Anda di halaman 1dari 20

.

Konsep dan Definisi Migrasi (1)


Migrasi salah satu dari tiga komponen dasar dalam demografi . Migrasi bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata

Konsep dan Definisi Migrasi (2)


Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional).
Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.

Jenis-jenis Migrasi (1)


migrasi internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain migrasi internal perpindahan yang terjadi dalam satu negara, misalnya antarpropinsi, antar kota/kabupaten, migrasi perdesaan ke perkotaan atau satuan administratif lainnya yang lebih rendah daripada tingkat kabupaten, seperti kecamatan, kelurahan dan seterusnya. Jenis migrasi yang terjadi antar unit administratif selama masih dalam satu negara

Jenis-jenis Migrasi (2)

Digunakan batasan waktu untuk migran; Artinya seseorang dikatakan migran, jika dia tinggal di tempat yang baru atau berniat tinggal di tempat yang baru itu paling sedikit 6 bulan lamanya.

Jenis-jenis Migrasi (3)

Mobilitas penduduk yang tidak bersifat menetap;

a.Migrasi sirkuler atau migrasi musiman, yakni migrasi yang terjadi jika seseorang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap di tem pat tujuan a.Migrasi ulang-alik (commuter) yakni orang yang setiap hari meninggalkan tempat tinggalnya pergi ke kota lain untuk bekerja atau berdagang dan sebagainya tetapi pulang pada sore harinya

Jenis-jenis Migrasi (4)


Perhitungan angka migrasi biasanya didasarkan pada tiga kriteria;
Pertama, life time migration (migrasi seumur hidup) yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migran bila tempat tinggal waktu survei berbeda dengan tempa tinggal waktu lahir Kedua, recent migration yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migran bila tempat tinggal waktu survei berbeda dengan tempat tinggal lima tahun sebelum survei.

Jenis-jenis Migrasi (5)


Ketiga, total migration (migrasi total), yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migran bila dia pernah bertempat tinggal di tempat yang berbeda dengan tem pat tinggal waktu survei. Kriteria migrasi yang digunakan dalam modul adalah angka migasi risen (recent migration), karena lebih mencerminkan dinamika spasial penduduk antara daerah daripada migrasi seumur hidup (life time migration), yang relatif statis Sedangkan migrasi total tidak dibahas karena definisinya tidak memasukkan batasan waktu antara tempat tinggal sekarang (waktu pencacahan) dan tempat tinggal terakhir sebelum tempat tinggal sekarang

Jenis-jenis Migrasi (6)


Istilah lain yang berkaitan dengan konsep migrasi adalah;
U rbanisasi (Urbanization), yaitu bertambahnya proporsi penduduk yang berd iam di daerah perkotaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk alami, perpindahan penduduk ke perkotaan dan/atau akibat dari perluasan daerah perkotaan

Jenis-jenis Migrasi (7)

Transmigrasi (Transmigration) adalah salah satu bagian dari migrasi yang direncanakan oleh pemerintah maupun oleh sekelompok penduduk yang berangkat bermigrasi bersama-sama. Istilah ini memiliki arti yang sama dengan pemukiman kembali (resettlement) dalam literatur.

Jenis-jenis Migrasi (8)


Transmigrasi adalah pemindahan dan/kepindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang. Transmigrasi di Indonesia diatur dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 1972.

Jenis-jenis Migrasi (9)


Untuk perhitungan angka migrasi, populasi yang dihitung adalah penduduk usia 5 tahun ke atas. Karena itu, dalam perhitungan angka migrasi menurut kelompok umur, penduduk usia 0-4 tahun datanya tidak tersedia Untuk mengatasi hal ini, khusus kelompok umur 0-4 tahun, digunakan data migrasi seumur hidup untuk penduduk berusia 0-4 tahun.

Ukuran-Ukuran Migrasi
1. Angka migrasi masuk (mi), yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 penduduk di suatu kabupaten/kota tujuan dalam satu tahun. Angka migrasi keluar (mo), yang menunjukkan banyaknya mig ran yang keluar dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk di kabupaten/kota asal dalam satu tahun. Angka migrasi neto (mn), yaitu selisih banyaknya migran masuk dan keluar ke dan dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk dalam satu tahun.

1.

1.

Kecenderungan dan Pola (1)


Pada bagian ini disajikan pembahasan migrasi risen lima tahun antar propinsi berdasrkan SP 1980, 1990, dan 2000 serta SUPAS 1995 (Tabel 2). Gambaran pola mobilitas antar propinsi memperlihatkan bahwa pangsa terbesar arus migrasi di Indonesia utamanya didominasi oleh propinsipropinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Lampung.

