Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN V VISKOSITAS

I.

TUJUAN PERCOBAAN Tujuan diadakannya percobaan kali ini yaitu untuk melatih menggunakan viskometer Ostwald dan menggunakan pengukuran viskositas untuk menentukan sifat-sifat molekul.

II. TINJAUAN PUSTAKA Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain (Maryam et al, 2012). Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir, dimana makin tinggi kekentalan maka makin besar hambatannya. Kekentalan didefenisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lain dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Satuan dasar yang digunakan adalah poise ( 1 poise = 100 sentipoise ) (While, 1988). Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas

menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi. Secara formal, viskositas (diwakili oleh simbol "eta") adalah rasio dari tegangan geser(F / A) dengan gradien kecepatan(v x / z atau x dv / dz) dalam fluida. Satuan SI

untuk viskositas adalah yang kedua pascal [Pa s], yang tidak memiliki nama khusus (While, 1988). Yang paling umum unit viskositas adalah yang kedua dyne per sentimeter persegi dyne s [/ cm 2], yang diberi nama poise [P] setelah fisiologi Perancis Jean Louis Poiseuille (1799-1869). Sepuluh poise pascal sama dengan satu detik [Pa s] membuat sentipoise [cP] dan [MPa kedua millipascal s] identik. 1 pascal detik = 10 poise = 1,000 millipascal detik 1 sentipoise = 1 millipascal detik Sebenarnya ada dua kuantitas yang disebut viskositas. Kuantitas yang ditentukan di atas kadang-kadang disebut viskositas dinamik, viskositas absolut, atau viskositas sederhana untuk membedakannya dari kuantitas lain, namun biasanya hanya disebut viskositas. Kuantitas lain disebut viskositas kinematik (diwakili oleh simbol "nu") adalah rasio viskositas fluida untuk densitasnya.

Viskositas Kinematik adalah ukuran dari arus resistif dari fluida di bawah pengaruh gravitasi. Hal ini sering diukur dengan menggunakan perangkat yang disebut viskometer kapiler - pada dasarnya adalah bisa lulus dengan tabung sempit di bagian bawah. Bila dua cairan volume sama ditempatkan di viscometers kapiler identik dan dibiarkan mengalir di bawah pengaruh gravitasi, cairan kental memerlukan waktu lebih lama daripada kurang cairan kental mengalir melalui selang. Selain itu, ada beberapa prinsip penetapan viskositas yaitu : 1. Viskosimeter kapiler ( contoh : viskometer Ostwald ) Pada metode ini viskositas ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena gravitasi , melalui suatu tabung kapiler vertikal. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang viskositasnya sudah diketahui ( biasanya air ) untuk lewat antara dua tanda tersebut. Jika 1 dan 2 masing-masing adalah viskositas dari cairan yang tidak diketahui dan cairan standar , 1 dan 2

adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir dalam detik. Maka viskositas cairan yang tidak diketahui adalah : 1 = 1 . t1 2 2 . t2 1 = 1 . t1 . 2 2 . t2 2 dan 2 dapat diketahui dari literatur, 1 diperoleh dari pengukuran kerapatan (berat jenis) dengan metode piknometer, t1 dan t2 masing-masing diketahui dengan cara mengukur waktu yang diperlukan oleh zat uji maupun air untuk mengalir melalui dua garis tanda pada tabung kapiler viskometer ostwald. 2. Viskometer bola jatuh ( viskometer Hoeppler ) Pada viskometer tipe ini, suatu bola gelas atau bola besi jatuh kebawah dalam suatu tabung gelas yang hampir vertikal, mengandung cairan yang diuji pada temperatur konstan. Laju jatuhnya bola yang mempunyai kerapatan dan diameter tertentu adalah kebalikan fungsi viskositas sample tersebut. Waktu bagi bola tersebut untuk jatuh antara dua tanda diukur dengan teliti dan diulangi beberapa kali. Viskositas cairan dihitung dengan rumus : f=6rT dimana f : gaya tahan : viskositas r : jari-jari bola v : kecepatan Pada kesetimbangan gaya ke bawah (m mo)g = f, sehingga 6 r v = (m-mo) g =

Dengan m mo : masa bola logam : massa cairan yang dipindahkan oleh bola logam

: konstanta

(Maryam et al, 2012) Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas : 1. Suhu Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya. 2. Konsentrasi larutan Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. 3. Berat molekul solut Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas. 4. Tekanan Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan (Dudgale, 1986).

III. ALAT DAN BAHAN A. Alat Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain beaker glass, 2 buah buret, Erlenmeyer 250 mL, hotplate, pipet 10 mL, stopwatch, termometer, viskositas Ostwald. B. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain akuades, etanol, dan gliserol (3M, 2M, dan 1 M). IV. PROSEDUR KERJA 1. Larutan gliserol disiapkan dengan konsentrasi 3 M, 2 M, dan 1 M. 2. Larutan gliserol dibuat dengan konsentrasi masing-masing sebanyak 50 mL dan ditempatkan dalam empat buah Erlenmeyer. 3. Viskometer dibersihkan dengan etanol dan dikeringkan dalam oven yang telah ditentukan suhunya yaitu 50 oC . 4. Viskometer Ostwald dimasukkan 5 mL larutan akuadest dengan menggunakan pipet volume (setepat-tepatnya). 5. Viskometer Ostwald diletakkan dalam beaker glass berisi air biasa yang telah dipanaskan di hotplate dengan suhu 30
o

C dan telah diukur

menggunakan termometer pada suhu tersebut serta membiarkan selama 10 menit agar didapatkan suhu kesetimbangan. 6. Waktu yang diperlukan untuk larutan akuadest diukur melewati jarak antara dua tanda yang terdapat pada alat viskositas Ostwald dengan cara dipompa sampai cairan berada pada tanda batas atas sampai batas bawah. 7. Pemompaan tadi diulangi sebanyak 10 kali dan diambil sebanyak 5 kali dengan perolehan nilai yang terbanyak dan mendekati. 8. Viskometer Ostwald dicuci dengan etanol dan dipanaskan dalam oven suhu 50 oC selama 30 menit didiamkan. 9. Pengerjaannya langkah selanjutnya diulangi dengan larutan gliserol yang berbeda konsentrasinya yaitu (3 M, 2 M, dan 1 M). 10. Setelah itu, dilakukan langkah seperti sebelumnya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tabel Hasil Pengamatan Konsentrasi (C) mol per liter 1M 2M 3M Air suling I 0,16 0,33 0,40 0,24 Waktu alir (detik) II 0,19 0,39 0,40 0,25 III 0,17 0,38 0,40 0,27 IV 0,16 0,27 0,40 0,26 V 0,17 0,35 0,40 0,27 Waktu alir ratarata (detik) 0,17 0,34 0,40 0,26

A. Perhitungan 1. Untuk gliserol 1 M Diketahui: t to C do Ditanya: = 0,17 detik = 0,26 detik =1M = 1 gram/mL

a. t/to= ? b. d/do = ? c. /o

Jawab: a. b.

= 0,65

c. d = do (1 + 0,021 C) d = 1 (1,021) d = 1,021

2. Untuk gliserol 2 M Diketahui: t to C do Ditanya: = 0,34 detik = 0,26 detik =2M = 1 gram/mL

a. t/to= ? b. d/do = ? c. /o

Jawab: a. b.

= 1,31

c. d = do (1 + 0,021 C) d = 1 (1,042) d = 1,042

3. Untuk gliserol 3 M Diketahui: t to C do Ditanya: = 0,40 detik = 0,26 detik =3M = 1 gram/mL

a. t/to= ? b. d/do = ? c. /o

Jawab:

a. b.

= 1,54

c. d = do (1 + 0,021 C) d = 1 (1,063) d = 1,063

4. Untuk air suling Diketahui: t to C do Ditanya: = 0,26 detik = 0,26 detik =0M = 1 gram/mL

a. t/to= ? b. d/do = ? c. /o

Jawab:

a. b.

= 1,00

c. d = do (1 + 0,021 C) d = 1 (1) d = 1,00

5.2 Tabel 1. Hasil Perhitungan Konsentrasi (C) mol per liter 1 2 3 Air suling (0) 0,17 0,34 0,40 0,26 0,65 1,31 1,54 1,00 1,021 1,042 1,063 1,00 0,669 1,361 1,535 1,00 Waktu ratarata detik t/to d/do /o

5.3 Grafik Hubungan Viskositas terhadap Konsentrasi

Viskositas gliserol terhadap konsentrasi


2 viskositas gliserol 1.5 1 0.5 0 0 1 2 3 4 konsentrasi gliserol y = 0.2297x + 0.7967 R = 0.5911 Viskositas terhadap konsentrasi Linear (Viskositas terhadap konsentrasi)

Perhitungan grafik y = 0,229x + 0,7967 Nilai slope grafik = nilai slope rumus 0,229 = 6,3 x 1021 r3 r3 = r3 = 0,036 x 10-21 r = r = 0,036 x 10-7 cm r = 0,36

B. Pembahasan Tujuan diadakannya praktikum kali ini yaitu untuk melatih menggunakan viskometer Ostwald dan menggunakan pengukuran viskositas untuk menentukan sifat-sifat molekul. Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Penggunaan viskometer Ostwald secara baik dan benar yaitu dengan membersihkan bagian viskometer dengan menggunakan alkohol atau aseton. Perhitungan waktu untuk viskometer diperlukan larutan gliserol untuk melewati jarak antara 2 tanda tera (yaitu tanda atas ke bawah) pada viskometer yaitu dengan menghisap larutan dengan alat penghisap sampai cairan berada diatas tanda tera pada bagian viskometer, kemudian membiarkan larutan tersebut mengalir turun sampai tanda tera bagian bawah viskometer dan digunakan stopwatch untuk menghitung waktu turun larutan tersebut dari tanda tera atas sampai tanda tera bagian bawah viskometer. Cara kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah air dipanaskan diatas penangas dengan menggunakan labu erlenmayer sampai suhu mencapai 30 0C kemudian akuades atu larutan gliserol dimasukan kedalam viskometer dan diletakan dalam labu erlenmayer yang teleh berisi air dengan suhu 30 0C dibiarkan selama 10 menit seteleh itu waktu yang diperlukan akuades atau larutan gliserol diukur sebanyak 10 kali untuk melewati jarak antara dua tanda yang terdapat pada viskometer dan dicatat waktu yang diperoleh. Hasil yang diperoleh dari perhitungan viskositas dengan

menggunakan viscometer Ostwald yaitu untuk waktu alir larutan dan pelarut (t/t0) gliserol pada konsentrasi 3M 1,54, 2M 1,31, 1M 0,65, massa jenis larutan dan pelarut (d/d0) gliserol pada konsentrasi 3M 1,063, 2M 1,042, 1M 1,021, sedangkan viskosits larutan dan pelarut (/0) gliserol pada konsentrasi 3M 1,535, 2M 1,361, 1M 0,669. Dari perhitungan

tersebut didapatkan persamaan grafiknya antara konsentrasi dengan viskositas yaitu y= 0,229x + 0,796 dengan harga R2 =0,591. Dengan gradient kurva tersebut kemudian dihitunglah jari-jari molekul gliserol hasilnya yaitu 0,36 . Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan semakin tinggi juga nilai viskositas suatu larutan tersebut.

VI. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini yaitu 1. Hasil perhitungan (t/t0) gliserol pada konsentrasi 3M 1,54, 2M 1,31, 1M 0,65. 2. Hasil perhitungan (d/d0) gliserol pada konsentrasi 3M 1,063, 2M 1,042, 1M 1,021. 3. Hasil perhitungan (/0) gliserol pada konsentrasi 3M 1,535, 2M 1,361, 1M 0,669. 4. Persamaan grafik y= 0,229x + 0,796 dengan harga R2 =0,591. 5. jari-jari molekul gliserol hasilnya yaitu 0,36 . 6. Semakin besar konsentrasi larutan semakin tinggi nilai viskositasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dudgale. 1986. Mekanika Fluida Edisi 3. Erlangga. Jakarta. Maryam, S. A et al. 2012. Viskositas. POLBAN. Bandung. While, F. M. 1988. Mekanika Fluida edisi ke-2 jilid I. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai