Anda di halaman 1dari 10

TEORI KEBE-

NARAN
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2
Manusia mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi atas segala
sesuatu, sehingga secara alamiah manusia berpikir untuk
mencari suatu kebenaran. Beberapa cara ditempuh untuk
memperoleh kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio Mengacu dari ulasan disamping, maka
seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau fakta dalam makalah ini ada beberapa konteks
empiris. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia bahasan yang dibahas, antara lain tentang
membuahkan prinsip-prinsip yang lewat penalaran rasional,
bagaimana pengertian kebenaran, tentang
kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti.
Kebenaran dapat dikelompokkan dalam tiga makna: kebenaran teori – teori tentang kebenaran filsafat ilmu
moral, kebenaran logis, dan kebenaran metafisik. Kebenaran dan sifat kebenaran ilmiah. Rumusan
moral menjadi bahasa, etika, ia menunjukkan hubungan antara masalah tersebut diambil dengan tujuan
yang kita nyatakan dengan apa yang kita rasakan. Kebenaran untuk mengetahui pengertian dan
logis menjadi bahasan epistemologi, logika, dan psikologi, ia
tingkatan-tingkatan kebenaran ilmu
merupakan hubungan antara pernyataan dengan realitas
pengetahun sekaligus menjelaskan tentang
objektif. Kebenaran metafisik berkaitan dengan yang-ada sejauh
berhadapan dengan akal budi, karena yang ada mengungkapkan teori-teori kebenaran ilmu pengetahuan dan
diri kepada akal budi. Yang ada merupakan dasar dari menjabarkan apa saja tingkatan-tingkatan
kebenaran, dan akal budi yang menyatakannya. dan sifat-sifat kebenaran ilmu pengetahuan.
Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan
manusia dan sebagai nilai yang menjadi fungsi rohani
manusia, artinya sifat manusiawi atau martabat
kemanusiaan selalu berusaha memeluk suatu kebenaran.

Tentang kebenaran, Plato pernah berkata “apakah kebenaran


itu” dan lalu pada waktu yang tak bersamaan, bahkan jauh

Pengertian belakangan Bradley menjawab bahwa “kebenaran itu adalah


kenyataan", tetapi bukanlah kenyataan itu tidak selalu yang
seharusnya terjadi. Kenyataan yang terjadi bisa saja

Kebenaran berbentuk ketidak benaran (keburukan).

Makna "kebenaran" dibatasi pada kekhususan makna


"kebenaran keilmuan". Kebenaran ini mutlak dan tidak sama
atau pun langgeng, melainkan bersifat nisbi (relatif),
sementara (tentatif) dan hanya merupakan pendekatan.
Kebenaran intelektual yang ada pada ilmu bukanlah suatu
efek dari keterlibatan ilmu dengan bidang-bidang kehidupan.
Kebenaran merupakan ciri asli dari ilmu itu sendiri.
Kebenaran yang bertumpu
pada relitas objektif. Kesahi-
Teori han korespondensi itu memi-
liki pertalian yang erat dengan
Kebenaran kebenaran dan kepastian in-
drawi. Sesuatu dianggap benar
Korespondensi apabila yang diungkapkan
sesuai dengan fakta di lapan-
gan.
Disebut juga dengan
konsistensi karena
Teori mendasarkan diri pada kriteria
konsistensi suatu
Kebenaran argumentasi. Makin konsisten
suatu ide atau pernyataan
Koherensi yang dikemukakan beberapa
subjuk maka semakin benarlah
ide atau pernyataan tersebut.
Pernyataan itu benar jika
pernyataan itu atau konsekuensi

Teori dari pernyataan itu mempunyai


kegunaan praktis dalam kehidupan
manusia. Pragmamtik berusaha
Kebenaran menguji kebenaran suatu
pernyataan dengan cara menguji
Pragmatisme melalui konsekuensi praktik dan
pelaksanaannya maka pegangan
pragmatis adalah logika
pengamatan
Kebenaran dapat dicapai
berdasarkan kesimpulan logis
atau rasional dari proposisi atau

Struktur premis
kebenaran
tertentu.
ilmiah
Karena
bersifat

rasional-logis rasional maka semua orang yang


rasional dapat memahami
kebenaran ilmiah. Oleh sebab itu
kebenaran ilmiah kemudian
dianggap sebagai kebenaran
universal.
Kebenaran ilmiah perlu diuji dengan
kenyataan yang ada bahkan sebagian
besar pengetahuan dan kebenaran ilmiah
Isi Empiris berkaitan dengan kenyataan empiris
dialam ini. Hal ini tidak berarti bahwa
dalam kebenaran ilmiah, spekulasi tetap
ada namun sampai tingkat tertentu
spekulasi itu bisa dibayangkan sebagai
nyata atau tidak karena sekalipun suatu
pernyataan dianggap benar secara logis,
perlu dicek apakah pernyataan tersebut
juga benar secara empiris.
Sifat pragmatis berusaha
menggabungkan kedua sifat
kebenaran sebelumnya (logis dan
Sifat empiris). Maksudnya, jika suatu
pernyataan benar dinyatakan benar
Pragmatis secara logis dan empiris, maka
pernyataan tersebut juga harus
berguna bagi kehidupan manusia.
Berguna berarti dapat untuk
membantu manusia memecahkan
berbagai persoalan dalam hidupnya.
KESIMPULAN
Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya yang
artinya pengetahuan itu harus yang dengan aspek obyek yang diketahui.
Jadi pengetahuan benar adalah pengetahuan obyektif, sedangkan yang
dimaksud kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang sesuai dengan fakta
dan mengandung isi pengetahuan. Untuk menentukan kepercayaan dari
sesuatu yang dianggap benar, para filosof bersandar kepada tiga cara
untuk menguji kebenaran, yaitu koresponden (yakni persamaan dengan
fakta), teori koherensi atau konsistensi, dan teori pragmatis. Ketiga teori
dalam menemukan kebenaran ilmiah tersebut saling menguatkan dan
dapat dijadikan suatu definisi tentang kebenaran. Kebenaran ilmiah paling
tidak memiliki tiga sifat dasar, yakni: struktur kebenaran ilmiah bersifat
rasional-logis, isi empiris, dan sifat pragmatis

Anda mungkin juga menyukai