Kecenderungan dan Pola (2)


Jawa Tengah dan Jawa Timur selalu memperlihatkan pola yang konsisten, yaitu sebagai daerah pengirim migran yang penting di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan persentase migran risen keluar yang paling tinggi pada periode 1975-1980. Jawa Tengah (25,5%) Jawa Timur (16%) Pada periode 1985-1 995 propinsi Jawa Barat mengalami perkembangan yang sangat signifikan, dimana lebih dari seperempat migran risen masuk menuju ke propinsi ini

Kecenderungan dan Pola (3)

Perkembangan daerah metropolitan Jakarta-BogorDepok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) yang menjadikan Jawa Barat sebagai daerah yang terkena dampak tumpahan (spill-over effect) penduduk dari DKI Jakarta

Tabel 2. Distribusi Persentase Migrasi Risen Masuk dan Keluar Antarpropinsi di Indonesia: SP 1980, SP 1990, SUPAS 1995, dan SP 2000.

Propinsi NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Timor Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Jumlah

Keterangan : -- Propinsi baru dan * sudah bukan merupakan bagian dari Republik Indonesia.

SP 1980 Masuk Keluar 1,37 0,79 2,57 4,98 2,50 4,30 2,65 1,51 2,88 1,02 5,94 3,71 1,80 0,45 13,63 1,28 -20,58 10,73 14,82 13,15 4,93 25,50 2,65 2,05 5,46 16,02 -1,00 1,47 0,70 1,09 0,70 0,97 0,00 0,11 1,06 0,80 1,33 0,45 1,66 1,29 3,02 0,57 1,22 1,07 2,24 0,49 1,75 4,15 1,37 0,83 -1,26 0,76 -0,26 0,45 100,00 100,00

--

--

---

S 1990 P Masuk 1,07 2,05 2,46 4,67 2,60 4,04 1,58 4,04 -15,86 25,72 7,33 3,08 6,26 -1,26 0,71 0,52 0,50 0,83 1,50 1,87 3,70 0,66 1,33 2,27 1,35 -1,31 -1,40 100,00

Keluar 0,96 5,38 3,35 1,80 1,24 3,85 0,55 2,63 -19,24 9,60 22,46 2,34 12,54 -1,09 0,71 0,88 0,26 0,87 0,72 1,48 1,32 0,99 0,54 3,12 0,71 -0,75 -0,61 100,00

SUPAS 1995 SP 2000 Masuk Keluar Masuk Keluar 0,67 1,16 0,19 1,96 2,42 4,77 1,69 4,35 3,25 3,47 1,29 2,84 3,46 3,03 6,34 1,11 1,34 1,26 1,32 1,01 3,00 4,49 1,98 1,84 1,55 0,86 0,83 0,43 2,68 3,98 1,81 35,82 --- 34,46 0,41 13,95 19,75 8,40 10,31 26,23 10,77 13,28 7,66 8,26 17,57 4,24 12,34 3,88 2,66 2,36 1,57 10,29 9,85 2,16 6,42 --- 7,52 2,52 1,37 1,09 1,03 0,57 1,08 0,84 0,68 0,62 0,77 1,04 0,33 0,67 0,50 0,30 * * 1,05 0,82 0,59 0,55 0,86 1,03 1,51 0,30 1,62 1,35 1,07 0,76 3,25 1,82 1,86 0,52 0,51 1,16 0,65 0,47 1,66 0,67 0,91 0,37 3,22 3,58 0,92 2,06 1,34 0,93 1,30 0,27 --- 0,11 0,41 0,54 1,10 0,22 1,13 --- 0,18 0,35 1,25 0,64 0,77 0,37 100,00 100,00 100,00 100,00

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi (2)

:.

Faktor pendorong (push factor);


Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk pertanian di perdesaan yang makin menyempit). Adanya tekanan-tekanan politik, agama, suku sehingga mengganggu hak azasi penduduk di daerah asal. Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.

:.

:.

:.

:.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi (2)

Faktor-faktor penarik (pull factor);


Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaikan taraf hidup. Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
:. :.

Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orangorang daerah lain untuk bermukim di kota besar tersebut.
:. :.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi (3)


Lee (1966) mengajukan empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu:
u u

Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan Rintangan-rintangan yang menghambat Faktor-faktor pribadi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi (4)

GAMBAR 1 FAKTOR TEMPAT ASAL, EMPAT TUJUAN SERTA FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PROSES MIGRASI

+-0+ 0+-0+0 +-0+0-+ 0 0+-0+0+ -+ 0 - + 0 Tempat asal 0-+-

Penghalang antara

Keterangan: + : faktor penarik - : faktor pendorong 0 : faktor yang netral

+-0+0 0 + - 0 +- 0 +-0+0-+ 0 0+-0+0+ +0-+0+Tempat+ 0 0 - tujuan

selama 5 tahun P = Jumlah penduduk tengah periode (selama kurun waktu 1995-2000) K = Konstanta biasanya = 1000

Anda mungkin juga menyukai