Anda di halaman 1dari 8

KEBENARAN ILMIAH

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah Program Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir 2 Semester 2

Oleh :

TEGAR MAHENRA
762312019020

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas Berkah,
Rahmat dan Karunianyalah sehingga kami dapat menyusun makalah tentang “Bumi dan Alam
Semesta” agar pemateri dan pendengar dapat lebih memahami.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pemateri, pendangar dan
pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis butuhkan dan harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Watampone, 19 Februari 2020


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam lintas sejarah, manusia dalam kehidupannya senantiasa disibukkan oleh
berbagai pernyataan mendasar tentang dirinya. Berbagai jawaban yang bersifat spekulatif
coba diajukan oleh para pemikir sepanjang sejarah dan terkadang jawaban-jawaban yang
diajukan saling kontradiktif satu dengan yang lainnya.
Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran, beberapa cara ditempuh untuk
memenuhi kebenaran. Proses pencarian kebenaran tentu bukan hal yang mudah dan dapat
dikatakan merupakan proses yang sangat melelahkan bahkan bukan tidak mungkin akan
mendatangkan keputusan.
Kebenaran tidak mungkin berdiri sendiri jika tidak ditopang dengan dasar-dasar
penunjangan, baik pernyataan, teori keterkaitan, konsistensi, keterukuran, dapat dibuktikan,
berfungsi, dan bersifat netral atau tidak netral, bahkan apakah kebenaran bersifat tentatif atau
sepanjang masa?
Untuk mengetahui hal itu pemakalah akan membahas seputar kriteria kebenaran
ilmiah berserta dengan arti kebenaran, teori-teori kebenaran,dan sifat kebenaran ilmiah yang
digunakan untuk menguji kebenaran ilmiah.

B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini ada beberapa masalah yang akan dibahas, agar pembahasan dalam
makalah ini tidak jauh dari judulnya, baiknya kita rumuskan masalah-masalah yang akan
dibahas, antara lain :
1.      Pengertian arti kebenaaran
2.      Teori-teori kebenaran
3.      Sifat kebenaran ilmiah

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui arti kebenaran
2.      Untuk mengetahui teori-teori kebenaran
3.      Untuk mengetahui sifat kebenaran ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Arti Kebenaran ilmiah
Kebenaran adalah satu nilai utama didalam kehidupan manusia. Sebagai nilai-nilai
yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusia atau martabat manusia selalu
berusaha memeluk suatu kebenaran. Berbicara tentang kebenaran, tidak bisa dipisahkan dari
makna dan fungsi ilmu itu sendiri, sejauh mana dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh
manusia
Dalam bahasan ini, makna kebenaran dibatasi pada kekhususan makna kebenaran
keilmuan (ilmiah). Kebenaran ini mutlak dan tidak sama atau pun kekal, melainkan bersifat
relatif, sementara, dan hanya merupakan pendekatan.
Lalu, apa yang dimaksud dengan ilmiah? Dalam kamus dijelakan ilmiah berasal dari
kata ilmu artinya pengetahuan.Sedangkan yang dimaksud ilmiah adalah pengetahuan yang
didasarkan atas terpenuhinya syarat-syarat ilmiah, terutama menyangkut teori yang
menunjang dan sesuai dengan bukti.
Jadi yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah adalah kesesuaian antara pengetahuan
dengan objek kesesuian ini didukung dengan syarat-syarat tertentu yang oleh jujun
S.Sumantri disebut dengan metode-metode.Kebenaran ilmiah divalidasi dengan bukti-
bukti empiris yaitu hasil pengukuran objektif dilapangan. Sifat objektif berlaku umum dapat
diulang melalui eksperimen..

2.      Teori-Teori Kebenaran
Ilmu pengetahuan terkait erat dengan pencarian kebenaran, yakni kebenaran ilmiah.
Ada banyak yang termasuk pengetahuan manusia, namun tidak semua hal itu langsung kita
golongkan sebagai ilmu pengetahuan. Hanya pengetahuan tertentu yang diperoleh dari
kegiatan ilmiah, dengan metode sistematis, melalui penelitian analisis dan pengujian data
secara ilmiah yang dapat kita sebut sebagai ilmu pengetahuan. Dalam sejarah filsafat, terdapat
beberapa teori tentang kebenaran antara lain :

1)      Teori Kebenaran Korespondensi(penyesuaian)


Adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika
berkorespondensi (berhubungan) terhadap fakta yang ada. Kebenaran atau suatu keadaan
dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan
fakta.

Kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan tentang fakta dan fakta itu sendiri, atau
antara pertimbangan(judgement) dan situasi yang dijadikan pertimbangan itu,serta berusaha
untuk melukiskannya.

Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa berdasarkan teori korespondensi suatu
pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu
berkorespondensi(berhubungan) dan sesuai dengan obyek yang dituju oleh pernyataan
tersebut.
Misalnya jika seseorang mengatakan “Matahari terbit dari Timur” maka pernyataan itu
adalah benar sebab pernyataan tersebut bersifat faktual atau sesuai dengan fakta yang ada
bahwa Matahari terbit dari timur dan tenggelam diufuk barat.

2)      Teori Koherensi atau konsistensi


Berdasarkan teori ini suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren
atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Artinya pertimbangan
adalah benar jika pertimbangan itu bersifat konsisten dengan pertimbangan lain yang telah
diterima kebenarannya, yaitu menurut logika.

