Anda di halaman 1dari 2

KESELAMATAN BERKENDARA (SAFETY DRIVING)

1. Latar Belakang 2.
Era globalisasi menuntut masyarakat modern untuk mempunyai mobilitas yang tinggi. Mobilitas yang tinggi tersebut mendorong teradi tingginya kepadatan lalu lintas, baik barang maupun manusia di seluruh dunia. Melihat perkembangan yang ada dari kepadatan lalu lintas tersebut, semakin banyak ditemukan fakta yang menunjukkan bahwa jalan raya justru menjadi ladang pembunuhan manusia modern. Sejak ditemukannya kendaraan bermotor lebih seabad lalu, diperkirakan sekitar 30 juta orang telah terbunuh akibat kecelakaan jalan.i Angka tersebut merupakan peningkatan dari 880.000 korban kecelakaan tahun 1999, dan pada 2010 diperkirakan meningkat antara 1,1-1,2 juta, kemudian menjadi 1,3-1,4 juta per tahun pada tahun 2020. Pada periode yang sama terdapat fenomena yang menunjukkan bahwa kendaraan bermotor menjadi pembunuh dengan banyak korban melebihi keseluruhan korban perang termasuk dalam dua perang dunia. Korban kecelakaan jalan raya juga lebih banyak dibandingkan dengan korban kecelakaan angkutan udara, laut, danau, maupun kereta api.2 Menurut perkirakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2020 penyebab terbesar ketiga kematian adalah kecelakaan jalan raya, tepat dibawah penyakit jantung dan depresi. WHO mencatat bahwa 1 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya di jalan raya akibat kecelakaan, dimana 40% diantaranya berusia 25 tahun. Sementara itu, jutaan orang lainnya mengalami luka parah dan cacat fisik akibat kecelakaan.

Lalu lintas merupakan faktor utama pendukung produktivitas kerja, sehingga harus dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas di jalan raya dapat dikendalikan dengan adanya penerapan keselamatan saat bekerja dan diadakannya pelatihan keselamatan mengemudi (safety driving). Faktor enabling perilaku adalah tersedianya alat pelindung diri dan kelengkapan mesin, adanya peraturan dan sanksi tentang penerapan (safety driving) serta adanya penambahan pengetahuan tentang (safety driving). Faktor reinforcing perilaku keselamatan mengemudi adalah pengurus dan direktur utama. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perilaku pekerja selain

dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri sendiri juga dipengaruhi oleh perilaku atasannya. Kata Kunci: kecelakaan lalu lintas, perilaku, (safety driving) 3. Analisa SWOT

Kekuatan (Strengths)

Kelemahan (Weaknesses)

Informasinya berguna bagi mahasiswa Banyaknya responden untuk diteliti (100 UIN JKT orang) membuat quisioner untuk Penelitiannya mudah untuk dijalankan Kesulitan dan diteliti lebih lanjut Anggota penelitian cukup memmadai Lokasi Penelitian mudah dijangkau Waktu penelitian dapat disesuaikan Biaya yang dikeluarkan cukup penelitian Sulit menentukan kriteria sample yang digunakan

terjangkau

Peluang (Opportunities) Mendapat Universitas Dapat bekerjasama dukungan oleh

Ancaman (Threats) pihak Tidak mendapat izin dari Pihak Universitas untuk mewawancarai beberapa sample. dengan Sample tidak mau diwawancara

POLDA/POLRES setempat

Sutawi, Dosen Universitas Muhammadiyah Malang Membangun budaya keselamatan jalan, ,Juara I Lomba Karya Tulis Keselamatan dan Pelayanan Transportasi Harhubnas 2006.

Anda mungkin juga menyukai