Anda di halaman 1dari 10

Hadits Tentang Syurga danNeraka POSTED BY NURDINMAPPA APRIL 30, 2010 TINGGALKAN SEBUAH KOMENTAR Hadits 1

Surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai dan neraka dikelilingi oleh syahwat. (HR. Bukhari). Hadits 2

Aku menjenguk ke surga, aku dapati kebanyakan penghuninya orang-orang fakir miskin dan aku menjenguk ke neraka, aku dapati kebanyakan penghuninya kaum wanita. (HR. Ahmad). Hadits 3

Tiada sesuatu yang disesali oleh penghuni surga kecuali satu jam yang mereka lewatkan (di dunia) tanpa mereka gunakan untuk berdzikir kepada Allah Azza wa jalla. (HR. Adailami) Hadits ke 4

Rasulullah saw bersabda bahwa Allah SWT berfirman : Aku menyiapkan untuk hamba-hambaKu yang shaleh apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam benak manusia. Oleh karena itu bacalah kalau kamu suka ayat ; Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.R. As Sajdah). (Mutafaq alaih).

ISLAM ITU INDAH H. Mochtar Husein: Menggurat Sejarah dengan Dakwah Wanita Pemimpin Dalam Islam Akhir-akhir ini marak kembali pendapat dan fatwa yang kontradiktif tentang kepemimpinan wanita khususnya untuk menjadi Presiden. Penyelesaiannya tidak rumit jika kita menggali sumber hukum pertama yakni Alquran. Apalagi jika menyelami makna hakikatnya dengan menggunakan metode Tafsir MaudhuI. Karena menyelesaikan perselisihan hanya satu metodenya yaitu kembali ke Alquran, kemudian Hadis dan terakhir barulah pendapat ulama, kalau keduanya belum jelas (Lihat QS. ) dan (Hadis Muaz bin Jabal), ketika Nabi memerintahkan berangkat ke Yaman menjadi Hakim. Tapi kalau sesuatu itu tendensinya strategi politik untuk menghambat saingan yang wanita, maka pasti yang berlaku bukan lagi mencari mana yang lebih tepat pemahannya sesuai Alquran. Hal ini memang dilemmatis karena sejak dahulu, Imam Mazhab seperti Imam Hanafie sudah berbeda pendapatnya dengan Imam Syafei. Yang satu menyatakan hukumnya Mubah (Dibolehkan) dan yang kedua menyatakan hukumnya Haram ( Dilarang ).Karena Ormas NU bermazhab salah satu dari 4 Mazhab, maka tentu wajar jika ada yang menilainya haram, tapi ada pula yang menilainya mubah (Dibolehkan). Dengan penuh kerendahan hati, penulis mencoba membahasnya berdasarkan metode Tafsir MudhuI (Tematik), tanpa berkiblat pada mazhab atau tendensi politik. Ayat yang menjadi dasar pembahasan ialah Alquran Surah Al-Nisa 34 : AL RIJALU QAWWAMUNA ALA AL-NISA BIMA FADHDHALALLAHU BADHAHUM ALA BADHIN ( Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita)( Lihat Tafsir Depag halaman 123 ). Berdasarkan ayat dan terjemahan seperti itu, maka sebagian ulama menganggap haram hukumnya jika dibalik, yakni perempuan memimpin laki-laki. Lalu dibantu sebuah Hadis yang menyatakan celakalah raja itu (salah seorang kerajaan Romawi ) yang mengangkat anaknya yang perempuan menjadi penggantinya. Kemudian lebih diperkuat lagi karena tidak ada seorangpun Nabi yang berjenis wanita. Demikian Khulafa al-Rasyidin semuanya laki-laki. Bahkan dalam Ilmu Fikih tidak sah salat jamaah imamnya seorang wanita dan makmumnya adalah laki-laki.Itulah antara lain alasan yang mengharamkan. Pembahasan Tafsir: Kelemahan terjemahan Tafsir diatas , karena Al-Rijalu qawwamuna ditafsirkan dengan Pemimpin . Padahal di ayat lain Qawwamuna tidak berarti pemimpin. Seperti pada Surah Al-Nisa 123 Ya ayyuhalladzina amanu kunu qawwamina bi al qisthi syuhada-a lillah(Wahai orang-orang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar jadi penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah ). ( Depag 144 ). Demikian pada Surah al-Maidah 8 Ya ayyuhalladzina amanu kunu qawwamina bi al qisthi syuhada-a lillah(Wahai orang-orang yang beriman , hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil)( Depag 159 ). Dengan perbandingan kedua ayat lain tersebut maka pengertiannya menjadi mutasyabihat (ragu-ragu). Pengertian ragu-ragu tidak lagi menjadi QathI (Pasti). Adapun pengertian yang sebenarnya Qawwamuna atau Qawwamina yang berakar dari kata Qawama adalah mengawasi terus menerus dan mempertanggung jawabkan. Sama dengan makna Aqim al- shalat (Didirikan salat) yang juga berasal dari kata Qawama, yaitu laksana induk ayam yang setiap hari mengawasi dan mempertanggung jawabkan anaknya. Dalam hubungannya dengan salat dimaksudkan yaitu tanggung jawab yang dilaksanakan dengan cara rutin, khusyu dan bertanggung jawab) ( Diuraikan panjang lebar dalam Tafsir Al-Qurtubi ). Jadi yang paling tepat makna Qawwamuna pada surah Al-Nisa 34 diatas adalah Penanggung jawab. (Bukan pemimpin). Ahli Tafsir Prof.Quraish Shihab sendiri, sudah pernah mengatakan, masih ada beberapa penafsiran Tafsir Departemen Agama yang perlu disempurnakan.terjemahannya. Menurut penulis mungkin termasuk ayat ini.

