Anda di halaman 1dari 24

METALLURGY II

(RM-1421)

MINGGU I
Kontrak Kuliah Klasifikasi Baja Baja Karbon dan Baja Paduan Kodifikasi Baja

Dosen: Fahmi Mubarok, ST., MSc. Metallurgy Laboratory Mechanical Engineering Dept ITS- Surabaya 2008

Kontrak Kuliah Tujuan :


Menjelaskan jenis baja / besi tuang serta sifat dan pemakaiannya Menjelaskan peristiwa korosi, jenis dan mekanismenya, serta pencegahannya Menjelaskan dan melakukan pengujian mekanik, NDT , dan metallography

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

Korosi dan Pencegahannya


Jenis dan mekanisme korosi Cara pencegahan korosi

(12&13)

Praktikum

Topik : Pendahuluan

Uji mekanik: uji tarik, kekerasan, dan impact Pengujian tak merusak: liquid penetran test, magnetic partikel test, ultrasonic test Pengamatan metalography

(14-16)

Klasifikasi baja Kodifikasi baja

(1)

Buku Pegangan :
1.
(2&3)

Unsur Paduan pada Baja

Fungsi unsur paduan Pengelompokan berdasarkan fungsinya Pengaruh unsur paduan Jenis menurut struktur mikronya Sifat dan penggunannya Jenis menurut struktur mikronya Sifat dan penggunannya Jenis menurut struktur mikronya Sifat dan penggunannya

2. 3.

Baja Tahan Karat Baja Perkakas Besi Tuang

(4&5)

Avner, Sidney H., Introduction to Physical Metallurgy, 2nd edition, McGraw Hill, Tokyo, 1987. Davis, H.E. Troxell, G.E., Wiskocil, C.T., The testing and inspection of engineering materials, Second Edition, McGraw Hill Book Company, New York. American Society for Metals, ASM Metals handbook, volume 11, Non Destructive Testing : : : : 15% 20% 30% 35%

Evaluasi :
(6&7)

(10&11)

Tugas Quiz UTS UAS

VI- 2

Klasifikasi Baja Berdasarkan Strukturmikro

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

Baja Hypoeutectoid (%C<0.8)

Baja Eutectoid (0.8%C) Baja Hypereutectoid (0.8<%C<2.0)

VI- 3

Klasifikasi Baja

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

Berdasarkan struktur mikro Baja Hypoeutectoid (%C < 0.8) Baja Eutectoid (%C = 0.8) Baja Hypereutectoid (0.8 < %C < 2%) Ferrit Perlit Cementit : lunak dan ulet : tangguh : kuat, keras dan getas

VI- 4

Klasifikasi Baja Berdasarkan Komposisi Kimia

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

Lebih kuat, lebih Kekuatan rendah keras, lebih Lunak tangguh Keuletan tinggi dibandingkan Mudah dibentuk low carbon steel dan dimachining Dapat dikeraskan Tidak dapat dikeraskan kecuali dengan case hardening

Lebih kuat, lebih keras dibandingkan medium carbon steel Keuletan dan ketangguhannya rendah

Kekuatan dan ketangguha lebih tinggi daripada baja karbon dengan kadar karbon yang sama Mempunyai keuletan lebih tinggi daripada baja karbon dengan kekuatan yang sama Hardenability dan sifat tahan korosi lebih baik

