Anda di halaman 1dari 5

Jawaban 1a

Ditinjau dari segi administrasi, terdapat beberapa jenis migrasi, antara lain:

1. Migrasi Internal:
Migrasi internal terjadi ketika individu atau kelompok pindah tempat tinggal di dalam batas
administratif negara yang sama. Contohnya adalah ketika seseorang pindah dari desa ke kota
di dalam wilayah negara yang sama.

2. Migrasi Eksternal:
Migrasi eksternal terjadi ketika individu atau kelompok pindah tempat tinggal dari satu
negara ke negara lain. Contohnya adalah ketika seseorang meninggalkan negara asalnya dan
pindah ke negara lain untuk mencari pekerjaan atau alasan lain.

3. Migrasi Internasional:
Migrasi internasional terjadi ketika individu atau kelompok pindah tempat tinggal dari satu
negara ke negara lain. Contohnya adalah ketika seseorang meninggalkan negara asalnya dan
pindah ke negara lain untuk mencari pekerjaan atau alasan lain.

4. Migrasi Sementara:
Migrasi sementara terjadi ketika individu atau kelompok pindah tempat tinggal untuk
jangka waktu yang terbatas. Contohnya adalah migrasi musiman, di mana pekerja migran
datang ke wilayah tertentu untuk bekerja selama musim tertentu dan kembali ke tempat
asal setelah musim berakhir.

5. Migrasi Permanen:
Migrasi permanen terjadi ketika individu atau kelompok pindah tempat tinggal secara
permanen tanpa rencana kembali ke tempat asal. Contohnya adalah ketika seseorang secara
definitif pindah ke kota lain atau negara lain untuk menetap dan memulai kehidupan baru.

Perlu dicatat bahwa klasifikasi migrasi dapat bervariasi tergantung pada konteks dan batasan
administratif yang digunakan.

Jawaban 1b
Everett S. Lee mengidentifikasi tiga faktor yang memengaruhi migrasi, baik di daerah asal
maupun daerah tujuan, yaitu faktor positif, negatif, dan netral. Berikut penjelasan dan
contoh-contoh faktor-faktor tersebut:

1. Faktor Positif:
Faktor positif adalah faktor-faktor yang mendorong individu untuk meninggalkan daerah
asal dan pindah ke daerah tujuan. Beberapa contoh faktor positif migrasi antara lain:
- Peluang ekonomi yang lebih baik, seperti lapangan kerja yang lebih banyak atau
penghasilan yang lebih tinggi.
- Pendidikan yang lebih baik, seperti akses ke lembaga pendidikan berkualitas.
- Kondisi lingkungan yang lebih baik, seperti iklim yang lebih nyaman atau keberlimpahan
sumber daya alam.
Contoh: Seseorang yang memutuskan untuk pindah ke kota metropolitan untuk mencari
pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan yang lebih tinggi.

Sumber: Lee, E. S. (1966). A Theory of Migration. Demography, 3(1), 47-57.

2. Faktor Negatif:
Faktor negatif adalah faktor-faktor yang mendorong individu untuk meninggalkan daerah
asal karena adanya tekanan atau masalah di daerah tersebut. Beberapa contoh faktor negatif
migrasi antara lain:
- Konflik sosial atau politik yang mengancam keselamatan individu.
- Kemiskinan dan kurangnya peluang ekonomi.
- Bencana alam atau perubahan iklim yang merusak.

Contoh: Seseorang yang memutuskan untuk mengungsi dari daerah yang terkena bencana
alam seperti banjir atau gempa bumi.

Sumber: Lee, E. S. (1966). A Theory of Migration. Demography, 3(1), 47-57.

3. Faktor Netral:
Faktor netral adalah faktor-faktor yang tidak secara khusus mendorong atau menghalangi
migrasi, tetapi dapat memengaruhi keputusan individu. Beberapa contoh faktor netral
migrasi antara lain:
- Hubungan keluarga atau ikatan sosial di daerah tujuan.
- Ketertarikan terhadap budaya atau gaya hidup di daerah tujuan.
- Kesempatan untuk pengembangan diri atau eksplorasi.

Contoh: Seseorang yang memutuskan untuk pindah ke kota lain karena ingin menjalani
kehidupan yang lebih dinamis dan memiliki akses ke berbagai kegiatan budaya.

Sumber: Lee, E. S. (1966). A Theory of Migration. Demography, 3(1), 47-57.


Sumber:
Lee, E. S. (1966). A Theory of Migration. Demography, 3(1), 47-57.

Jawaban 1c
Untuk menghitung data migrasi dari tabel yang diberikan, kita perlu melihat perbedaan
antara jumlah penduduk di tempat tinggal sekarang dan tempat tinggal 5 tahun yang lalu
untuk masing-masing kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berikut adalah
hasil perhitungan untuk masing-masing pertanyaan:

1) Jumlah bukan migran penduduk DIY (risen):


Jumlah bukan migran penduduk DIY dapat dihitung dengan menjumlahkan kolom "Tidak
ditanyakan" di setiap kabupaten/kota.
Jumlah bukan migran penduduk DIY = 3.852 + 4.023 + 299.262 + 50.653 + 811 = 358.601

2) Jumlah migran risen masuk masing-masing Kabupaten/Kota penduduk DIY:


Jumlah migran risen masuk masing-masing kabupaten/kota penduduk DIY dapat dihitung
dengan menjumlahkan kolom "Tempat Tinggal sekarang" di setiap baris, kecuali pada baris
DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta).
Jumlah migran risen masuk Kabupaten/Kota Kulon Progo = 6.315
Jumlah migran risen masuk Kabupaten/Kota Bantul = 491
Jumlah migran risen masuk Kabupaten/Kota Gunungkidul = 8.835
Jumlah migran risen masuk Kabupaten/Kota Sleman = 363.156
Jumlah migran risen masuk Kota Yogyakarta = 1.392

3) Angka migran risen keluar masing-masing Kabupaten/Kota:


Angka migran risen keluar masing-masing kabupaten/kota dapat dihitung dengan
menjumlahkan kolom "Tempat Tinggal 5 Tahun yang lalu" di setiap baris, kecuali pada baris
DIY.
Angka migran risen keluar dari Kabupaten/Kota Kulon Progo = 789
Angka migran risen keluar dari Kabupaten/Kota Bantul = 541
Angka migran risen keluar dari Kabupaten/Kota Gunungkidul = 12.868
Angka migran risen keluar dari Kabupaten/Kota Sleman = 4.316
Angka migran risen keluar dari Kota Yogyakarta = 811

4) Angka migrasi netto masing-masing Kabupaten/Kota:


Angka migrasi netto masing-masing kabupaten/kota dapat dihitung dengan mengurangkan
angka migran risen keluar dari angka migran risen masuk.
Angka migrasi netto Kabupaten/Kota Kulon Progo = 6.315 - 789 = 5.526
Angka migrasi netto Kabupaten/Kota Bantul = 491 - 541 = -50
Angka migrasi netto Kabupaten/Kota Gunungkidul = 8.835 - 12.868 = -4.033
Angka migrasi netto Kabupaten/Kota Sleman = 363.156 - 4.316 = 358.840
Angka migrasi netto Kota Yogyakarta = 1.392 - 811 = 581

Harap dicatat bahwa angka migrasi netto yang negatif menunjukkan adanya migrasi keluar
yang lebih tinggi daripada migrasi masuk.

Sumber: Data dari tabel yang diberikan

Jawaban 2
a) Migrasi sirkuler merujuk pada perpindahan penduduk antara dua lokasi yang berbeda,
seperti desa dan kota, yang dilakukan secara berulang dalam jangka waktu tertentu.
Biasanya, migrasi sirkuler melibatkan orang-orang dari latar belakang pendidikan rendah dan
usia muda. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, masyarakat desa dengan
tingkat pendidikan rendah mungkin memiliki akses terbatas terhadap kesempatan kerja yang
memadai di desa mereka, sehingga mereka perlu mencari pekerjaan di kota. Kedua, usia
muda sering kali berkaitan dengan semangat petualangan dan keinginan untuk
meningkatkan kondisi hidup, yang mendorong mereka untuk mencari pengalaman dan
peluang baru di kota. Oleh karena itu, migrasi sirkuler umumnya dilakukan oleh masyarakat
desa dengan tingkat pendidikan rendah dan usia muda.
b) Migrasi bertahap, dalam konteks teori migrasi oleh Ravenstein, mengacu pada pola
migrasi di mana individu atau kelompok melakukan perpindahan dalam serangkaian langkah
kecil atau bertahap dari satu tempat ke tempat lain. Ini berarti mereka tidak langsung
bermigrasi ke tujuan akhir mereka, tetapi memilih untuk tinggal sementara di tempat-
tempat perantara sebelum melanjutkan perjalanan mereka. Proses ini seringkali melibatkan
penyesuaian sosial, ekonomi, atau logistik yang lebih mudah dilakukan dalam perpindahan
bertahap.

Perempuan cenderung melakukan migrasi sirkuler jarak dekat karena mereka seringkali
memiliki tanggung jawab keluarga yang lebih besar, seperti mengurus anak atau anggota
keluarga lainnya. Migrasi jarak dekat memungkinkan mereka untuk tetap terhubung dengan
keluarga dan komunitas mereka, sehingga mereka dapat memenuhi peran dan tanggung
jawab mereka. Selain itu, faktor sosial dan budaya juga dapat memainkan peran dalam
keputusan migrasi perempuan, di mana mereka cenderung mempertahankan ikatan sosial
dan mendukung jaringan sosial yang ada di sekitar mereka.

Sumber:
- United Nations Development Programme (UNDP). (2018). Migration and Sustainable
Development: Key Issues for the Post-2015 Development Agenda. Retrieved from
https://www.undp.org/content/undp/en/home/librarypage/crisis-prevention-and-
recovery/migration-and-sustainable-development-key-issues-for-the-post-20.html
- International Organization for Migration (IOM). (2021). World Migration Report 2020.
Retrieved from https://publications.iom.int/system/files/pdf/wmr_2020.pdf

Jawaban 3
a) Piramida penduduk adalah gambaran grafis yang menunjukkan distribusi penduduk suatu
negara atau wilayah berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin. Melalui gambar piramida
penduduk, kita dapat melihat perkembangan struktur penduduk suatu negara. Karakteristik
yang dapat dilihat dari piramida penduduk termasuk:

1. Bentuk piramida: Piramida penduduk dapat memiliki berbagai bentuk, seperti bentuk
piramida terbalik, bentuk piramida berbentuk bulat, atau bentuk piramida yang hampir
seragam. Bentuk ini mencerminkan perbedaan dalam jumlah penduduk pada kelompok usia
tertentu.

2. Proporsi kelompok usia: Piramida penduduk memberikan informasi tentang proporsi


penduduk dalam kelompok usia yang berbeda. Misalnya, jika terdapat proporsi besar
penduduk pada kelompok usia muda, hal ini menunjukkan adanya kelahiran yang tinggi atau
pertumbuhan populasi yang cepat. Sebaliknya, jika terdapat proporsi besar penduduk pada
kelompok usia tua, hal ini menunjukkan adanya peningkatan harapan hidup atau penurunan
tingkat kelahiran.

3. Perbedaan jenis kelamin: Piramida penduduk juga menggambarkan perbedaan dalam


jumlah penduduk antara pria dan wanita. Hal ini dapat memberikan indikasi tentang faktor-
faktor seperti harapan hidup, migrasi gender, atau kebijakan keluarga yang mempengaruhi
proporsi jenis kelamin dalam populasi.
b) Data struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin memiliki manfaat penting dalam
pemahaman dan perencanaan pembangunan suatu wilayah atau negara. Beberapa
manfaatnya adalah:

1. Perencanaan kebijakan publik: Data struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin
membantu dalam perencanaan kebijakan publik seperti pendidikan, kesehatan, perumahan,
dan pelayanan sosial. Dengan mengetahui jumlah penduduk pada kelompok usia tertentu,
pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif sesuai dengan
kebutuhan populasi.

2. Perencanaan pembangunan ekonomi: Data ini penting dalam merencanakan


pembangunan ekonomi dan pasar tenaga kerja. Dengan mengetahui struktur umur
penduduk, pemerintah dan sektor swasta dapat mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja di
masa depan, memperkirakan permintaan konsumen, dan mengarahkan investasi yang tepat.

3. Perencanaan program kesehatan: Data struktur penduduk menurut umur dan jenis
kelamin membantu dalam perencanaan program kesehatan, seperti perawatan kesehatan
ibu dan anak, vaksinasi, perawatan lanjut usia, dan penanggulangan penyakit tertentu.
Informasi ini membantu pemerintah dan lembaga kesehatan dalam menargetkan sasaran
program dan alokasi sumber daya yang efektif.

4. Analisis demografi: Data ini

digunakan oleh para demografiwan dan peneliti untuk melakukan analisis demografi,
seperti mempelajari tren kelahiran, kematian, migrasi, dan harapan hidup. Analisis ini
membantu dalam memahami perubahan populasi dan dampaknya terhadap masyarakat dan
ekonomi.

Sumber:
- United Nations. (2017). World Population Prospects: The 2017 Revision. Department of
Economic and Social Affairs, Population Division. Retrieved from
https://population.un.org/wpp/
- National Institute on Aging. (n.d.). Population Aging: A Comparison Among Industrialized
Countries. Retrieved from https://www.nia.nih.gov/research/dbsr/population-aging-
comparison-among-industrialized-countries

Anda mungkin juga menyukai