Anda di halaman 1dari 27

Adithya Stephana Mahendra I1A007010 Pembimbing Dr. H. Agus F Razak, Sp.

Pendahuluan
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan

jendela yang dilalui berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform, avaskuler dan deturgenses. Deturgenses, atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea, dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Endotel lebih penting daripada epitel dalam mekanisme dehidrasi dan cedera kimiawi atau fisik pada endotel jauh lebih berat daripada cedera pada epitel.

Trauma tumpul kornea dapat menimbulkan kelainan

kornea mulai dari erosi kornea sampai laserasi kornea. Bilamana lesi terletak dibagian sentral, lebih - lebih bila mengakibatkan pengurangan ketajaman penglihatan. Benda asing dan erosi di kornea menyebabkan nyeri dan iritasi yang dapat dirasakan sewaktu mata dan kelopak digerakkan. Erosi kornea merupakan terkikisnya lapisan kornea (epitel) oleh karena trauma pada bagian superfisial mata. Erosi kornea umumnya sembuh dengan cepat dan harus diterapi dengan salep antibiotik dan pelindung mata.

Anatomi - Histologi Kornea


Kornea adalah jaringan transparan dan avaskuler
Tebal kornea 0,8 1 mm di bagian tepi dan makin ke

tengah makin tipis, sampai mencapai 0,6 mm di bagian sentral. Kornea berfungsi sebagai membrana yang proktektif dan sebagai media refraksi dengan kekuatan +43 D.

Lapisan-lapisan kornea

- Epitel - Membrana Bowman - Stroma - Membrana Descemet - Endotel

: terdiri dari 5-6 lapis, mempunyai daya regenerasi yg besar : merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur, lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi. : bagian yg paling tebal (90 % tebal kornea) : lapisan terkuat, tak mudah ditembus oleh mikroorganisme atau trauma : tidak punya daya regenerasi seperti epitel, jadi kalau ada kerusakan bersifat permanen

Kornea bersifat avaskular sehingga nutrisi didapatkan

dengan cara difusi dari pembuluh darah perifer di dalam limbus dan dari humour akueus di bagian tengah Kornea mendapat inervasi dari cabang-cabang N. Trigeminus (N. V) yg memasuki kornea melalui plexus perikorneal tanpa bungkus myelin (myelin sheat) terjadi erosi kecil rangsangan nyeri yg dirasakan px. Kejernihan kornea dipertahankan karena adanya : - Struktur yg uniform - Avaskularitas - Deturgesensi

Fisiologi Kornea
Sifat

tembus cahaya kornea disebabkan oleh strukturnya yang uniform, avaskuler dan deturgesensi. Deturgesensi atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea, dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel

Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih

penting daripada epitel, dan kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel berdampak jauh lebih parah daripada kerusakan pada epitel. Kerusakan sel sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya, kerusakan pada epitel hanya menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat yang akan menghilang bila sel sel epitel telah beregenerasi

Kelainan Kornea
Kelainan kecembungan kornea

Ukuran kecembungan dan jari-jari kornea normalnya adalah 7,8 mm Kurvatura menonjol a.Keratokonus, permukaan seperti kerucut. b.Keratoglobus, penonjolan seluruh permukaan kornea

A.Keratektasia, peregangan & penipisan kornea & sclera, peningkatan TIO dalam waktu yang lama B.Stafiloma, penonjolan setempat kornea akibat tukak kornea perforasi atau kornea yang menipis dengan terdapat jaringan uvea dibelakang atau di dalamnya. C.Descemetokel, penonjolan membran Descemet

Kornea lebih datar

A. Kornea plana, kornea datar B. Ptisis bulbi, Kornea mengkerut kurvatura cekung kedalam

Kekeruhan kornea
Sikatriks, jaringan parut pada kornea yang mengakibatkan permukaan kornea irreguler sehingga memberikan uji plasido positif, dan mungkin terdapat dalam beberapa bentuk, yaitu : - Makula, kekeruhan kornea yang berbatas tegas - Leukoma, kekeruhan berwarna putih padat -Leukoma adheren, kekeruhan atau sikatriks kornea dengan menempelnya iris di dataran belakang

Makula

Leukoma

Leukoma adheren

Erosi Kornea
Erosi kornea merupakan suatu keadaan terlepasnya

epitel kornea akibat trauma tumpul atau trauma tajam pada kornea. Biasanya epitel di sekitar erosi cepat bermigrasi menutup kerusakan kornea, sehingga tidak mengkhawatirkan, karena dapat sembuh tanpa cacat dalam waktu yang relatif cepat.