Mempunyai sifat khusus Misal stainless steel, tool steel, heat resisting steel

VI- 5

Klasifikasi Baja Berdasarkan Proses Pembuatannya

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

BESSEMER

OPEN HEARTH

A. gas and air enter B. pre-heated chamber C. molten pig iron D. hearth E. heating chamber (cold) F. gas and air exit

ELECTRIC ARC

BASIC OXYGEN VI- 6

Klasifikasi Baja Berdasarkan Proses Finishing dan Bentuk Produk

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

VI- 7

Klasifikasi Baja

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

Berdasarkan Laku Deoksidasi Baja killed - Baja semi-killed - Baja Unkilled -Baja rimmed - Baja capped
Deoxidation. Elements such as silicon and aluminum when added to molten steel react to form stable oxides and reduce the amount of dissolved oxygen. The solubility of oxygen in steel is reduced as temperature is lowered during solidification and the excess oxygen combines to form carbon monoxide. If the molten metal is not deoxidized the effervescence produced by the evolution of carbon monoxide during solidification would result in blow holes and porosity. Steel treated in this way is termed, "Killed Steel". Killed Steel. The term indicates that the steel has been completely deoxidized by the addition of an agent such as silicon or aluminum, before casting, so that there is practically no evolution of gas during solidification. Killed steels are characterized by a high degree of chemical homogeneity and freedom from porosity. Semikilled Steel. Steel that is incompletely deoxidized and contains sufficient dissolved oxygen to react with the carbon to form carbon monoxide and thus offset solidification shrinkage. Unkilled Steel. Steel which has been insufficiently deoxidized and evolves gas during solidification with the formation of blow-holes. Rimmed Steel. A low-carbon steel containing sufficient iron oxide to give a continuous evolution of carbon monoxide while the ingot is solidifying, resulting in a case or rim of metal virtually free of voids. Sheet and strip products made from rimmed steel ingots have very good surface quality. Capped Steel. A type of steel similar to rimmed steel, usually cast in a bottle-top ingot mold, in which the application of a mechanical or a chemical cap renders the rimming action incomplete by causing the top metal to solidify. The surface condition of capped steel is much like that of rimmed steel, but certain other characteristics are intermediate between those of rimmed steel and those of semikilled steel .
VI- 8

Klasifikasi Baja Berdasarkan Kekuatan Tarik

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

Low-strength steels High-strength steels

y < 250 Mpa 750 < y < 1500 Mpa

Medium-strength steels 250 < y < 750 Mpa Ultrahigh-strength steels y > 1500 Mpa
Berdasarkan Proses Heat Treatment Baja annealing

Baja quenching dan tempering Baja thermomechanical processing.

VI- 9

Baja Karbon Klasifikasi Carbon Steel

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

1. Low-carbon steels Memiliki 0.30% Carbon. Umumnya disupply dalam bentuk flat-rolled products (sheet or strip), pada kondisi cold-rolled dan annealed condition. Untuk high-formability steels, kadar karbonnya kurang dari 0.10% dengan kadar manganesium sampai 0.40%, dipakai untuk automobile body panel, tin plate, dan wire product. Untuk rolled steel structural plates and section, kadar karbonnya sampai 0.30% dengan kadar manganesium sampai 1.5%, dipakai untuk stampings, forgings, seamless tube, dan boiler plate.

VI- 10

Baja Karbon Klasifikasi Carbon Steel

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

2. Medium-carbon steels Kadar karbon antara 0.30-0.60% dengan kadar manganesium antar 0.60-1.65%. Jika kadar karbonnya sampai 0.5% dan disertai penambahan kadar manganesium maka baja karbon medium dapat digunakan pada kondisi quenched and temper. Kegunaan dari medium carbonmanganesium steels meliputi shafts, axles, gears, crankshafts, coupling, dan forgings. Baja dengan kadar karbon 0.400.60% juga dapat digunakan untuk rails, railway wheels dan rail axles.

VI- 11

Baja Karbon Klasifikasi Carbon Steel

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

3. High-carbon steels Memiliki kadar karbon 0.60-1.00% dengan unsur manganesium antara 0.30-0.90%. High-carbon steels mempunyai wear resistance yang baik karena surface hardness yang tinggi. High-carbon steels dipakai untuk spring materials and high-strength wires. 4. Ultrahigh-carbon steels Masih diteliti, umumnya memiliki kadar karbon 1.25-2.0% C. Baja ini diproses secara thermomechanical untuk menghasilkan struktur mikro yang sangat halus dan butirannya ukurannya bulat dengan discontinuous proeutectoid carbide particles.
VI- 12

Baja Paduan Klasifikasi Low Alloy Steel 1. Low-carbon quenched and tempered steels Memiliki yield strength yang tinggi (from 350 to 1035 MPa) dan tensile strength dengan ketahanan takikan yang bagus, corrosion resistance, or weldability. 2. Medium-carbon ultrahigh-strength steels Baja struktur dengan yield strengths sampai 1380 MPa. 3. Bearing steels Dipakai untuk ball and roller bearing, memiliki kadar karbon rendah (0.10 to 0.20% C). 4. Chromium-molybdenum heat-resistant steels Memiliki 0.5 to 9% Cr and 0.5 to 1.0% Mo. Kadar karbon > 0.2%. Chromium menaikkan ketahanan terhadap korosi dan oksidasi dan molybdenum meningkatkan kekuatan.

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

High-Strength Low-Alloy Steels High-strength low-alloy (HSLA) steels, or microalloyed steels, are designed to provide better mechanical properties and/or greater resistance to atmospheric corrosion than conventional carbon steels in the normal sense because they are designed to meet specific mechanical properties rather than a chemical composition. The HSLA steels have low carbon contents (0.050.25% C) in order to produce adequate formability and weldability, and they have manganese contents up to 2.0%. Small quantities of chromium, nickel, molybdenum, copper, nitrogen, vanadium, niobium, titanium and zirconium are used in various combinations.

VI- 13

Baja Paduan

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

HSLA Classification:

1. 2.

Weathering steels
Designated to exhibit superior atmospheric corrosion resistance

4.

Microalloyed steels
Very small additions of such elements as niobium, vanadium, and/or titanium for refinement of grain size and/or precipitation hardening

Control-rolled steels
Hot rolled according to a predetermined rolling schedule, designed to develop a highly deformed austenite structure that will transform to a very fine equiaxed ferrite structure on cooling

5.

Acicular ferrite steel


Very low carbon steels with sufficient hardenability to transform on cooling to a very fine high-strength acicular ferrite structure rather than the usual polygonal ferrite structure Dual-phase steels, processed to a micro-structure of ferrite containing small uniformly distributed regions of high-carbon martensite, resulting in a product with low yield strength and a high rate of work hardening, thus providing a high-strength steel of superior formability.

3.

Pearlite-reduced steels
Strengthened by very fine-grain ferrite and precipitation hardening but with low carbon content and therefore little or no pearlite in the microstructure

6.

VI- 14

Kodifikasi Baja

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

Standard organization
AISI, American Iron Steel Institute SAE, Society for Automotive Engineering UNS (Unified Numbering System) ASTM, American Standard for Testing and Material JIS, Japanese Industrial Standard DIN, Deutsches Institut fur Normung ASME(American Society of Mechanical Engineers) CEN, Committee European de Normalization ISO, International Standardization Organization NF, Association francaise de normalization (AFNOR)
VI- 15

Kodifikasi Baja

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

Dikelompokkan atas dasar komposisi kimia (AISI, SAE, UNS) Dikelompokan atas dasar aplikasi produksi, dan grade (kualifikasi untuk aplikasi tertentu) (ASTM, JIS, DIN)
Misal :
Chromium steel untuk applikasi heat resistant Tubing untuk general applikasi Structural steel Cast iron untuk automotive

VI- 16

Kodifikasi Baja

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

AISI (American Iron and Steel Institute) SAE (Society of Automotive Engineers) Dinyatakan dengan 4 atau 5 angka: 1. Angka pertama menunjukkan jenis baja. misal: 1 = baja karbon ; 2 = Baja nikel; 3 = baja nikel chromium 2. Angka kedua menunjukkan: a. Kadar unsur paduan untuk baja paduan sederhana. misal: AISI 25xx = baja nikel dengan 5% nikel b. Modifikasi jenis baja paduan untuk baja paduan yg kompleks. misal: AISI 40xx = baja molybdenum ; AISI 41xx = baja chrom-molybdenum 3. Dua angka atau tiga angka terakhir menunjukkan kadar karbon perseratus persen. misal: AISI 4340 = Baja nikel-chrom-molybdenum dengan 0,40 % C 4. Bila terdapat huruf didepan angka maka huruf tersebut menunjukkan proses pembuatan bajanya. misal: B = Acid bessemer carbon steel C = Basic opern-hearth carbon steel E = Basic electric furnace process
VI- 17

Kodifikasi Baja

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

AISI (American Iron and Steel Institute) SAE (Society of Automotive Engineers)

VI- 18

Kodifikasi Baja

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

UNS Designations System


UNS terdiri dari huruf diikuti oleh lima nomor. Sistem ini hanya menunjukkan komposisi kimia dari metal atau paduannya dan bukan menunjukkan standar atau spesifikasi dari metal tersebut. Contoh UNS G10400 is SAE 1040 (G = carbon and alloy steel) UNS S30400 is AISI 304, Cr/Ni 18/10, Euronorm 1.4301 stainless steel UNS S31600 is AISI 316 UNS S31603 is 316L, a low carbon version of 316

VI- 19

Kodifikasi Baja

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

ASTM Specifications
Penamaan baja menunjukkan identifikasi baja berdasarkan grade, type, atau class of steel dengan menggunakan angka, huruf, simbol, nama atau gabungannya. Grade = komposisi kimia. Type = deoxidation practice Class = menjelaskan attribut lain pada baja seperti level kekuatan atau kehalusan permukaan Specification A36 A131 A283 A284 A440 A529 A573 A678 A709 Steel type and condition Carbon steel plates, bars and shapes Carbon and HSLA steel plates, bars, shapes and rivets for ships Carbon steel plates of low or intermediate tensile strength Carbon-silicon steel plates of low or intermediate tensile strength for machine parts and general construction Carbon steel plates, bars and shapes of high tensile strength Carbon steel plates, bars, shapes and sheet piling with 290 MPa (42 ksi) minimum yield point Carbon steel plates for applications requiring toughness at atmospheric temperatures Quenched and tempered carbon steel plates Carbon, alloy and HSLA steel plates, bars and shapes for bridges
VI- 20

Kodifikasi Baja

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

ASTM Specifications Terdiri dari huruf diikuti oleh nomor, penamaan ini umumnya mengacu pada produk baja tertentu. Contoh ASTM A 582/A 582M-95b (2000) Grade 303Se - Free Machining Stainless Steel A = ferrous metal, tapi tidak menjukkan apakah cast iron, carbon steel , alloy steel, tool steel atau stainless steel. 582 = urutan nomer yang tidak memiliki hubungan dengan sifat metal M = Metric (menunjukkan bahwa standar ini mengikuti SI Unit) 95 = tahun diadopsikan atau revisi terakhir. Huruf b menunjukkan revisi ketiga. (2000) = tahun terakhir standar ini disetujui dalam pertemuan komite standar internasional Grade 303Se = grade baja, dimana Se menunjukkan penambahan unsur Selenium

VI- 21

Kodifikasi Baja

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

JIS STANDARD JIS standard dikembangkan oleh Japanese Industrial Standards Committee, yang merupakan bagian dari kementrian industri dan perdagangan internasional di Tokyo.
1.Diawali dengan SS dan diikuti bilangan yang menunjukan kekuatan tarik minimumnya dalam kg/mm2. Contoh JIS SS 37 = Baja dengan kekuatan tarik 37 kg/mm2 2.Diawali dengan S dan diikuti bilangan yang menunjukan komposisi kimianya. Contoh JIS S 35 C = Baja dengan 0,35 % C 3. Untuk golongan stainless steel biasanya mengikuti grade dari ASTM dengan kode huruf yaitu SUS diikuti dengan kode angka sesuai dengan SAE atau AISI: Contoh JIS G 4303:1998 Grade SUS 304 = Stainless steel bars dengan grade SUS 304 (type atu jenis Austenitic stainless steel)

VI- 22

Kodifikasi Baja

Fahmi Mubarok, ST, MSc.

DIN STANDARD DIN standard dikembangkan oleh Deutsches Institut fur Normung di Negara Federal Republic Jerman. Semua spesifikasi baja yang dihasilkan oleh Jerman diawali dengan huruf DIN diikuti huruf atau nomor. 1. Diawali dengan St dan diikuti bilangan yang menunjukan kekuatan tarik minimumnya dalam kg/mm2. Contoh DIN St 37 = Baja dengan kekuatan tarik 37 kg/mm2 2. Diawali dengan St dan diikuti bilangan yang menunjukan komposisi kimianya. Contoh DIN St C 35 = Baja dengan kadar karbon 0,35 % 3. Baja paduan rendah, angka sebelum huruf menunjukkan kadar karbon, huruf menunjukan unsur paduan diikuti beberapa angka yang menunjukkan: Jumlah per empat persen untuk Cr, Co, Mn, Ni, Si, W. Contoh DIN 15Cr3 = Baja dengan 0,15 % C dan % Cr. Jumlah per sepuluh persen untuk Al, Be, Pb, Cu, Mo, Nb, Ta, Ti, V dan Zr. Contoh DIN 13CrMo44 = Baja dengan 0,13% C, 4/4 % Cr dan 4/10 % Mo Paduan Cromium, Cobalt, Manganese , Nikel, Silicon Aluminium, boron, Cupper, Molibdenum, Niobium,Titanium, vanadium Faktor Pengali 4 10

Phosphorus, Sulfur, Nitogen, Carbon 100 X. Angka sesudahnya menunjukkan kadar karbon 4. Baja paduan tinggi, sebelum angka pertama diberi huruf dan angka dibelakang nama unsur paduan langsung menunjukan persentasenya. Contoh DIN X45CrSi9 = Baja dg 0,45 % C , 9 % Cr dan sedikit Si.
VI- 23

METALLURGY II
(RM-1421)

MINGGU II&III

UNSUR PADUAN PADA BAJA


Dosen: Fahmi Mubarok, ST., MSc. Metallurgy Laboratory Mechanical Engineering Dept ITS- Surabaya 2008

http://www.its.ac.id/personal/material.php?id=fahmi

Anda mungkin juga menyukai