Anda di halaman 1dari 10

PERANGKAT LUNAK UNTUK PERANCANGAN

LOW NOISE AMPLIFIER


Low Noise Amplifier Software Design
ABSTRAK
Pada proyek akhir ini telah dibuat suatu perangkat lunak untuk merancang penguat derau rendah yang
dilengkapi dengan rangkaian penyesuai impedansi. Dalam perhitungan penguat digunakan parameter S
yang terdapat pada transistor untuk mendapatkan parameter-parameter yang dibutuhkan untuk
merancang sebuah penguat derau rendah. Pada proyek akhir ini juga dilengkapi dengan smithchart yang
digunakan baik untuk membantu perancangan penguat juga untuk perancangan penyesuai impedansi
secara grafik. Dengan adanya perangkat lunak ini, perancangan sebuah penguat derau rendah akan lebih
mudah dan cepat dengan faktor kesalahan 0.160070018% jika dibandingkan dengan perancangan dan
perhitungan secara manual.
Kata Kunci: Penguat derau rendah, transistor, smithchart
I. PENDAHULUAN
Pada kebanyakan sistem telekomunikasi,
digunakan perangkat radio sebagai penghubung
antar link. Umumnya jarak antar link cukup jauh
sehingga menyebabkan kerusakan pada sinyal yang
ditransmisikan. Kerusakan bisa diakibatkan oleh
redaman pada kabel yang ngenyebabkan penurunan
level sinyal atau juga kerusakan sinyal yang
disebabkan oleh noise yang diterima sinyal selama
proses pentransmisian. Antara pemancar dan
penerima biasanya terdapat repeater, yang fungsi
utamanya untuk menguatkan dan memperbaiki
sinyal. Komponen utama yang terdapat pada
repeater adalah sebuah penguat.
Penguat yang terdapat pada repeater adalah
penguat yang digunakan untuk menguatkan sinyal
dengan frekuensi tinggi (RF). Penguat RF adalah
komponen aktif yang berfungsi untuk
meningkatkan amplitudo dari sinyal yang lemah.
Penguat pada penerima berada antara bagian RF
dan IF, penguat ideal meningkatkan amplitudo
sinyal tanpa distorsi atau noise. Pada penerima,
penguat pertama setelah antenna sangat
mempengaruhi noise figure. Dengan menambahkan
penguatan didepan noisy network dapat mengurangi
noise yang diberikan oleh bagian tersebut.
Dalam perancangan sebuah penguat, seringkali
dihadapi berbagai hambatan. Diantaranya kurang
cepat dan akurat dalam melakukan perhitungan
untuk parameter-parameter yang diperlukan. Untuk
itu, pada proyek akhir ini dibuat sebuat perangkat
lunak yang dapat membantu dalam perancangan
penguat khususnya penguat derau rendah.
Tujuan dari proyek akhir ini adalah untuk
merancang perangkat lunak untuk perancangan
penguat derau rendah dengan memanfaatkan
pemahaman pada pengguanan Smith Chart. Pada
perangkat lunak ini, dapat diketahui nilai dari
parameter-parameter yang diperlukan untuk
merancang sebuah penguat derau rendah. Dengan
disertakannya rangkaian penyesuai impedansi,
diharapkan perangkat lunak ini dapat digunakan
untuk mempermudah perhitungan dan perancangan
penguat, khususnya penguat derau rendah.
II. TEORI DASAR
2.1. Penguat
Secara istilah penguat berarti membuat menjadi
lebih kuat. Dalam bidang elektronika yang
dikuatkan adalah amplitude sinyal.
Secara umum terdapat dua jenis penguat:
a. Penguat Arus
b. Penguat Tegangan
sedangkan penguat daya adalah gabungan dari
penguat arus dan tegangan.
Low Noise Amplifier (LNA) adalah salah satu
jenis penguat yang digunakan pada sistem
komunikasi untuk meningkatkan level sinyal yang
sangat lemah yang diterima antenna. Biasanya
LNA ditempatkan pada lokasi yang berdekatan
dengan antenna. Dengan menggunakan LNA,
semua noise yang ada pada pengolahan sinyal
sebelumnya diturunkan oleh penguatan yang ada
pada LNA, sementara noise yang ada pada LNA
diinputkan secara lengsung pada penerima sinyal.
Karena noise figure pada penguat tingkat pertama
sangat mempengaruhi noise figure dari suatu
sistem, maka pada penguat tingkat pertama
dibutuhkan penguat dengan noise figure yang
rendah.
2.2. Transistor
Transistor merupakan dioda dengan 2
sambungan (junction). Sambungan itu membentuk
transistor PNP maupun NPN, ujung-ujung
terminalnya berturut-turut disebut emitor, basis dan
kolektor. Transistor ini disebut transistor bipolar,
karena struktur dan prinsip kerjanya tergantung
dari perpindahan elektron di kutub negatif mengisi
kekurangan elektron (hole) di kutub positif.
William Schochley yang pertama kali menemukan
transistor bipolar pada tahun 1951.
Transistor adalah komponen yang bekerja
sebagai saklar (switch on/off) dan juga bersifat
sebagai penguat (amplifier). Transistor bipolar
memiliki 2 junction yang dapat disamakan dengan
penggabungan 2 buah dioda.
Beberapa jenis transistor:
a. BJT (Bipolar Junction Transistor)
b. FET (Field Effect Transistor)
c. MOSFET (Metal Oxide Silicon Field
Effect Transistor)
d. JFET (Junction Field Effect Transistor)
2.3. Parameter S
Parameter yang paling akurat dan teliti dalam
perhitungan gelombang mikro adalah parameter
hamburan. Pemilihan parameter hamburan
didasarkan pada tidak bisanya parameter arus dan
tegangan diukur pada frekuensi dengan orge
gigahertz. Karena pada frekuensi tinggi, pengaruh
medan elektromagnetik sangat besar. Sehingga
bukan lagi tegangan atau arus yang ada, melainkan
medan elektromagnetik yang berhamburan. Dari
hamburan medan elektromagnetik ini, yang
kemudian digunakan untuk menentukan parameter
pada kutub-4 yang disebut dengan parameter S.
Parameter tersebut memberikan definisi yang
lengkap mengenai sinyal dengan penguatan kecil
dan input/output daya pancar pada setiap jaringan
kutub-4.
KUTUB-4
I
1
I
2
V
1
V
2
Gambar 2.1 Rangkaian Kutub-4
Pada kutub-4 gelombang yang dipantulkan
adalah b1 dan b2, sedangkan gelombang daya yang
datang a1 dan a2. Hubungannya adalah:
2 22 1 21 2
2 12 1 11 1
a S a S b
a S a S b
+
+
(2.1)
S11, S12, S21, dan S22 disebut parameter S (hamburan)
kutub-4. Dapat ditentukan dengan cara sebagai
berikut :
0
1
2
21
0
1
1
11
2
2

