Anda di halaman 1dari 4

Usman Awang Dari Bintang Ke Bintang

Ketika mata saling menyapa senyum berbunga Tasik hati mu mencecah jiwaku mesra Betapa debar dada kurnia alam kasih bertakhta Kau datang tanpa suara, menjamahku tanpa sabda Subur laksana ladang petani di lereng gunung Ranum menguntum dalam wujud rasa maha agung Mata yang memberi hati ini penuh menanti Kureguk kasih menghadapi hidup seluruh berani Kini kulihat kepalamu tersandar di jinjang pelamin Rambutmu tersanggul terandam mengilau di cahaya lilin Gemersik kainmu membisikkan bahagia malam pengantin Melimpah tumpah bahagia dalam tawa teman keliling Ketika malam kulihat matamu pada bintang Senyummu melambai di gemilang sinar bulan Dari bintang ke bintang kunantikan lagumu Hanya kerdipan dalam bisu suara hatiku bimbang Jika aku berdiri di muka jendela hati terluka Bulan sedang mengintai di balik awan kusapa Angin yang datang dari pelaminmu kutanya Ia bisa mengabarkan saat adinda sedang bahagia
( 1960 - Puisi-Puisi Pilihan Sasterawan Negara, DBP 1991) ( dipetik secara bebas oleh Imnogman )
Ke Halaman Utama Copyrigth 2001 Imnogman(TM) (ZZZ Reversed Tech, Inc.)

Usman Awang Ke Makam Bonda


Kami mengunjungi pusara bonda Sunyi pagi disinari suria Wangi berseri puspa kemboja Menyambut kami mewakili bonda Tegak kami di makam sepi Lalang-lalang tinggi berdiri Dua nisan terkapar mati Hanya papan dimakan bumi Dalam kenangan kami melihat Mesra kasih bonda menatap Sedang lena dalam rahap Dua tangan kaku berdakap Bibir bonda bersih lesu Pernah dulu mengucupi dahiku Kini kurasakan kasihnya lagi Meski jauh dibatasi bumi Nisan batu kami tegakkan Tiada lagi lalang memanjang Ada doa kami pohonkan Air mawar kami siramkan Senyum kemboja mengantar kami Meninggalkan makam sepi sendiri Damailah bonda dalam pengabadian Insan kerdil mengadap Tuhan Begitu bakti kami berikan Tiada sama bonda melahirkan Kasih bonda tiada sempadan Kemuncak murni kemuliaan insan
( dipetik secara bebas oleh Imnogman )
Ke Halaman Utama Copyrigth 2000 Imnogman(TM) (ZZZ Reversed Tech, Inc.)

Usman Awang Gadis Dan Ayat Suci


Suara yang manis dalam bisik daun-daun Beralun lagu Tuhan di sayap angin malam Redup menyusup di bawah langit bertirai sepi Gadis tetangga (simpatiku pada matanya yang buta) Dari sinar hatinya membaca ayat-ayat suci Awan-awan berderetan dalam arakan sejarahnya Di mana lagu dan suara menjangkau pula Semakin tinggi, meninggi tak tercapai mata Disaputnya langit di atas awan berarak Gema merdu meresap mengocak ke bintang terserak Lalu melayah menurun mengusap puncak gunung Melayang manis mencapai bukit-bukit gundul Menurun lagi merendah mencecah hujung pucuk-pucuk Dari ranum dalam kembang-kembang segar senyum Ah, merendah pula ia meratai bumi Tanahair Semakin malam lagu Tuhan dari bibir syurga (Gadis buta melanjutkan khatam bulan puasa) Membawa para malaikat menjengah dada manusia Hidup yang damai dari keyakinan dan cinta Berdetiklah di hati, meski manusia paling ganas sekali Suara yang manis dalam bisik daun-daun Gadis cacat dan ayat suci beralun Meski tidak melihat, malah itulah pula Kesuciannnya syurga hidup perdamaian manusia Berdetiklah di hati, meski manusia paling ganas sekali
( 1950 - Puisi-Puisi Pilihan Sasterawan Negara, DBP 1991) ( dipetik secara bebas oleh Imnogman )
Ke Halaman Utama Copyrigth 2001 Imnogman(TM) (ZZZ Reversed Tech, Inc.)

Anda mungkin juga menyukai