Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

SOSIOLOGI INDUSTRI
“ Tenaga Kerja dan Risiko Kerja, Pasar Hasil Produksi, Mekanisme Penggajian :
Industri Sinar Jepara Fornitur”

Kec. Kuranji, Kel. Ambacang, Jl. Dr. Moh. Hatta, Kota Padang
Sumatera Barat

DOSEN PEMBIMBING :
Drs. Ardi Abbas, MT

Yusril Iza Mahendra


2010811024

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan hidayah dan anugrah dari
nya lah saya dapat menyelesaikan laporan penelitian lapangan mata kuliah Sosiologi
Industri tentang “Tenaga Kerja dan Risiko Kerja, Pasar Hasil Produksi, Mekanisme Penggajian ”
ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju
zaman yang penuh ilmu pengetahuan dan teknologi ini.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan laporan kuliah lapangan
yangmenjadi tugas Sosiologi Industri ini. Walaupun demikian, penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya
membangun begitu diharapkan oleh penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan
laporan berikutnya.
Dalam kesempatan ini, saya mengaturkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan laporan praktek kuliah lapangan dalam dunia
Industri ini. Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu semoga
Allah SWT membalas semua kebaikan kita semua. Aamiin..

Padang, 13 juni 2022


Penulis

Yusril Iza Mahendra


2010811024
TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Kuliah lapangan ini berlokasi di Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Jl. Dr. Moh.
Hatta, Kota Padang, Sumatera Barat. Kelurahan Pasar Ambacang ini merupakan daerah
pinggiran di Kota Padang, terkususnya daerah ini jalan menuju pusat kota jika lewat dari arah
Universitas Andalas. Kelurahan ini berjarak sekitar 5,8 km dari Pusat Kota Padang itu sendiri.
Secara geografis Kelurahan Ambacang memiliki luas lebih kurang 5,03 km per segi.Jika
dilihat dari kontur tanah, luas area teknis sawah kelurahan Pasar Ambacang sekitar 222,00 Ha
yamh terdiri dari 9 RW dan 37 RT. Kelurahan Pasar Ambacang berpenduduk 20.053 jiwa (2021)
terdiri dari 10097 laki-laki dan 9956 perempuan.
Berdasarkan pengamatan peneliti, peneliti menemukan salah satu industri yang dekat
dengan tempat tinggal peneliti itu sendiri sehingga memudahkan dalam penumpulan data.
Industri ini mengolah bahan mentah dan setengah jadi (kayu, papan, kursi) ke bahan yang
memiliki nilai dan guna (meja, leamari, sofa, dan lain-lain).
IDENTITAS INFORMAN

Nama : si mon
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Umur : 59 tahun
Pekerjaan : Karyawan usaha Fornitur (adik pemilik usaha)
Alamat : Jl. Dr. Moh. Hatta, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan
Kuranji, Kota Padang, sumatera Barat
Pengelolaan : Tenaga Manusia, alat tradisional
A. JAWABAN PERTANYAAN DAN ANALISIS DATA

1. TENAGA KERJA DAN RISIKO KERJANYA


1.1. Berapa jumlah tenaga kerja dalam usaha indutri bapak dan bagaimana dalam pembagian
kerja tersebut?
“ kalo dulu biasonyo wak ado tukang gosok wak ado batigo, tukang cat ado sorang, tukang
jok sorang lo (tukang masang bahan), tambah apak, apak tukang bantu-bantu, kalau ado
yang kurang apak bantu. Kebetulan di awak ndk do karajo, kalo nyo harokan di awak ndk
makan nyo beko do, tu kajo e tampek yang lain, a kalau sewaktu-waktu ado barang wak,
dihimbau e nyo, dihimbau nyo amuah se nyo ndk do nyo indak an nyo”
Berdasarkan penjelasan dari pelaku industri, dapat diketahui bahwa industri ini
mempekerjakan 5 orang (tidak termasuk pelaku) karyawan yang masing-masingnya memiliki
tugasnya sendiri. Misalnya, 3 orang untuk khusus tukang gosok bahan (memperhalus bahan
menggunakan kertas pasir), 1 orang sebagai tukang cat, dan 1 lagi dalam hal memasang
bahan yang yang setengah jadi ke bahan jadi. Dan disini, bapakanya sebagai pelaku
pembantu, yang memperbaiki segala ketidaksesuain dalam pemasangan dan lain sabagainya.
Berdasarkan penjelasan pelaku industri, pada kali ini, terlihat dia yang melakukan semuanya,
dikarenakan karyawannya yang mencari kerjaan lain untuk sementara waktu. Hal ini
disebabkan karena kurangnya bahan untuk di olah dan dikerjakan.

ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, semi pemeilik memiliki kerja sama
yang erat dan baik dengan karyawannya dan terlihat juga bagaimana beliau sangat
mementingkan kehidupan pegawainya, dengan melepas pekerjanya bekerja di tempat lain.
Hubungan tersebut terlihat ketika pelaku mengatakan bahwa pekerjanya siap kapan saja saat
dibutuhkan ditempat industri tersebut.

1.2 Apakah ada Tingkat pendidikan pekerja di industri bapak?


“ndk ado do, yang penting bekeja. A inyo se ndk do macam-macam pembukuan, akuntansi
segala macam ndk do do. Sia yang mau karajo se nyo”

Tidak ada batas pendidikan, pekerjaan seperti mana mungkin perlu pendidikan, seperti
akuntasi, pembukuan dan lain sebagainya. siapa yang mau bekerja saja disini
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, tidak ada batas pendidikan dalam
usaha ini, siapa saja boleh masuk kepada mereka yang mau bekerja.

1.3 Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai pada tingkat kemahiran bagi tenaga
kerja?
“ndk paralu do, yang penting nyo caliak nyo karejo ndk perlu ado latihan do, paling lamo
saminggu nyo lah bisa nyo ma. Kalau apak ndk do pelatihan khusus do, hanyo belajar
otodidak se nyo, apo yang nampak e nyo, iko mode iko, iko mode iko, pande sorang se nyo”.
Seminggu waktu yang paling lama dibutuhkan pekerja untuk bisa mengusasai
pekerjaannya.

ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, tidak butuh waktu lama untuk samapai
ke tahap mahir dalam industri ini, terlihat dari penyampaian pelaku usaha, satu minggu
adalah waktu paling lama dalam menguasai pekerjaanya

1.4 Apakah ada kaitan antara tingkat kemahiran dengan upah yang diberikan?
“ndk do do, beko wak takuik kalau dilabihan gajinyo, nan lain nyo marabo lo, elok samo gaji
nyo lai”.
Tidak ada, takutnya jika gajinya dilebihkan hanya karena di mahir, yang lain malah
merasa di anak tirikan.
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, tidak ada kaitan antara kemahiran
dengan upah, karena takutnya berimbas pada tingkat kemauan pekerja. Karena mereka
bekerja berdasarkan kemauan dan tolong menolong.

1.5 Seperti apa resikokerja yang ada dalam industri bapak ini dan menurut bapak sendiri
bagaimana cara bapak mengantisipasinya?
“kalau resiko ndk do, a resiko karajo iko, wak ndk manga-manga do, luko ndk do do, awak
palingan pakai garenda, dek awak lah biaso alhamdulillah ndk do apo apo do. Awak ndk
pakai mesin catam ndk do, awak ndk pakai mesin gergaji ndk do, inyo barang nyo lah
jadinyo awak tinggal mamoles se le nyo, palingan tangan caie saketek karno kertas pasir tu,
tetap fokus ae bakarajo”.
Tidak ada resiko ynag terlalu besar dalam usaha ini, hanya saja kadang luka bagian
tangan akibat kertas pasir.

ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, tiak ada resiko kerja yang begitu besar
hanya saja, tetap fokus dalam bekerja.

1.6 Apa usaha pemilik agar tidak terjadi kejenuhan tenaga kerja dalam bekerja?
“alhamdulillah ndk do, kalau bosan. Kebanyakan nyo melarikan diri. Paling banayak tu.
Misalnyo, inyo pikir e “bara wak nimo gaji bisuak yo? Kalau panuah karajo tu ado juo
narimo, utang lah banyak” tu siap tu inyo nyalang pitih lai habis tu ndk tibo-tibo lai do. Tu
wak padiah an se lai, lillahi ta ala, berbagi lo wak, wak ikhlasan se lai”

Tidak ada kejenuhan dalam bekerja di sini. Hanya saja, mereka yang beranggapan tak
lagi menerima upah karena utang yang banyak, lebih memilih untuk lari atau pergi setelah
meminjam uang keapda si pemilik. Dan si pemilik pun ikhlas akan hal itu
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, tidak ada hal yang membuat pekerja
tersebut jenuh, karena mereka bekerja tanpa aturan yang ketat. Hanya saja mereka lebih memilih
pergi dari pekerjaan tersebut dari pada merasa bosan
1.7 Ada atau tidak jaminan dalam risiko kerja?
“ndk do do, karajo mode iko ma lo ado pakai jaminan kerja nyo, ndk do do. Palingan beko
kalo semisalnyo ado ikuik BPJS, misal nyo manunggak 3 bulan, wak bantu sabulan, palingan
bantu mode itu yang bisa berikan. Kalau PT wak ndk baa do pakai jaminan kesehatan”.
Tidak ada jaminan kerja, palingan hanya berupa bantuan sederhana dari pemilik usaha,
karena industri ini juga bukan seperti PT yang memiliki jaminan seperti itu.

ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, tidak ada jaminan kerja yang pasti
seperti yang ada pada PT, hanya saja jika tenaga kerja kesusahan maka pemilik akan
membantunya.

2. PASAR HASIL PRODUKSI


2.1 Daerah yang menjadi pembeli dari produksi?
“banyak urang-urang kampung dosen-dosen unand. Apak pernah mengirim barang ke
medan, sungai panur, kerinci, dumai. Kalo di sumbar, palingan dari kayu tanam”

Hasil produksi banyak di beli oleh penduduk lokal seperti orag daerah kayu tanam,
pariaman, dosen, paling jauh itu sampai ke medan
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, hasil produksi di beli oleh berbagai
daerah baik itu lokal maupun luar daerah yaitu seperti daerah kayu tanam, medan, kerinci,
bahkan dosen-dosen di unand sering membeli produksinya.

2.2 Berapa harga pembeliannya bang?


“macam-macam, kursi ado tigo kriteria, ado yang gadang(kursi romawi),ado yang
menengah, dan yang ketek nyo ado lo.
Kursi kecil =Rp. 3,5 JT- 4 JT
K.ursi menegah =Rp. 6,5 Jt-9 Jt
Kursi besar = Rp 12 Jt
Ada lo versi jumbo e, itu sampai 22 Jt, tapi yang iko jarang dibuek takuik ndk laku.
Tagantung pesanan dari pambali nyo lai, misalnyo, nyo tanyo hargonyo bara, misalnyo kalo
mbo matian hargonyo 22 Jt, kalau awak kan bisa mambantiang harga wak, kalau you gk
katuju nanti, berapa duit you aja, misalnyo 10 juta, 10 juta ko bisuak mbo jadain 15 Jt kalau
you ndk nio 22 Jt
Lemari ado 2 macam, ado lemari minimalis ado lemari model antik untuk hargo yang antik
jo minimalis ko beda hargo e, lebih mahal yang minimalis, misalnya yang antik nyo di jual
8,5 Jt yang minimalisnyo wak jual 10 Jt. Orang lebih banyak ngaj yang minimalis padahal
dari bahan yang anti lebih lengkap.

Fornitur perabot ini di jual bervariasi, sesuai dengan barang yang dibuat
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, harga setiap produski sangat
variatif, tergantung hasil produksinya dan nilai guna industrinya, dan harga juga bisa
disesuaikan dengan permintaan pembeli.

2.3 Apakah ada kendala dalam penjualan?


“dek karano wak ndk do sistem kredit, awak sistem meng cast,alhamdulillah ndk ado kendala
e nyo. Inyo yag banyak kendala tu urang ang manjua kredit. Kreditnyo macet, suku bunga
yang gadang. Dan alhamdulillah daria wal pak karajo, ndak ado kendala dalam
penjualannyo do. Palingan beko kalo inyo ndk cukuik pitih, bisa di angsur salamo 2 kali”
Tidak ada kendala yang benar-benwr merugikana, seperti sistem kredit yang mambuat
pembeli kesulitan dalam membayar bunga misalnya atau pun penjual yang rugi karena
pembelinya lari an tidak mau bayar. Bahkan penjual memberi keringanan jika uang yang
dimiliki belum mencukupi dengan 2 kali pembayaran
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, tidak ada kendala yang signifikan
dalam penjualan, seperti halnya penjualan dengan sistem kredit. Pembeli lebih memilih untuk
tidak mempersulit pembeli, dan penjual pun bisa berinteraksi dengan baik.

2.4 Apakah ada kecurangan-kecurangan yang terjadi saat penjualan?


“a macam awak yang dicurangan. Awak ndak sistem kredit nyo mah, baa nan ka di
curangan. Dan untuk pambali yang lari bagai segala macam, ndk do do. Karano urang lah
tau ka awak. Misalnyo wak picayo ka pambali ko a, yo selanjutnyo baa pertanggung jawaban
nyo lai ka tuhan.”
Pelaku industri seperti saya ini, apa yang perlu di curangi. Kalau dalam penjualan kecurangan
itu banyak terjadi pada sisten penjualan kredit. Di sini sistem kepercayaan terhadap pembeli
sangat dipegang dan sejatinya pun, pembeli mayoritas sangat kenal dengan penjual.

ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, sejauh industri ini berdiri tidak ada
kecurangan yang terjadi, karena sistem penjualan nya tidak kredit. Dan hubunggan antara
penjual dan pembeli sangat erat, karena penjual sangat mengenal pembeli dan begitu
sebaliknya.

3. MEKANISME PENGGAJIAN
3.1 Kapan waktu tenaga kerja menerima upah?
“untuk penggajian e, per minggu. Inyo ado yang borongan,taka orang bagian pengecat an
dan tukang gosok-gosok, iko gajinyo harian. Kalo tukang jok atau tukang pasangg-pasang
bahan, iko baru borongannya (per minggu). Untuk gajinyo, kalo padusi, Rp. 100.000,-
sahari (hanya pengecatan, tukang gosok). Tapi kalo yang laki-laki Rp. 150.000,-
sahari(pengecatan, memakaikan spray pada meja). Kalo yang saminggu nyo karajo 6 hari
nyo Rp. 900.000,-. Kalo kini pak ndk do mangaluan baiaya do, pak sorang karyawannya nyo,
karena bahannyo ndk do. ”.
Untuk penggajian, tergantung ada yang harian dan borongan. Namun gaji untuk yang
harian antara laki-laki dan perempuan berbeda yaitu untuk laki-laki Rp.150.00,- dan
perempuan Rp. 100.000,- tergantung kerja yang dilakukan. Dan untuk borongan gajinya Rp.
900.000,- per minggu. Namun untuk saat ini belum ada pengeluaran dalam hal itu,
dikarenakan yang menjadi karyawan pelaku sendiri, karena kurangnya bahan untuk diolah.
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, mekanisme penggajian terdapat dua
bagian, ada yang harian ada yang borongan. gaji masing-masing karyawan yang harian
bervariasi antara laki-laki dan perempuan tergantung beratnya kerja yang dilakukan. Namun,
saat ini tak ada pengeluaran dalam hal semacam itu, karena kurangnya bahan dan pekerja
memutuskan untuk mencari pekerjaan lain sambil menunggu bahan tersebut ada.

3.2 Bagaimana dasar penentuan besarnya gaji / upah yang diberikan?


“awak yang baru masuk misalnyo, yang baru masuk kan lah pernah lo karajo siko, tapi ndk
di siko di tampek lain nyo karajo, gajinyo samo dengan yang lah lamo bakarajo siko. Urang
yang bakarajo siko ko ndk do urang yang baru do, urang yang lah panah karajo parabot tu
juo nyo. Yang membedakannya antaro laki0laki jo padusi. Laki-laki ko kan nyo karajo nyo
agak barek, ajdi di gadangan saketek.”
Gaji yang diberikan kepada karyawan yang baru masuk dengan karyawan yang lama
sama saja, tidak ada perbedaan besar gaji antara karyawan baru dengan yang lama. Perbedaan
palingan terletak pada gaji antar laki-laki dan perempuan yang dominan gaji laki-laki lebih
besar karena kerjaannya pun lebih banyak.
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, gaji diberikan sama rata antara
yang baru amsuk dengan yang sudah lama. Perbedaan penetuan besarnya gaji terletak pada
pekerja antara laki-laki dan perempuan yang harian. Gaji pekerja laki-laki tentu lebih besar,
karena pekerjaannya cenderung lebih banyak.
3.3 Selain gaji pokok apakah reward yang diberikan keapada pekerja yang sudah ahli?
“kalau untuk pekerja yang lah ahli,ndk ado do, Cuma kalau seandainyo banyak penjualan ,
tu ndk ka mungkin wak dapek kepiang nyo indak. Tu kalo nyo lah dapek gaji, wak tambah
saketek pambali permen jo rokoknyo.biar inyo semangat lo bakarajo”.
Kalau untuk karyawan yang ahli, tidak ada reward yang jelas, hanya saja ketika hasil
penjualan banyak, tentu bonus akan diberikan keapada semua pekerja. Tidak hanya gaji
pokok saja.
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, tidak ada bonus untuk pekerja yang
benar-benar ahli, akan tetapi pemeberian insentif berupa bonus keapada semua pekerja ketika
banyak dari penjualan itu sendiri. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kecemburuan sosial
antara pekerja.

B. KESULITAN DAN DINAMIKA PENGUMPULAN DATA


Selama melangsungkan praktek kuliah lapangan, penulis mendapatkan beberapa
kesulitan dalam pengumpulan data, yaitu beberapa informan yang sulit untuk mencari waktu
luang untuk informan yang pertama. Maka penulis sendiri memutuskan untuk mencari
informan lain yang bisa diajak langsung untuk wawancara. Hasilnya penulis menemukan hal
tersebut.
Dalam melakukan survei lapangan untuk cek lokasi, penulis mengalami beberapa
kesulitan seperti akses yang jauh antara jarak tempat tinggal penulis dengan tempat
penelitian. Dalam melakukan penelitian, penulis ditemani partner, namun karena beberapa
kesibukan, survei sendiri sempat beberapa kali tertunda karena partner dari penulis sendiri
sedabg sibuk. Oleh karena itu penulis berupaya untuk menunggu waktu luang partner
tersebut sehingga bisa melakukan survey sekaligus wawan cara langsung tanpa ada
gangguan.
Dalam hal lain, penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Drs. Ardi
Abbas, MT, yang telah memberikan tugas ini kepada penulis, sehingga penulis pun belajar
banyak bagaimana cara dalam melaksanakan terjun langsung kelapangan. Penulis juga
merasakan sensasi betapa sulitnya mencari dan mengumpulka data di lapangan langsung. Di
sisi lain dengan adanya kegiatan ini, tanpa disadari, penulis bisa berbaur dengan masyarakat
di sekitar industri tersebut. Dengan kata lain, tugas ini menambah relasi dari si penulis
sendiri.
LAMPIRAN

1. hasil industri sinar Jepara Furnitur

2. Proses produksi sinar jepara Furnit


3. Foto bersama semi pemilik industri sinar jepara furnitur

Anda mungkin juga menyukai