Anda di halaman 1dari 8

SISTEM KOMUNIKASI RADIO DAN SATELIT

TUGAS TEORI

Dosen:
Dr. Ir. Titon Dutono, M. Eng

Oleh:
Hafara Ulufan Nuri ( 1210171050 )
4 D4 Telekomunikasi B

JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2020
MIXER DIODA, BJT, DAN FET

I. Pendahuluan
Mixer digunakan untuk mengubah sinyal dari satu frekeunsi ke frekuensi yang lain.
Proses modulasi, demodulasi dan penggandaan frekuensi merupakan contoh dari aplikasi
tersebut. Istilah mixer pada umumnya disediakan untuk rangkaian yang mengubah sinyal
frekuensi radio untuk beberapa nilai intermediate (yang dikenal dengan Intermediate
Frequency atau IF).
Beberapa jenis mixer (khususnya yang digunakan dalam microwave) ada sebagai
sebuah satu paket, dengan port input yang dinamai RF dan LO dan bagian outputnya
dengan label IF. Pada aplikasi penerima tertentu, rangkaian osilator merupakan bagian
yang terintegrasi dengan rangkaian mixer, dan hanya input RF dan output RF yang
diidentifikasi.
Pada setiap proses translasi frekuensi, yaitu terjadinya perubahan nilai frekuensi,
baik ke atas maupun ke bawah, maka peran mixer selalu ada. Translasi frekuensi terjadi
misalnya pada proses menghasilkan sinyal IF (intermediate frequency), atau pada sistem
microwave-link yang harus meneruskan transmisi dengan frekuensi kanal yang berbeda,
atau pada proses transmisi satelit antara sinyal uplink dan downlink yang mempunyai
perbedaan frekuensi, dsb.

II. Prinsip Mixer


Semua rangkaian mixer menggunakan menggunakan prinsip bahwa jika dua sinyal
sinusoidal disatukan dan resultantnya terdiri dari penjumlahan dan pengurangan
komponen frekuensi. Dengan merepresentasikan sinyal osilator sebagai berikut:
v osc=v osc sin ωo sc t

Dan sinyal RF direpresentasikan dengan:


v sig =v sig sin ωs ig t

Dengan mengalikan kedua sinyal di atas sehingga diperoleh:


v osc v sig =v osc sin ω osc t v sig sin ω sig t
v osc v sig
v osc v sig = (cos ( ω osc−ωsig ) t −cos ( ω osc +ω sig ) t)
2

Frekuensi yang terdiri 𝜔osc – 𝜔sig merupakan satu yang secara normal dipilih, dengan
mengfilter, menjadi suatu sinyal intermediate frequency (IF) pada aplikasi khusus. Atau
yang lain, komponen frekuensi tinggi yang dipilih. Ini menunjukkan bahwa tidak ada
satu pun dari dua frekuensi input yang diambil untuk menjadi output, hanya penjumlahan
dan pengurangan/selisih frekuensi.
III. Mixer Dioda
Metoda penyampuran ini terjadi bila satu sinyal secara sederhana ditambahkan
pada sinyal output osilator lokal dan kemudian melewatkan sinyal jumlah ini ke unit
elektro-nik yang mempunyai karakteristik tidak linier. Salah satu device elektronik yang
tidak linier adalah dioda.
Secara umum proses additive mixing digambarkan diagram bloknya seperti
dilukiskan pada Gambar 1. Nampak pada Gambar 1 ditunjukkan, bahwa sinyal yang
ditambahkan adalah sinyal yang diterima dari tahapan RF-amplifier hasil seleksi tuning
circuit, fS. Sementara sinyal yang ditambah, fO berasal dari osilator lokal.

Gambar 1. Diagram blok Additive-Mixing

Komponen nonlinier adalah komponen elektronika yang mempunyai karakteristik


atau bagian karakteristiknya yang tidak linier. Menuju ke bagian yang tidak linier
tersebut dilakukan dengan memberikan prategangan (bias voltage) tertentu pada device
tersebut. Pengolahan sinyal melalui karakteristik yang tidak linier itu menghasilkan
olahan yang tidak sesuai dengan sinyal aslinya atau mengalami ketidaksimetrian bila
sinyal inputnya adalah sinyal simetris, seperti bentuk sinyal sinusoidal. Cacat ini disebut
sebagai cacat nonlinier.
Rangkaian untuk sebuar mixer dioda ditunjukkan pada Gambar 2. Dua sinyal
dihubungkan secara seri dan di beri tegangan bias yang mungkin juga diaplikasikam
untuk mengoptimalkan titik kerja pada dioda. Karakteristik diode V/I adalah nonlinier
yang menghasilkan pada arus yang mempunyai hubungan proporsional dengan hasil
VoscVsig. Ini akan mengembangkan suatu tegangan yang melewati rangkaiann tunes
output yang bersifat resonan pada frekuensi intermediate.

Gambar 2. Mixer Dioda


Tegangan yang melewati dioda merupakan penjumlahan dari tegangan input dan output.
Dengan mengasumsikan bahwa impedansi rangkaian output diabaikan pada frekuensi
input, tegangan yang melalui dioda diperkirakan:
v d ≅ v bias + v osc + v sig

Dengan mengasumsikan bahwa kurva karakteristik dioda dapat diperluas pada sebuah
deret Taylor, dan syarat hingga hanya kebutuhan yang kedua diperhitungkan. Sehingga
arus dioda menjadi:
i D ≅ av d +bv d 2

Perluasan dari hubungan kuadrat menunjukkan bahwa ini memuat sebuah hasil dan
memberikan nilai puncak dari arus IF.
I IF ≅ b v osc v sig

Dengan mengasumsikan impedansi transfer dari rangkaan output yang dikenal pada IF,
tegangan output puncak pada IF adalah:
v IF ≅ bv osc v sig Z T

Sebuah kekurangan dari mixer dioda adalah conversion loss yang tinggi.
Conversion gain dari mixer adalah perbandingan daya output pada IF terhadap daya
input pada frekuensi sinyal, dan conversion loss merupakan kebalikan dari ini. Juga,
osilator dan rangkaian sinyal tidak diisolasi dari yang lain. Pemberian kenaikan terhadap
masalah dari pancaran osilator dari input sinyal dan juga hasil lain yang disebut dengan
hasil intermodulation, yang muncul pada output. Dan satu kelebihan dari mixer dioda
adalah bahwa ini membangkitkan noise yang rendah dibandingkan dnegan mixer
transistor. Bagaimanapun, Kecuali jika keuntungan telah diambil dari sifat noise yang
rendah, mixer dioda tunggal jarang digunakan dalam aplikasi penerima normal.

IV. Mixer BJT


Transistor juga mempunyai bagian karakteristik yang tidak linier. Untuk mencapai
daerah tidak linier itu, maka transistor dioperasikan sebagai penguat kelas-B yang
mempunyai titik kerja berada pada daerah cutoff atau mendekati cutoff.
Pada kondisi ini hakekatnya, junction emitter berlaku se-bagai sebuah dioda. Satu
rangkaian untuk mixer BJT ditunjukkan pada Gambar 3. Di sini, tegangan sinyal
diaplikasikan antara base dan ground dan tegangan osilator antara emiter dan ground.
Hubungan tegangan/arus untuk transistor adalah
v BE
vT
I c =I s e

Dimana IS merupakan arus saturasi dari transistor dan VBE merupakan total tegangan
base-emiter, yang merupakan penjumlahan aljabar dari bias DC, sinyal dan tegangan
osilator. Sebagaimana sebelumnya, VT = 26mV pada suhu ruangan.
Perluasan dari persamaan arus menunjukkan bahwa ini memuat sebuah hasil
VoscVsig yang pada gilirannya terdi komponen IF dari arus, Perluasan juga menunjukkan
bahwa level DC dari arus kolektor dan dengan demikian transkonduktansi gm
merupakan suatu fungsi antara sinyal dan nilai puncak osilator. Dengan tetap menjaga
amplitude sinyal kecil, ketergantungan pada hal tersebut dapat diabaikan dan tetap
menjaga level osilator konstan, efektif konstan gm dicapai. Juga, tegangan osilator yang
besar (Vosc ˃100 mV) yang secara normal digunakan, dan dibawah kondisi ini arus output
puncak pada IF ditunjukkan pada:
I IF =G C v sig

GC dikenal dengan conversion transconductance dan ditentukan dengan bias dan


tegangan puncak osilator. Dengan mengasumskan bahwa impedansi transfer dari
rangkaian output kolektor dikenal pada IF, tegangan output yang diberikan pada IF
adalah:
V IF =I IF Z T
V IF =GC v sig ZT

Gambar 3. Mixer BJT

Transistor jenis PNP diberi prategangan melalui resistor R1 dan R2 pada rangkaian
basisnya, sedang pada rangkaian kolektornya diberikan melalui resistor R DC dan RE.
Dengan keempat resistor tersebut, transistor dioperasikan sebagai penguat kelas-B.
Fungsi kapasitor bypass CBY, adalah untuk menjadi jalan bebas sinyal RF agar tidak
berpenga-ruh pada prategangan yang diberikan
pada rangkaian.
Sinyal yang sudah terseleksi oleh rangkaian tuning, V S sinωST, dimasukkan melalui
basis, dimana rangkaian tuning TC1 ditala pada frekuensi sinyal tersebut, F S. Sementara
sinyal dari osilator local, VO sinωOT, dengan frekuensi FO, dimasukkan melalui emiter.
Karena penjumlahan dua sinyal tersebut diolah oleh transistor yang telah berada pada
daerah nonlinier-nya, maka keluarannya setelah mengalami penapisan oleh rangkaian
tuning TC2 dan TC3, merupakan sinyal IF dengan frekuensi yang merupakan selisih
frekuensi kedua sinyal tersebut, atau VIF sin(ωO-ωS)t. Kedua rangkaian tuning terakhir ini
ditala pada frekuensi IF sebagai double tuned circuit.
Harmonisasi dari frekuensi sinyal dan osilator dan istilah intermodulation juga
muncul pada arus kolektor sebagai sebuah hasil dari karakteristik transfer nonlinier.
Khususnya hal-hal yang menyusahkan adalah komponen pada frekuensi 2𝑓osc – 𝑓sig dan
2𝑓sig – 𝑓osc. Ini dikenal dengan hasil intermodulation tingkat ketiga.

V. Mixer FET
Untuk FET yang ideal. Fungsi transfer arus/tegangan untuk bagian arus konstan
(dikenal sebagai bagian saturasi untuk FET) yang diberikan oleh:
vGS 2
(
I D =I DSS 1−
vP )
Dimana ID merupakan arus drain, VGS merupakan tegangan gate-source, VP merupakan
tegangan pinch off dan IDSS arus drain untuk VGS = 0. VP dan IDSS merupakan parameter
yang ditentukan untuk transistor.
Hubungan hukum kuadrat untuk FET yang ideal berarti bahwa hanya sampai pada
perpangkatan dua yang akan ditunjukkan ke output. Ini akan memuat V oscVsig, yang
menghasilkan pada komponen IF sebagaimana sebelumnya. Satu keuntungan utama dari
mixer FET terhadap mixer BJT adalah level yang rendah adalah intermodulasi order
tingkat ketiga sangat rendah (untuk FET ideal ini akan ditiadakan). Juga, FET dapat
menghandel lebuh banyak range yang lebar dari tegangan input, dibandingkan dengan
BJT. Rangkaian untuk mixer FET akan ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Mixer FET

Rangkaian untuk MOSFET dual gate pada Gambar 5(a). Isolasi yang baik antara
rangkaian sinyal dan osilator disediakan dnegan penyusunan ini jika mereka
dihubungkan dengan gate berbeda. Sinyal secara normal diaplikasi ke gate 1 karena gate
ini meyediakan gain yang terbaik. Tegangan osilator diaplikasikan ke gate 2 yang mana
mengontrol transkonduktansi yang menunjuk pada gate 1. Transkonduktansi gate 1
merupakan fungsi dari tegangan gate 2 antara cut off dan level saturasi sebagaimana
yang ditunjukkan pada 5(b). Untuk mendapatkan beberapa ide untuk proses mixing,
asumsikan bahwa fungsi diperkirakan linier, dari bentuk 𝑔m1 = 𝑎 + 𝑏𝑣osc, dimana a dan b
adalah konstan, emudian komponen ac dari arus drain adalah 𝑖𝑐 = 𝑔m1𝑣sig. Ini dilihat
untuk memuat hasil 𝑏𝑣osc𝑣sig dan dengan demikian komponen IF dari arus. Beberapa hasil
intermodulasi terjadi, dan titik operasi dipilih sebagai sebuah kompromi antar conversion
gain tinggi yang diperoleh dan hasil intermodulasi yang rendah.

Gambar 5. (a) Dual Gate Mixer FET, (b) Transkonduktansi gm1

Pada dasarnya, multiplicative mixing terjadi bila transkonduktansi rangkaian mixer


berubah yang bergantung pada nilai tegangan osilator lokal. Dengan perubahan itu, maka
output hasil pencampuran merupakan fungsi dari perkalian VO dan VS, dimana VO adalah
tegangan sinyal osilator lokal dan VS adalah tegangan sinyal masuk. Kedua tegangan
tersebut masing-masing mempunyai persamaan:

Bentuk cosinus dalam persamaan yang digunakan agar sesuai dengan persamaan
Fourier yang diberikan berikut ini. Nilai arus output yang dihasilkan kemudian adalah:
I M =G M V S
dimana GM berubah nilainya, atau sebagai fungsi dari nilai tegangan osilator lokal, V O.
Transistor yang dipilih untuk rangkaian adalah transistor yang mempunyai nilai trans-
konduktansi berbanding langsung dengan tegangan prategangan (bias) yang diberikan,
sampai mencapai nilai maksimum transkonduktansinya, gmmax, pada tegangan VBmax
seperti ditunjukkan pada Gambar 5(b).
Tegangan bias dibuat berubah sekitar titik kerjanya dengan pengaruh VO, sehingga
untuk nilai puncak positif VO, VOmax, transistor mencapai keadaan jenuh. Sebaliknya,
untuk nilai puncak negatif VO, transistor mencapai hampir cutoff (kelas AB). Fungsi
transkonduktansi tersebut menghasilkan bentuk gelombang sinus yang terpotong seperti
ditunjukkan pada Gambar 5(b) dengan persamaannya dalam bentuk deret Fourier.
Dari persamaan Fourier, nilai a1cosωOt yang berguna dimana nilai a1 bergantung
pada sudut hantaran dari pemotongan gelombang pada Gambar 5(b). Tetapi yang penting
kemudian kita perhatikan akan menghasilkan nilai arus output seperti ditunjukkan pada
persamaan:

Dari persamaan diatas, maka sinyal IF adalah:

dimana VBmax = VB + VO

Selanjutnya, nilai a1 mencapai nilai maksimum bila sudut hantaran θ/2 adalah 0,68π atau
sekitar 122̊. Pada keadaan itu nilai gc juga maksimum yang besarnya ditentukan pada
persamaan:

Terlihat pada persamaan sebelumnya, bahwa nilai IF berbanding lurus dengan perkalian
tegangan input sinyal VS, dan tegangan osilator local VO. Rangkaian Multiplicative
Mixing ditunjukkan pada Gambar 3, yaitu dengan komponen FET double-gate. Sinyal VS
masuk melalui G1 sementara sinyal osilator local VO, diinputkan melalui G2.

Anda mungkin juga menyukai