SOSIOLOGI INDUSTRI
“ Tenaga Kerja dan Risiko Kerja, Pasar Hasil Produksi, Mekanisme Penggajian :
Industri Sinar Jepara Fornitur”
Kec. Kuranji, Kel. Ambacang, Jl. Dr. Moh. Hatta, Kota Padang
Sumatera Barat
DOSEN PEMBIMBING :
Drs. Ardi Abbas, MT
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan hidayah dan anugrah dari
nya lah saya dapat menyelesaikan laporan penelitian lapangan mata kuliah Sosiologi
Industri tentang “Tenaga Kerja dan Risiko Kerja, Pasar Hasil Produksi, Mekanisme Penggajian ”
ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju
zaman yang penuh ilmu pengetahuan dan teknologi ini.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan laporan kuliah lapangan
yangmenjadi tugas Sosiologi Industri ini. Walaupun demikian, penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya
membangun begitu diharapkan oleh penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan
laporan berikutnya.
Dalam kesempatan ini, saya mengaturkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan laporan praktek kuliah lapangan dalam dunia
Industri ini. Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu semoga
Allah SWT membalas semua kebaikan kita semua. Aamiin..
Kuliah lapangan ini berlokasi di Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Jl. Dr. Moh.
Hatta, Kota Padang, Sumatera Barat. Kelurahan Pasar Ambacang ini merupakan daerah
pinggiran di Kota Padang, terkususnya daerah ini jalan menuju pusat kota jika lewat dari arah
Universitas Andalas. Kelurahan ini berjarak sekitar 5,8 km dari Pusat Kota Padang itu sendiri.
Secara geografis Kelurahan Ambacang memiliki luas lebih kurang 5,03 km per segi.Jika
dilihat dari kontur tanah, luas area teknis sawah kelurahan Pasar Ambacang sekitar 222,00 Ha
yamh terdiri dari 9 RW dan 37 RT. Kelurahan Pasar Ambacang berpenduduk 20.053 jiwa (2021)
terdiri dari 10097 laki-laki dan 9956 perempuan.
Berdasarkan pengamatan peneliti, peneliti menemukan salah satu industri yang dekat
dengan tempat tinggal peneliti itu sendiri sehingga memudahkan dalam penumpulan data.
Industri ini mengolah bahan mentah dan setengah jadi (kayu, papan, kursi) ke bahan yang
memiliki nilai dan guna (meja, leamari, sofa, dan lain-lain).
IDENTITAS INFORMAN
Nama : si mon
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Umur : 59 tahun
Pekerjaan : Karyawan usaha Fornitur (adik pemilik usaha)
Alamat : Jl. Dr. Moh. Hatta, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan
Kuranji, Kota Padang, sumatera Barat
Pengelolaan : Tenaga Manusia, alat tradisional
A. JAWABAN PERTANYAAN DAN ANALISIS DATA
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, semi pemeilik memiliki kerja sama
yang erat dan baik dengan karyawannya dan terlihat juga bagaimana beliau sangat
mementingkan kehidupan pegawainya, dengan melepas pekerjanya bekerja di tempat lain.
Hubungan tersebut terlihat ketika pelaku mengatakan bahwa pekerjanya siap kapan saja saat
dibutuhkan ditempat industri tersebut.
Tidak ada batas pendidikan, pekerjaan seperti mana mungkin perlu pendidikan, seperti
akuntasi, pembukuan dan lain sebagainya. siapa yang mau bekerja saja disini
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, tidak ada batas pendidikan dalam
usaha ini, siapa saja boleh masuk kepada mereka yang mau bekerja.
1.3 Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai pada tingkat kemahiran bagi tenaga
kerja?
“ndk paralu do, yang penting nyo caliak nyo karejo ndk perlu ado latihan do, paling lamo
saminggu nyo lah bisa nyo ma. Kalau apak ndk do pelatihan khusus do, hanyo belajar
otodidak se nyo, apo yang nampak e nyo, iko mode iko, iko mode iko, pande sorang se nyo”.
Seminggu waktu yang paling lama dibutuhkan pekerja untuk bisa mengusasai
pekerjaannya.
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, tidak butuh waktu lama untuk samapai
ke tahap mahir dalam industri ini, terlihat dari penyampaian pelaku usaha, satu minggu
adalah waktu paling lama dalam menguasai pekerjaanya
1.4 Apakah ada kaitan antara tingkat kemahiran dengan upah yang diberikan?
“ndk do do, beko wak takuik kalau dilabihan gajinyo, nan lain nyo marabo lo, elok samo gaji
nyo lai”.
Tidak ada, takutnya jika gajinya dilebihkan hanya karena di mahir, yang lain malah
merasa di anak tirikan.
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, tidak ada kaitan antara kemahiran
dengan upah, karena takutnya berimbas pada tingkat kemauan pekerja. Karena mereka
bekerja berdasarkan kemauan dan tolong menolong.
1.5 Seperti apa resikokerja yang ada dalam industri bapak ini dan menurut bapak sendiri
bagaimana cara bapak mengantisipasinya?