Misalnya, bila kita menganggap bahwa “maksiat perbuatan yang dilarang oleh Allah”
adalah suatu pernyataan yang benar. Maka pernyataan bahwa “mencuri perbuatan maksiat,
maka mencuri dilarang oleh Allah” adalah benar pula, sebab pernyataan kedua  konsisten
dengan pernyataan yang pertama.

3)      Teori Pragmatik
Adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada
konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu teori tergantung pada peran
fungsi teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya dalam lingkup ruang waktu tertentu.
Teori ini juga dikenal dengan teori problem solving, artinya teori yang dengan itu dapat
memecahkan segala aspek permasalahan.

Misalnya, seiring perkembangan zaman, teknologi pun semakin canggih. Para ilmuan
menemukan teknologi-teknologi baru untuk mempermudah pekerjaan manusia, telepon
genggam berupa smartphone contohnya. Penemuan dan pengaplikasian smartphone tersebut
dikatakan benar karena dapat berguna untuk mempermudahkan pekerjaan manusia.

4)      Teori Performatif
Teori ini menyatakan bahwa kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh pemegang
otoritas tertentu. Misalnya mengenai penetapan 1 syawal. Sebagian muslim di indonesia
mengikuti fatwa atau keputusan MUI. Sedangkan sebagian yang lain mengikuti fatwa ulama
tertentu atau organisasi tertentu.

3.      Sifat Kebenaran Ilmiah


Kebenaran ilmiah menurut konrad kebung paling tidak memilik tiga yaitu: struktur
kebenaran ilmiah bersifat rasional-logis, isi empiris, dan sifat pragmatis.

1)      Struktur yang rasional-logis


Kebenaran dapat dicapai berdasarkan kesimpulan logis atau rasional dari proposisi atau
premis tertentu. Karena kebenaran ilmiah bersifat rasional maka semua orang yang rasional
(yaitu yang dapat menggunakan akal budinya secara baik). Dapat memahami kebenaran
ilmiah.
Sifat rasional (rationality) harus dibedakan dengan sifat masuk akal (reasonable). Sifat
rasional terutama berlaku untuk kebenaran ilmiah sedangkan masuk akal biasanya berlaku
bagi kebenaran tertentu diluar lingkup pengetahuan. Contohnya: tindakan marah dan
menangis atau semacamnya, dapat dikatakan masuk akal sekalipun tindakan tersebut mungkin
tidak rasional.

2)      Isi empiris
Kebenaran ilmiah perlu diuji kenyataannya yang ada. Bahkan sebagian besar pengetahuan
dan kebenaran ilmiah. Berkaitan dengan kenyataan empiris di alam ini. Spekulasi tetap ada
namun sampai tingkat tertentu spekulasi itu bisa dibayangkan sebagai nyata atau tidak karena
sekalipun sesuatu pernyataan dianggap benar secara logis, perlu dicek apakah pernyataan
tersebut juga benar secara empiris.

3)      Isi pragmatisme (dapat diterapkan).


Sifat ini berusaha menggabungkan kedua sifat kebenaran sebelumnya (logis dan empiris).
Maksudnya jika suatu pernyataan “benar” dinyatakan “benar” secara logis dan empiris maka
pernyataan tersebut juga harus berguna bagi kehidupan manusia, berguna berarti dapat untuk
membantu manusia memecahkan berbagai persoalan dalam hidupnya.
BAB III

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya. Artinya pengetahuan itu
harus yang dengan aspek obyek yang diketahui . jika pengetahuan benar adalah pengetahuan
obyektif. Sedangkan yang dimaksud kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang sesuai dengan
fakta dan mengandung isi pengetahuan.

Objek adalah segala hal yang dapat diraba, disaksikan suatu yang menjadi kajian. Objek
yang dikaji memiliki aspek yang banyak dan sulit disebutkan dengan serentak.

Kebenaran ilmiah menghendaki adanya pengetahuan dapat diterima, karena kebenaran


ilmiah muncul melalui syarat-syarat ilmiah, metode ilmiah, didukung teori yang menunjang
serta didasarkan kepada data empiris dan dapat dibuktikan. Sangat rasional jika kebenran
yang sama sama ini menghendaki adanya objek dikaji apa adanya tanpa campur tangan
subjek.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Ir Soetriono,MP ; Dr.Ir SRDm Rita Hanafi,MP. (2007). Filsafat Ilmu Dan Metode
Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.
http://www.afdhalilahi.com/2014/11/kebenaran-ilmiah.html
https://ilmufilsafat.wordpress.com/category/teori-kebenaran-dalam-perspektif-filsafat-ilmu/
http://petualanganhana.blogspot.co.id/2015/04/teori-kebenaran-koherensi-korespondensi.html
http://rizkie-library.blogspot.co.id/2015/12/teori-teori-kebenaran.html

[1] Inu kencana Syafi’i, filsafat Kehidupan (prakata), (Jakarta:Bumi Aksara,1995)


[2]I.R Poedjawijatna, Tahu dan Pengetahuan, Pengantar Ke Ilmuan dan Filsafat, (Jakarta:Bina Aksara,
1987),hlm. 16.
[3]Muhammd In’am Esha. Menuju pemikiran Filsafat.  UIN Maliki
Press.Malang:2010.Hlm.125.

Anda mungkin juga menyukai