Anda di halaman 1dari 5

EFEKTIVITAS PENDELEGASIAN WEWENANG (Studi Pada Dinas Perhubungan Kota Kendari) Citra Ayu Ningsi )1 Muh.

Nasir )2 Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo Kendari Jurusan Ilmu Administrasi Tahun 2012 ABSTRACT Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Penepatan Jabatan Terhadap Kualitas Pelayanan Publik pad Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Provinsi Sulawesi Tenggara. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur Efektivitas Penempatan Jabatan dapat dilihat dari : Pendidikan, Usia, Keterampilan Kerja, dan Pengalaman Kerja. Sedangkan Kualitas Pelayanan Publik, indikatornya adalah : Transparansi dan akuntabilitas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhPegawai Negeri Sipil yang berada pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 294 orang. Sedangkan sampelnya diambil sebanyak 20% atau 59 orang pegawai jumlah populasi yang ada. Untuk mendukung data dari para responden maka ditetapkan pula 2 orang informan penelitian yang meliputi Kepala Dinas, dan Sekretaris Dinas. Hasil penelitian dan analisis menunjukkan bahwa efektivitas penempatan jabatan berjalan secara cukup efektif, penempatan pegawai ada yang sudah sesuai dengan tingkat bidangnya masing- masing dan masih ada beberapa yang penempatannya masih kurang sesuai, sedangkan untuk kualitas pelayanan publik berjalan secara cukup baik, ini menunjukkan pegawai senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang maksimal namun belum efektif.
Kata Kunci : Efektivitas Penempatan Jabatan, dan Kualitas pelayanan Publik

Pendahuluan Dalam era persaingan suatu organisasi memiliki kemampuan dalam berbagai macam aspek dan merumuskan strategi dalam menghadapi perubahan yang terjadi di organisasi baik itu organisasi bisnis pemerintah dan organisasi lainnya diharapkan akan menjadi tujuan. Tercapainya tujuan organisasi akan tergantung pada bagaimana pegawai dapat mengembangkan kemampuan baik dibidang managerial, hubungan antar manusia

maupun teknis operasional. Berbicaratentang pelaksanaan tugas ini, maka peranan prestasi kerja adalah sangat menentukan kualitas seseorang Pegawai dalam suatu perusahaan/ organisasi. Bagi organisasi yang bergerak dibidang jasa terdapat hubungan langsung antara organisasi dan pemakaian jasa, melalui Pegawai yang ditempatkan pada posisinya masing-masing.Hal ini erat hubungannya dengan efektivitas kerja pegawai dalam memberikan pelayanan yang terbaik pada perusahaan dan pemakai jasa.Disamping itu tujuan penempatan pegawai ini adalah untuk menempatkan orang yang tepat dan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, sehingga sumber daya manusia yang ada menjadi produktif. Pengakatan PNS dalam jabatan tentunya berdasarkan kompetensi yang dimiliki dengan filosofi "The Right Man on The Right Place/Job" yaitu mendudukan PNS yang tepat pada tempatnya atau jabatan yang tepat pula. Penataan organisasi dalam lingkup Pemprov maupun Pemerintah Kabupaten/Kota, termasuk penempatan PNS dalam jabatan struktural pada esensinya merupakan bagian integral dari upaya reformasi birokrasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mewujudkan good governance' dan clean government' di suatu pemerintahan, yang bertumpu pada reformasi organisasi, sumber daya manusia dan manajemen birokrasi. Penempatan pegawai pada suatu jabatan tertentu, dapat merupakan promosi bagi pegawai yang bersangkutan apabila jabatan yang dipangku saat ini memiliki grade, tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar dibandingkan dengan jabatan sebelumnya.Sebaliknya dapat merupakan demosi bila jabatan yang dipangku saat ini memiliki grade, tanggung jawab dan wewenang yang lebih kecil dibandingkan dengan jabatan sebelumnya. Namun realitanya pada saat ini kehadiran pegawai pada organisasi publik pada umumnya bukan menjadi public service atau pelayan bagi masyarakat tetapi

