Anda di halaman 1dari 16

COMPULSORY EDUCATION OR UNIVERSAL BASIC EDUCATION?

SUBUH ANGGORO 1201002

DASAR FILOSOFIS Sebuah Negara bisa maju, jika penduduknya memiliki kesadaran akan arti pentingnya pendidikan. Dengan pendidikan maka akan tercipta manusia-manusia unggul yang akan membangun bangsa dan negaranya

PENDAHULUAN

KONDISI RIIL Tahun ajaran 2009/2010 masih terdapat siswa yang putus sekolah di tingkat SD dan SMP sekitar 768.960 orang, terdiri atas 527.850 siswa SD dan 241.110 siswa SMP Sakernas tahun 2009 menunjukkan siswa usia 7-14 tahun yang putus sekolah mencapai 1.496.362 siswa atau 4,92% dari jumlah siswa sekolah

tahun 2009 tercatat Angka Partisipasi Sekolah (APS) umur 13-15 tahun adalah 85,47% dan buta huruf usia 15 tahun plus (15 th +) adalah 7,4%, buta huruf umur 10 tahun mencapai 6,95% 920.000 lulusan SD tidak bisa melanjutkan pendidikan ke SMP dengan beragam alasan. Lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke jenjang SMA sederajat sekitar 30,1 persen atau sekitar 1,26 juta siswa

WHY THIS WAS HAPPENED? HOW TO DECREASE THIS PROBLEM? PERLUKAH REKONSEPTUALISASI TENTANG MAKNA PENDIDIKAN DASAR?

THE QUESTION IS?

DEFINISI the system of public education in which all children under a given age are required to obtain a general education Suatu sistem pendidikan yang mewajibkan seluruh anak pada usia tertentu untuk mendapatkan pendidikan umum

COMPULSORY EDUCATION

PELOPOR PLATO RABBIS, SEKOLAH PERTAMA BEN GAMLA, FORMALISASI CE AZTEC TRIPLE ALLIANCE, A SYSTEM OF UNIVERSAL COMPULSORY EDUCATION

SEJARAH COMPULSORY EDUACATION

(1) adanya unsur paksaan agar peserta didik bersekolah, (2) diatur dengan undang-undang compulsory education, (3) tolok ukur keberhasilan compulsory education adalah tidak adanya orang terkena sanksi karena telah mendorong anaknya bersekolah, dan (4) ada sanksi bagi orang tua yang membiarkan anaknya tidak bersekolah

CIRI-CIRI CE

AMERIKA SERIKAT (6-18 TAHUN) BELANDA (4-15 TAHUN) JEPANG (SD 6 TAHUN; SMP 3 TAHUN) FINLANDIA (6-18 TAHUN) MALAYSIA(6-18 TAHUN) SINGAPURA (6-18 TAHUN) KOREA SELATAN (SD 6 TAHUN; SMP 3 TAHUN)

NEGARA YANG MENGADOPSI CE

YURIDIS-FORMAL Pembukaan UUD 1945 menegaskan tujuan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa. Pasal 31 UUD 1945 lebih tegas lagi menyatakan(1) setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan (2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

BAGAIMANA INDONESIA?

Pendidikan dasar di Indonesia merupakan pendidikan umum, bukan pendidikan kejuruan atau pendidikan keterampilan. Di sisi yang lain pendidikan dasar tidak hanya terdiri dari satu paket program, melainkan terdiri dari dua paket program sekaligus; yaitu SD dan SLTP Ki Supriyoko

BAGAIMANA INDONESIA?

Definisi Terbukanya kesempatan secara luas bagi semua peserta didik untuk memasuki pendidikan dasar sasaran utamanya adalah menumbuhkan aspirasi dan motivasi orang tua dan peserta didik yang telah cukup umur untuk mengikuti pendidikan

UNIVERSAL BASIC EDUCATION

Ciri-ciri (1) tidak bersifat paksaan melainkan persuasif, (2) tidak ada sanksi hukum, dan yang lebih menonjol adalah aspek moral, (3) tidak diatur dengan undang-undang tersendiri, dan (4) keberhasilan diukur dengan angka partisipasi pendidikan dasar

UNIVERSAL BASIC EDUCATION

Average years of schooling of adults Duration of compulsory education Duration of education > Primary level Education spending (% of GDP) Education spending (% of total government expenditure) Education, primary completion rate Enrolment ratio > Secondary level Hours of instruction for pupils aged 13 Hours of instruction for pupils aged 9 Public spending on education, total > % of government expenditure Public spending per student > Primary level Pupil-teacher ratio, primary School life expectancy > Total Teachers as percentage of labor force Teaching weeks per year > Primary

5 9 years 6 1.2%

[66th of 100] [88th of 171] [95th of 181] [130th of 132]

9%
101 47.5% 1,323 hours 1,064 hours 9.03 % 3.2 20.13 10 years 3% 44 weeks per year

[90th of 96]
[23rd of 148] [92nd of 135] [3rd of 38] [4th of 38] [75th of 103] [118th of 126] [85th of 159] [76th of 110] [32nd of 36] [2nd of 36]

Education for All (Deklarasi Dunia tentang Pendidikan Untuk Semua;Education for All, Pasal 1 Ayat 1) Amanat UUD 45 pasal 31 20% APBN untuk Sektor Pendidikan

HOPES

Compulsory education yang diterapkan di Indonesia berbeda dengan negara-negara maju. Konsekuensi yang ditimbulkan adalah sulitnya orang miskin untuk mendapatkan pendidikan dasar. Perlu adanya aturan yang lebih tegas bagi orangtua dan dunia usaha agar tidak mengeksploitasi anak usia sekolah. Komitmen pemerintah untuk menjadikan pendidikan sebagai motor pembangunan harus senantiasa diperkuat agar dunia pendidikan Indonesia menjadi core dalam kemajuan bangsa.

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai