Anda di halaman 1dari 8

ALGORITMA STROKE

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis II

Disusun oleh: Anisah Muyasaroh Arif Syaifudin Catur Susilaningrum Dwi Putri Handayani Kristina Widyastuti Nofika Wuri Astuti Soraida Setyarini Wahyu Rinayani P. 27220009 079 P. 27220009 P. 27220009 P. 27220009 P. 27220009 P. 27220009 P. 27220009 P. 27220009

JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2013

TEORI STROKE A. Pengertian 1. Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak fokal maupun global akut dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang sebelumnya tanpa peringatan, dan yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat atau kematian, akibat gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002) 2. Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatic (Kapita Selekta Kedokteran, 2000)

B. Etiologi Menurut Brunner dan Suddarth (2001), etiologi stroke adalah : 1. Trombosist Adalah gumpalan darah yang ada didalam dinding pembuluh darah, perlahan akan menutup akibat penyimpanan kolesterol dalam dinding arteri. Tanda-tanda trombosit bervariasi, misal : sakit kepala, pusing kejang dan kehilangan bicara sementara, paralysis dan tanda ini tidak terjadi secara tiba-tiba.

2. Embolisme Serebral Adalah bekuan darah yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain. Emboli ini berasal dari thrombus dalam jatung sehingga emboli ini merupakan perwujudan dari penyakit jantung. 3. Ischemia Adalah penurunan aliran darah ke otak 4. Hemorragic Serebral Adalah perdarahan pada otak akibat pecahnya pembuluh darah serebral sehingga darah masuk ke dalam jaringan otak atau disekitar otak. C. Klasifikasi Klasifikasi utama stroke menurut Price dan Wison adalah : 1. Stroke Iskemik Stroke yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum bisa disebabkan karena bekuan atau trombus yang terbentuk di dalam suatu pembuluh atau organ distal. 2. Stroke Hemorarge Stroke yang terjadi apabila lesi vaskuler intracerebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subarachnoid atau langsung kedalam jaringan otak. Sebagian lesi yang dapat menyebabkan perdarahan subarchnoid adaah aneurisme cellular dan malforasi arterio vena.

Klasifikasi dari stroke ada dua macam, menurut Lanny Sustiani, Syamsir Alam dan Iwan Hadibroto (2003), adalah : 1. Stroke Non Haemorragic Stroke disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut : i. Menumpuknya lemak pada pembuluh darah yang menyebabkan mulai terjadinya pembekuan darah. ii. Benda asing dalam pembuluh darah jantung iii. Adanya lubang pada pembuluh darah sehingga darah bocor yang mengakibatkan aliran darah ke otak berkurang. 2. Stroke Haemorragic Stroke ini disebabkan karena salah satu pembuluh darah di otak bocor atau pecah sehingga darah mengisi ruang sel-sel otak. i. Darah tinggi yang dapat menyebabkan pembuluh darah pecah ii. Peleburan pada pembuluh darah yang menyebabkan pembuluh darah pecah iii. Tumor pada pembuluh darah Perbedaan Stroke Non Haemorragic dan Stroke Haemorragic Gejala Saat kejadian Nyeri kepala Kejang Muntah Adanya tanda peringatan Stroke Non Haemorragic Mendadak, istirahat Ringan Tidak ada Tidak ada Ada Stroke Haemorragic Mendadak, sedang aktif Hebat Ada Ada Tidak ada

3. Gejala Klinis Menurut Price dan Wilson (2005), gejala klinis stroke secara umum berupa: 1. Lemas mendadak di wajah, lengan, tungkai terutama disalah satu sisi tubuh. 2. gangguan pengelihatan seperti penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata. 3. Bingung mendadak. 4. Tersandung selagi berjalan. 5. Pusing bergoyang. 6. Hilangnya keseimbangan atau koordinasi. 7. Nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas.

4. Faktor-Faktor Resiko Menurut Junaidi Iskandar, (2002) faktor-faktor resiko stroke terdiri dari: a. Faktor resiko yang dapat dikontrol, adalah : i. Hipertensi ii. Diabetes Melitus iii. Merokok iv. Penyakit jantung v. Kegemukan / obesitas vi. Hiperkolesterolemia dan hiperurikemia vii. Kelainan arteri karotis viii. Hiperkoagulasi (darah mudah menggumpal)

ix. Konsumsi alkohol berlebihan x. Penyalahgunaan obat xi. Gangguan pernafasan saat tidur (sleep apnea) xii. Pernah terjadi serangan / Transient Ischemic Attack (TIA) sebelumnya. b. Faktor yang tidak dapat dikontrol, adalah : i. Usia ii. Jenis Kelamin iii. Ras / Suku Bangsa iv. Kelainan bawaan / herediter v. Riwayat stroke / TIA sebelumnya

5. Pemeriksaan Radiologi Menurut Junaidi Iskandar, (2002) pemeriksaan radiologi berupa: a. CT. SCAN Untuk membedakan antara stroke hemorrhagic dan non hemorrhagic b. Angigrafi Untuk melihat gambaran pembuluh darah yang patologis c. EEG Untuk melihat area yang spesifik dari lesi otak d. MRI Untuk mengetahui adanya perdarahan e. Brainplan

Untuk mengetahui adanya infark hemorrhagic, hematoma dan malformasi dari arteri dan vena. f. Dopler Ultrasonography Untuk mengetahui ukuran dan kecepatan aliran darah yang melalui pembuluh darah g. Skuli Rontgenogram Untuk mengetahui klasifikasi intra kranial h. Digital Substraction Angiography Untuk mengetahui adanya aklusi atau penyempitan pembuluh darah terutama kolusi arteri karotif i. Eshoencephalography Untuk mengetahui adanya pergeseran dari struktur midline j. B. Mode Ultrasound Untuk mengukur tekanan darah melalui pembuluh darah leher.

Anda mungkin juga menyukai