Gejala : Mata terasa sakit pada saat mengedip Lakrimasi Fotofobia Blefarospasme Tajam penglihatan menurun

Pemeriksaan penunjang
Karena sulit di periksa dengan mata telanjang maka

dapat dilakukan pemeriksaan dengan Tes Fluoresein.

Pada pemeriksaan fluoresein, akan tampak defek

epitel kornea yang berwarna hijau.

Penatalaksanaan Erosi Kornea


Sikloplegia untuk mengurangi rasa sakit dan mengistirahatkan matanya. 2. Antibiotik tetes. Sebaiknya jangan bentuk salep, karena dapat mengganggu epitelisasi. 3. Mata ditutup, agar pertumbuhan epitel tidak terganggu oleh kedipan. 4. Jangan lupa membalikkan palpebra superior, untuk mencari benda asing yang tersembunyi dan mengakibatkan erosi kornea. 5. Jangan memberikan steroid, karena dapat menghambat penyembuhan epitel, selain memudahkan terjadinya infeksi jamur ataupun virus, karena daya tahan kornea menurun akibat steroid.
1.

Erosi Kornea Berulang (RCE)


Recurrent Corneal Erosion (RCE) atau erosi kornea

berulang adalah suatu kondisi pada mata yang ditandai dengan adanya gangguan pada lapisan kornea paling luar (epitel) berupa berkurangnya daya rekat epitel terhadap jaringan dibawahnya sehingga sering terkelupas

Erosi kornea berulang biasanya terjadi akibat cedera

yang merusak membran basal. Epitel akan sukar menutup dikarenakan terjadinya pelepasan membran basal epitel kornea sebagai sebagai tempat duduknya sel basal epitel kornea.

Gambar I.10 Erosi pada kornea

Gejala : Rasa sakit yang ringan sampai hebat Penurunan penglihatan yang tajam Rasa mengganjal seperti ada pasir Rasa sakit yang hebat pada pagi hari Fotofobia

Dikenal 3 jenis erosi kornea berulang : 1. Erosi kornea berulang didapat (traumatik) 2. Erosi kornea berulang pada penyakit kornea 3. Erosi kornea berulang pada distrofi kornea

Erosi kornea berulang didapat (traumatik)

Pasien umumnya melaporkan riwayat cedera kornea sebelumnya, sifatnya unilateral, sama seringnya pada pria maupun wanita, paling sering terjadi pada bagian sentral dibawah pupil, tidak tergantung pada lokasi cedera kornea sebelumnya. Erosi kornea berulang pada penyakit kornea Setelah ulkus kornea menyembuh, epitelnya pulih kembali dan terjadi secara berulang - ulang (seperti pada ulkus metaherpes HSV). Erosi kornea berulang pada distrofi kornea Erosi rekurens pada kornea dapat ditemukan pada pasien dengan distrofi membran basal epitel, distrofi lattice, dan distrofi kornea reis - buckler.

Penatalaksanaan Erosi Kornea Berulang


Penatalaksanaan pada kasus RCE ditujukan untuk

membuat atau memperbaiki regenerasi sel - sel epitel kornea sehingga dapat melekat kembali dengan lapisan dibawahnya.
Penetesan anastesi lokal untuk meredakan gejala nyeri. 2. Tirah baring selama 24 jam 3. Salep mata lunak saat pasien tidur selama beberapa bulan 4. Pada kasus yang lebih berat, perlu diberikan air mata buatan pada siang hari
1.

Pada kasus berat atau terjadi beberapa kerusakan

lapisan epitel kornea, selain pemberian obat juga memberikan respon yang baik terhadap pemberian bandage soft contact lens. Dapat dilakukan dengan menggunakan lensa kontak biasa, tetapi tidak boleh lebih dari 8 26 minggu. Penggunaan lensa kontak ini dalam jangka panjang dapat menimbulkan infeksi kornea dan hanya dilakukan bila pengobatan biasa tidak menunjukkan perbaikan.

Pada kasus berat juga dapat dilakukan pengelupasan

lapisan epitel kornea yang menggunakan alkohol 20% pemasangan lensa kontak.

terlepas diikuti

dengan dengan

Prognosis
Secara umum penyakit ini dapat sembuh sempurna

dengan penanganan yang baik, namun apabila ada penyakit - penyakit atau kelainan yang mendasarinya maka dapat terjadi cacat pada kornea, infeksi pada kornea dan penurunan tajam penglihatan yang menetap.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai