Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN LEI 88

SISTEM SERTIFIKASI LACAK BALAK

1. Pendahuluan Lacak balak merupakan komponen sistem sertifikasi yang kritis karena menjadi penghubung antara unit manajemen hutan atau unit usaha kehutanan sebagai produsen dan masyarakat sebagai konsumen hasil hutan. Disamping memenuhi kehendak masyarakat konsumen hasil hutan untuk mengetahui sumber bahan baku produk yang dibelinya apakah berasal dari sumber yang dikelola secara lestari, sistem lacak balak dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha kehutanan untuk meningkatkan efisiensi transportasi dan industri. Pemerintah juga dapat memanfaatkan sertifikasi lacak balak untuk mengidentifikasi hasil hutan/kayu berstatus legal dan kemudian menentukan kebijaksanaan perlakuan bagi hasil hutan/kayu-kayu berstatus lain serta menentukan langkah-langkah terhadap pengamanan sumberdaya hutan. 2. Ruang Lingkup Dokumen ini mengatur tata laksana sertifikasi Lacak Balak dan sebagai panduan yang bersifat umum bagi mereka yang terlibat dalam Sistem Sertifikasi Lacak Balak antara lain pemerintah, konsumen, pelaku usaha kehutanan, Penilai Lapangan, lembaga sertifikasi dan Panel Pakar. Pedoman LEI 88 ini merupakan induk dari berbagai pedoman turunannya.

Dokumen Final/Pedoman LEI 88

1 dari 14

3.

Pengertian Pengertian dan istilah yang berkaitan dengan sistem sertifikasi Lacak Balak merupakan pengertian atau istilah umum dan pengertian teknis kehutanan. Istilah-istilah yang tersebut berikut selanjutnya digunakan sebagai acuan : 3.1 Batch Flow adalah proses di dalam unit pengolahan hasil hutan yang membedakan asal usul bahan baku berdasarkan antrian pemrosesan. 3.2 Dewan Pertimbangan Sertifikasi (DPS) adalah suatu dewan yang dibentuk dan diberi mandat khusus oleh pihak-pihak yang terkait dalam sistem sertifikasi untuk menyelesaikan persengketaan yang muncul sehubungan dengan adanya keputusan dan ketetapan sertifikasi. 3.3 Ekolabel adalah label yang dilekatkan pada produk yang dihasilkan oleh perusahaan pemohon, yang memberikan informasi bahwa pemohon telah memenuhi kriteria dan indikator pengelolaan sumberdaya alam lestari dan memenuhi kriteria dan indikator sistem penelusuran bahan baku (Chain of custody)/sistem lacak balak atau timber tracking untuk sertifikasi hutan. 3.4 Forum Konsultasi Daerah adalah tata laksana verifikasi, pengabsahan dan/atau penyelesaian keberatan atas keputusan sertifikasi melalui forum diskusi kelompok dengan pihak-pihak terkait. 3.5 Inflow Gate Industri adalah lokasi di bawah penguasaan manajemen industri yang berisi bahan baku yang siap dimanfaatkan oleh industri yang bersangkutan. 3.6 Konsultasi Perorangan adalah tata laksana verifikasi, pengabsahan dan/atau penyelesaian keberatan atas keputusan sertifikasi melalui diskusi perorangan dengan pihak-pihak terkait. 3.7 Lembaga Akreditasi (LEI) adalah lembaga yang memiliki kewenangan untuk melakukan akreditasi terhadap badan atau badan hukum yang melaksanakan program sertifikasi dan kegiatan pendukungnya. 3.8 Lembaga Pelatihan Program Ekolabel adalah badan atau badan hukum yang memiliki kompetensi untuk melakukan kegiatan Pelatihan Program Ekolabel dan telah diakreditasi oleh LEI.

Dokumen Final/Pedoman LEI 88

2 dari 14

3.9

Lembaga Sertifikasi Hutan adalah badan atau badan hukum yang memiliki kompetensi untuk memberikan jasa sertifikasi untuk sistem Sertifikasi PHPL, Sertifikasi Lacak balak, dan Sertifikasi Produk Hutan yang yang telah diakreditasi oleh LEI untuk salah satu atau beberapa sistem sertifikasi tersebut.

3.10

Lembaga Sertifikasi Lacak Balak adalah badan atau badan hukum yang memiliki kompetensi untuk melakukan jasa Sertifikasi Lacak Balak yang telah diakreditasi oleh LEI.

3.11

Lembaga Sertifikasi Personel adalah badan atau badan hukum yang memiliki kompetensi untuk melakukan sertifikasi personel program sertifikasi ekolabel dan telah diakreditasi oleh LEI.

3.12

Outflow Gate Hutan adalah lokasi di bawah penguasaan manajemen hutan yang berisi bahan baku yang siap dikirim ke pihak pembeli.

3.13

Outflow Gate Industri adalah lokasi di bawah penguasaan manajemen industri yang berisi bahan jadi yang siap dikirim ke pihak pembeli.

3.14

Panel Pakar adalah sebuah tim tidak permanen (ad hoc) yang dibentuk oleh lembaga sertifikasi yang terdiri atas individu-individu yang masing-masing memiliki keahlian dalam bidang ilmu tertentu dan/atau memiliki pengetahuan yang mendalam tentang halhal yang berkaitan dengan proses sertifikasi yang berwenang melakukan pengambilan keputusan dalam proses sertifikasi.

3.15

Pemohon Sertifikat adalah unit manajemen/unit usaha

kehutanan

yang secara

sukarela mengajukan permohonan untuk mendapatkan sertifikat. 3.16 Penelusuran Hasil Hutan (Lacak Balak) adalah pelacakan yang runtut dalam hal akuntabilitas yang menjamin kebenaran fisik contoh uji, data, dan catatan arsip mengenai hasil hutan. 3.17 Penilai Lapangan adalah seseorang yang berhak melakukan penilaian lapangan dalam rangka penilaian kinerja unit manajemen proses sertifikasi berdasarkan standar LEI Seri 5000 dalam proses sertifikasi hutan. Penilai lapangan tidak mempunyai hubungan finansial dan/atau kepemilikan dan/atau hubungan lain dengan suatu unit manajemen atau unit usaha tertentu yang dapat menimbulkan konflik kepentingan.

Dokumen Final/Pedoman LEI 88

3 dari 14

3.18

Penilikan (Surveillance) adalah kegiatan pengawasan a). yang dilakukan lembaga sertifikasi terhadap unit manajemen/unit usaha kehutanan yang mendapat sertifikat hutan untuk memutuskan apakah sertifikat masih layak diberlakukan. b). Yang dilakukan Lembaga Akreditasi (LEI) secara periodik terhadap Lembaga Sertifikasi, Lembaga Sertifikasi Personel, dan Lembaga Pelatihan yang mendapat sertifikasi akreditasi untuk memutuskan apakah sertifikasi akreditasi masih layak diberlakukan.

3.19

Sertifikasi Hutan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang independen untuk mengeluarkan pernyataan bahwa pengelolaan hutan sumber bahan baku maupun pengolahan hasil hutan oleh unit manajemen/unit usaha kehutanan sesuai dengan Standar LEI 5000, yang terdiri atas sertifikasi PHPL, lacak balak dan pelabelan produk hasil hutan.

3.20

Sertifikasi Lacak Balak adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang independen untuk mengeluarkan pernyataan bahwa hasil hutan yang diproduksi oleh unit usaha kehutanan berasal dari hutan yang dikelola secara lestari.

3.21

Sistem Pergerakan Hasil Hutan adalah konfigurasi hasil hutan, pelaksana mutasi bentuk dan jumlah hasil hutan, perangkat pengenal, pencatat dan dokumen yang menyertai pergerakan hasil hutan. Sistem pergerakan kayu menjadi obyek garapan sertifikasi lacak balak.

3.22

Sistem Sertifikasi Lacak Balak adalah tata laksana keterkaitan dan ketergantungan antara pemohon sertifikasi, Panel Pakar, Penilai Lapangan, Lembaga Sertifikasi Lacak Balak, Dewan Pertimbangan Sertifikasi, pelaksana penilikan (surveillance) dan pihakpihak terkait (stakeholders) dalam sertifikasi lacak balak.

3.23

Transhipment adalah pengangkutan antara simpul-simpul pergerakan hasil hutan yang tidak merubah pemilikan dan bentuk hasil hutan tersebut.

3.24

Unit Manajemen adalah satuan pengaturan kelestarian hasil yang dikelola oleh suatu badan hukum/perorangan/kelompok masyarakat yang berhak melakukan pengelolaan hutan produksi.

3.25

Unit Usaha Kehutanan adalah satuan komersial yang mengolah dan/atau melakukan mutasi baik bentuk, ukuran, dan ciri bahan baku atau produk turunannya.

Dokumen Final/Pedoman LEI 88

4 dari 14

4.

Simpul-simpul pergerakan hasil hutan Selama perjalanannya, hasil hutan secara sendiri-sendiri maupun dalam susunan sortimen dapat mengalami mutasi (perubahan bentuk, jumlah, ukuran, kualitas, tanda, penampilan). Lokasi mutasi disebut sebagai simpul pergerakan. Simpul-simpul tersebut dapat terbagi ke dalam tiga rute, yakni: Rute I: Rute II: Rute III: simpul-simpul yang berada pada rentang jarak dari hutan ke pembeli pertama atau industri pengolah hasil hutan hulu simpul-simpul yang berada di dalam domain industri simpul-simpul yang berada pada rentang jarak antara industri ke pembeli akhir atau ke kapal. Catatan : Di lapangan, klasifikasi tersebut bisa sangat jelas ditengarai, atau orang hanya bisa menemukan satu atau dua klasifikasi rute. Hal ini disebabkan oleh beragamnya konfigurasi pergerakan hasil hutan dan juga oleh cakupan/scope pergerakan yang menjadi obyek sertifikasi.

Konfigurasi simpul dapat mengambil bentuk matriks transhipment dalam Tabel 1. sebagai berikut : Tabel 1. Matriks Transhipment
SIMPUL TUJUAN SIMPUL ASAL
OUTFLOW GATE HUTAN TPK SEMENTARA TPK AKHIR INFLOW GATE INDUSTRI INDUSTRI OUTFLOW GATE INDUSTRI KAPAL/ KONSUMEN

BLOK PANENAN OUTFLOW GATE HUTAN TPK


SEMENTARA

v v

v v v

v v v v

v v v v v

v v v v v v

v v v v v v v

TPK AKHIR INFLOW GATE INDUSTRI INDUSTRI OUTFLOW GATE INDUSTRI TPK : Tempat Pengumpulan Kayu

Dokumen Final/Pedoman LEI 88

5 dari 14

5. Obyek Sertifikasi Lacak Balak Lacak balak pada prinsipnya dilakukan terhadap dua hal, yaitu: a. Kejelasan sistem pergerakan hasil hutan b. Kinerja sistem pergerakan hasil hutan Pada prinsipnya penilaian lacak balak adalah penilaian satu langkah ke belakang (one step backward), yakni hanya menilai apakah sumber hasil hutan pada satu simpul sebelumnya sudah tersertifikasi. Apabila satu simpul sebelumnya belum tersertifikasi, lacak balak perlu dilanjutkan pada simpul sebelumnya lagi dan seterusnya sampai diperoleh rantai tak terputus yang menerangkan bahwa asal hasil hutan adalah dari pengelolaan hutan produksi lestari. 6. Tata Laksana Sertifikasi Lacak Balak 6.1 Kegiatan penilaian lacak balak terdiri atas tiga bagian utama, yaitu : a. Pemeriksaan atas keberadaan dan kualitas sistem pergerakan kayu, yang berupa mekanisme atau tata cara baku pergerakan hasil hutan, serta implementasi sistem yang berupa dokumen-dokumen perjalanan dan mutasi kayu pada periode tertentu. b. c. Pemeriksaan persediaan kayu pada masing-masing simpul untuk menguji keruntutan dan keseimbangan neraca kayu. Pemeriksaan/uji petik fisik di lapangan pada simpul-simpul pergerakan hasil hutan dari blok tebangan sampai produk hasil hutan berada di atas kapal untuk dipasarkan ke konsumen akhir. 6.2 6.3 6.4 Prosedur pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan lapangan dimulai dari simpul akhir/kapal dan dilacak ke simpul hulu sampai dengan ke simpul yang tersertifikasi. Kedalaman lacak balak dapat beragam sesuai dengan kompleksitas pergerakan kayu dan kompleksitas sistem yang diterapkan di lapangan. Secara keseluruhan proses sertifikasi lacak balak ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Tata laksana hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh unsur yang terlibat dalam sertifikasi hutan disajikan dalam Gambar 1. 6.4.1 Prapenilaian Lapangan Prapenilaian Lapangan adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses penilaian, yakni agar penilaian selanjutnya dapat berjalan secara efektif karena memahami informasi yang menjadi landasannya,

Dokumen Final/Pedoman LEI 88

6 dari 14

dan agar unit usaha kehutanan yang tidak memenuhi persyaratan tidak perlu melanjutkan proses sertifikasi. Kegiatan-kegiatan dalam tahapan Prapenilaian Lapangan adalah : a) b) Permohonan oleh unit manajemen/unit usaha kehutanan kepada lembaga sertifikasi Penapisan oleh Panel Pakar yang dibentuk oleh Lembaga Sertifikasi Penilaian dokumen Dalam penilaian dokumen dilakukan analisis untuk mengidentifikasi dan menyajikan sistem pergerakan kayu yang diikuti/diberlakukan oleh unit usaha kehutanan yang mengajukan permohonan. Hasil analisis yang lain adalah kinerja pemohon dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dalam melaksanakan sistem tersebut yang ditunjukkan oleh keteraturan catatan mutasi kayu pada masing-masing simpul dan neraca kayu yang seimbang. Pengambilan keputusan mengenai dilanjutkan atau tidaknya proses sertifikasi lacak balak ke tahap selanjutnya, dan perumusan rekomendasi serta penulisan laporan. c) Penetapan keputusan oleh lembaga sertifikasi

6.4.2 Penilaian Lapangan Apabila hasil penapisan menyatakan bahwa proses sertifikasi lacak balak dapat dilanjutkan pada tahapan berikutnya, maka lembaga sertifikasi mengumumkannya kepada publik melalui media massa untuk mendapat masukan. Informasi dari masyarakat mengenai pergerakan kayu unit usaha yang sedang disertifikasi akan menjadi bahan dalam penilaian lapangan dan pengambilan keputusan sertifikasi lacak balak oleh Panel pakar. Lembaga Sertifikasi mengirim tim penilai lapangan untuk memperoleh orientasi menyeluruh mengenai situasi pergerakan hasil hutan, membuat konfirmasi simpul kritis dan spesifikasi kinerja unit usaha kehutanan. Penilai lapangan melakukan uji petik pada simpul-simpul pergerakan hasil hutan untuk :

Dokumen Final/Pedoman LEI 88

7 dari 14

a) b) c) d)

Melakukan pemeriksaan arus hasil hutan melalui analisis persediaan, ada/tidaknya separasi, dan ada/tidaknya batch flow. Melakukan pemeriksaaan penandaan (tag) hasil hutan. Melakukan pemeriksaan kinerja sistem dokumen/catatan dan kesesuaiannya dalam mengatur arus/runtutan hasil hutan dan stock. Melakukan sampling pengamatan mutasi kayu.

Penilai lapangan menyusun laporan dan memaparkannya di depan Panel Pakar. 6.4.3 Evaluasi Kinerja dan Pengambilan Keputusan Sertifikasi Panel Pakar melakukan analisis berdasar rekomendasi hasil proses penapisan dan hasil kerja penilai lapangan. Hasil analisis dipergunakan sebagai dasar evaluasi kinerja untuk menyatakan lulus/tidaknya unit usaha kehutanan yang disertifikasi dan menyusun rekomendasi sertifikasi lacak balak. 6.4.4 Penetapan Keputusan Sertifikasi Penetapan keputusan sertifikasi adalah proses pengesahan keputusan Panel Pakar menjadi ketetapan lembaga sertifikasi . Dalam hal unit manajemen atau unit usaha kehutanan dinyatakan lulus, lembaga sertifikasi mengumumkannya secara terbuka melalui media massa, dan surat tertutup kepada pihak-pihak terkait dengan proses sertifikasi baik dari kalangan pemerintah, LSM, dan kalangan asosiasi/perkumpulan.

6.4.5 Penyelesaian K eberatan Atas Keputusan Sertifikasi Untuk meningkatkan kredibilitas ketetapan sertifikasi dan memberikan kesempatan yang luas bagi seluruh pihak dalam menguji ketetapan sertifikasi maka sistem ini membuka kesempatan bagi seluruh pihak terkait untuk mengajukan keberatan atas keputusan dan ketetapan sertifikasi. Alur tahapan pengajuan keberatan dan proses penyelesaiannya disajikan dalam Gambar 2. Tata laksana penyampaian dan penyelesaian keberatan atas keputusan sertifikasi diatur dalam Pedoman LEI 55.

Dokumen Final/Pedoman LEI 88

8 dari 14

Gambar 1. Diagram Alir Tata Laksana Sertifikasi Lacak Balak START

Permohonan Sertifikasi Lacak Balak Dokumen Sistem Pergerakan Kayu Identifikasi Sistem Pergerakan Hasil Hutan Oleh Panel Pakar

Transparansi Sistem Pergerakan Hasil Hutan

Analisis Pengambilan Keputusan Panel Pakar

Keputusan Penapisan

Dapat Dilanjutkan

Tidak
Laporan

?
Ya
Inspeksi Lapangan Oleh Penilai Lapangan Masukan Masyarakat

Data Lapangan

Penyusunan Laporan dan Pemaparan Oleh Penilai Lapangan Kriteria dan Aturan Pengambilan Keputusan Analisis Oleh Panel Pakar

Pengambilan Keputusan dan Rekomendasi Panel Pakar

Tidak
Keputusan

Lulus

Sertifikat Lacak Balak Surveillance/ Penilikan STOP

Dokumen Final/Pedoman LEI 88

9 dari 14

Gambar 2. Tata Laksana Penyelesaian Keberatan atas Keputusan Sertifikasi

Keberatan atas Keputusan Sertifikasi

(Musyawarah)

Keberatan Dapat Diselesaikan

Ya

Tidak Proses Pengambilan Keputusan oleh Penitia Penyelesaian Keberatan

Rekomendasi Sertifikasi

Tetap

Berubah

Keputusan Sertifikasi Berubah

Dokumen Final/Pedoman LEI 88

10 dari 14

KEPUTUSAN SERTIFIKASI TIDAK BERUBAH

Verifikasi, Pengabsahan dan Penyelesaian Keberatan oleh Dewan Pertimbangan Sertifikasi

Proses Konsultasi :
* Konsultasi Personal * Konsultasi Daerah

7.

Pengambilan Keputusan 7.1. 7.2. 7.3. 7.4. Pengambilan keputusan sertifikasi lacak balak dapat dilakukan pada simpul tertentu di dalam rangkaian pergerakan hasil hutan, bergantung pada pemohon. Hasil penapisan dari Panel Pakar bersifat lugas; sertifikasi tidak dilanjutkan jika Panel Pakar memutuskan tidak perlu kelanjutan proses berikutnya (uji petik lapangan). Pengambilan keputusan sertifikasi lacak balak didasarkan atas kinerja sistem pergerakan hasil hutan dan kemurnian asal-usul hasil hutan berdasar uji petik lapangan. Jika suatu pengelola simpul mempunyai lebih dari satu sumber hasil hutan, maka pengambilan keputusan sertifikasi lacak balak hanya dapat dilaksanakan jika ada separasi perlakuan sumber bahan yang jelas atau adanya kejelasan batch flow; 7.5. Jenis sertifikasi bisa (a) eksklusif (usaha yang menangani bahan baku dari sumber bersertifikat), dan (b) non-eksklusif (usaha yang bahan bakunya tidak seluruhnya berasal dari sumber bersertifikat). 7.6. Predikat sertifikasi lacak balak diberikan dengan keterangan mengenai kejelasan asalusul hasil hutan dan kandungan hasil hutan yang berasal dari unit pengelolaan hutan lestari.

8.

Penilikan (Surveillance) Dalam rangka menjaga kredibilitas ketetapan sertifikasi, lembaga sertifikasi

menyelenggarakan kegiatan penilikan terhadap unit manajemen yang telah memperoleh sertifikat. Kegiatan penilikan dilakukan oleh suatu tim yang kualifikasi anggotanya setingkat Panel Pakar atau Penilai Lapangan Kepala. Penentuan anggota tim dan standar pelaksanaan penilikan akan diatur oleh lembaga sertifikasi yang mengacu pada Pedoman Penilikan (Surveillance) yang ditetapkan. Pengumuman hasil penilikan dilakukan secara terbuka sesuai dengan sistem mutu lembaga sertifikasi yang bersangkutan.

9.

Pemberian, Pencabutan, Penangguhan, dan Perpanjangan Sertifikat

Dokumen Final/Pedoman LEI 88

11 dari 14

9.1.

Hasil Penilaian Sertifikasi Lacak Balak Hasil penilaian sertifikasi Lacak Balak diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu lulus dan tidak lulus.

9.2.

Pencabutan Sertifikat Sertifikat pengelolaan hutan produksi lestari yang telah diberikan oleh lembaga sertifikasi kepada unit manajemen hutan dapat dicabut apabila : a) b) c) d) e) f) g) Habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang; Hasil penilikan atau resertifikasi menyatakan bahwa sertifikat dicabut; Unit manajemen/unit usaha kehutanan kehilangan hak usahanya; Pembubaran unit manajemen/unit usaha kehutanan yang mendapatkan sertifikat; Dinyatakan melawan hukum; Atas permintaan tertulis dari pihak unit manajemen/unit usaha kehutanan; Ketetapan Dewan Pertimbangan Sertifikasi yang menyatakan bahwa sertifikat dicabut.

9.3

Penangguhan Sertifikat Sertifikat Lacak Balak yang telah diberikan kepada unit manajemen/unit usaha kehutanan oleh lembaga sertifikasi dapat ditangguhkan apabila : a) Unit manajemen/unit usaha kehutanan berada dalam proses pengadilan atas tuduhan perbuatan melawan hukum; b) Ketetapan Dewan Pertimbangan Sertifikasi yang menyatakan bahwa sertifikat ditangguhkan.

9.4

Perpanjangan Sertifikat Sertifikat yang habis masa berlakunya dapat diperpanjang kembali. Proses perpanjangan sertifikat dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil penilikan. Permohonan perpanjangan harus diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku sertifikat berakhir.

Dokumen Final/Pedoman LEI 88

12 dari 14

9.5

Pengajuan Kembali Permohonan Sertifikasi bagi Unit Manajemen/unit usaha kehutanan yang tidak lulus Pengaturan pengajuan sertifikat bagi unit manajemen/unit usaha kehutanan pernah tidak lulus dalam proses sertifikasi adalah sebagai berikut : a) Bagi yang tidak lulus dalam proses penapisan, proses penilaian dilakukan dari tahapan penapisan; b) Bagi yang tidak lulus dalam tahapan evaluasi kinerja, proses penilaian tidak melalui proses penapisan kembali, dengan syarat proses pengajuan sertifikasi kedua tidak lebih dari 3 bulan. yang

10.

Perubahan Sistem Sertifikasi Apabila terjadi perubahan/penyempurnaan atas Standar, Pedoman, dan Dokumen LEI, maka unit manajemen harus melakukan penyesuaian dengan sistem sertifikasi terbaru tersebut. Proses penilaian oleh lembaga sertifikasi terhadap penyesuaian atas sistem sertifikasi yang baru dilaksanakan maksimum 6 (enam bulan) bulan setelah penetapannya.

11.

Tatanan Kelembagaan 11.1 Organisasi Unsur-unsur yang terlibat dalam proses sertifikasi lacak balak adalah: a. b. c. d. e. f. Lembaga Sertifikasi Panel Pakar Penilai Lapangan Pemohon Sertifikasi Dewan Pertimbangan Sertifikasi (DPS) Pihak-pihak lain yang berkepentingan.

11.2 Panel Pakar dibentuk oleh lembaga sertifikasi, yang tersusun atas keahlian: a. manajemen/bisnis kehutanan b. teknologi industri hasil hutan Anggota panel hendaknya telah mengikuti pelatihan sertifikasi hutan dan lacak balak.

Dokumen Final/Pedoman LEI 88

13 dari 14

11.4 Penilai lapangan direkrut oleh lembaga sertifikasi. Secara individual Penilai Lapangan diakreditasi oleh Lembaga Sertifikasi Personel (LSP). Penilai Lapangan terdiri paling kurang atas keahlian sebagai berikut : a. b. balak. manajemen/bisnis kehutanan teknologi industri hasil hutan

Penilai Lapangan telah mengikuti pelatihan penilai lapangan sistem sertifikasi lacak

12.

Tata Laksana Kerja*** Pemohon mengajukan permintaan penilaian lapangan lacak balak pada Lembaga Sertifikasi. Pemohon bertanggung jawab pada pendanaan kegiatan sertifikasi lacak balak. 12.1 12.2 12.3 Lembaga sertifikasi melakukan persiapan Panel Pakar, Penilai Lapangan, dan mengatur kegiatan lacak balak, sampai pada hasil keputusan sertifikasi. Lembaga sertifikasi diakreditasi oleh lembaga akreditasi . Keseluruhan kegiatan lacak balak atau penelusuran kayu sejak dari permohonan sampai dengan keputusan sertifikasi dilakukan tidak lebih dari 2 bulan. ***(Dengan adanya perubahan/tambahan penjelasan pada butir 6.4, maka butir 12 ini dapat dihilangkan. Hal ini juga karena butir 12.3 tidak relevan, bahwa lembaga akreditasi tidak dapat secara pasti menentukan jangka waktu pelaksanaan sertifikasi lacak balak yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi; banyak faktor yang berpengaruh terhadap jangka waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan sertifikasi yang salah satunya adalah kompleksitas sistem pergerakan kayu yang diterapkan).

Dokumen Final/Pedoman LEI 88

14 dari 14

Anda mungkin juga menyukai