sebaliknya mereka lebih minta untuk dilayani oleh masyarakat.Bahkan yang lebih parah lagi para pegawai kurang memperhatikan kepentingan masyarakat. Hal ini disebabkan karena para pegawai memiliki permasalahan yang komplek dan membutuhkan sistem kerja yang lebih profesional, yang dapat dimulai dari proses rekruitmen pegawai yang lebih selektif, yang mengutamakan kualitas tanpa adanya kolusi dan nepotisme dari orang dalam. Fenomena yang sering terjadi dewasa ini adalah kurang efektifnya kinerja pegawai.Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh para pegawai pada organisasi publik baik pada lingkungan pemerintah daerah ataupun pada instansi lainnya.Oleh karena itu pembenahan atas pendayagunaan SDM penting untuk dilakukan.Oleh karenanya dalam penempatan pegawai harus tepat dan sesuai tuntutan pekerjaan dengan kualifikasi kemampuan dan profesionalismenya. Seseorang akan bekerja secara berdayaguna dan berhasil guna apabila mengetahui dengan jelas posisinya dalam suatu organisasi kerja. Untuk mendapatkan pegawai yang produktif yang menjadi persoalan utama adalah menempatkan setiap pegawai pada pekerjaan dan jabatan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan agar dapat bekerja secara wajar sesuai kemampuan, keahlian dan atau ketrampilan serta latar belakang pengalaman. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan suatu Instansi pemerintah yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan publik. Untuk mencapai penyelenggaraan pembangunan sumberdaya manusia yang berkualitas guna mewujudkan profesionalisme kerja aparat, maka para aparat/pegawai harus memiliki kapasitas yang optimal yakni kualitas dan kinerja yang optimal guna mencapai prestasi kerja yang diharapkan oleh organisasi. Salah satu permasalahan yang terjadi pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara yang juga merupakan permasalahan hampir di semua lembaga atau instansi pemerintahan adalah banyaknya penempatan jabatan pegawai yang tidak sesuai dengan bidang ilmu atau keahlian yang dimiliki oleh para pegawai tersebut, sehingga dari pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti, bahwa penempatan jabatan pegawai yang kurang sesuai sangat

mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Dari uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul Efektivitas Penempatan Jabatan Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi padaDinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara). Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yakni : (a) Bagaimana efektivitas penempatan jabatan terhadap kualitas pelayanan publik pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara? (b) Bagaimana kualitas pelayanan publik pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara? Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (a) Untuk mengetahui efektivitas penempatan jabatan terhadap kualitas pelayanan publik pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. (b) Untuk mengetahui kualitas pelayanan publik pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai : (a) Sebagai bahan masukan atau sumbangan pikiran bagi para pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan publik. (b) Bagi pihak-pihak lain yang turut membaca karya tulis ini agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan topik penulisan dan sebagai sumbangan pemikiran tentang pengetahuan di bidang sumber daya manusia khususnya tentang efektivitas penempatan jabatan dan kualitas pelayanan publik. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara.Dengan pertimbangan utama diduga bahwa penempatan jabatan belum atau kurang sesuai dengan kemmapuan para pegawai sehingga mengakibatkan kualitas pelayanan publik yang kurang efektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhPegawai Negeri Sipil yang berada pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 294 orang pegawai Dalam penelitian ini diketahui jumlah pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara

adalah 294 orang. Arikunto (2000:112) mengemukakan apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil seluruhnya hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya lebih besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih dengan mempertimbangkan tingkat homogenitas populasi. Maka untuk menetukan sampel dari populasi sebanyak 294 orang pegawai diambil sebanyak 20% atau 59 orang pegawai jumlah populasi yang ada. Teknik ini digunakan dengan pertimbangan bahwa yang dijadikan sampel tersebut cukup untuk mewakili populasinua. Untuk mendukung data dari para responden maka ditetapkan pula 2 orang informan penelitian yang meliputi Kepala Dinas, dan Sekretaris Dinas. Jenis dan sumber data yang hendak dikumpulkan adalah : Data Skunder, diperoleh dari dokumen-dokumen, laporanlaporan dan surat-surat lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Data Primer, diperoleh dari responden secara langsung baik melalui hasil isian angket wawancara maupun melalui jawaban tertulis dari daftar pertanyaan/kusioner yang disampaikan. Baik data primer maupun data sekunder diperoleh melalui teknik pengumpulan data sebagai berikut: Studi Kepustakaan (Library Study) yaitu dengan cara menelaah berbagai literatur dan dokumen yang erat hubungannya dengan masalah yang diteliti. Studi Lapangan (Field Study), yaitu pengumpulan data secara langsung pada obyek atau lokasi penelitian, untuk memperoleh data di lapangan di gunakan teknik-teknik sebagai berikut: Kuesioner (Angket) yaitu memberikan beberapa daftar pertanyaan secara tertulis dan terstruktur, untuk diisi oleh responden, tentang berbagai hal yang relevan dengan permasalahan Penelitian. Wawancara (Interview) yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara terstruktur kepada informan terpilih. Kaji dokumen yaitu menelaah berbagai laporan pelaksanaan tugas pegawai dan pelaksanaan tugas responden dalam penelitian ini. Teknis analisa data, baik terhadap data primer maupun data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan tebel frekuensi dan presentase dan selanjutnya di

interpretasikan dalam bentuk kesimpulankesimpulan kualitatif. Hasil Dan Pembahasan Efektivitas penempatan harus mampu meminimalisir kemungkinan terjadinya kekacauan bagi karyawan dan perusahaan.Unluk mengurangi kekacauan, keputusan promosi dan transfer harus dibuat sesuai dengan langkah-langkah seleksi. Adapun indikator yang digunakan dalam efektivitas penempatan jabatan yakni sebagai berikut : Prestasi akademis yang dimiliki tenaga kerja selama mengikuti pendidikan sebelumnya harus dipertimbangkan, khususnya dalam penempatan tenaga kerja tersebut untuk menyelesaikan tugas pekerjaan, serta mengemban wewenang dan tanggung jawab.Prestasi akademis yang perlu dipertimbangkan tidak terbatas pada jenjang terakhir pendidikan tetapi termasuk jenjang pendidikan yang pernah dialaminya. Berikut tanggapan responden tentang efektivitas penempatan jabatan dari tingkat pendidikan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dikatakan bahwa kesesuaian tingkat pendidikan dengan penempatan ajabatan akan banyak mempengaruhi kualitas pelayanan yang akan diberikan para pegawai kepada masyarakat. Pegawai yang memiliki jabatan yang sesuai dengan bidang pendidikan akan mampu bekerja secara efektif. Dari tanggapan responden dan hasil wawancara di atas menunjukkan efktivitas penempatan jabatan dari tingkat pendidikan sudah cukup efektif. Faktor usia tenaga kerja yang lulus seleksi perlu dipertimbangkan dalam penempatan tenaga kerja. Penempatan tenaga kerja berdasarkan usia perlu dilakukan untuk menghindari rendahnya produktivitas yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan, agar pegawai dapat bekerja secara efektif dan efisien.Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Berikut tanggapan responden tentang efektivitas penempatan jabatan dari usia pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dikatakan bahwa pengalaman kerja akan disesuaikan dengan

penempatan jabatan, pegawai yang memiliki pengalaman kerja banyak, akan ditempatkan pada posisi yang strategis agar nantinya dapat mengkoordinis bawahannya. Pelayanan publik di Indonesia mempunyai peran penting bahkan vital pada kehidupan ekonomi dan politik.Pelayanan publik juga merupakan unsur paling penting dalam meningkatkan kualitas hidup social di dalam masyarakat manapun.Tuntutan pada penguatan kualitas sumber daya manusia dan organisasi secara keseluruhan merupakan perwujudan dan tuntutan kualitas layanan yang diberikan oleh organisasi publik yang semakin baik.Seiring dengan semakin tingginya tuntutan public terhadap kinerja birokrasi, maka posisi strategis manusia dalam organisasi menjadi sangat penting.Sumber daya manusia dalam organisasi harus peka dan melakukan identifikasi terhadap problem organisasi serta menetapkan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan citra birokrasi pemerintah. Berkaitan dengan kualitas pelayanan public, indicator yang digunakan yakni transparansi dan akuntabilitas. Transparansi adalah prinsip yang menjamain akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan proses pembuatan dan pelaksanaanya serta hasilhasil yang dicapai. Birokrasi publik harus dapat memberikan layanan publik yang lebih profesional, efektif, sederhana, transparan, terbuka, tepat waktu, responsive dan adaptif serta sekaligus dapat membangun kualitas manusia dalam arti meningkatkan kapasitas individu dan masyarakat untuk secara aktif menentukan masa depannya sendiri. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dituntut para pegawai memiliki kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Tanggapan responden di atas, menunjukkan akurasi sistem pelayanan yang diberikan pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara cukup akurat, para pegawai senantiasa memberikan pelayanan yang akurat namun belum maksimal. Adanya kejelasan dalam setiap tujuan dan kebijakan program, merupakan hal yang sangat pnting bagai pelaksanaan pemerintahan yang baik, kebanyakan

masyarakat mengharapkan adanya kejelasan dalam setiap kebijakan yang diambil, sehingga pelaksanaannya pun bias berjalan lancar, masyarkat pun bias mengawasi jalannya program-program yang dijalankan oleh pemerintah. Dari tanggapan responden, diperoleh data mengenai kejelasan dalam setiap tujuan dan kebijakan program yang diberikan oleh para pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya dalam mewujudkan sikap transparansi dari pemerintan khsususnya para aparat pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara sangat besar, ini dilakukan agar para pegawai dapat sedini mungkin menghindari praktek KKN. Lembaga Administrasi Negara menyebutkan akuntabilitas sebagai kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan dan pengendalaian sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban secara periodik. Tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik semakin dirasakan bertambah besar, lebihlebih lagi dengan berlakunya UU Keterbukaan Informasi Publik. Untuk itu, aparatur pemerintah dituntut agar lebih menghayati fungsi dan perannya sebagai abdi negara dan masyarakat, dengan menegakkan kedisiplinan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2012 Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa kemampuan aparat dalam bertanggung jawab secara terbuka kepada masyarakat mengenai kejelasan tugas dan prosedur kerja yang dinilai. Dari tanggapan responden di atas, menunjukkan kemapuan aparat untuk bertanggung jawab secara terbuka dari masyarakat, cukup bertanggung jawab. Kemampuan aparat dalam melihat setiap kondisi yang terjadi di masyarakat merupakan hal yang urgen/ penting, dan ini juga merupakan tanggung jawab yang sangat besar, terutama para pegawai yang ada pada Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Sultra. Kondisi masyarakat yang baik mencerminkan bahwa adanya pemerintahan yang baik.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan responden tentang kemampuan aparat dalam melihat setiap kondisi yang terjadi di masyarakat menunjukkan bahwa adanya rasa tanggung jawab yang besar dari pimpinan untuk mewujudkan pemerintahan yang bertanggung jawab kepafa masyarakat, sehingga dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa tanggung jawab pegawai dinilai cukup baik. Penutup Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan, yakni : (a) Efektivitas Penempatan Pegawai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara dikatakan cukup efektif, ini menunjukkan bahwa penempatan pegawai sudah dilakukan dengan kebutuhan masing- masing bagian, meskipun masih ada beberapa pegawai yangbelum ditempatkan sesuai bidang keahlian masingmasing. (b) Kualitas Pelayanan Publik pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara cukup baik, ini menunjukan transparansi dan akuntabilitas kerja pegawai telah terlaksana dengan cukup baik namun masih perlu ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai