha
baru di Kabupaten Berau pada sector-sektor yang memiliki produktivitas tinggi yang berbasis pada
pengetahuan dan pemanfaatan sumber daya lokal

 Pelatihan secara periodik untuk pelaku UMKM di fokuskan pada bagaimana branding produk dan
promosi utamanya promosi online dengan memanfaatkan perkembangan media sosial

 Selain diberdayakan, harusnya Diskoperindag mampu menguatkan peran kelembagaannya


sebagai regulator, katalisator dan fasilitator dengan salah satunya berfokus pada penataan UMKM,
dimana dengan masih banyaknya UMKM yang belum memiliki legalitas usaha, didorong untuk
segera mengurus administrasi untuk pengurusan NIB, PIRT, Halal, dan HAKI. Ketika administrasi
tersebut terpenuhi, UMKM akan mendapatkan kemudahan akses permodalan dari perbankan

 Diskoperindag harus mulai terbuka dengan melakukan kolaborasi antar stakeholder utamanya
dengan stakeholder non pemerintah. Diskoperindag bisa menggandeng perusahaan multinasional
yang ada di Kabupaten Berau untuk berkolaborasi dalam pemberdayaan UMKM di Kabupaten
Berau.

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

Anda mungkin juga menyukai