a
a
a
b
S
a
b
S
(2.2)
0
2
2
22
0
2
1
12
1
1

a
a
a
b
S
a
b
S
(2.3)
Artinya, sumber kita hubungkan ke port 1,
kemudian ukur S11 sebagai perbandingan antara b1
dan a1, dalam keadaan a2 = 0. S11 adalah koefisien
pantul di port 1 pada keadaan tidak ada daya yang
datang dari port 2 ke port 1, atau dengan kata lain,
port 2 dihubungkan dengan beban yang sesuai. S21
adalah koefisien transmisi dari port 1 ke port 2,
pada keadaan yang sama, a2 = 0. Dengan cara yang
sama S22 dan S12 adalah koefisien pantul di port 2
dan koefisien transmisi dari port 2 ke port 1, pada
keadaan a1 = 0.
Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa
parameter S dapat diukur pada keadaan match
(sesuai), tidak lagi hubung singkat atau hubung
terbuka. Dengan keadaan sesuai, pemakaian
saluran transmisi menjadi tidak masalah, karena
selama beban sesuai dengan saluran, pada jarak
berapapun impedansi itu tetap, tidak berubah.
2.4. Smithchart
Smith Chart adalah tampilan grafik dari
koofisien refleksi dengan impedansi yang
dinormalisasi sebagai parameternya, yang
merupakan syarat mutlak untuk microwave
engineer. Umumnya dibuat untuk menentukan
impedansi input pada saluran transmisi.
Smith Chart dibangun oleh lingkaran koefisien
pantul dengan persamaan sebagai berikut:
( )
d e
L
d
L d
' 2
' 2