“kalau resiko ndk do, a resiko karajo iko, wak ndk manga-manga do, luko ndk do do, awak
palingan pakai garenda, dek awak lah biaso alhamdulillah ndk do apo apo do. Awak ndk
pakai mesin catam ndk do, awak ndk pakai mesin gergaji ndk do, inyo barang nyo lah
jadinyo awak tinggal mamoles se le nyo, palingan tangan caie saketek karno kertas pasir tu,
tetap fokus ae bakarajo”.
Tidak ada resiko ynag terlalu besar dalam usaha ini, hanya saja kadang luka bagian
tangan akibat kertas pasir.
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, tiak ada resiko kerja yang begitu besar
hanya saja, tetap fokus dalam bekerja.
1.6 Apa usaha pemilik agar tidak terjadi kejenuhan tenaga kerja dalam bekerja?
“alhamdulillah ndk do, kalau bosan. Kebanyakan nyo melarikan diri. Paling banayak tu.
Misalnyo, inyo pikir e “bara wak nimo gaji bisuak yo? Kalau panuah karajo tu ado juo
narimo, utang lah banyak” tu siap tu inyo nyalang pitih lai habis tu ndk tibo-tibo lai do. Tu
wak padiah an se lai, lillahi ta ala, berbagi lo wak, wak ikhlasan se lai”
Tidak ada kejenuhan dalam bekerja di sini. Hanya saja, mereka yang beranggapan tak
lagi menerima upah karena utang yang banyak, lebih memilih untuk lari atau pergi setelah
meminjam uang keapda si pemilik. Dan si pemilik pun ikhlas akan hal itu
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, tidak ada hal yang membuat pekerja
tersebut jenuh, karena mereka bekerja tanpa aturan yang ketat. Hanya saja mereka lebih memilih
pergi dari pekerjaan tersebut dari pada merasa bosan
1.7 Ada atau tidak jaminan dalam risiko kerja?
“ndk do do, karajo mode iko ma lo ado pakai jaminan kerja nyo, ndk do do. Palingan beko
kalo semisalnyo ado ikuik BPJS, misal nyo manunggak 3 bulan, wak bantu sabulan, palingan
bantu mode itu yang bisa berikan. Kalau PT wak ndk baa do pakai jaminan kesehatan”.
Tidak ada jaminan kerja, palingan hanya berupa bantuan sederhana dari pemilik usaha,
karena industri ini juga bukan seperti PT yang memiliki jaminan seperti itu.
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, tidak ada jaminan kerja yang pasti
seperti yang ada pada PT, hanya saja jika tenaga kerja kesusahan maka pemilik akan
membantunya.
Hasil produksi banyak di beli oleh penduduk lokal seperti orag daerah kayu tanam,
pariaman, dosen, paling jauh itu sampai ke medan
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, hasil produksi di beli oleh berbagai
daerah baik itu lokal maupun luar daerah yaitu seperti daerah kayu tanam, medan, kerinci,
bahkan dosen-dosen di unand sering membeli produksinya.
Fornitur perabot ini di jual bervariasi, sesuai dengan barang yang dibuat
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, harga setiap produski sangat
variatif, tergantung hasil produksinya dan nilai guna industrinya, dan harga juga bisa
disesuaikan dengan permintaan pembeli.
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, sejauh industri ini berdiri tidak ada
kecurangan yang terjadi, karena sistem penjualan nya tidak kredit. Dan hubunggan antara
penjual dan pembeli sangat erat, karena penjual sangat mengenal pembeli dan begitu
sebaliknya.
3. MEKANISME PENGGAJIAN
3.1 Kapan waktu tenaga kerja menerima upah?
“untuk penggajian e, per minggu. Inyo ado yang borongan,taka orang bagian pengecat an
dan tukang gosok-gosok, iko gajinyo harian. Kalo tukang jok atau tukang pasangg-pasang
bahan, iko baru borongannya (per minggu). Untuk gajinyo, kalo padusi, Rp. 100.000,-
sahari (hanya pengecatan, tukang gosok). Tapi kalo yang laki-laki Rp. 150.000,-
sahari(pengecatan, memakaikan spray pada meja). Kalo yang saminggu nyo karajo 6 hari
nyo Rp. 900.000,-. Kalo kini pak ndk do mangaluan baiaya do, pak sorang karyawannya nyo,
karena bahannyo ndk do. ”.
Untuk penggajian, tergantung ada yang harian dan borongan. Namun gaji untuk yang
harian antara laki-laki dan perempuan berbeda yaitu untuk laki-laki Rp.150.00,- dan
perempuan Rp. 100.000,- tergantung kerja yang dilakukan. Dan untuk borongan gajinya Rp.
900.000,- per minggu. Namun untuk saat ini belum ada pengeluaran dalam hal itu,
dikarenakan yang menjadi karyawan pelaku sendiri, karena kurangnya bahan untuk diolah.
ANALISIS DATA
Berdasarkan diskusi penulis dengan pelaku usaha, mekanisme penggajian terdapat dua
bagian, ada yang harian ada yang borongan. gaji masing-masing karyawan yang harian
bervariasi antara laki-laki dan perempuan tergantung beratnya kerja yang dilakukan. Namun,
saat ini tak ada pengeluaran dalam hal semacam itu, karena kurangnya bahan dan pekerja
memutuskan untuk mencari pekerjaan lain sambil menunggu bahan tersebut ada.