Anda di halaman 1dari 22

USAHA HOME INDUSTRI AMPLOP SEBAGAI UPAYA MENGURANGI TINGKAT PENGANGGURAN DI KECAMATAN SUKOMANUNGGAL Karya tulis ini disusun

sebagai syarat mengikuti ulangan kenaikan kelas

OLEH :

ALFI NUR SHOBA STIFRONIS XI IPA 5 NIS : 084610

SMA DARUL ULUM 2 UNGGULAN BPPT RSBI JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

USAHA HOME INDUSTRI AMPLOP SEBAGAI UPAYA MENGURANGI TINGKAT PENGANGGURAN DI KECAMATAN SUKOMANUNGGAL Karya tulis ini disusun sebagai syarat mengikuti ulangan kenaikan kelas

OLEH :

ALFI NUR SHOBA STIFRONIS XI IPA 5 NIS : 084610

SMA DARUL ULUM 2 UNGGULAN BPPT RSBI JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
i

LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul Usaha Home Industri Amplop Sebagai Upaya Mengurangi Tingkat Pengangguran di Kecamatan Sukomanunggal yang disusun oleh : Alfi Nur Shoba Stifronis/084610 Ini telah disetujui dan disahkan oleh SMA DARUL ULUM 2 UNGGULAN BPPT RSBI sebagai persyaratan mengikuti ulangan kenaikan kelas.

Mengetahui, Kepala sekolah,

Mengesahkan, Pembimbing

Ir. H. Mohamad Aspiyak, M.Pd.I.

Hanik Farida, S.Pd., M.M.Pd.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul Usaha Home Industri Amplop Sebagai Upaya Mengurangi Tingkat Pengangguran di Kecamatan Sukomanunggal tepat pada waktunya. Karya tulis ini dapat tersusun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis akan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada : 1. Bapak Ir. H. Mohamad Aspiyak, M.Pd.I selaku Kepala SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT RSBI. 2. Ibu Hanik Farida S.Pd, M.M.Pd. selaku pembimbing penulis. 3. Orang tua penulis yang selalu memberi dukungan kepada penulis 4. Teman-teman penulis di SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT RSBI yang telah memberikan dukungan kepada penulis 5. Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian karya tulis ini. Penulis sangat menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari sempurna. Karena tidak ada manusia yang diciptakan sempurna sehingga penulis hanya dapat memberikan yang terbaik dari yang terbaik. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang membangun dari para pembaca yang sekiranya dapat menyempurnakan karya tulis ini dan sebagai pedoman penulis dalam melangkah ke arah yang lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini dapat berguna bagi kita semua. Amin. Akhir kata, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jombang, 1 Mei 2010

Penulis

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv ABSTRAK ............................................................................................................ v BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 Latar Belakang ..................................................................................... 1 Rumusan Masalah ................................................................................ 2 Tujuan Penelitian ................................................................................. 2 Manfaat Penulisan ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 22 2.3 2.4 2.5 2.6 Pengertian Amplop............................................................................... 4 Jenis-Jenis Amplop .............................................................................. 4 Fungsi Amplop ..................................................................................... 5 Tahap-Tahap Perkembangan Produk ................................................... 5 Pengembangan Produk ......................................................................... 6 Proses Pembuatan Amplop .................................................................. 7

2.7 Analisa Biaya Upah Pekerja dan Waktu Pembuatan Amplop ............ 10 2.8 Jenis-Jenis Amplop ............................................................................. 12

BAB III PENUTUP 31 3.2 Simpulan ............................................................................................. 13 Saran .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

iv

ABSTRAK

Stifronis, Alfi Nur Shoba. 2010. Usaha Home Industri Amplop Sebagai Upaya Mengurangi Tingkat Pengangguran di Kecamatan Sukomanunggal. Karya Tulis Ilmiah, SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT RSBI. Pembimbing : Hanik Farida, S.Pd., M.M.Pd. Kata Kunci : Home Industri Amplop Indonesia merupakan negara berkembang dengan tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Banyak masyarakat pedesaan yang mencoba mengadu nasib mereka disana, mencari peruntungan hanya dengan dengan bermodalkan niat dan tekad tanpa kemampuan yang lebih.Dari faktor inilah muncul berbagai pengangguran yang akhirnya menjadi gelandangan, pengemis, pengamen dan lain-lain. Padahal jika bisa memanfaatkan dan mengembangkan potensi alam di desanya, mereka tidak hanya mendapatkan pekerjaan tetapi juga menciptakan lapangan kerja. Amplop adalah sebuah bungkus dari surat atau benda yang dikirimkan per pos. Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Macammacam penganguran diantaranya pengangguran friksional, pengangguran musiman dan pengangguran siklikal. Fungsi dari penggunaan amplop diantaranya sebagai tempat mengirim dan alat pelindung surat, dalam segi kerahasiaan sebagai pengaman, penyimpanan rahasia terjamin, dari segi estetika apabila penyimpanaan surat itu tersampul pertanda lebih hormat sebagai tatakrama sopan santun. Proses pembuatan amplop melalui bebrapa proses yaitu proses plong, proses printing, proses pelipatan dan pengeleman, proses packing plastik, proses packing dus dan proses packing box. Upah yang diberikan untuk masing-masing proses adalah packing box Rp 60.000,00 untuk 3 pekerja, packing dus Rp 600.000,00 untuk 30 pekerja, packing plastik Rp 1.500.000,00 untuk 75 pekerja dan melipat amplop Rp 60.000.000,00 untuk 3000 pekerja. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana mengurangi jumlah pengangguran yang semakin lama semakin meningkat khususnya di kota-kota besar melalui usaha home industri amplop yang mungkin banyak orang tidak mengira bahwa benda yang kelihatannya tidak berguna ini dapat memakmurkan hidup masyarakat banyak Metode yang digunakan penulis dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode literatur yang dapat memperjelas bahasan yang dibahas oleh penulis.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Banyak masyarakat pedesaan yang mencoba mengadu nasib mereka disana, mencari peruntungan hanya dengan dengan bermodalkan niat dan tekad tanpa kemampuan yang lebih.Dari faktor inilah muncul berbagai pengangguran yang akhirnya menjadi gelandangan, pengemis, pengamen dan lain-lain. Padahal jika bisa memanfaatkan dan mengembangkan potensi alam di desanya, mereka tidak hanya mendapatkan pekerjaan tetapi juga menciptakan lapangan kerja. Namun kurangnya fasilitas yang mendukung dan ilmu pengetahuan yang memadai, membuat para pencari kerja tersebut menjadi malas melakukannya dan sulit menegembangkannya. Mereka lebih memilih hidup luntang lantung di perkotaan. Inilah yang seharuisnya dijadikan cermin bagi pemerintah untuk memberikan bantuan finansial dan moril agar masyarakat Indonesia todak lagi mencari pekerjaan tetapi menciptakan lapangan kerja.Di kota Surabaya sendiri mulai banyak orang yang berusaha mengembangkan jiwa wirausahanya. Baik dalam bentuk industri besar atau home industri. Hal ini dapat menambah pendapatan daerah bagi kota Surabaya dan mengurangi tingakat pengangguran yang semakinlama semakin meningkat. Dari peningkatan jumlah pengangguran inilah, penulis mencoba menekan laju kenaikannya dengan mengupas lebih dalam sejauh mana home industri tersebuit berkembang melalui karya tulis ilmiah dengan judul Usaha Home Industri Amplop sebagai Upaya Mengurangi Tingkat Pengangguran di Kecamatan Sukomanunggal yang nantinya juga akan digunakan sebagai persyaratan mengikuti ujian semester genap.

1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses pembuatan amplop? 2. Bagaimana perhitungan upah para pekerja dimasing-masing bidang? 3. Apa saja jenis amplop yang diproduksi?

1.3. Tujuan Penulisan Penulisan ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini diantaranya: 1. Untuk mengetahui proses pembuatan amplop. 2. Untuk mengetahui perhitungan upah para pekerja dimasing-masing bidang. 3. Untuk mengetahui jenis-jenis amplop yang diproduksi. Adapun tujuan khusus dari penulisan ilmiah ini adalah untuk memenuhi persyaratan kenaikan kelas yang diselenggarakan oleh SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT RSBI.

1.4. Manfaat Penulisan 1. Dapat memberikan pengetahuan tentang bagaimana mengembangkan suatu usaha yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak 2. Sebagai salah satu upaya untuk mengurangi jumlah pengangguran khususnya di kecamatan Sukomanunggal 3. Dapat menambah pendapatan di kecamatan Sukomanunggal 4. Sebagai sumber inspirasi untuk menciptakan suatu lapangan kerja

1.5. Metode Penulisan Untuk memberi informasi yang lengkap mengenai masalah yang menjelaskan bahwa usaha home industri amplop dapat mengurangi tingkat pengangguran di kecamatan Sukomanunggal, penulis menggunakan metode studi literatur. Metode ini dilakukan dengan mencari dan mengambil informasi

mengenai masalah tentang panas bumi yang bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik melalui buku referensi dan penulis juga mengambil beberapa informasi dari website. Sehingga bahasan yang dibahas bisa menjadi jelas dan lengkap. Meski sebenarnya ada beberapa yang memang belum bisa penulis jelaskan, karena tak ada gading yang tak retak.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Amplop Amplop adalah sebuah bungkus dari surat atau benda yang dikirimkan per pos. Sebuah amplop biasanya terbuat dari kertas yang dipotong berbentuk belah ketupat dan dilipat sedemikian rupa. Di muka amplop pada sebelah kanan bawah nama dam alamat penerima kiriman pos ini ditulis sementara biasanya di sebelah kanan atas atau di sebelah belakang nama dan alamat pengirim ditulis. Sebuah amplop bisa langsung ditutup karena biasanya memiliki perekat. Beberapa amplop memiliki jendela sehingga nama dan alamat penerima bisa ditulis dalam surat sendiri. Kata amplop merupakan kata serapan dari bahasa Belanda envelop. Sementara bahasa Belanda menyerapnya dari bahasa Perancis enveloppe yang dilafazkan sebagai / v lp/. Kata ini dalam bahasa Perancis merupakan turunan dari kata kerja envelopper yang artinya ialah membungkus

2.2 Jenis-Jenis Amplop Tabel 2.2 Macam-macam amplop yang diproduksi Macam-Macam Amplop yang Diproduksi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tipe 104 BBL 110 BBC 104 MB 110 L 110MB 90 L 90 SP 90 B 90 C 90 SS Ukuran (mm) 150x95 150x95 150x95 160x115 150x120 230\x105 230x105 230\x105 230 x105 230x105 Berat Kertas 50 gr 60 gr 60 gr 80 gr 50 gr 70 gr 80 gr 70 gr 80 gr 70 gr Cetakan Polos Polos merah dan biru Polos merah dan biru Polos Polos Polos Polos Polos Keterangan buka samping -

2.3. Fungsi Amplop Fungsi dari penggunaan amplop sendiri cukup banyak diantaranya sebagai tempat mengirim dan alat pelindung surat atau benda-benda kecil khususnya surat-surat berharga, sangat jarang orang menempatkan surat-surat penting yang dibutuhkan setiap waktu menggunakan tempat selain amplop karena bentuk amplop yang cukup efisien dan mudah dibawa kemana mana; dalam segi kerahasiaan sebagai pengaman, penyimpanan rahasia terjamin; ditinjau dari segi estetika apabila penyimpanaan surat itu tersampul pertanda lebih hormat sebagai tatakrama sopan santun, lebih-lebih bila yang kita beri surat itu lebih tua atau lebih jabatannya. Dalam perkembangannya sekarang, amplop telah banyak digunakan dalam berbagai kegiatan dan bentuknya sekarangpun cukup bervariasi, tidak monoton seperti dahulu yang hanya berwarna coklat atau putih dengan desain yang kurang menarik.

2.4. Tahap-Tahap Pengembangan Produk 1. Market research Divisi marketing dari perusahaan amplop melakukan research untuk mengetahui produk alat tulis dan kantor apa saja yang sedang berkembang di pasaran. Selain melakukan research, marketing juga mencari product sample dari competitor yang nantinya akan ditujukan kepada divisi product development. 2. Menentukan konsep dan create product sample Setelah divisi marketing memberikan hasil research dan product sample, divisi product development menentukan konsepnya. Untuk hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu : a. Contain - Raw material - Chemical - Equipment

b. Packaging - Size / dimensi - Design (colour/shape) - Instruction book c. Proses produksi - Production line - Tools dan work equipment Berdasarkan konsep yang telah ditentukan, tahap selanjutnya membuat product sample. 3. Melakukan test Test lab Melakukan tes terhadap raw material dan chemical yang digunakan untuk proses produksi membuat suatu produk Test user + questioner Test produksi Untuk membuat suatu produk perlu dilakukan analisa proses produksi untuk mengetahui proses-proses yang diperlukan, selain itu juga untuk menyesuaikan dengan tools dan work equipment. 4. Menentukan product feature dan product benefit (added value) Sebelum tahap launching product dilakukan terlebih dahulu harus membuat desain produk (colour.shape) sehingga produk tersebut dapat mempunyai nilai lebih. Selain itu juga perlu menentukan kelebihan apa saja yang dimilki produk tersebut dibandingkan dengan produk competitor yang berada di pasaran. 5. Launching product Setelah tahap-tahap diatas selesai dilakukan launching product yang merupakan tahap terakhir. Untuk thap ini dilakukan oleh divisi marketing dalam memperkenalkan produk baru tersebut kepada customer.

2.5. Pengembangan Produk Amplop 1. Ukuran amplop - Ukuran 230x110 mm

- Ukuran 115x163 mm - Ukuran 95x52 mm - Ukuran 110x70 mm 2. Tipe Amplop - Air mail untuk ukuran 230x110 mm, 115x163 mm, 95x52 mm - Polos untuk semua ukuran 3. Isi Amplop - Packing plastik berisi 20 lembar amplop - Packing dus berisi 5 pack - Packing box berisi 30 dus 4. Raw material - Base paper HVS 80 gsm - Cover 80 gsm (Art Paper) - Plastik 0.0015 gsm (Poly Prophylen) - Dus 310 gsm (CDB) - Corrugate untuk box adalah single wall

2.6. Proses Pembuatan Amplop Tahap-tahap proses membuat amplop adalah sebagai berikut : 1. Proses Plong Proses pertama yang dilalui adalah proses plong, dimana base paper HVS 80 gsm diplong sesuai bentuk matras dengan menggunakan mesin cutting. Untuk sekali plong disesuaikan dengan ukuran base paper yang tersedia. Base paper yang telah diplong di inspeksi dengan memperhatikan kerapian dari hasil plong, setelah lolos dari inspeksi akan dilanjutkan ke proses printing. 2. Proses printing Setelah base paper dip long sesuai ukuranm yang diinginkan, proses selanjutnya adalah printing dengan menggunakan mesin printing amplop. Tinta yang digunakan untuk printing diperoleh dari unit colour kitchen. Dalam proses printing ini juga dilakukkan proses inspeksi, hal-hal

yang perlu diperhatikan antara lain warna dari hasil printing, tinta dari printing jembret atau tidak. Jika printing tidak sesuai dengan standart yang ditentukan maka tidak akan diteruskan ke proses berikutnya. 3. Proses Pelipatan dan Pengeleman Pada proses pelipatan dan pengeleman ini dikerjakan secara manual oleh pekerja. Amplop yang telah di printing dilipat dan pada tepi diberi lem kemudian di rekatkan sehingga menjadi bentuk amplop. Cara mengelem pinggiran amplop tidak dikerjakan secara lembar demi lembar pada waktu memoles lemnya. Apabila kita akan membuat amplop yang jumlahnya banyak bagi kita perlu mengejar waktu. Untuk pengeleman pinggir amplop agar mendapat hasil yang lebih cepat dan praktis mengerjakannya, adalah dengan menyusun lembaran-lembaran amplop yang telah dilipat tadi dengan cara penyusunan menurun. Setiap jalur susunan amplop yang akan dipoles dengan lem sebanyak 15 atau 20 lembar amplop, dijajarkan berhimpitan menurut batas yang akan dilem. Cara ini hanya untuk mengelem amplop surat pada bagian tutup bawahnya saja. Cara memoleskan kuas lem harus satu jalan, tidak boleh dibolak-balik berlawanan arah, kuas lem dipoleskan dari hadapan kita menuju ke arah luar. Waktu mengelem harus diberi alas kertas yang tidak terpakai, dan amplop bagian atas juga harus menggunakan tutup penghalang lem, kondisi lem harus cair supaya rata dipoleskan. Setelah dipoles dengan kuas baru direkatkan menjadi bentuk amplop dan cara mengerjakannya satu per satu, lalu ditekan lipatannya dengan tulang pelipat atau setelah disusun dan diband lalu dipres gunanya untuk menghilangkan udara yang berada didalam lipatan amplop. Agar lebih jelas kita ulangi, bahwa setelah dilem susunan amplop yang berhimpitan tadi lalu ambil satu-satu kemudian dilipat dan direkatkan lemnya. Cara menyimpan amplop yang baru dilem, harus bertebaran, maksudnya agar cepat kering kena angin atau disusun pada rak khusus agar amplop cepat kering. Setelah amplop-amplop kering, segera disusun kira-kira 10 atau 15 amplop lalu ditekan lagi lipatannya. Begitu lipatannya rapi lalu disusun dan dihitung

sebanyak dalam jumlah tertentu dan diikat dengan kertas (diban) kemudian dipres siap untuk dikemas. 4. Proses packing plastik Amplop yang telah dilipat dan dilem selanjutnya di packing kedalam plastik, proses ini dikerjakan secara manual oleh pekerja. 5. Proses packing dus Setelah di packing plastik proses selanjutnya adalah packing dus,dimana terlebih dahulu dilalui proses merakit dus. Proses ini dikerjakan secara manual oleh pekerja. 6. Proses packing box Amplop telah di packing dus selanjutnya dimasukkan ke dalam box, proses ini dikerjakan secara manual oleh pekerja. Pada proses melipat dan merekatkan amplop, proses packing plastik dan proses packing dus dikerjakan oleh pekerja wanita karena pekerjaan tersebut dibutuhkan ketelitian dan kerapian. Sedangkan untuk proses packing box dikerjakan oleh pekerja pria karena membutuhkan tenaga yang cukup besar. Agar diperoleh keseimbangan dalam mengerjakan setiap proses jumlah pekerja yang dibutuhkan berbeda-beda, yaitu : Untuk proses melipat dibutuhkan 3000 pekerja Untuk proses packing plastik dibutuhkan 75 pekerja Untuk proses packing dus amplop dibutuhkan 30 pekerja Untuk proses packing box dibutuhkan 3 pekerja Pekerja yang dibutuhkan untuk proses melipat sangat banyak karena untuk menghasilkan 1 dus amplop membutuhkan 5 pack plastik sedangkan untuk menghasilkan 1 pack plastik membutuhkan 20 lembar amplop. Jadi agar tercapainya keseimbangan, proses untuk melipat amplop harus dikerjakan dengan pekerja yang banyak.

10

2.7. Analisa Biaya Upah Pekerja dan Waktu Pembuatan Amplop Dari hasil penentuan pekerja untuk setiap proses, selanjutnya adalah melakukan perhitungan biaya dari upah pekerja dan produk yang dihasilkan per harinya : Pekerja yang dibutuhkan untuk membuat amplop = 3000 pekerja melipat + 75 pekerja pack plastik + 30 oprator pack dus + 3 pekerja pack box = 3108 pekerja Upah yang perlu diberikan per harinya pada pekerja = Rp 20.000,00 x 3108 = Rp 62.160.000,00 Jika diasumsikan bahwa gaji pekerja per hari sebesar Rp 20.000,00 dihitung berdasarkan rata-rata UMR untuk tahun 2005 sebesar Rp 578.250,00/bulan atau Rp 19.275,00/hari dan UMR untuk tahun 2006 sebesar Rp 655.200,00/bulan atau Rp 21.840,00/hari. a. Packing box Kapasitas produksi per harinya dihitung berdasarkan packing box = [( 7 jam kerja x 60 menit x 60 detik ) / 104 detik] x 3 pekerja = 726 box Upah yang perlu diberikan per harinya pada pekerja = Rp 20.000,00 x 3 = Rp 60.000,00 Upah yang dikeluarkan untuk menghasilkan 1 box = Rp 62.160.000/726 box = Rp 85.620,00 b. Packing dus Kapasitas produksi per harinya dihitung berdasarkan packing dus = [( 7 jam kerja x 60 menit x 60 detik ) / 38 detik] x 30 pekerja = 19.894 dus Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan 1 dus = (wkt proses melipat x 100) + (wkt proses pack x5) + (wkt proses dus) = (38 x 100) + (18 x 5) + 38 = 3928 detik

11

= 66 menit Upah yang perlu diberikan per harinya pada pekerja = Rp 20.000,00 x 30 = Rp 600.000,00 Upah yang dikeluarkan untuk menghasilkan 1 dus = Rp 600.000,00 / 19.894 dus = Rp 30,00 c. Packing plastik Kapasitas produksi per harinya dihitung berdasarkan packing plastik = [( 7 jam kerja x 60 menit x 60 detik ) / 18 detik] x 75 pekerja = 105.000 pack Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan 1 pack adalah 18 detik Upah yang perlu diberikan per harinya pada pekerja = Rp 20.000,00 x 75 = Rp 1.500.000,00 Upah yang dikeluarkan untuk menghasilkan 1 pack = Rp 1.500.000,00 / 105.000 pack = Rp 14,00 d. Melipat amplop Kapasitas produksi per harinya dihitung berdasarkan lipat amplop = [( 7 jam kerja x 60 menit x 60 detik ) / 38 detik] x 3000 pekerja = 1.989.473 lembar = 99.473 pack Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan 1 lembar 38 detik Upah yang perlu diberikan per harinya pada pekerja = Rp 20.000,00 x 3000 = Rp 60.000.000,00 Upah yang dikeluarkan untuk menghasilkan 1 lembar = Rp 60.000.000,00 / 1.989.473 lembar = Rp 30,00

12

2.8. Jenis-Jenis Amplop Yang Diproduksi Amplop 230 x 110 mm Amplop 115 x 163 mm Amplop 95 x 152 mm Amplop 110 x 70 mm Amplop Air Mail 230 x 110 mm Amplop Air Mail 115 x 163 mm Amplop Air Mail 95 x 152 mm

14

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan 1. Amplop adalah hasil keterampilan tangan manusia. Fungsinya sebagai tempat mengirim dan alat pelindung, sebagai pengaman dan sebagai tatakrama sopan santun 2. Tahap-tahap perkembangan produk yaitu market research, menentukan konsep dan create product sample, melakukan test, menentukan product feature dan product benefit (added value) dan launching product 3. Pengembangan produk amplop meliputiUkuran amplop, tipe Amplop, isi amplop dan raw material. 4. Proses pembuatan amplop terdiri atas proses plong, proses printing, proses pelipatan dan pengeleman, proses packing plastik, proses packing dus dam proses packing box, 5. Analisa biaya upah pekerja dan waktu pembuatan amplop dihitung dari kapasitas produksi per harinya, upah yang perlu diberikan per harinya, upah yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaannya dan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan. 6. Jenis-jenis amplop yang diproduksi diantaranya amplop ukuran 230 x 110 mm, 115 x 163 mm, 95 x 152 mm dan 110 x 70 mm, sedangkan untuk amplop air mail hanya ukuran 230 x 110 mm, 115 x 163 mm, 95 x 152 mm.

3.2. Saran Melihat banyaknya pengangguran di Indonesia sebaiknya pemerintah maupun masyarakat berusaha untuk mengupayakan adanya pelatihan ketenaga kerjaan yang dapat mengembangkan skill para pengangguran sehingga tidak mengharapkan pekerjaan namun dapat membuka lapangan kerja. Selain itu saat ini sudah cukup banyak pewirausaha, namun belum dapat mengembangkan

13

14

usaha menengah ke bawah agar masalah pengangguran di Indonesia dapat segera terkurangi kuantitasnya dan dapat memakmurkan kesejahteraan hidup masyarakat banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1.2010. Amplop, (Online), (http://id.wikipedia.org, diakses 25 Maret 2010) DG, Rohman.2010. Melakukan Pekerjaan Pon, Ril dan Emboss, (Online), (http://nurrohman-dg.blogspot.com, diakses 19 Februari 2010) Kotler, Philip.1997. Manajemen Pemasaran : Analisis, perencanaan, implementasi. (Hendra Teguh dan Ronny Antonius Rusli, Trans). Jakarta : Prenhallido Niebel, W. Benjamin.1993. Motion and Time Study. New York : McGraw-Hill Companies. Inc. Setiawan, Tjeng Eliyanti Permatasari.2006. Skripsi : Analisa biaya dan pengukuran kerja pada produk amplop dan box file di PT. X, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra, Surabaya. (Online), (http://digilib.petra.ac.id, diakses 13 Februari 2010) Sutalaksana, Anggawisastra dan Tjakraatmadja.1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung Wignjosoebroto, Sritomo.1996. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Jakarta : PT. Guna Widya.

Anda mungkin juga menyukai