(2.4)
Dimana:
L


= besar koefisien pantul dibeban
L


= fasa koefisien pantul dibeban
d = referensi jarak dari beban
lingkaran ini diperlihatkan sebagai berikut

r
L 2d
L
L
d0
d1
Gambar 2.2 Lingkaran Koefisien Pantul
Smith Chart Impedansi
2
2
2
1
1
1

,
_

+
+
,
_

+

r r
r
i r (2.5)
merupakan persamaan lingkaran resistansi konstan
dengan pusat

,
_

+
0 ,
1
1
r
dan jari-jari
r + 1
1
. Dan jika
digambarkan akan terlihar seperti

r
r = ~ r = 2 r = 1 r = 0.5 r = 0.4
r =0
Gambar 2.3 Lingkaran Resistansi Konstan
( )
2 2
2 1 1
1
,
_


,
_

+
x x
i r
(2.6)
merupakan persamaan lingkaran reaktansi konstan
dengan pusat
,
_

x
1
, 1
dan jari-jari
x
1
. Jika
digambarkan akan tampak seperti

r
x = 2
x = 1
x = 0.5
x = 0.5
x = 1
x = 2
Gambar 2.4 Lingkaran Reaktansi Konstan
Smith Chart Admitansi
2
2
2
1
1
1

,
_

+
+

,
_

+

g g
g
i r
(2.7)
merupakan persamaan lingkaran konduktansi
konstan dengan pusat

,
_

+
0 ,
1
1
g
dan jari jari
g + 1
1
.
Bila digambarkan akan tampak seperti

r
g = ~ g = 2 g = 1 g = 0.5 g = 0.4
g = 0
Gambar 2.5 Lingkaran Konduktansi Konstan
( )
2 2
2 1 1
1
,
_


,
_

+
b b
i r
(2.8)
merupakan persamaan lingkaran suseptansi konstan
dengan pusat

,
_

b
1
, 1
dan jari-jari
b
1
. Jika
digambarkan akan tampak seperti

b = 2
b = 1
b = 0.5
b = 0.5
b = 1
b = 2
Gambar 2.6 Lingkaran Suseptansi Konstan
Smith Chart impedansi dan admitansi saling
berkebalikan.
2.5. Perancangan LNA
Langkah pertama untuk merancang penguat
adalah dengan menentukan faktor kestabilan dari
transistor yang digunakan dan syarat-syarat lain
untuk kestabilan penguat. Perhitungan faktor
kestabilan menggunakan persamaan
21 12 22 11
S S S S (2.9)
21 12
2 2
22
2
11
2
1
S S
S S
K
+
(2.10)
Terdapat dua jenis faktor kestabilan, stabil
mutlak dan stabil bersyarat.
K>1 berarti transistor stabil mutlak, maka
perlu dihitung S dan L dengan mengguanakan
persamaan
1
]
1

t
2
1
2
1 1
1
4
2
1
B A A
B
sm s
(2.11)
2 2
22
2
11 1
1 + S S A (2.12)
*
22 11 1
S S B (2.13)
1
]
1

t
2
2
2
2 2
2
4
2
1
B A A
B
Lm L (2.14)
2 2
11
2
22 2
1 + S S A (2.15)
*
11 22 2
S S B (2.16)
Penguatan dihitung dengan persamaan
1
]
1

1
2
12
21
max
K K
S
S
G
p (2.17)
21 12
2
max
1
S S
K K
g
p
1
]
1

(2.18)
K<1 berarti transistor stabil bersyarat
perlu dihitung lingkaran kestabilan sumber dan
beban dengan persamaan
2 2
22
21 12
2 2
22
11
* *
22

S
S S
R
S
S S
C
L
L
(2.19)
2 2
11
21 12
2 2
11
22
* *
11

S
S S
R
S
S S
C
S
S
(2.20)
Penguatan dihitung dengan persamaan
21 12
1
S S
g
msg

(2.21)
Persamaan yang digunakan untuk menghitung
faktor derau adalah sama untuk transistor stabil
mutlak dan transistor stabil bersyarat
( )
2 2
2
1 1
4
s m
m s
N m
R F F
+