Makna Pemimpin dalam Alquran: Dalam Bahasa Arab termasuk yang digunakan Alquran pemimpin itu disebut Imam (selalu di depan) atau Khalifah (Dibelakang maju ke depan menjadi pengganti). Ditambah lagi bahwa konteks ayat Surah Al-Nisa 34 diatas, asbab nuzulnya, mengenai keluarga didalam rumah tangga bahwa yang bertanggung jawab dan mencari rezeki adalah suami (laki-laki). Jadi ulama yang menganggap haram terutama terpaku pada hadis Nabi yang mencela seorang Raja Rumawi yang mengangkat anak wanitanya menjadi penggantinya. Padahal hadis tersebut gga memimpin juga masih diperselihkan syarahannya. Apakah hadis itu bersifat lokal situasi Arab raja non muslim yang mengangkat anak wanitanya pengganti dirinya atau universal berlaku sampai sekarang. Karena dalam Hadis ada kalanya hadis itu konteksnya lokal dan tidak selalu universal. Disinilah perbedaannya dengan Alquran. Adapun yang memperkuat pendapat sebagian ulama yang mengharamkan wanita memimpin negara, disamping mengakui penafsiran tanggung jawab itu sama dengan pemimpin dalam rumah tangga, karena negara adalah rumah tangga besar, juga diperkuat argumentasi lanjutan ayat yang menyatakan Faddhalallahu badhahum ala badhin (Tuhan telah memberikan kelebihan (laki-laki) terhadap sebagiannya (wanita). Kitab-kitab Tafsir : (1) Tafsir Al-Baidhawi : Kelebihan kaum laki-laki dari kaum wanita karena Kamal al aqli (akalnya lebih sempurna), Husn al tadbir (Kemampuan mengatur dan mengendalikan sesuatu gejolak ), Mazid al quwwah fi al amal wa al t haah ( Lebih kuat mengerjakan pekerjaan dan ketaatan). Sebab itu kenabian dan kepemimpinan umat khusus dipilih dari kalangan kaum lakilaki-laki saja ( Khashshun bi al-nubuwwah wa al-imamah). (Lihat Juz I : 213) (2) Tafsir Aysar Tafasir : Tuhan memberikan kemampuan laki-laki untuk memimpin karena diberi akal yang sempurna, mampu melaksanakan kelengkapan agama seperti berkhutbah, memimpin Jumat dan Jihad dengan postur tubuh yang meyakinkan bertarung pisik. ( Juz I :472 ). (3) Tafsir Majma Al-Bayan : Kelebihan yang diberikan Allah kepada kaum laki-laki ialah penambahan ilmu dan pikiran rational yang lebih baik serta mampu mempertahankan pendirian ( Juz IV :43). (4) Tafsir Al-Mizan : Yang dimaksud Qawwamuna ialah mampu mengendalikan dan mempertanggung jawabkan amanah terutama diberikan kepada kaum laki-laki sesuai ayat diatas, dengan bertambahnya kekuatan pisik dan kemampuan akal serta mampu menghadapi kesulitan dahsyat. Sedang kaum wanita memang diciptakan dengan bentuk badan yang halus, cantik dan perasa, sehingga tidak semua pekerjaan dapat dilakukannya dengan maksimal ( Juz IV :351 ). Dari keempat uraian Tafsir tersebut, kita terpaksa harus akui seorang laki-laki, akan lebih mampu bertanggung jawab jika memimpin wilayah atau pertempuran jika dibutuhkan. Pemimpin yang diinginkan Alquran : Sebenarnya pemimpin yang disebut Alquran berarti Imam ( Didepan sebagai teladan ) dan Khalifah ( Dibelakang maju ke depan sebagai pengganti). Jadi sama sekali bukan Qawwamuna seperti Surah Al-Nisa 34 diatas. Didalam Alquran hanya ada 7 ayat mengenai Imam. Salah satu diantaranya INNI JAILUKA LINNASI IMAMAN (Aku angkat engkau (Ibrahim) menjadi pemimpin bagi manusia ) (QS.AlBaqarah 124). Ibrahim memohon, juga keturunanku. Tapi Tuhan menjawab LA YANALU AHDIZZHALIMIN (Janjiku ini tidak kutujukan kepada orang yang suka berbuat zalim. Selanjutnya istilah Khalifah yang juga berarti pemimpin menurut Alquran, diantaranya :

Wahai Dawud, Kami (Tuhan) telah menjadikan kamu khalifah di muka bumi, maka berilah keputusan suatu perkara dengan benar dan janganlah mengikuti hawa nafsu. (QS. 38 :25). Adapun tugas utama seorang pemimpin yang memimpin wilayah, Alquran secara umum menyatakan Orang-orang yang Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi ini, niscaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari perbuatan munkar)QS.22:41). Berdasarkan ayat tersebut, maka seorang pemimpin wilayah, minimal mampu melakukan salat lima waktu yang rutin sebagai hubungan dengan Allah, mampu mengeluarkan sebagian hartanya berupsa zakat, sadakah dan infak, sebagai gambaran keharmonisan hubungan dengan manusia dan mampu mengendalikan perintah kepada yang makruf untuk kesejahteraan negara serta mampu menegakkan yang benar dengan menghukum kaum pembuat munkar (maksiat) termasuk koruptor. Artinya seorang pemimpin wilayah diberi kedudukan oleh Allah untuk mengelola wilayah, menyeimbangkan kehidupan yang harmonis, memelihara harta, agama, akal dan budaya. Akhirnya berdasarkan pembahasan metode MaudhuI, maka makna ayat tersebut diatas tidak menghalangi seorang perempuan tampil menjadi Presiden, apalagi jika dipilih mayoritas masyarakat, asal orangnya jujur, taat agama, mengutamakan kepentingan rakyat kecil serta siap menghukum ahli-ahli maksiat tanpa pilih bulu. Artinya, dari ayat yang dibahas, tidak ditemukan adanya larangan pemimpin wanita. (hukumnya mubah) Tapi menurut hemat penulis, berdasarkan kelebihan yang diberikan Tuhan kepada kaum lakilaki, bagaimanapun hebatnya seorang wanita, maka kaum laki-laki masih lebih afdhal dipilih. Hal ini tidak terpengaruh tendensi politik dan istilah the will to power. (Wallahu alam Bi alshawab). H. Mochtar Husein Posted by Vicarat 5:19 PM1 comment: Meniru Kesabaran Rasul-Rasul Seorang yang tinggal di gubuk yang kecil dengan makan seadanya, mengharapkan uluran tangan tetangganya, tanpa usaha yang keras untuk mencari kerja menghidupi anak isterinya, apakah itu yang namanya sabar dalam menerima takdir ? Jawabnya, bukan ! Yang disebut menurut Kamus Besar, ada dua. Pertama, tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, dan tidak lekas patah hati). Kedua, tenang dan tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu : segala usahanya dijalankan dengan tenang, berpikir dengan baik dalam menghadapi sesuatu. Menurut Al-Gazali, yang disebut sabar ialah tahan menderita gangguan dan tahan menderita dari ketidak senangan.Atau kokohnya dorongan agama dalam menghadapi dorongan hawa nafsu dan sabar menahan syahwat perut dan faraj dimana hal ini disebut iffah (Etika Islam:O2:1O). Artinya, sabar itu ialah tenang menghadapi takdir, tapi selalu berikhtiar dan berusaha bagaimana memperkecil musibah yang menimpa dirinya, dan tidak pernah berputus asa dalam mencari solusi. Islam sebagai agama yang membawa ketenangan penganutnya yang mukmin yang takwa akan selalu dikaruniai hidayah makhrajan (solusi), dalam menyelesaikan kemelut hidup karena telah diabadikan Alquran dengan istilah Inna maal yusri yusran (Sesungguhnya yang sulit itu selalu berbarengan yang gampang) dan hal ini telah banyak diperaktekkan rasul-rasul. Bagaimana bentuk kesabaran yang dipraktekkan rasul-rasul ?.

Alquran telah mengabadikan beberapa ayat, seperti (1) Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasulrasul yang telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, mereka merasa seolah-olah tidak tinggal di dunia, melainkan sesaat pada siang hari. Inilah suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik (QS.46:35). (2) Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Yakub berkata : Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan buruk itu, maka kesabaran yang baik, itulah kesabaranku.Dan Allah saja yang di mohon pertolonganNya, terhadap apa yang kamu ceriterakan. (QS.12:18). (3) Katakanlah hai hamba-hambaKu yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu. Orangorang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS.39:1O). Dari tiga ayat diatas menurut sebagian mufassir, bahwa rasul-rasul yang dianjurkan di tiru kesabarannya pertama, Nabi Nuh betapa teguhnya dalam berdakwah selama sembilan ratus tahun, hanya terhitung jari yang mengikuti ajaran tauhid yang dibawanya, bahkan isteri dan anak kandungnya sendiri termasuk penantangnya. Kedua Nabi Ibrahim dengan kesabarannya, mencari Tuhan untuk menegakkan tauhid yang pada mulanya yang dianggap Tuhan adalah bintang, kemudian bulan dan matahari, tetapi setelah melihat semuanya terbenam, barulah sadar dan berkeyakinan mengakui, bahwa Tuhan yang sebenarnya, adalah Tuhan Pencipta bintang, bulan dan matahari yang tidak pernah terbenam. Disaping itu Ibrahim juga bekerja keras mengahadapi orangtuanya yang tidak bertauhid serta bersedia dibakar sebagai resiko dalam berdakwah.Ketiga, Nabi Musa dengan kegigihannya dalam menyebarkan tauhid terutama menghadapi Firaun yang memproklamirkan dirinya sebagai Tuhan.Keempat Nabi Isa yang lahir tanpa ayah, dengan keteguhan hati dalam kesabaran menghadapi keluarganya yang menuduh penzina serta menghadapi sebagian kaumnya yang menganggapnya anak Tuhan. Dan yang kelima, adalah Nabi Muhammad SAW dalam ketabahannya menghadapi Kuffar Quraisy selama 13 tahun di Mekah dan menghadapi berbagai kabilah dan agama 1O tahun di Medinah, dengan menempuh segala penderitaan berupa tekanan ekonomi dan pisik bersama pengikutnya. Namun semua bentuk ketahanan dalam kesabaran, natijanya Beliau sempat melihat kekuasaan Islam berjaya di seluruh jazirah Arab sesbelum wafatnya.Demikian rasul yang lain. Menurut Alquran : Dari rekaman kesabaran yang ada dalam Alquran, niscaya dapat dibagi beberapa poin : (1) Sabar melaksanakan kewajiban kepada Allah misalnya dalam beribadah,mengekang hawa nafsu dan meninggalkan maksiat. (2) Sabar dalam membela agama, tanah air dan dalam mencari rezeki serta menggiatkan produksi. (3) Sabar dalam menghadapi rintangan dan omongan yang menyakitkan dalam berdakwah kepada jalan yang benar. (4) Sabar dalam menerima takdir dengan hati yang tunduk kepadanya, misalnya hilangnya harta benda dan kekasih Pendeknya kesabaran yang dikehendaki Alquran, seperti yang dilakukan rasul-rasul diatas, yakni rela mengarungi lautan dengan taupan halibumbu, rela dibuang ke dalam api yang bergejolak, bahkan rela menerima cobaan apapun bentuknya, dalam menyebarkan agama Allah di muka bumi.

Begitu pentingnya kesabaran itu dipelihara, maka Rasul pernah bersabda Al-Shabru nisful iman (Sabar itu adala separuh iman)(HR.Muslim). Artinya orang yang banyak bersabar, sisa menambah sedikit amal lkebaikan lain, maka ia telah dapat disebut seorang mukmin yang kebaikannya lebih banyak. Alhamdulillah. Adapun yang dimaksud Jadikanlah kesabaran dan salat sebagai penolong. (QS.2:153), artinya jika anda ditimpa musibah, maka berlarilah kepada yang disebut sabar sebagai penolong, karena sebaliknya akan memperoleh pahala yang banyak di dunia dan akhirat. Demikian kepada yang disebut salat dengan jalan bertambah zikir, khusyu dan tilawah yang otomatis menawarkan ketenangan batin dalam salat. Akhirnya, hendaknya kesabaran itu menjadi pakaian kita sehari-hari, terutama ketika menghadapi cobaan, sebab rasul-rasul kekasih Allah yang banyak keistimewaan, cobaanpun beruntung dialaminya, tetapi selalu berusaha dan berikhtiar untuk menyelesaikannya.Ketika kita berdakwah dan dirasakan hasilnya kurang kita ingat kesabaran Nabi Nuh yang sembilan ratus tahun lebih.Ketika ditimpa suatu penyakit, kita ingat kesabaran Nabi Syuaib yang hampir sepuluh tahun sakit kulit dan telah ditinggalkan keluarganya.Ketika kita mempertahankan kebenaran dan selalu terganggu, kita ingat Nabi Muhammad SAW yang terganggu selama 23 tahun, tapi akhirnya berhasil dimana seperempat penduduk dunia, kini memeluk Islam. H. Mochtar Husein

Konsep Pendidikan dalam AlQuran Seekor hewan yang baru melahirkan anak, anaknya langsung dapat berdiri, berjalan dan mengikuti ibunya pergi mencari makan. Dan hanya beberapa hari kemudian, anaknya telah dilatih berlompat, berlari dan mencari makan sendiri. Berbeda dengan seorang manusia yang baru melahirkan. Bagi manusia lama sekali anaknya dididik, barulah dapat duduk, berdiri dan berjalan. Apalagi berlari dan dapat makan sendiri. Bertahun-tahun lamanya digendong, diayun, diberi makan, disekolahkan, barulah dapat makan dan memakai bajunya sendiri. Diperlukan waktu memasuki sekolah taman kanak-kanak 2 tahun, SD 6 tahun, Sekolah lanjutan 6 tahun, dan Perguruan Tinggi 5 tahun ( S1 ), barulah dapat mencari makan sendiri. Itupun jika keterampilan yang dimiliki dibutuhkan pasar. Kalau tidak, maka harus ditambah lagi sekitar 7 tahun ( S2 dan S3 barula banyak peluang ). Artinya seekor hewan hanya memerlukan waktu tiga hari atau satu minggu, sudah dapat mencari makan sendiri. Dibandingkan seorang manusia diperlukan waktu sekitar 2O - 25 lamanya, barulah dapat dibutuhkan pasar untuk hidup sendiri. Betapa bedanya waktu yang harus dihabiskan mendidik keterampilan kepada manusia dibandingkan hewan. Sebab itu pendidikan ( Tarniyah) sangatlah sulit. Mahal, lama dan tekun. Pantaslah jika Nabi Muhammad SAW mencanangkan pendidikan itu sejak Min al- mahdi ila al- Lahdi ( Dari ayunan sampai ke liang lihad ) (HR.Muslim) yang oleh pendidikan Barat dijiplak dengan istilah Long life education. (Pendidikan seumur hidup). Bagaimana konsepsi Pendidikan (Tarbiyah) menurut Al-Quran? Pengertian : Didalam Al-Quran (Alquran) tidak didapati sebuah ayatpun yang secara ekspelisit menyebut Tarbiyah. Tapi jika digali akar katanya yang tersusun dari huruf RA dan BA (Rabbi), banyak sekali dapat ditemui. Tarbiyah yang asalnya Rabbi ada 945 ayat. Terkadang dengan istilah Rabbi, Rabbika, Rabbukum, Rabbukuma, Rabbana, Rabbihi, dan Rabbihim.

Menurut Ibnu Faris, makna Rabbi yang akarnya huruf Ra dan Ba ialah Ishlah al-Syaii wa alQiyamu alaihi ( Memperbaiki sesuatu dan berusaha dengan sungguh-sungguh, atasnya, seperti memelihara dan mendidik seorang anak sampai dikawinkan) (h.398). Seorang Mufasir berpendapat, jika Rabbi diidentikan sifat Tuhan ( Pendidik dan Pemelihara ) maka artinya lebih luas yakni Mengasuh, Mendidik, Memelihara, Memberi pengertian, Memberi kelebihan, Meninggikan derajat dan Mengembangkan kemampuan. Didalam Alquran ayat yang pertama turun adalah ayat pendidikan yaitu IQRA( perintah membaca dan mengamati). Demikian Surah yang pertama turun juga adalah surah mengenai Pendidikan yaitu Al-Fatihaha. Surah Al-Alaq : Ayat pertama turun adalah pada surah Al -Alaq, yaitu : (1) Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. (2) Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah dan Tuhanmu yang Paling Pemurah. (4) Yang mengajari manusia dengan perantaraan qalam. (5) Dia mengajari manusia apa yang tidak diketahuinya. (6) Ketahuilah sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. (7) Melihat dirinya serba cukup. (8) Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembalimu Menurut Mufasir kata Rabbika dalam ayat tersebut, berasal dari akar kata Tarbiyah yang berarti pendidikan, pengemnbangan, peningkatan dan kelebihan. Dalam Ilmu Tauhid, Tuhan mempunyai banyak sifat dan dibagi menjadi dua kategori. Pertama, sifat-sifat yang berkaitan dengan zatnya. Kedua, sifat-sifat yang berkaitan dengan perbuatannya. Kata Allah menghimpun semua sifat-sifatnya, sedang kata Rabbi hanya menghimpun sifat-sifat yang berkaitan perbuatannya. Menurut Al-Naisaburi, perintah Iqra dalam surah Al-alaq berulang sebanyak 3 kali : (1) Peritah pertama untuk pribadi Nabi dan perintah kedua untuk umatnya. (2) Yang pertama membaca dalam salat, yang kedua membaca diluar salat. (3) Perintah pertama belajar untuk diri, dan perintah kedua mengajarkan kepada orang lain. Adapun membaca dalam ayat diatas, bukan hanya membaca Alquran, tapi termasuk membaca fenomena yang terjadi di alam ini. Dan hakikatnya orang yang berbuat jahat pasti terbalas demikian yang berbuat baik juga pasti terbalas, sekalipun balasan itu bukan persis dari diri orang yang pernah kita tolong. Mufasir Sayyid Quthub berpendapat, ayat kedelapan tersebut dimaksudkan, bahwa setelah melakukan pendidikan, baik terhadap diri sendiri, keluarga dan orang lain, akhirnya akan kembali ke hadirat Allah mempertanggung jawabkan semua urusan, segala niat dan gerak langkah yang telah dilakukan di dunia. Perbuatan salah atau saleh, taat atau durhaka, yang telah dilakukan secara transparan, pasti akan terbalas tanpa ada kezaliman didalamnya. Pendidikan pertama yang hendaknya diberikan kepada anak adalah mengajarkan baca tulis Alquran, sebab itulah yang terafdal Kahyrukum man taallam al-Quran wa allamahu (Yang terbaik diantara kamu ialah mempelajari Alquran dan mengajarkannya) (HR.Muslim). Kita sambut dengan gembira program pemerintah yang telah mewajibkan pelajaran Alquran ini kepada murid-murid dan siswa-siswa yang beragama Islam sebelum sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi.Kita doakan semoga sukses.

Surah Al-Fatiha : Surah yang lengkap satu surah turun adalah Al-Fatiha, yaitu: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam (1) Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (2) Yang menguasai hari pembalasan (3) Hanya Engkaulah yang kami sembah dan Engkaulah kami memohon pertolongan (4) Tunjukilah kami jalan yang lurus (5) Jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat; bukan jalannya mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang tersesat (6 dan 7). Kalau dihitung Bismillah termasuk Fatiha ayat pertama, maka ayat ke 6 dan 7 menjadi satu ayat.Jadi jumlah ayatnya tetap 7. Menurut Syekh Muhammad Abduh (1849-19O5) memahami surah Al-Fatiha adalah wahyu pertama yang diterima oleh Nabi. Artinya lebih dahulu dari ayat Iqra dengan alasan, berdasarkan logika bahwa penetapan hukum kandungan Alquran, dimulai secara global barulah menyusul perincian. Pokok ajaran dalam Al-Fatiha (1). Tauhid (Akidah) (2) .Janji dan ancaman (3). Ibadah. (4) Jalan kebahagiaan dunia akhirat. (5).Pemberitaan kisah umat terdahulu. Artinya penafsiran mujaddid tersebut menyatakan bahwa pendidikan utama dan tugas muslimada 3. Pertama, mengajarkan tauhid. Kedua, berdakwah (Tabsyir dan Tanzir). Ketiga, beribadah dengan sungguh-sungguh. Akhirnya barulah seseorang dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Surah Luqman: Dalam surah ini diuraikan bentuk pendidikan yang diwasiatkan Lukman al-Hakim dalam mendidik anaknya : (1) Janganlah kamu mensyarikatkan Allah. (2) Bersyukurlah kepada Allah dan kepada kedua orangtuamu. (3) Dirikanlah salat sebaik-baiknya. (4) Perintahkanlah manusia berbuat makruf dan cegahlah mereka berbuat munkar (5) Sabarlah menerima musibah sebagai resiko nahi munkar (6) Janganlah bersombong dalam ucapan dan berjalan. (7) Ingatlah perbuatan sekecil apapun pasti terbalas. Dari 3 surah tersebut ditemukan konsepsi utama pendidikan Alquran, baik pada Al-Fatiha, Alalaq dan Luqman. Dasar-dasar pendidikan Alquran sedikitnya mengandung 5 Prinsip. Pertama Akidah. Kedua, Syariah (Ibadah-Muamalah). Ketiga, Akhlak. Keempat, Amar makruf Nahi munkar. Kelima, Latihan keterampilan dan meninggalkan kecurangan. Konsepsi Tarbiyah Islam tersebut penjabarannya ditemukan dalam Sunnah Rasul dan sahabat,diantaranya: (1). Azanlah kedua telinga anakmu ketika melahirkan. (2) Ajarkanlah pertama membaca Alquran dan mengenal Allah (Makrifatullah). (3) Berilah nama yang baik, berilah makanan yang halal dan pisahlan tempat tidurnya. (4) Latilah salat sejak di usia 7 tahun dan dihukum di usia 1O tahun (Jika lalai) (5) Ajarlah keterampilan di kala remaja (Berenang, menunggang kuda, berpanah,dsb) (5) Kawinkanlah setelah dengan wanita (berakhlak) setelah mempunyai keterampilan dan dewasa.

Imam Al-Gazali menambahkan kaifiat pendidikan agar selalu takut kerpada Tuhan dan menjauhi penyelewengan ( termasuk korupsi), sejak usia dini, dilatih setiap mau tidur dan bangun, dibiasakan menyebut 4O kali, saya dilihat Tuhan.Insya Allah pendidikan (Tarbiyah), sesuai Alquran berhasil. Akhirnya dasar-dasar pendidikan (Tarbiyah) ialah mengajarkan Alquran, Akidah, Syariah dan Akhlak, kemudian dilengkapi keterampilan seperti menunggang kuda, berenang dsb. Lalu membiasakan menyebut nasehat-nasehat agama sebelum dan sesudah Ditambah membiasakan ucapan bernilai nasehat dan peringatan sebelum dan sesudah bangun tidur. H. Mochtar Husein

Hakikat Hidup
JIKA Anda sempat membuka-buka albun yang tersimpan di rak buku, pasti kaget. melihat foto-foto nostalgia Anda. Di kala pengantin baru. Masih kuliah. Waktu bergensi. Menjadi delegasi Indonesia ke berbagai negara. Sungguh indah rasanya. Menyenangkan. Pipi masih montok. Rambut masih hitam. Dan badan masih tegak dan gagah Tetapi, sekarang,Anda bagaimana ?. Sudah melampaui 3 batas pensiun. Pensiun biasa usia 56 tahun. Pensiun guru 6O tahun. Pensiun dosen 65 tahun. Sudah lewat semua.Melampaui Nabi Muhammad. Bonus ?.Alhamdulillah. Kini, foto-foto nostalgia sudah ditelan masa.Anda pernah coba bercermin di kamar sendiri. Apa Anda masih gagah (cantik) ? Tidak! Sudah berbeda sekali. Kini pipi dan kulit Anda sudah kriput. Gigi sudah palsu. Rambut sudah ubanan. Mata tidak dapat membaca tanpa kacamata. Sedikit saja keluar, masuk angin dan batuk. Susah mendaki dan bernafas Inilah namanya penyakit tua dan alamiah, pasti tersengat setiap orang hidup. Sama juga buah-buahan dan tanaman di kebun. Mulanya kuning, merah dan enak dimakan. Tapi kemudian hitam, layu dan busuk, sehingga batangnyapun tumbang atau ditebang. Rumah tempat Anda bertengger, juga demikian Sama. Mulanya bangunannya baru. Lama kelamaan, keropos, memerlukan renovasi dan hancur.Singkatnya, semua benda berproses alamiah. Digerogoti waktu.

Namun, yang mengherankan, mengapa sebagian orang masih belum mau sadar dan mengendalikan nafsu serakah. Apakah tidak mempersiapkan hari akhirat.sebagai tempat abadi segala manusia mempertanggung jawabkan perbuatannya ?. Didalam Al-Quran : Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, menjadi kuat. Kemudian keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu, lemah (kembali) dan beruban, Dia yang menciptakan apa yang dikehendakiNya, dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (QS. Al-Rum 54).

Pakar kedokteran Islam seperti Ibnu Sina memahami ayat tersebut, menyatakan, bahwa pada mulanya manusia itu lemah, kemudian kuat dan mencapai puncaknya, sebelum memasuki usia 4O tahun. Tapi sesudah itu, akan menurun perlahan-lahan sekitar 1,5 % pertahun, itupun jika tidak terserang salah satu penyakit.

Sebab itu, jika Anda masih muda, hendaklah mensyukuri umurnya dengan mengarahkan kepada hal-hal positif dan bermanfaat. Sebaliknya, jika Anda berada di umur manula (pension), hendaklah lebih diarahkan mencari kehidupan abadi. Dan .bukan lagi tenggelam dalam kumpulan citra. Jika Anda memikirkan dengan tulus, pasti menyadari, bahwa rumah, perabot, mobil, perhiasan, rekening di bank, koleksi pakaian, suami (isteri), anak-anak, teman sejawat, aroma parfun dan suara penyanyi favorit Anda, semuanya itu, hanyalah kumpulan citra yang diciptakan Tuhan untuk menguji manusia. Persepsi-persepsi itu sengaja dihadirkan, untuk menggoda dan memikat, sebagai suatu ujian.

Diungkapkan Al-Quran Hubb al- syahawati( Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak (dari jenis emas, perak, kuda pilihan (kendaraan), binatang ternak dan sawah ladang).Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) (QS.Ali Imran 14).

Menurut ulama Tafsir, semua yang menyenangkan disebut syahawat, karena tarikannya (kecintaan berlebih-lebihan) kepadanya. Diperkuat ayat lain dengan sebutan hubb al-khayr lasyadid (Kecintaanya, berlebihan-lebihan ) (QS.Shad 22 )

Yang memberikan perhiasan (indah) itu sebagai ujian, atau wasilah kepada hambaNya, agar memerjuangkan kebahagiaan akhirat, dengan memanfaatkan kepada yang diridhaiNya Sebab itu adalah suatu kerugian besar bagi seseorang, kalau yang diutamakan mengejarnya adalah kumpulan citra dalam kehidupan singkat, lalu melupakan kehidupan yang sebenarnya yaitu akhirat, dengan tidak memanfaatkan fasilitas itu terutama menolong sesamanya yang membutuhkan bantuan, dan kepada sarana keagamaan.

Karena Allah-lah yang menciptakan semua citra ini, Dia pula pemilik akhir segala sesuatu. Fakta ini ditekankan Al-Quran,Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan Allah Mahamengetahui ( Meliputi segala sesuatu) (QS. Al-Nisa 126).

Menyingkirkan agama, demi nafsu imajiner adalah kebodohan besar karena dapat menyebabkan hilangnya kesempatan untuk kehidupan yang penuh berkah di surga.

Menurut Harun Yahya (Universitas Istambul), fakta yang Anda hadapi, menyatakan, semua pemilikan, kekayaan, anak, suami (isteri), teman-teman, status yang menjadikan Anda kikir, akan lenyap. Cepat atau lambat. Sebab itu, semuanya tidak berarti. Yang tepat sebutannya, semuanya itu adalah mimpi yang tersusun atas citra yang diperlihatkan Allah menguji Anda. ( Hakikat Hidup 2OO4). Keadaan akhir orang-orang yang mengejar ilusi (fatamorgana) di dunia dan melupakan Penciptanya, dinyatakan Al-Quran: Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana, di tanah yang datar,yang disangka air oleh orang-orang dahaga, tapi bila didatangi air itu, dia tidak mendapati sesuatu apapun. Dan didapatinya ketetapan Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup, dan Allah sangatlah cepat perhitungannya . (QS.Al-Nur 29).

Sebab itu menurut sebagian Tafsir, bagaimanapun banyaknya amal kebaikan yang dibuat oleh orang-orang yang mengingkari (kapir) kebenaran Allah dan kerasulan Muhammad sebagai Nabi terakhir, tidaklah akan mendapat balasan di akhirat, sebab dasar yang fundamen berupa akidah yang benar, tidak ada padanya.

Hidup sebenarnya. Kehidupan dunia dan segala daya tariknya (syahawat) disebut kumpulan citra. Karena kenikmatannya menipu dan hanya sebentar. Baik kekayaan, jabatan dan kecantikan. Semua akan berubah secara alamiah. Orang yang berpikiran sehat, tentu yang dicari adalah bukan hidup ilusi tapi yang dicari sebenarnya.(akhirat).

Setiap salat Subuh dianjurkan membaca surah Dhuha. Diantara ayatnya berbunyi : Walal alkhiratu khayrun laka min al-ula (Sesungguhnya kehidupan akhirat lebih baik dari kehidupan dunia). Karena akhirat adalah hidup sebenarnmya dan pembalasan. Dalam Tafsir Al-Azhar dikatakan, makna akhirat juga disebut Yaum Al-Din (agama) disamping berarti pembalasan. Artinya, seluruh gerak gerik seseorang hendaknya tidak lepas dari lingkungan agama.Selalu terkait lima hukum : wajib, sunnat, haram, makruh dan mubah (jaiz). Semua kelak akan diperhitungkan di hadirat Tuhan. Baik akan dibalas yang baik. Buruk akan dibalas dengan yang buruk, dengan seadil-adilnya. Sebab itu jika jiwa kita selalu diliputi sifat Rahman dan Rahim Tuhan, harus dibatasi dengan keinsafan yang disempurnakan, bahwa Dia juga dapat memperlaklukan hambanya sangat Adil.

Dengan perasaan keseimbangan antara Kasih Sayang dengan Khauf (takut), maka kita hendaknya menghayati bacaan salat Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya Engkaulah tempat lami memohon pertolongan. (Juz I:66).

Sebab itu raja (pengharapan) kita, hendaklah disandarkan pada Hadis Qudsi, Inna Rahmati, sabaqat Ghadabi (Sesungguhnya kasih sayangKu lebih kuat dari amarahKu)(HR.Muslim). Harapan ini harus selalu ada dalam diri seorang mukmin, sehingga meyakini bahwa sesungguhnya akhirat lebih baik dari kehidupan dunia. Ulama Tafsir menyatakan, mengapa disebut kehidupan akhirat jauh lebih baik dari kehidupan dunia. Karena di dunia ini engkau (Muhammad) melakukan sesuatu, apa yang engkau inginkan, sedang di akhirat kelak, Tuhan akan melakukan yang diingini. Artinya, di dunia selalu dicaci maki, maka di akhirat nanti, engkau akan dipuji dan disanjung. Makna ayat (Surah Dhuha) diatas dilanjutkan ayat berikutnya, bahwa pemberian kepuasan di akhirat nanti, termasuk orang-orang yang mengikuti jejaknya (mukmin yang berbuat amal saleh). Diperkuat oleh ayat lain berbunyi Negeri akhirat itu, Kami berikan kepada orang-orang yang tidak berlaku sombong (sewenang-wenang) dan tidak berbuat kerusakan. Dan kesudahan yang baik, akan diperoleh orang-orang bertakwa (QS. 28 :83). Sebaliknya, orang-orang zalim pasti akan mengetahui, tempat mana yang mereka, akan tempati (QS. Al-Syuara :227). . Maka, uraian singkat diatas, menambah keyakinan kita, bahwa hakikat hidup dunia ini hanya ilusi, karena penuh keterbatasan. Dan hanya kehidupan akhirat adalah hidup yang hakikat, sebenarnya dan abadi. Di akhiratlah kita akan menerima balasan amal ikhlas, dengan sifat Rahim Allah, atau sesuai dengan sifat Adil Allah. Jika Anda mendambakan sifat Rahim Allah yang diperlakukan di akhirat nanti, mulai dari sekarang lebih mengutamakan juga melakukan praktek sifat kasih sayang kepada sesama manusia di dunia dan bukan sebaliknya lebih banyak menuntut (Wa Allahu Alam).

Anda mungkin juga menyukai