M.

Yusuf/FT Untan

III. GARIS PENGARUH

A. Cara Analitis

P=1kN x

L = 3
Gambar 1: Beban P berjarak x dari A = 1 3 rad = 60

P = 1kN

= 3m

L = 3

Hitung reaksi perletakan VA dalam fungsi x M D = 0 VA( x ) L P ( L x ) = 0 VA( x ) = P ( L x ) L

Menggambar garis pengaruh VA Untuk x A = 0m maka VA( x A) = 1 kN Untuk x D = 3 = 9 m maka VA( x D) = 0 kN

1 10
3

VA( x)

500

3 x

Gambar 2: Garis pengaruh VA

M. Yusuf/FT Untan

Hitung reaksi perletakan VD dalam fungsi x M A = 0 VD( x ) L + P x = 0 VD( x ) = P x L

Menggambar garis pengaruh VD Untuk x A = 0m maka VD( x A) = 0 kN Untuk x D = 3 = 9 m maka VD( x D) = 1 kN

1 10
3

VD( x)

500

3 x

Gambar 3: Garis pengaruh VD

Membuat persamaan garis pengaruh S 6 dalam fungsi x Buat potongan I-I

I P=1kN PA(x) x

PB(x)

I VA(x)

L = 3 VD(x)

Gambar 4: P di bentang A-B pada potongan I-I

M. Yusuf/FT Untan

Untuk P=1kN berada di A-B, tinjau bagian kiri potongan I-I: P diuraikan menjadi PA(x) dan PB(x) PA( x ) = V = 0 VA( x ) PA( x ) + S6( x ) sin( ) = 0 S6( x ) = PA( x ) VA( x ) 1 2 S6( x ) = 2 3 3 x P = 2 3 3 ( PA( x ) VA( x ) ) = 2 3 3 x x P

P ( L x ) L

P ( L x ) L

Beban P=1kN berada di B-D, tinjau bagian kiri potongan I-I:

P=1kN x

I VA(x)

L = 3 VD(x)

Gambar 5: P di bentang B-D potongan I-I V = 0 VA( x ) + S6( x ) sin( ) = 0 S6( x ) = VA( x ) 1 2 3 2 2 P ( L x ) = 3 VA( x ) = 3 3 3 L

2 P ( L x ) S6( x ) = 3 3 L Jadi, S6( x ) = 2 3 3 x P P ( L x ) L

if 0 x

2 P ( L x ) 3 if < x 3 3 L

M. Yusuf/FT Untan

Menggambarkan garis pengaruh S 6 Untuk x A = 0m maka S6( x A) = 0 kN Untuk x B = = 3 m maka S6( x B) = 0.7698 kN Untuk x D = 3 = 9 m maka S6( x D) = 0 kN
0

S6( x)

500

1 10

3 x

Gambar 6: Garis pengaruh S6

Membuat persamaan garis pengaruh S 1 dalam fungsi x Untuk P=1kN di A-B tinjau bagian kiri potongan I-I (lihat Gambar 4): H = 0 S6( x ) cos( ) + S1( x ) = 0 1 1 2 x P ( L x ) 1 x P P ( L x ) S1( x ) = S6( x ) = 3 P = 3 2 2 3 L 3 L 1 x P ( L x ) S1( x ) = 3 P 3 L Untuk P=1kN di B-D tinjau bagian kiri potongan I-I (lihat Gambar 5): H = 0 S6( x ) cos( ) + S1( x ) = 0 1 1 2 P ( L x ) 1 P ( L x ) S1( x ) = S6( x ) = 3 = 3 2 2 3 L L 3 S1( x ) = 1 3 3 P ( L x ) L 1 x P ( L x ) 3 P if 0 x 3 L 1 3 3 P ( L x ) L if < x 3

Jadi, S1( x ) =

M. Yusuf/FT Untan

Menggambar garis pengaruh S 1 Untuk x A = 0 m maka S1( x A) = 0 kN Untuk x D = 9 m maka S1( x D) = 0 kN

1 10
3

Untuk x B = 3 m maka S1( x B) = 0.385 kN

S1( x)

500

3 x

Gambar 7: Garis pengaruh S1

Membuat persamaan garis pengaruh S 9 dalam fungsi x

II

PA(x)

P=1kN x

PB(x)

II VA(x)

L = 3 VD(x)

Gambar 8: P di bentang AB pada potongan II-II

Untuk P di A-B tinjau bagian kiri dari potongan II-II (lihat Gambar 8): V=0 VA( x ) PA( x ) S9( x ) sin( ) = 0 S9( x ) = VA( x ) PA( x ) 1 2 3

H = tan

M. Yusuf/FT Untan

Untuk P di B-D tinjau bagian kiri dari potongan II-II (lihat Gambar 9):

II

P=1kN x

II VA(x)

L = 3 VD(x)

Gambar 9: P di bentang BD pada potongan II-II

V=0 VA( x ) S9( x ) sin( ) = 0 S9( x ) = VA( x ) 1 2 3 VA( x ) PA( x ) 1 2 VA( x ) 1 2 3 3 if < x 3

Jadi, S9( x ) =

if 0m x

Menggambar garis pengaruh S 9

1 10
3

S9( x)

500

3 x

Gambar 10: Garis pengaruh S9

M. Yusuf/FT Untan

Membuat persamaan garis pengaruh gaya batang S 4 Untuk P di A-B tinjau bagian kiri dari potongan II-II (lihat Gambar 8): H = 1 2 tan( ) = 2.598 m

M B = 0 VA( x ) PA( x ) + S4( x ) H = 0 S4( x ) = PA( x ) VA( x ) H = PA( x ) VA( x ) 1 2 S4( x ) = 2 3 3 ( PA( x ) VA( x ) ) 3 = 2 3 3 ( PA( x ) VA( x ) )

Untuk P di B-D tinjau bagian kiri dari potongan II-II (lihat Gambar 9): M B = 0 VA( x ) + S4( x ) H = 0 S4( x ) = VA( x ) H = VA( x ) 1 2 2 S4( x ) = 3 VA( x ) 3 Jadi, S4( x ) = 2 3 3 ( PA( x ) VA( x ) ) if 0m x 3 2 = 3 VA( x ) 3

2 3 VA( x ) if < x 3 3

S4( x)

500

1 10

3 x

Gambar 11: Garis pengaruh S4

M. Yusuf/FT Untan

Membuat persamaan garis pengaruh gaya batang S 2 Untuk P di A-B tinjau bagian kanan dari potongan III-III (lihat Gambar 12):

III P=1kN x III L = 3 VA(x)

Gambar 12: P di AB pada potongan III-III

VD(x)

M F = 0 VD( x ) 1.5 + S2( x ) H = 0 S2( x ) = VD( x ) 1.5 H

Untuk P di B-C tinjau bagian kiri potongan III-III (lihat Gambar 13):

III P=1kN

H = tan PC(x) VD(x) H = tan

PB(x)

III L = 3 VA(x)
Gambar 13: P di BC pada potongan III-III PB( x ) = 2 x P

M. Yusuf/FT Untan

M F = 0 1 VA( x ) 1.5 PB( x ) S2( x ) H = 0 2 VA( x ) 1.5 PB( x ) 0.5 S2( x ) = H Untuk P di C-D tinjau bagian kiri potongan III-III (lihat Gambar 14):

III P=1kN x III L = 3 VA(x)

M F = 0 VA( x ) 1.5 S2( x ) H = 0 S2( x ) = VA( x ) 1.5 H VD( x ) 1.5 H if 0m x Gambar 14: P di CD pada potongan III-III

VD(x)

Jadi, S2( x ) =

1 VA( x ) 1.5 PB( x ) 2 H VA( x ) 1.5 H

1 10
3

if < x 2

if 2 < x 3

S2( x)

500

3 x

H = tan
9

Gambar 15:

Garis pengaruh S2

M. Yusuf/FT Untan

10

Membuat persamaan garis pengaruh gaya batang S 7 Untuk P di A-B tinjau bagian kanan potongan III-III (lihat Gambar 12): V = 0 VD( x ) S7( x ) sin( ) = 0 S7( x ) = VD( x ) sin( )

Untuk P di B-C tinjau bagian kiri potongan III-III (lihat Gambar 13): V = 0 VA( x ) PB( x ) + S7( x ) sin( ) = 0 S7( x ) = PB( x ) VA( x ) sin( )

Untuk P di C-D tinjau bagian kiri potongan III-III (lihat Gambar 14): V = 0 VA( x ) + S7( x ) sin( ) = 0 S7( x ) = VA( x ) sin( )

Jadi, S7( x ) =

VD( x ) sin( )

if 0m x if < x 2

PB( x ) VA( x ) sin( ) VA( x ) sin( )

if 2 < x 3

1 10

S7( x)

1 10

3 x

Gambar 16: Garis pengaruh S7

M. Yusuf/FT Untan

11

Dari perhitungan di atas didapat S6(x) = S4(x). Dinotasikan saja sebagai S4.6(x) yaitu S4.6 ( x ) = S4( x ) = S6(x)

1 10

S1( x) S2( x) S4.6 ( x) S7( x) S9( x)

500

500

1 10

3 x

Gambar 17: Garis pengaruh S1, S2, S4, S6, S7, dan S9

Karena gambar struktur simetris maka S3( x ) = S1( x ), S5.11 ( x ) = S4.6 ( x ) , S8( x ) = S9( x ), dan S10( x ) = S7( x ) di mana gambar garis pengaruhnya dicerminkan terhadap sumbu x=1.5 seperti terlihat pada Gambar 18.
1 10
3

S3( x) S2( x) S5.11 ( x) S10( x) S8( x)

500

500

1 10

Gambar 18: Garis pengaruh S2, S3, S5, S8, S10, dan S11