(2.22)
Setelah mendapatkan nilai faktor derau pada
keadaan maksimum, perlu adanya penurunan nilai
penguatan yang dihitung dengan persamaan
p p
g S G
2
21
(2.23)
Tentukan nilai lingkaran penguatan konstan
dengan persamaan
( )
2 2
22
11
* *
22
1
) (
+

S g
S S g
C
p
p
G
(2.24)
( )
2 2
22
2
21 12
2
21 12
1
2 1
+
+

S g
S S g S S Kg
R
p
p p
G (2.25)
Pilih titik L pada lingkaran penguaran konstan,
sehingga dapat dihitung nilai in dengan persamaan.
in merupakan conjugate dari S
1
1 22
11 1



L
L
in
S
S
(2.26)
Terakhir tentukan nilai VSWR masukan dan
keluaran
( )( )
2
2 2
1
1
1 1
in m
m in
M


(2.27)
1
1
1
1 1
1 1
M
M
VSWR

+
(2.28)
1
11
22



m
m
out
S
S
(2.29)
( )( )
2
1
2
1
2
2
1
1 1
out L
L out
M


(2.30)
2
2
2
1 1
1 1
M
M
VSWR

+
(2.31)
Bila semua parameter output dapat diterma,
langkah paling akhir adalah merancang rangkaian
penyesuai impedansi. Perancangan dilakukan
secara grafis yaitu dengan menarik garis dari titik
L dan S menuju pusat smithchart.
2.6. Penyesuai impedansi
Rangkaian penyesuai impedansi adalah
rangkaian yang berada pada bagian masukan dan
keluaran dari suatu sistem. Tujuan dari rangkaian
penyesuai impdansi atau matching network adalah
untuk mendapatkan transfer daya maksimum.
Transfer daya maksimum diinginkan agar tidak ada
daya yang terbuang percuma, namun pada
kenyataannya tidak ada suatu sistempun yang
mampu menyalurkan semua daya yang
dibangkitkan agar diterima seluruhnya pada bagian
akhir.
Terdapat bermacam-macam metoda untuk
menyesuaikan impedansi. Penyesuai impedansi
dapat dilakukan dengan metoda (a) elemen-elemen
lumped, (b) stub tunggal, ganda, dan tiga stub yang
dihubung seri dan paralel, (c) transformator 1/4.
Pada laporan ini, penulis hanya akan membahas
penyesuai impedansi dengan metoda elemen-
elemen lumped.
Intinya penyesuai impedansi dengan elemen
lumped adalah penyesuai impedansi yang masih
menggunakan komponen-komponen pasif dalam
rangkaiannya. Sedangkan untuk mendapatkan
komponen apa yang digunakan dan berapa nilainya
adalah sebagai berikut:
Contoh: nilai impedansi ternormalisir adalah 0.2 + j
0.5
1. Tempatkan titik tersebut pada smith chart
2. Dari pusat smith chart tarik garis sesuai
lingkaran r = 1 untuk lingkaran admitansi
atau lingkaran impedansi terdapat dua
kemungkinan rangkaian. Hingga pada satu
titik dimana lingkaran tersebut
berpotongan dengan lingkaran riil dari
impedansi yang ternormalisir.
3. Dari titik nomor 2, tarik garis sesuai
lingkaran impedansi riil sampai titik
impedansi yang ternormalisir
Untuk menentukan komponen dan nilainya adalah
bila garis yang diambil bergerak dengan mengikuti
lingkaran impedansi (warna merah) tambahkan
komponen seri dan bila bergerak mengikuti
lingkaran admitansi (warna biru) tambahkan
komponen paralel. Komponen yang digunakan bila
garis bergerak ke bawah adalah kapasitor dan bila
bergerak ke atas komponen yang digunakan adalah
induktor. Nilai komponen ditentukan dengan
mengurangi nilai impedansi pada titik yang
berpotongan dengan nilai impedansi sebelumnya.
Untuk nilai komponen pertama ZA = 1 atau YA = 1
dan untuk nilai komponen kedua ZL ZA atau YL
YA. Untuk mendapatkan nilai komponen kita
gunakan rumusan sebagai berikut:
a. Bergerak mengikuti warna merah pada
smithchart maka
L X
L
(2.32)
C
X
C

1
(2.33)
b. Bergerak mengikuti warna biru pada
smithchart maka
L
B
L

1
(2.34)
C B
C

(2.35)
Gambar 2.7 Cara membuat penyesuai impedansi
secara grafis
Z0
ZL
Gambar 2.8 Sketsa rangkaian penyesuai impedansi
III. PERANCANGAN DAN REALISASI
Spesifikasi yang diharapkan dari perangkat lunak
yang dibuat adalah sebagai berikut:
Parameter Input
Parameter input terdiri dari parameter S dan
parameter noise transistor yang diinputkan
pertama kali untuk dapat menjalankan program.
Selain itu, ada parameter yang harus diinputkan
setelah program berjalan yaitu
p
g
. Parameter
L1 diinputkan melalui pemilihan titik pada
bidang smithchart untuk mendapatkan nilai
noise figure dari penguatan yang diinginkan.
Parameter Output
Parameter output terdiri dari:
1. Perhitungan
a. Faktor kestabilan (K) untuk transistor
dengan kasus Bilateral
b. s dan L untuk transistor stabil mutlak
c. CL, RL dan CS, RS untuk transistor stabil
bersyarat
d.
max
p
G
e.F
f.CG dan RG
g. in* = s
h.VSWR masukan dan keluaran
i. Nilai komponen yang diperlukan untuk
rangkaian penyesuai impedansi
2. Gambar
a.Smithchart
b. Plot titik s dan L untuk transistor stabil
mutlak
c. Plot lingkaran kestabilan sumber dan
beban untuk transistor stabil bersyarat
d.Plot lingkaran penguatan konstan
e. Plot titik s dan L yang telah dipilih
untuk perancangan
f.Plot garis untuk perancangan penyesuai
impesandi masukan dan keluaran
g.Tamplkan gambar rangkaian penyesuai
impedansi
3.1. Diagram Alir Perancangan
START
K
K>1
END
N
Y
Parameter S
Stabil
Mutlak
Stabil
Bersyarat
Gambar 3.1 Flowchart perancangan secara umum
Stabil Mutlak
L, s
Gpmax, gpmax
Gpmax?
NF, VSWR1,
VSWR2
gp
Cg, Rg
Plot L, S
Cg, Rg
L1
S
Plot L1, S
Match
(plot rangkaian
penyesuai
impedansi)
ret
Y
N
ZL, ZS, F1,
VSWR1,
VSWR2
Gambar 3.2 flowchart perancangan untuk transistor
stabil mutlak
Stabil Bersyarat
CL, RL, Cs, Rs
Plot CL, RL, Cs,
Rs
gmsg
gp < gmsg
Cg, Rg
Plot Cg, Rg
L1
S
Plot L1, S
ZL, ZS, F1,
VSWR1,
VSWR2
Match
(plot rangkaian
penyesuai
impedansi)
ret
Gambar 3.3 flowchart perancangan untuk transistor
Stabil besyarat
Realisasi
Tampilan workspace
Gambar 3.4 Tampilan form awal
Pada form utama ini terdapat textbox untuk
menginputkan parameter S dari transistor yang
digunakan. Urutan pengisian parameter S secara
berturut-turut adalah S11, S12, S21, S22, m, RN, Fm,
dan Frequency. Pada tampilan utama ini, telah
terdapat gambar smitchart yang dapat diketahui
nilai impedansi yang telah dinormalisir dengan
menggeser kursor mouse pada gambar smitchart.
Pada keadaan awal, semua tombol yang ada tidak
aktif dan tidak bisa melakukan action pada
smitchart (membuat titik).
Tombol utama adalah tombol Enter yang akan
aktif setelah kita menginputkan semua parameter S.
Setelah tombol Enter ditekan, akan muncul hasil
perhitungan faktor kestabilan, conjugate matching
L dan S, nilai penguatan maksimum, dan nilai
faktor derau untuk kasus stabil mutlak. Sedangkan
pada kasus stabil bersyarat, yang muncul adalah
hasil perhitungan faktor kestabilan, pusat dan jari-
jari lingkaran kestabilan, dan penguatan
maksimum.
Gambar 3.5 Tombol Enter aktif
Gambar 3.6 Tampilan setelah tombol Enter diklik
untuk kasus stabil mutlak
Gambar 3.7 Tampilan setelah tombol Enter diklik
untuk kasus stabil bersyarat
Bersamaan dengan ditekannya tombol Enter,
akan muncul sebuah textbox dibawah nilai
penguatan maksimum. textbox tersebut harus diisi
dengan nilai penguatan baru yang kita kentukan,
perlu diingat nilai ini adalah nilai penguatan
ternormalisir gp yang harus lebih kecil dari gpmax.
Akan didapatkan pusat dan jari-jari lingkaran
penguatan konstan dan tombol Plot aktif. Tombol
Plot digunakan untuk memplot titik L dan S,
lingkaran kestabilan, dan lingkaran penguatan
konstan. Setelah tombol Plot diklik, kita dapat
melakukan action (membuat titik) pada bidang
smithchart. Titik yang dibuat pada bidang
smithchart adalah titik L1, yang secara otomatis
akan menghasilkan titi S. dari titik-titik inilah akan
didapatkan nilai faktor derau yang baru, VSWR
masukan dan keluaran.
Perlu diingiat bahwa tombol Plot akan menjadi
tidak aktif setelah kita menekan tombol Match.
Sehingga kita perlu memastikan bahwa nilai-nilai
parameter output yang didapatkan telah sesuai
dengan yang diinginkan, karena jika kita terlanjur
menekan tombol Match dan ternyata parameter
output yang diinginkan belum tercapai kita harus
mengulang proses dari awal memasukan parameter
S transistor.
Gambar 3.8 Tampilan setelah dimasukan nilai
penguatan baru
Nilai koefisien pantul
Pusat dan jari-jari lingkaran
kestabilan
Textbox input penguatan
yang baru
Gambar 3.9 Tampilan setelah tommbol Plot diklik
Tombol Match akan aktif dan tombol Plot
menjadi tidak aktif setelah kita telah membuat titik
pada smithchart, tombol ini akan membangkitkan
garis-garis dari pusat smithchart menuju titik L1
dan S serta memunculkan rangkaian penyesuai
impedansi beserta nilai komponen yang
dibutuhkan.
Dan yang terakhir adalah tombol Clear, tombol
ini berfungsi untuk mereset seluruh hasil
perhiungan dan gambar yang telah ada baik gambar
yang diplot pada smithchart maupun gambar
rangkaian penyesuai impedansi sehingga tampilan
yang muncul akan sama seperti tampilan form awal
pada program.
Gambar 3.10 Tampilan setelah memilih satu titik
Gambar 3.11 Tampilan setelah tombol Match diklik
IV. PENGUJIAN
Hasil pengujian yang telah dilakukan untuk dua
kasus kestabilan diperlihatkan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Perbandingan Perhitungan Manual
dan Perangkat Lunak untuk kasus Stabil Mutlak
Perbandingan Perhitungan Manual dan Perangkat Lunak
Stabil Mutlak
Manual Perangkat Lunak Error (%)
Parameter
K 1.037126101 1.037126102
0.0000000964
203
GL
0.853793334<34.417
50511
0.853793356835962<34.417505
1781404
0.0000014363
1
GS
0.756052147<-
176.578244
0.756052160721073<-
176.57382441859 -0.00125054
Gp max 17.24452007 17.24452006
-
0.00000005798
94
gp max 2.235599916 2.235599911
-
0.00000022365
4
F 5.002797062 5.00289518 0.00196126
gp 2 2 0
Gp 16.76087918 16.76087918 0
Cg
0.793364208<34.417
50511
0.79336421197966<34.4175051
781404 0.0000003498
Rg 0.151112304 0.151112302
-
0.00000132352
GL1 0.64<32
0.641025839903371<32.254710
5268672 0.4781289
angka yang ditunjukan saat
menggerakan kursor ke bidang
smithchart
GS1
0.542535018<184.04
8573
0.54374649125345<183.822904
206173 0.0503425
F1 3.160861903 3.164249504 0.1071733
VSWR1 2.023173933 2.03011676 0.3431651
VSWR2 1.429597145 1.434579282 0.3484994
Komp1
sumber 2.741001798 2.75868568 0.6451613
Komp2
sumber 1.856807669 1.856807669 0
Komp1
beban 0.98243792 0.971641899 -1.0989011
Komp2
beban 6.226719213 6.407203828 2.8985507
Rata-rata
0.188641555
Tabel 4.2 Perbandingan Perhitungan Manual
dan Perangkat Lunak untuk kasus Stabil Bersyarat
Perbandingan Perhitungan Manual dan Perangkat Lunak
Stabil Bersyarat
Manual Perangkat Lunak Error (%)
Paramete
r
K 0.560888692 0.560888695
0.0000005348
65
CL
2.102171928<63.0766
8618
2.10217192843633<62.5980737
991574 -0.379389277
RL 1.371395688 1.37139569
0.0000001458
37
CS
13.39668167<129.834
7818
13.3966808758488<129.834782
239838
-
0.0000027946
RS 13.93196486 13.93196399
-
0.0000062446
3
g msg 3.205128205 3.205128205 0
gp 3 3 0
Gp 13.07067951 13.07067951 0
Cg
0.852750541<62.5980
7365
0.852750541739039<62.598073
7991574
0.0000001624
72
Rg 0.54020707 0.540207071
0.0000001851
14
GL1 0.6<102.5
0.597710312549927<102.20046
8727381 -0.436920103
GS1
0.855719269<74.7133
9648
0.855401274018924<74.810400
1030969 0.046336588
F1 3.499502285 3.506334531 0.195234792
VSWR1 1.194818051 1.191986167 -0.237013828
VSWR2 1.520452637 1.509635301 -0.71145498
Komp1
sumber 0.640720382 0.667316323 4.150943492
Komp2
sumber 4.093491335 4.055936368 -0.917431208
Komp1
beban 2.157433673 2.175117556 0.819672151
Komp2
beban 5.393584183 5.393584183 0
Rata-rata
0.131498481
V. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian pada perangkat lunak ini
dapat disimpulkan bahwa:
Perangkat lunak yang dikembangkan telah
berfungsi dengan baik.
Nilai parameter hasil perangkat lunak
berbeda 0.160070018% dari hasil
perhitungan manual. Hal ini disebabkan
karena pada perhitungan manual ada
keterbatasan pada perangkat yang
digunakan (disply kalkulator). Selain itu,
dalam melakukan plot pada perancangan
manual skala yang ada pada smith chart
tidak terlalu presisi bila dibandingkan
dengan skala yang ada pada perangkat lunak
yang telah dibuat.
VI. REFERENSI
[1] Fatmawati, Atik. 2006. Laporan Proyek
Akhir : Realisasi Perangkat Lunak Untuk
Penyesuai Impedansi dengan Menggunakan
Stub Tunggal dan Stub Ganda. Bandung :
Politeknik Negeri Bandung.
[2] Jedlicka, Russell P. 2002. Lecture :
Introduction to Smithchart. New Mexico Stase
University
[3] Lu, Richard. Tesis : CMOS Low Noise
Amplifier Design for Wireless Sensor Networks.
Barkeley, CA.
[4] Ludiyati, Hepi. 2008. Diktat Kuliah :
Medan Elektromagnetik. Bandung : Politeknik
Negeri Bandung.
[5] Ludiyati, Hepi. 2008. Diktat Kuliah :
Teori Saluran Transmisi. Bandung : Politeknik
Negeri Bandung.
[6] Pozart, David M. Microwave Engineering
3
rd
Edition. United State of America: John
Wiley & Sons, Inc.
[7] Sulaeman, Enceng. 2008. Diktat Kuliah :
Perancangan Penguat Gelombang Mikro.
Bandung : Politeknik Negeri Bandung.
[8] Sulaeman, Enceng. 2008. Diktat Kuliah :
Penyesuai Impedansi. Bandung : Politeknik
Negeri Bandung.
[9] Utami, Ria Dwitasari. 2008. Laporan
Proryek Akhir : Realisasi Perangkat Lunak
Untuk Penyesuai Impedansi dengan
Menggunakan Stub Tunggal dan Stub Ganda.
Bandung : Politeknik Negeri Bandung.
[10] White, Joseph F. 2004. High Frequency
Techniques. United State of America: Jhon
Wilwy & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai